Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The use of natural fibres as reinforcements in composites has grown in importance in recent years. Natural fibre composites summarises the wealth of significant recent research in this area.
Chapters in part one introduce and explore the structure, properties, processing, and applications of natural fibre reinforcements, including those made from wood and cellulosic fibres. Part two describes and illustrates the processing of natural fibre composites. Chapters discuss ethical practices in the processing of green composites, manufacturing methods and compression and injection molding techniques for natural fibre composites, and thermoset matrix natural fibre-reinforced composites. Part three highlights and interprets the testing and properties of natural fibre composites including, non-destructive and high strain rate testing. The performance of natural fibre composites is examined under dynamic loading, the response of natural fibre composites to impact damage is appraised, and the response of natural fibre composites in a marine environment is assessed.
"
Cambridge, UK: Woodhead, 2014
e20427430
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Lara Ollivia
"Penggunaan serat sintetis sebagai penguat pada komposit memiliki kekurangan yaitu tidak ramah lingkungan. Serat alam dapat digunakan sebagai alternatif penguat pada komposit. Polipropilena dan serat kenaf masing-masing digunakan sebagai matriks dan penguat pada komposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh sifat tarik dan suhu defleksi optimum dengan memvariasikan fraksi berat serat. Komposit polipropilena/serat kenaf difabrikasi dengan metode hot press. Serat kenaf diberi perlakuan alkali dalam larutan NaOH sebelum dijadikan penguat dan polipropilena diekstrusi sebelum digunakan sebagai matriks. Fraksi berat serat yang digunakan adalah 20 wt%, 30 wt%, 40 wt%, 60 wt% dan polipropilena murni sebagai pembanding. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dan uji Heat Deflection Temperature (HDT) untuk mengetahui sifat mekanik dan sifat termal komposit. Nilai kuat tarik optimum berada pada komposit dengan komposisi serat 40 wt% dan mengalami kenaikan 80% dibandingkan dengan polipropilena murni yaitu sebesar (60,3 ± 4,3) MPa. Suhu defleksi optimum berada pada komposit dengan komposisi serat 40 wt% dan mengalami kenaikan hingga 170% dibandingkan dengan polipropilena murni yaitu sebesar (159,1 ± 1,8) ºC. Hasil pengamatan Scanning Electron Microscope pada komposit dengan fraksi berat 40 wt% menunjukkan ikatan antarmuka antara serat dan matriks yang relatif baik dan moda kegagalan berupa serat patah dan kegagalan matriks.

The use of synthetic fibers as reinforcement in composites has disadvantage which are not environmentally friendly. An alternative reinforcement for composites is natural fiber. Polypropylene and Sumberejo kenaf fibers are used respectively as the matrix and reinforcement. The aim of this research was to obtain the optimum tensile properties and deflection temperature with the variation of fiber fractions. Polypropylene/kenaf fiber composites fabricated by hot press method. The kenaf fiber was soaked in NaOH solution before being used as the reinforcement and polypropylene was extruded before being used as the matrix. The weight fractions of the fiber used were 20 wt%, 30 wt%, 40 wt% and 60 wt% to produce composites and pure polypropylene samples were also prepared for comparison. The optimum tensile strength and deflection temperature were found in the composites with the 40 wt% fiber fraction each with an increase up to 80% and 170% compared to the pure polypropylene with the result (60.3 ± 4,3) MPa and (159.1 ± 1,8) °C respectively. The result of Scanning Electron Microscope observation in a composite with the 40 wt% fiber fraction showed relatively good bonding interface between fibers and the matrix and the failure modes were fiber breakage and matrix failures.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dean Ande Priyani
"Komposit serat kaca yang diperkuat dengan bahan polimer Glasss Fibre Reinforced Polymer GFRP memiliki kekurangan yaitu kurang tahan terhadap api. Penggunaan clay dapat meningkatkan sifat tahan api terhadap GFRP. Akan tetapi, diperlukan pencampuran yang baik agar clay dapat terdispersi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh clay dan kondisi pencampuran terhadap sifat anti bakar, kuat impak, dan modulus lengkung komposit GFRP/clay. Polimer Unsaturated polyester UP , serat kaca, dan 3-Aminopropyltriethoxysilane masing-masing digunakan sebagai matriks, penguat, dan compatibilizer untuk membuat komposit. Unsaturated polyester-clay-silane dicampur menggunakan magnetic stirrer dengan variasi kecepatan dan waktu pencampuran. Komposit unsaturated polyester-serat kaca-clay-silane difabrikasi menggunakan metode vacuum bagging. Variasi clay yang digunakan adalah 1 wt. , 2wt. , dan 3 wt.. Variasi kecepatan rotasi dan waktu pencampuran masing-masing 100,150, 200 rpm dan 60, 90, dan 120 menit. Komposit UP ndash; serat kaca digunakan sebagai bahan pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit dengan kandungan clay 1wt tidak terbakar dengan nilai laju bakar sebesar 0 mm/min. Tidak terdapat perubahan variabel yang signifikan pada kuat impak dengan mekanisme berbeda seperti shear dan difusi yang bekerja bersamaan saat mendispersikan clay. Nilai modulus lengkung optimum dimiliki oleh komposit dengan komposisi clay 1 wt _200 rpm_60 menit sebesar 10 0.4 GPa , yang mengalami kenaikan 20 dibandingkan dengan UP ndash; serat kaca.

