Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This study is aimed to describe the pattern of the primary and permanent teeth caries’ severity curve within 3 -12 years of age children in a poor and good nutritional status, and to describe the predisposing factors’ differences at a certain area in the district of Tangerang which has a high prevalence of poor nutritional status. Method: This study was performed as a cross sectional study. Result: The standardized/ controlled primary dentition caries’ scores show that the highest value belongs to the group of 5 years old children with poor nutritional status (10.4), and the caries’ scores are higher in the children with poor nutritional status which is one year earlier than the children with good nutritional status whose highest caries score is at 6 years old group (8.00). The highest standardized/ controlled permanent dentition caries’ scores in the children with poor nutritional status is at 12 years of age (2.93). Meanwhile, the highest standardized/controlled permanent dentition caries’ scores in the children with good nutritional status is at 12 years of age (2.15) as well. It is shown that the caries’ scores are higher in the children with poor
nutritional status.Conclusions: In this cross sectional study, the result is plotted in curve, shown that in the children with poor nutritional status the curve pattern is higher than the children with good nutritional status at the same age (3-12 years of age). It is also shown the same phenomenon at both groups of 6-12 of age, which means that there is a positive correlation between primary dentition caries and permanent dentition caries. The most obvious predisposing factors in the caries severity is the salivary pH."
[Fakultas Kedokteran Gigi, Journal of Dentistry Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mediani Retno Putri
"Latar Belakang. Indonesia masih memiliki masalah gizi kurang, salah satu faktor yang mempengaruhi erupsi gigi sulung adalah status gizi, baik status gizi ibu prenatal maupun status gizi anak.
Tujuan. Mengetahui hubungan antara status gizi ibu prenatal dan anak usia 6 - 37 bulan terhadap pola erupsi gigi sulung di kecamatan Beji, Depok.
Metode. Penelitian cross-sectional dilakukan pada ibu dan anaknya yang berusia 6 - 37 bulan di lima posyandu kecamatan Beji, Depok. Informasi status gizi ibu dan anak didapatkan dari buku KIA/KMS subjek.
Hasil. Terdapat perbedaan bermakna.

Background. Indonesia still have poor nutritional status problems, one of the factors that influence the eruption of primary teeth are mothers prenatal nutritional status and child nutritional status.
Objective. To identify the relationship between mothers prenatal nutritional status and 6 ndash 37 month children to primary teeth eruption pattern in the district Beji, Depok.
Methods. This cross sectional study conducted on mothers and their children in five posyandus in Beji District, Depok. The nutritional status information of mothers and children obtained from books KIA KMS subject.
Results. There is significant differences.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Hermawati Margo
"Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berhubungan yaitu saliva, mikroorganisme, substrat dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu erupsi gigi sulung dengan karies gigi. Untuk ini telah diambil secara cross sectional sejumlah 410 anak balita umur 6 - 48 bulan, peserta Posyandu di Kecamatan Neglasari Kota Tangerang sebagai subyek penelitian.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 60 % subyek tidak mempunyai karies gigi terutama pada anak dibawah 2 tahun (50 % ) Rata-rata karies (def -t) usia 2 - 3 tahun adalah 3.89 gigi per anak ( SD 3.95 ) dan anak usia 3 - 4 tahun 5.15 gigi per anak (SD 4.03). Pada umumnya gigi tumbuh dalam batas yang normal (40 - 80 %) yaitu berkisar antara Mean ± 1 SD. Gigi yang lambat erupsi Mean + > 1 SD pada rahang bawah sejumlah 0.2 --1,2 % sedangkan pada rahang atas sejumlah 0.2 - 3.2 %. Untuk gigi yang lebih cepat erupsi - > 1 SD . maka pada rahang bawah terdapat 0,2 - 1 % dan rahang atas 0,2 - 1.2 %. Dalam penelitian ini, pada rahang atas maupun rahang bawah. waktu erupsi yang cepat, lambat dan normal berdasarkan uji statistik Anova ternyata tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan karies gigi ( p > 0,005 ). Hal ini serupa terjadi dengan jenis kelamin dan konsumsi makanan karsinogenik (p > 0,005). Sedangkan uji statistik linier menunjukkan hubungan yang bermakna antara karies dengan umur (p = 0.000. r =0.329 ) dan antara karies gigi dengan plak ( p = 0.002 ).

