Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Serat Jayalengkara yang termuat pada naskah KBG 263. Catatan meliputi cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh, catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh. Catatan dibuat oleh R.Ng. Poerbatjaraka (atau stafnya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Maret 1931. Naskah dengan judul Jayalengkara ada beberapa macam. Di antaranya cerita Panji Jayalengkara yang sudah diuraikan oleh Poerbatjaraka dkk. (1950: 17-25); Jayalengkara dari Medang Kamulan yang sudah diterbitkan pada tahun 1889 (Pratelan II: 105-113). Keterangan lebih lanjut tentang Jayalengkara lihat MSB/L.164-171; Pigeaud 1970: 260; Jaarbook 1933: 305; Vreede 1892: 159; Juynboll 1907: 76; NBG 44 (1906): v. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Pigeaud di h.l, naskah asli (KBG 263) berasal dari Instituut voor de Javaansche Taal di Solo (sekolah Winter dan Wilkens). Naskah tersebut disalin di Surakarta antara tahun 1823 sampai dengan 1831."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.55-L 5.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Mangunwinata
"Serat Jayalengkara ini merupakan salinan dari teks Jayalengkara milik Mas Mangunwinata di Maespati, Magetan. Adapun isi Serat Jayalengkara ini diawali dengan cerita mengenai Prabu Jayalengkara naik tahta di Medhangkamulan dan diakhiri dengan cerita mengenai Kalana Jayengsari ke Kedhiri."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1051-CH 22
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Anggito Yudhistira
"Panji Jayalengkara Angreni LOr 1871 merupakan salah satu naskah korpus Panji Angreni yang tersimpan di Leiden. Naskah ini memuat banyak pengetahuan dan rekam jejak kebudayaan Jawa di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan teks Panji Jayalengkara Angreni secara filologis agar dapat dipahami pembaca masa kini dan mengungkap makna erotisme-simbolis di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian filologi dengan metode landasan dan bentuk suntingan kritis dalam menyajikan suntingan teks. Metode analisis teks menggunakan sastra bandingan dan menggunakan pendekatan semiotik Danesi dan Perron (1999). Kajian sastra bandingan dilakukan pada teks Panji Jayalengkara Angreni dengan pembanding Panji Angreni Palembang sebagai versi Panji Angreni tertua yang diketahui. Teks Panji Jayalengkara Angreni yang berasal dari tradisi Keraton Surakarta memuat banyak adegan tambahan dan perluasan makna erotis menjadi bersifat esoteris. Unsur esoteris dalam Panji Jayalengkara Angreni tampak dalam dimensi religiusitas yang terkait dengan pemahaman manunggaling kawula lan Gusti. Erotisme-simbolis dalam teks Panji Jayalengkara Angreni dan Panji Angreni Palembang dapat dipandang dalam tiga dimensi. Pertama, adegan erotis dan persetubuhan adalah momentum penyatuan suami dan istri. Kedua, adegan erotis dipandang dalam bingkai sosial-politis sebagai gambaran usaha mencapai raja ideal. Ketiga, erotisme dipandang sebagai gambaran usaha manusia dalam mencapai keutamaan dan manunggaling kawula lan Gusti.

Panji Jayalengkara Angreni LOr 1871 is one of the Panji Angreni corpus manuscripts stored in Leiden. This manuscript contains a lot of knowledge and traces of Javanese culture in the past time. This study aims to present Panji Jayalengkara Angreni's text edition so that today's readers can understand it and to reveal the erotic-symbolic meanings in it. This research is a philological research with basic methods and critical edition to make philological edition. The analytical method uses comparative literature and uses a Danesi and Perron (1999) semiotic approach. A comparative literary study was conducted on the text of Panji Jayalengkara Angreni compared with Panji Angreni Palembang as the oldest known version of Panji Angreni. The Panji Jayalengkara Angreni text, which originates from the Surakarta Palace tradition, contains many additional scenes and the expansion of erotic meanings to become more esoteric. Esoteric aspect in Panji Jayalengkara Angreni is religious dimension that related with manunggaling kawula lan Gusti concept. Eroticism-symbolism in the texts of Panji Jayalengkara Angreni and Panji Angreni Palembang can be viewed in three dimensions. First, erotic scenes and sexual aspect are the momentum for the union of husband and wife. Second, erotic scenes are seen in a socio-political frame as a picture of trying to achieve an ideal king. Third, eroticism is seen as a picture of human effort in achieving the primacy and unity of the people of God."