Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam pengembangan pariwisata di Indonesia, warisan budaya memainkan peran yang krusial. Warisan budaya, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat, merupakan sumberdaya utama dari pariwisata untuk menarik wisatawan. Dalam pembangunan yang disebut sebagai pariwisata warisan budaya, merupakan masalah konservasi dari warisan menjadi perhatian utama, karena konservasi dari aset pariwisata merupakan prasyarat dari terciptanya daya kelangsungan dari pengembangan pariwisata. Dalam konteks ini konservasi warisan digunakan dalam pengertian yang dinamis, dimana penggunaan warisan merupakan salah satu komponen, termasuk penggunaan untuk tujuan-tujuan kepariwisataan. Pemanfaatan warisan untuk kepentingan pariwisata memposisikannya sebagai bagian integral dari proses konservasi. Dalam konteks Indonesia, upaya-upaya ini relatif mudah karena konservasi warisan budaya dan pengembangan pariwisata dikelola oleh kementrian yang sama, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata."
790 JUKIN 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dahles, Heidi
Richmond, SURREY: Curzon Press, 2001
306.01 DAH t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nurbaeti
"ABSTRAK
Keraton Kasepuhan memiliki multi fungsi, yaitu sebagai kediaman Sultan, cagar budaya yang dilindungi negara, dan destinasi wisata heritage. Pengembangan Keraton Kasepuhan sebagai wisata heritage dipengaruhi oleh modal sosial yang dimiliki keraton. Penelitian ini bertujuan untuk melihat modal sosial sebagai kekuatan yang dimiliki oleh Badan Pengelola Keraton Kasepuhan BPKK dalam pengembangan keraton sebagai wisata heritage. Modal sosial memenuhi kebutuhan Keraton Kasepuhan sebagai tourism asset. Melalui pendekatan kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk modal sosial yang dimiliki Keraton Kasepuhan mencakup jaringan, norma, dan kepercayaan baik dalam lingkup internal maupun eksternal yang memfasilitasi timbulnya koordinasi dan kerja sama dalam perolehan manfaat bersama. Hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari bentuk modal sosial ialah dua aktor yang menjalankan modal sosial tersebut yakni Sultan Sepuh dan Abdi Dalem. Kepemimpinan Sultan Sepuh menjadi penentu dalam menciptakan hubungan jaringan sosial, kepercayaan, serta norma sedangkan kesetiaan abdi dalem dalam mengabdi mampu menjalankan perannya dalam pengembangan Keraton Kasepuhan sebagai wisata heritage.

ABSTRACT
Keraton Kasepuhan has multiple functions namely as the residence of the Sultan, state protected cultural heritage, and heritage tourism destinations. The development of Keraton Kasepuhan as a heritage tourism is influenced by social capital that owned by the palace itself. This study aims to look at social capital as the strength of the Badan Pengelola Keraton Kasepuhan BPKK in the development of the palace as heritage tourism. Social capital meets the needs of Keraton Kesepuhan as a tourism asset. Through a qualitative approach, the results showed that the forms of social capital that owned by Keraton Kasepuhan include networks, norms, and trust that facilitate the emergence of coordination and cooperation in the acquisition of mutual benefit. One of the essential things which cannot be seperated from the forms of social capital is the two actors who run the social capital, Sultan and Abdi Dalem palace servant . Sultan became a decisive leadership in creating a social network relationships, trust, and norms while the faithfulness of Abdi Dalem in serving was able to fulfill their role in the development Keraton Kasepuhan as heritage tourism."
2017
S70036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1997
R 338.4791 TOU
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Widia Ningsih
"Kota Cirebon menjadi salah satu kota pusaka yang berada di Pulau Jawa. Keberadaan pusaka perkotaan (urban heritage) tersebut berpotensi untuk dijadikan objek wisata. Urban heritage yang dijadikan sebagai objek wisata di Kota Cirebon diantaranya yaitu Keraton Kasepuhan dan Kota Tua. Keberadaan urban heritage diharapkan mampu menjadi daya tarik dalam meningkatkan city branding yang dimiliki kota tersebut. Pemerintah Kota Cirebon memiliki tagline city branding dalam sektor pariwisata yakni “The Gate of Secret”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tempat yang memiliki identitas urban heritage di Kota Cirebon dan mengidentifikasi kesesuaian persepsi antara identitas Kota Cirebon dengan branding "The Gate of Secret". Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan melalui observasi destinasi wisata urban heritage di Kota Cirebon dan wawancara mendalam untuk mengetahui persepsi masyarakat lokal maupun wisatawan terhadap identitas destinasi wisata urban heritage. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Identitas Kota Cirebon yang dominan muncul adalah sebagai tempat yang bersejarah dengan banyaknya cerita didalamnya. Identitas Kota Cirebon yang didapatkan cenderung menghasilkan brand image Kota Cirebon sebagai The City of Stories dibandingkan dengan brand The Gate of Secret.