Dental caries is a multifactor disease, and preventing dental caries in under five children is very important. The aim of study is to investigate the correlation between time of deciduous teeth eruption and dental caries. For this purpose, a number of 410 children age between 6 - 48 months from Posyandu Kecamatan Neglasari, were taken as subjects of the study.
Result of study showed that 60 % of the subjects were free from dental caries, 50 % among them were under 2 years old. The average of dental caries (def-t ) of children aged 2 - 3 years old was 3.89 ( 3,95) and children aged 3 - 4 years old was 5.15 ( SD 4,03 ) . Most teeth of children (40 - 80 %) erupted in a normal time that was in between mean time ± 1 SD. Late teeth eruption (+ > 1 SD) in the lower jaw found only in 0,2 % to I % of the children and for the upper jaw found in 0,2 % to 3,2 % of the children This study also showed the early late or normal teeth either in the upper or in the low jaw, did not have any significant relation with dental caries (p > 0.05) Generic and dietary consumption also had no significant relation with dental caries (p > 0.05 ). In contrary with age of the subjects, which showed a significant relation (p = 0,000, r = 0,329) with dental caries, as also seen in the relation between plaque and dental caries (p =0,002).
Conclusion : The also number of early or late teeth eruption found in under fives children re very small although the children were identified as undernourished children . This study could not show a significant relationship between early, late or normal teeth eruption with dental caries (p. 0,005) and this small number of children may play a great influenced. A further study is recommended.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fitri Fawzia
"Latar Belakang: Erupsi gigi adalah pergerakan gigi dalam arah aksial dari lokasi pertumbuhan dan perkembangan gigi di dalam tulang rahang menuju ke posisi fungsional gigi di dalam rongga mulut. Proses erupsi gigi ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, salah satunya adalah praktik pemberian makan pada anak, terutama selama satu tahun pertama pascalahir. Adanya perubahan konsistensi makanan yang diberikan dari susu yang bersifat cair saat lahir, lunak, semi padat, hingga padat di usia dua belas bulan, melibatkan perubahan aktifitas komponen kompleks kraniofasial yang dihubungkan dengan proses erupsi gigi sulung. Hasil yang beragam ditemukan pada penelitian terdahulu mengenai hubungan praktik pemberian makan terhadap erupsi gigi sulung di berbagai negara. 
Tujuan: menganalisis hubungan antara praktik pemberian makan dengan jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada anak usia 12 bulan ras Deutro-Melayu.
Metode: Penelitian potong lintang dengan total subjek penelitian 60 pasang ibu dan anak usia 12 bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Data praktik pemberian makan diperoleh melalui wawancara dengan ibu termasuk riwayat kehamilan, kesehatan anak saat lahir dan 6 bulan pascalahir. Jumlah gigi sulung yang sudah erupsi dihitung melalui foto intraoral.
Hasil: Adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas makan saat praktik pemberian makan semi padat (uji korelasi Spearman Rank; r=0,279; p=0,031) dan padat (uji korelasi Spearman Rank; r=0,272; p=0,003) dengan jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada usia 12 bulan.
Kesimpulan: Perubahan tekstur makanan saat pemberian makan semi padat dan padat menyebabkan perubahan aktivitas makan yang berpotensi mempengaruhi jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada anak usia 12 bulan.

Background: Tooth eruption is defined as the movement of a tooth, primarily in the axial direction, from its site of development in the jaw bone to its functional position in the oral cavity. The process of tooth eruption is influenced by genetic and environmental factors, one of which is feeding practices, especially during the first year postnatal. The change in the food consistency given at birth from liquid, soft, semi-solid, to solid at the age of twelve months, involves changes in the activity of the craniofacial complex components that are associated with the process of eruption of primary teeth. Various results were found in previous studies on the relationship between feeding practices and primary tooth eruption in various countries.