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi teks Panji Jayalengkara, sastra roman siklus Panji yang menceriterakan Panji Jayakusuma. Cerita berawal ketika Raja dari Nusa Tembini menyerang Kadiri. Raja Kadiri melarikan diri. Raja Ngurawan memberi bantuan, namun kalah dan melarikan diri juga. Keduanya mengungsi ke gunung Wilis, ke tempat Resi Curiga. Atas saran Resi Curiga, Raja Kediri dan Ngurawan menyuruh memanggil Kalana Jayakusuma yang sedang menaklukkan Bali. Cerita berakhir ketika R. Laleyan diasingkan ke hutan dan hanya ditemani dua abdinya yang bernama Ki Sangulara dan Ki Sangu Brangti. Raja Jenggala menemuinya dan menyarankan agar R Laleyan khusuk bertapa. Bandingkan teks Panji Jayakusuma ini dengan teks Serat Panji Jayakusuma Bedhah Negari Bali Behrend 1990: 363, MSB/L.252, lihat juga Pigeaud 1968: 107, LOr 3172. Menurut keterangan di h.i, naskah ini dibeli Pigeaud di Yogyakarta pada tanggal 21 Agustus 1933, dan sudah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra, pada bulan Oktober 1934. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) pangkur; (3) durma; (4) sinom; (5) dhandhanggula; (6) durma; (7) kinanthi; (8) sinom; (9) mijil; (10) pangkur; (11) asmarandana; (12) durma; (13) pangkur; (14) gambuh; (15) megatruh; (16) dhandhanggula; (17) durma; (18) pangkur; (19) mijil; (20) sinom; (21) pangkur; (22) kinanthi; (23) durma; (24) asmarandana; (25) durma; (26) pangkur; (27) kinanthi; (28) megatruh; (29) dhandhanggula; (30) kinanthi; (32) sinom; (33) gambuh; (34) durma; (35) dhandhanggula; (36) sinom; (37) asmarandana; (38) megatruh; (39) man; (40) mijil; (41) durma; (42) sinom; (43) kinanthi; (44) dhandhanggula; (45) durma; (46) asmarandana; (47) sinom; (48) dhandhanggula; (49) durma; (50) sinom; (51) gambuh; (52) pucung; (53) sinom; (54) pucung."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.42-NR 257
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini menceritakan pengembaraan Jayalengkara putra Prabu Sunyawirya yang menolak untuk dijadikan raja. Dalam pengembaraannya ia ditemani oleh anak patih bernama Sujanma dan bertemu dengan Jatiswara, patih dari Bojanegari. Jatiswara menceritakan kehidupan putrarputra raja Bojanegari. Jayalengkara dalam pengembaraannya terlibat berbagai pertempuran dan mendapatkan beberapa ajaran. Teks ini diakhiri ketika Jayalengkara berhasil menjadi Raja Sunyawibawa dan menikahkan Suksmangumbara dengan Retnadewati. Redaksi Panji Jayalengkara ini mirip dengan LOr 1801, terutama pada pupuh 1-10, lalu menyimpang. Daftar pupuhnya sebagai berikut: (1) asmarandana; (2) mijil; (3) megatruh; (4) dhandhanggula; (5) sinom; (6) durma; (7) wirangrong; (8) pangkur; (9) sinom; (10) mijil; (11) kinanthi; (12) gambuh; (13) asmarandana; (14) megatruh; (15) mijil; (16) kinanthi; (17) mijil; (18)) sinom; (19) dhandhanggula; (20) pangkur; (21) durma; (22) mijil; (23) megatruh; (24) pangkur; (25) mijil; (26) sinom; (27) asmarandana; (28) dhandhanggula; (29) megatruh; (30) pangkur; (31) mijil; (32) asmarandana; (33) durma; (34) pangkur; (35) sinom; (36) mijil; (37) megatruh; (38) pangkur; (39) sinom; (40) asmarandana; (41) mijil; (42) dhandhanggula; (43) sinom; (44) kinanthi; (45) asmarandana; (46) dhandhanggula; (47) pangkur; (48) durma; (49) sinom; (50) mijil; (51) pangkur; (52) asmarandana; (53) kinanthi; (54) dhandhanggula; (55) mijil; (56) asmarandana; (57) pangkur; (58) durma; (59) sinom; (60) asmarandana; (61) durma; (62) kinanthi; (63) dhandhanggula; (64) mijil; (65) kinanthi; (66) sinom; (67) durma. Naskah disalin oleh seorang bernama Raden Panewu Ngabehi Selawinata (h.267v). Juga terdapat informasi penanggalan pada kolofon, menyebutkan hari Senin, 12 Besar, Ehe 1692 (11 Mei 1767). Tarikh ini identik dengan tarikh pada kolofoji MSB/L.164, dan rupanya menunjukkan saat penulisan teks asli. Melihat jenis kertas serta gaya tulisan yang dipergunakan, diduga penyalinan naskah ini dilakukan pada akhir abad ke-19, mungkin di Yogyakarta. Naskah ini telah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Nopember 1935."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.42a-NR 293