Cirebon City is one of the heritage cities on the island of Java. The establishment of urban heritage has the potential to become a tourist attraction. Urban heritage which is used as a tourist attraction in Cirebon City includes the Kasepuhan Palace and the Old City. The existence of urban heritage is expected to be an attraction in increasing the city branding of the city. Cirebon City Government has a city branding tagline in the tourism sector, namely "The Gate of Secret". This study aims to identify places that have urban heritage identities in the city of Cirebon and identify a match between the perceptions of the identity of the city of Cirebon and the branding "The Gate of Secret". This study uses data collected through observation of urban heritage tourist destinations in the city of Cirebon and in-depth interviews to determine the perceptions of local people and tourists towards the identity of urban heritage tourist destinations. The results of this study state that the dominant identity of the City of Cirebon appears as a historical place with many stories in it. The identity of Cirebon City that is obtained tends to produce a brand image of Cirebon City as The City of Stories compared to The Gate of Secret brand."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prentice, Richard
London; New York: Routledge, 1993
363.690 PRE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Copenhagen: Nias Press, 2010
338.479 159 HER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Nabila
"ABSTRACT
Pembahasan dalam skripsi ini adalah, bagaimana hubungan place branding yang dapat diidentifikasi dengan identitas tempat dan aspek. Hubungan antara place branding dan aspek pariwisata memengaruhi image keseluruhan dari kampung yang membawa dampak positif. Kampung ini memiliki aspek pembentuk image pariwisata dengan adanya potensi kampung yang bersinggungan dengan teori aspek pariwisata. Identitas tempat ditentukan dengan kondisi fisik dan kondisi non-fisik kampung. Studi kasus dilakukan di Kampung Krapu, Tongkol, dan Lodan yang berlokasi di Jakarta Utara. Kampung ini berdekatan dengan area wisata Kota Tua. Kampung Tongkol sudah mulai berkembang dari kampung lainnya, namun kampung ini kurang terekspos, kegiatan pariwisata yang jelas, dan kurangnya perawatan terhadap gudang bersejarah. Pembahasan ini dilakukan dengan mengelaborasikan dan menyimpulkan kajian teori, survei lapangan, dokumentasi, dan wawancara terhadap masyarakat kampung dan peserta Eco City 2018. Kesimpulan dari skripsi ini adalah, studi place branding menunjukkan bahwa pihak eksternal dan masyarakat harus bekerjasama dalam mengembangkan dan merencanakan kampung untuk meningkatkan Kampung Tongkol sebagai tujuan wisata.

ABSTRACT
This thesis aims to discuss the relation between place branding and tourism aspects. The relation between place branding and tourism, affect the whole image of kampung which has giving the positive impact. This kampung has some potentials that create tourism image of the kampung which intersect with tourism theory. Place identity determined by physical and non physical condition. A case study was taken in Kampung Krapu, Tongkol, and Lodan or it can be shortened to Kampung Tongkol in North Jakarta, Indonesia. This kampung located near the tourism area called Jakarta Old City Kota Tua which known as a historical tourism area. Kampung Tongkol is already developing compared to others but does not have much exposure, clean tourism activities, and lack of care of the historical site. Data were collected by using field surveys, documentation, and interviews with kampung rsquo s communities. This study finds out that Kampung Tongkol has the distinctive and authentic identity that make it suitable to do place branding as a tourism destination. Based on findings, this study suggests that authorities should develop appropriate kampung tourism products as a planning threshold to boost Kampung Tongkol as a tourism destination."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Buku Antar Bangsa, 2002
915.98 IND
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuni Yustika Sari
"Pemaknaan terhadap warisan budaya memantik sebuah pembahasan dan perdebatan terkait diskusi warisan budaya secara global. Pembahasan seputar warisan budaya memiliki asal ontologis yang cukup kompleks, mengingat kehadiran wacananya yang bersifat lintas disiplin. Terlepas dari berkembangnya minat akademis dalam politik warisan budaya, belum terdapat pemahaman secara menyeluruh terhadap literatur warisan budaya dalam bingkai Ilmu Hubungan Internasional. Untuk mengisi ceruk tersebut, penulis melakukan tinjauan pustaka sistematis untuk menelaah badan literatur politik warisan budaya dalam Ilmu Hubungan Internasional. Penulis terlebih dulu memetakan perdebatan, konstruksi makna, serta tata kelola warisan budaya di tingkat global. Melalui pemetaan tersebut, penulis kemudian melakukan analisis tematis terhadap globalisasi wacana warisan budaya. Tema-tema tersebut di antaranya mencakup identitas, pascakolonialisme, diplomasi, keamanan, dan arus pariwisata. Berdasarkan kajian literatur, penulis berargumen bahwa: 1) terdapat jangkauan mengenai bagaimana warisan budaya dapat diidentifikasi atas dasar pengakuan oleh aktor-aktor internasional; 2) terdapat keterikatan warisan budaya dengan identitas simbolis suatu negara; serta 3) terdapat unsur wewenang dan tata kelola khusus atas rezim warisan budaya di tingkat internasional.

The meaning-making of cultural heritage sparks sequences of discussions and debates circumscribing the globalised past. A discussion surrounding cultural heritage embodies a complex ontological source, given the multidisciplinary nature of the globalised heritage discourse. Notwithstanding the growing level of scholarly interest towards heritage politics, a comprehensive understanding of cultural heritage literature within the International Relations framework is noticeably absent. To address this gap, I conveyed a systematic literature review to identify the state of knowledge on how cultural heritage politics is being scrutinised globally. The first half of the research maps the debate, construction, and the global governance of cultural heritage. Through the aforementioned mapping, the second half contains a thematic analysis towards the globalised discourse of cultural heritage. This research pinpoints five major themes, among others, including: identity, postcolonialism, diplomacy, security, and tourism. Based on a thorough literature review, I argue that: 1) there is a notion of how certain heritage is acknowledged by international actors; 2) there is a nexus between cultural heritage and a symbolic identity of a state; and 3) there is a particular authority and governance within the international heritage regime.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>