Objective: To analyze the correlation between feeding practice and the number of primary teeth in 12-month-old Deutro-Melayu race children.
Methods: A cross-sectional study with a total of 60 pairs of mothers and 12-month-old children who met the inclusion criteria. Data on feeding practices were obtained through interview with mothers including pregnancy history, child health at birth and 6 months postnatal. The number of primary teeth was determined through intraoral photographs.
Result: There was a significant correlation between feeding activity during semi-solid (Spearman Rank correlation test; r=0.279; p=0.031) and solid (Spearman Rank correlation test; r=0.272; p=0.003) and the number of primary teeth at 12 months of age.
Conclusion: Changes in food texture during semi-solid and solid feeding lead to changes in feeding activity that could potentially affect the number of primary teeth at 12 months of age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyetty A. Mulian
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan dengan tujuan memberikan informasi mengenai manfaat pemberian vitamin nengandung fluor Gbimin AF, pada ibn hamil terhadap karies gigi sulung anaknya. Penelitian secara retrospektif dilakukan terhadap 123 anak peserta Ppogram Jaminan §e1ayanan Kesehatan RS. St. Carolus yang berdomisili di Jakarta sejak lanir, berusia 1 tahun hingga 4 tahun. Pengumpulan data diperoleh dari hasil pemeriksaan karies gigi sulung anak yang dilahirkan oleh ibu yang diberi vitamin mengandung fluor dan yang diberi vitamin tidak mengandung fluor. Selain itu dilakukan tanya-jawab terhadap ibu pada masa kehanilan anaknya. Hasil penelitian menunjuk-
kan bahwa karies gigi sulung (ada tidaknya karies, def-t, dan def-s) pada anak yang dilahirkan dari ibu yang diberi vitamin mengandung fluor lebih rendah dibanding dengan anak yang dilahirkan dari ibu yang diberi vitamin tidak mengandung fluor pada masa kehanilan. Perbedaan tersebut bermakna (P
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya As'syifa irsa
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 menyebabkan  proses pembelajaran dialihkan secara daring (2019) dan luring (2019).
Tujuan: menganalisis perbedaan persepsi mahasiswa akademik antara model pembelajaran skills lab daring dan luring anestesi lokal gigi sulung FKGUI.
Metode: analisis deskriptif potong lintang menggunakan kuesioner dengan skala likert. Sebanyak 137 responden berpartisipasi. Perbedaan persepsi dianalisis menggunakan uji Pearson Chi-square dan Mann Whitney.
Hasil: Mayoritas responden setuju 51,5% (daring), 52,2% (luring); sangat setuju 48,5% (daring), 62,3% (luring); tidak setuju 32,4% (daring), 15,9% (luring); dan sangat tidak setuju 5,9% (daring), 1,4% (luring) untuk keenam kategori. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada Kategori Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran: tingkat kesulitan dan detail, Revelansi Konten: mampu mengaplikasikan ilmu, Pengetahuan Instruktur, Model/Gaya Pembelajaran, dan Fasilitas dan Lingkungan Belajar. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p≥0,05) pada Kategori Materi Pembelajaran: materi yang mudah dipahami, pentingnya materi skills lab anestesi gigi sulung; Revelansi Konten: pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan, dan kemampuan menemukan sumber jawaban.
Kesimpulan: Mayoritas mahasiswa akademik setuju dengan model skills lab daring (51,5%) dan luring (52,2%). Terdapat perbedaan bemakna pada keenam kategori, tetapi kedua model skills lab memiliki persepsi yang sama baiknya. Kedua model skills lab dapat diterapkan untuk melatih keterampilan anestesi lokal gigi sulung

Background: COVID-19 pandemic caused the learning process switched to online (2019) and offline (2019).
Objective: analyze the differences of academic students' perceptions between online and offline skills lab models of  primary teeth local anesthesia in FKGUI.
Methods: cross-sectional descriptive analysis using likert scale. 137 respondents participated. Perception differences analyzed using Pearson Chi-square and Mann Whitney tests.