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Jayalengkara Sunyawibawa dalam naskah KBG 226. Catatan meliputi cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh (sebanyak 38), catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh. Catatan ini dibuat oleh R.Ng. Poerbatjaraka (atau stafnya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Desember 1931. Untuk eksemplar lain lihat R-014."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.42-L 6.11
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Daftar nama tokoh dan tempat yang dipetik dari edisi cetak Serat Panji Jayalengkara (Surakarta: N.V. Albert Rusche, 1922), dengan menyebutkan pupuh dan bait tempat munculnya setiap nama tersebut. Daftar ini disusun oleh Mandrasastra pada tahun 1935 di Yogyakarta, mungkin untuk membantu Pigeaud dalam menyusun onomastikon sastra Jawa yang tak pernah selesai."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.43-L 17.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini merupakan alih aksara LOr 1871 yang dilakukan Panti Boedaja pada tahun 1935. FSUI/CP.44 ini adalah ketikan asli, sedangkan tembusan karbonnya adalah: PNRI/G 101, LOr 6752, dan MSB/L.253. Naskah babon, LOr 1871 (tiga jilid), disalin pada tahun 1830 di Surakarta, untuk C.F. Winter, atas dasar naskah milik Sri Sunan. Naskah berisi empat teks cerita dari siklus Panji. Teks pertama (h. 1-284) adalah Panji Jayalengkara, mengisahkan kehidupan dinasti Prabu Jayalengkara yang berkuasa di kerajaan Medhangkamulan. Teks kedua adalah Panji Angreni (h.285-352), menceritakan pernikahan Retna Pamedarsih (putri Kudanarawangsa) dengan Raden Prasanta. Dalam teks ini pula dipaparkan kisah asmara antara Raden Panji dengan Dewi Angreni hingga keduanya menikah, sampai dengan kematian Angreni oleh utusan Raja Jenggala. Teks ketiga adalah Panji Tiron (h.353-408), mengisahkan Bambang Sutirta, putra Bramanasekti pertapa dari Arga Jembangan, yang tengah rindu asmara pada putri Raja Mamemang bernama Dewi Sekartaji. Sedemikian menggebu hasratnya untuk menguasai putri Mamenang, sehingga membuatnya kehilangan akal. Walaupun kurang disetujui oleh ayahnya, Bambang Sutirta tetap pada pendiriannya. Ia minta bantuan adik perempuannya yang jelita bernama Dewi Bikangmardeya, serta 13 orang cantrik pertapaan. Semuanya oleh Bramanasekti, disalinrupakan. Masing-masing menjadi tiruan Panji Inu Kertapati, Dewi Unengan, dan 13 orang abdi. Petualangan Bambang Sutirta tidak terlalu lama. Akhirnya Wanengpati (R. Panji) membongkar perilaku busuknya. Adapun teks terakhir (mulai h.409) menceritakan perjalanan Raden Panji beserta para pengikutnya ke Tanite (Ternate) di wjlayah Makassar untuk menghadiri pernikahan sahabatnya yang berasal dari Bali, Raden Kudanatpada, dengan Dewi Murdaningsih, putri Raja Geniyara yang sangat jelita. Pigeaud telah meneliti naskah ini, dengan menggarisbawahi nama-nama tempat (dengan pensil biru) maupun tokoh (pensil merah) untuk dipetik oleh Mandrasastra dan dimasukkan dalam onomastikon sastra Jawa. Catatan mengenai teks ini dapat diperiksa pada Vreede (1892:159-160) dan Pigeaud (1968:47)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.44-G 101
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini menguraikan tentang pengetahuan yang menyangkut masalah kebatinan. Bagaimana cara-caranya mempelajari ilmu kesempurnaan hidup, karena kalau bisa mencapainya maka seseorang akan damai, tentram, bahagia dalam hidupnya. Diantaranya adalah seseorang jangan melupakan diri (asal-usulnya), bagaimana olah batin yang sempurna dalam mengagungkan Allah."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1923
BKL.0033-PW 33
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan tembusan karbon dari naskah salinan yang dibuat oleh staf Dr. Kraemer di Panti Boedaja, Surakarta, tahun 1932. Naskah berisi teks Serat Cabolek (juga disebut Serat Bratatama), yang satu versi dengan redaksi yang oleh Soebardi dinamakan redaksi ke-3 (1975: 5). Teks versi tersebut disusun pada tahun 1866 di Yogyakarta atas perintah Sultan Hamengkubuwana VI. Salinan lain dari naskah ini, berupa tembusan karbon, adalah MSB/L.80a, LOr 8367, dan PNRJ/G 190. Naskah babon yang disalin dalam naskah ini tidak diidentifikasikan secara tepat, hanya dinyatakan berasal dari Yogyakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.12-A 28.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>