Results: The majority of respondents agreed 51.5% (online), 52.2% (offline); strongly agreed 48.5% (online), 62.3% (offline); disagreed 32.4% (online), 15.9% (offline); and strongly disagreed 5.9% (online), 1.4% (offline) for six categories. There are meaningful differences (p<0.05) in categories of Learning Objectives, Learning Materials: difficulty level and detail, Content Revelation: able to apply science, Instructor Knowledge, Learning Models/Styles, and Facilities and Learning Environments. There are no meaningful differences (p≥0.05) in the Learning Materials Category: easy-to-understand material, the importance of primary teeth anesthesia skills lab; Content Revelation: experience and knowledge gained, and ability to find answers.
Conclusion: majority of academic students agree with online (51.5%) and offline (52.2%) skills lab models. There are meaningful differences in all six categories, but both skills lab models have good perceptions, and could be applied to train primary teeth local anesthesia skill.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Fitri Widhiyanti
"Pendahuluan: Pola, variasi dan waktu erupsi gigi sulung dari setiap individu berbeda dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Aktivitas oromotor merupakan faktor lingkungan lokal yang terdeteksi saat janin berusia lebih dari 6 bulan, dan berlanjut segera setelah dilahirkan. Pengaruh feeding practice yang merupakan salah satu faktor lingkungan lokal yang merangsang aktivitas oromotor terhadap erupsi gigi sulung belum diketahui pasti. Dalam literatur disampaikan bahwa perbedaan metode pemberian ASI menunjukkan karakteristik aktivitas motorik oral yang berbeda.
Bahan dan Metode: Penelitian cross sectional dengan responden 50 pasang ibu dan bayi usia ≥6-12 bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Data kuesioner meliputi gambaran karakteristik demografi, riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat menyusu, usia bayi dan fotometri erupsi gigi sulung intra-oral
Hasil dan Pembahasan: Aktivitas motorik dianalisis melalui variabel usia bayi, metode kelahiran, berat lahir, cara menyusu ASI dan erupsi gigi 51-61 serta 71-81. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara usia dan metode kelahiran terhadap erupsi gigi 51-61. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara berat lahir, metode kelahiran, dan cara menyusu ASI terhadap erupsi gigi 71-81. 

Introduction: Patterns, variations and time eruption of primary tooth of each individual are different and influenced by environmental factors. Oromotor activity is a local environment factor detected when the fetus is more than 6 months old, and continues immediately after being born. The effect of feeding practice, which is one of the local environmental factors that stimulates oromotor activity on the eruption of the eldest tooth is not yet certain. In the literature it is conveyed that the difference in method of breastfeeding shows the characteristics of different oral motor activities.
Materials and Methods: A cross sectional study with 50 pairs of mothers and babies aged 6-12 months who met the inclusion criteria. The questionnaire data includes a description of demographic characteristics, pregnancy history, birth history, breastfeeding history, infant age and intra-oral photometry of the eruption of primary teeth.
Results and Discussion: Oral motor activity was analyzed through the variables of the baby's age, birth method, birth weight, breastfeeding method and the eruption of teeth 51-61 and 71-81. There was a significant difference (p<0.05) between age and method of birth on the eruption of teeth 51-61. There was a significant difference (p<0.05) between birth weight, birth method, and breastfeeding method on the eruption of teeth 71-81.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Anggriani
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi jumlah dan bentuk akar serta konfigurasi saluran akar pada gigi molar satu atas dan bawah di Jawa Barat, Indonesia. 100 molar satu atas dan 100 molar satu bawah bawah dikumpulkan dari praktek dokter gigi. Dilakukan perhitungan jumlah akar dan derajat kelengkungangnya. Setelah preparasi akses kamar pulpa dengan bur highspeed, dilakukan pembersihan debris dengan K-file no 15, dan gigi direndam di dalam larutan sodium hipoklorit selama 48 jam. Spesimen dibilas air dan dikeringkan, setelah itu diinjeksikan barium sulfat ke dalam saluran akar dengan menggunakan jarum irigasi sampai bahan kontras tersebut keluar melalui foramen apical. Kemudian dilakukan evaluasi konfigurasi saluran akar dari aspek buko-lingual dan mesiodistal dengan radiograf digital, dan dibandingkan dengan klasifikasi Weine.
Hasil menunjukkan 100% molar satu atas dengan 3 akar, 96% molar satu bawah dengan 2 akar, dan 4% molar satu bawah dengan satu akar tambahan. Pada evaluasi kelengkungan akar ditemukan 47 akar palatal pada molar satu atas melengkung ke distal, 57 akar mesiobukal melengkung ke distal, dan 48 akar distobukal lurus. Sedangkan pada molar satu bawah 76 akar mesial melengkung ke distal, dan 65 akar distal melengkung ke mesial, dan 3 akar tambahan melengkung ke bukal. Evaluasi radiograf konfigurasi saluran akar, dari 95 molar satu bawah, ditemukan keempat tipe konfigurasi Weine. akan tetapi tidak terlalu banyak variasi konfigurasi dari 95 molar satu atas.
Kesimpulan: Walaupun kecil terdapatnya insiden akar tambahan dan variasi kelengkungan, serta tipe konfigurasi saluran akar, akan tetapi hal ini penting untuk dipertimbangkan dalam perawatan endodontic.

The purpose of this study is to investigate variations of the root canal anatomy of maxillary and mandibular first molar in West Java, Indonesia. One hundred extracted maxillary first molar and one hundred extracted mandibular first molar were collected from several general dental practices. After Standardized endodontic access cavities were prepared using a high-speed handpiece with a diamond bur and water coolant, and gross pulpal debris was removed using K-file size 15. Each tooth was placed in a solution of 5% sodium hypochlorite for 48 hours. The specimen were washed in water and dried, after that Barium Sulphate was introduced into the root canal using 27 gauge and 3 ml irrigating needles syringe under hand pressure, until a jet of contrast medium was seen to emerge from the apical foramina. Each tooth was then radiographed in bucco-lingual and mesiodistal planes using digital Radiographic technique. Weine classification is take as reference during the evaluation.
The result revealed 100% of maxillary first molar with three roots, whereas in mandibular first molar 96% with two roots and 4% with two roots and one additional root in distolingual side. In the evaluation of root curvature, 47% of palatal roots in maxillary first molar are going to buccal side, whereas in mandibular first molar 76% of mesial roots are going to distal side. In evaluation of root canal configuration, its found the four type of root canal configuration according to Weine classification among the lower first molar, but not among the upper first molar.
Conclusion : even in the low incidence of root and root canal variation, the possibility of it has to be considered in clinical and radiographic examinations and also in endodontic treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31256
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meiwany Wijaya
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh makanan keras terhadap pola, derajat atrisi gigi. Penelitian dilaksanakan di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) selama tiga bulan. Target populasi 400 orang dewasa usia 16-55 tahun yang dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu 16-25 tahun,.26-35 tahun, 36-45 tahun, dan 46-55 tahun. Besar sampel tiap kelompok usia adalah 25 orang/lokasi.
Pemeriksaan klinis dilakukan oleh peneliti utama dibantu seorang pengatur rawat gigi dan 2 orang pembantu umum. Penilaian klinis keadaan gigi geligi dicatat pada blanko isian yang dimodifikasi dari blanko isian WHO 1987. Kriteria keausan gigi molar dari Martin dimodifikasi oleh peneliti, sedang untuk gigi-gigi lain dibuat oleh peneliti dan Joelimar dipergunakan pada penelitian ini. Analisis data menggunakan analisis tabulasi silang dan analisa varians dengan tingkat signifikansinya 0,05.
Hasilnya, ada perbedaan pola dan derajat atrisi gigi pada kelompok desa dan kota, kelompok umur, kelompok yang mengkonsumsi makan keras dan makanan lunak, mengunyah sirih dan tidak mengunyah sirih. Pada kelompok sampel yang mengunyah, kiri, kanan, dan dua sisi, juga kelompok sampel laki-laki dan wanita, pola dan derajat atrisinya tidak berbeda. Hasil analisis antara derajat atrisi gigi menurut tempat tinggal dan umur, kebiasaan makan dan umur, kebiasaan menyirih dan umur, kebiasaan makan dan kebiasaan menyirih memperlihatkan adanya interaksi. Hasil lain menunjukan tidak ada interaksi antara derajat atrisi menurut umur dan jenis kelamin, umur dan kebiasaan mengunyah, derajat atrisi sisi kanan menurut umur dan kebiasaan mengunyah, derajat atrisi sisi kiri menurut umur dan kebiasaan mengunyah.
Kesimpulan, atrisi gigi pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan keras, lebih parah dibandingkan masyarakat yang mengkonsumsi makanan lunak. Atrisi gigi pada masyarakat desa lebih parah dibandingkan masyarakat kota, derajat atrisi akan bertambah parah pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan mengunyah sirih. Kebiasaan mengkonsumsi makanan keras pada atu sisi tidak terbukti menyebabkan keparahan atrisi terjadi pada sisi tersebut. Pola dan derajat atrisi gigi akan bertambah parah dengan bertambahnya usia. Sedangkan pola dan derajat atrisi gigi pada laki-laki dan wanita tidak menunjukkan adanya perbedaan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Latar Belakang: Pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung memiliki tahapan yang sudah dimulai pada usia 5-6 minggu saat kehamilan. Kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 9 bulan merupakan proses yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organ salah satunya gigi sulung sehingga gangguan saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung. Salah satu parameter penentu kondisi kehamilan dapat dilihat dari pertambahan berat janin dengan mengukur bagian tubuh janin menggunakan Ultrasonography (USG). Pemantauan pertambahan berat janin ini dapat diukur dengan grafik pertumbuhan janin.
Tujuan: menganalisis hubungan pertumbuhan dan perkembangan janin terhadap defek pembentukan struktur email gigi insisif sulung. 
Metode penelitian: Penelitian merupakan penelitian kohort retrospektif. Subjek penelitian adalah 16 bayi dengan defek struktur email gigi insisif sulung dan 16 bayi dengan struktur email utuh atau normal yang memenuhi kriteria inklusi. Data estimasi berat janin sampel di masukan kedalam grafik acuan WHO, mengikuti atau tidak mengikuti grafik, lalu dilihat hubungannya terhadap ada atau tidaknya defek struktur email gigi insisif sulung yang dilihat menggunakan metode fotografi.
Hasil: terdapat hubungan komparatif antara pertumbuhan dan perkembangan janin terhadap defek struktur email gigi insisif sulung.
Kesimpulan: Anak dengan pertumbuhan dan perkembangan janin yang tidak mengikuti grafik acuan WHO memiliki resiko lebih besar terhadap adanya defek struktur email gigi insisif sulung dibandingkan dengan anak dengan pertumbuhan dan perkembangan janin mengikuti grafik acuan WHO.

Background: The growth and development of primary teeth has begins at the age of 5 to 6 weeks during pregnancy. The nine months period of pregnancy plays an important role for the growth and development of organs. One of the them is the primary teeth. Disturbances during pregnancy can cause impaired growth and development of the primary teeth. One of the parameters in determining the condition of pregnancy  is the fetus weight gain. This can be measured using Ultrasonography (USG). Monitoring of fetal weight gain can be measured with a fetal growth chart.
Objective: to analyze the relationship of fetal growth and development to defects in the formation of the enamel structure of primary incisors.
Method: The study was a retrospective cohort study. The research subjects were 16 infants with enamel structure defects in primary incisors and 16 infants with normal enamel structures that met the inclusion criteria. The data on the estimated fetal weight of the sample was entered into the WHO reference chart, following or not following the chart, and then seeing the relationship to the presence or absence of a structural defect in the primary incisor enamel as seen using the photographic method.
Results: There is a comparative relationship between fetal growth and development on the enamel structure defects of primary incisors.
Conclusion: Children with fetal growth and development who do not follow the WHO reference chart have a greater risk of developing a primary incisor enamel structure defect compared to children with fetal growth and development following the WHO reference chart.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>