Glass fibre reinforced polymer GFRP composites have a weakness in fire resistant property. The addition of clay can improve the fire resistant property of GFRP. However, a good mixing is needed to disperse the clay. This research aims to observe the effect of clay and mixing conditions on fire resistance, impact strength, and flexural modulus of GFRP clay composites. Unsaturated polyester UP , glass fiber and 3 Aminopropyltriethoxysilane respectively were used as a matrix, a reinforcement and a compatibilizer respectively to build the composites. Unsaturated polyester clay silane were mixed using a magnetic stirrer with a variation of rotation speed and mixing duration. The composites were fabricated using a vacuum bagging method. The composition of clay was varied from 1, 2, and 3 wt. The rotation speed and mixing time were varied at 100, 150, 200 rpm and 60, 90, and 120 minutes, respectively. UP glass fiber was used as a comparison material.
The results showed that composites with 1 wt clay content was not burned with the buring rate value of 0 mm min. There were no significant effects of variables on impact strength in between the boundaries that attributed to different mechanisms such as shear and diffusion that worked together to disperse the clay. The optimum flexural modulus was found in the 1 wt clay 200 rpm 60 minute composites with a value of 10 0.4 GPa in which 20 higher compared to the UP glass fibre composites.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arifin
"Komposit polimer epoksi berpenguat serat gelas (GFRP) merupakan salah satu material yang dewasa ini sangat populer, karena nilai ekonomis dan kehandalan nya. Aplikasi GFRP pada lingkungan bawah air, menyebabkan terjadinya proses wet curing yang dapat mempengaruhi sifat mekanik.
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari material GFRP dan daya rekat komposit tersebut dengan logam, faktor-faktor tersebut diantaranya seperti durasi curing, temperatur dan salinitas. Komposit GFRP dengan dua tipe hardener yaitu poliamin dan siklikamin dimanufaktur dengan menggunakan metode hand lay-up. Spesimen GFRP selanjutnya dengan variasi durasi curing 12, 24 dan 48 jam dimanufaktur pada lingkungan udara, air laut dan air distilat dengan temperatur dan salinitas yang berbeda. Kemudian dilakukan pengujian tarik, tekuk dan impak serta uji kekuatan bonding dan pengamatan SEM.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa GFRP dengan hardener poliamin gagal membuat ikatan crosslink pada proses wet curing, sedangkan dengan hardener siklikamin crosslink berhasil terbentuk, nilai karakteristik sifat mekanik pada proses wet curing sedikit menurun dibandingkan dengan proses dry curing, seperti hasil uji tarik menurun sebesar 10% dan uji daya rekat sambungan logam dengan komposit turun sebesar 16%. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji coba dilapangan.

Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) is very popular among other material due to its economic value and reliability. As an application to subsea pipeline, the main challenge of GFRP is the process of wet curing which is required by epoxy composite to form a strong bonding of cross link in subsea environment and consequently can effect mechanical properties.
This study evaluated the factors that might affect the performance of epoxy composite material and its bonding to metal, i.e. curing duration, temperature, and salinity. GFRP composite with two different types of hardener which are polyamine and cyclic amine were manufactured by hand lay-up method. Then, the specimens were manufactured in atmospheric, sea water, and distillation water with different variables such as 12, 24, and 48 hours curing time; temperature; and salinity. Then, the specimens were tested for their tensile, flexural, impact, and bonding strength. The last, observation of fracture appearance was done by SEM.
Result of the study, concluded that GFRP with polyamine hardener was failed to create cross link on wet curing process while the one with cyclic amine hardener successfully created cross link. However, the mechanical characteristic was a bit lower, such as the tensile strength decreased to 10% and the adhesion strength of the bonding decreased to 16%. For the future, this study can be investigated by field testing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
In recent years natural fibers have become increasingly popular for use in industrial applications as reinforcement for plastics. This essential resource brings detailed information on natural fibers from agriculture to the final product"
Chichester, West Sussex, U.K: Wiley, 2010
677 IND
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul
"Struktur komposit adalah struktur yang terbentuk dan gabungan dua material atau lebih, yang bekerja bersama-sama untuk menahan beban. Struktur komposit tersebut dapat berupa komposit baja-beton, beton-kayu, yang dapat digunakan untuk kolom, balok, pelat lantai, dinding, dan lain sebagainya. Pada kesempatan kali ini akan dibahas khusus penampang komposit dengan material baja-beton. Perilaku penampang komposit baja-beton dipengaruhi oleh kombinasi sifat dari material beton dan profil baja. Akibat pembebanan, eiemen struktur komposit berdeformasi sehingga penampangnya mengalami tegangan tank dan tegangan tekan. Perilaku beban-lendutan balok komposit dapat diketahui melalui penelitian di laboratorium dan pendekatan teoritis. Penelitian di laboratorium merupakan pendekatan untuk mengetahui lendutan yang sebenamya terjadi pada struktur tersebut. Pendekatan teoritis dapat berupa perhitungan menggunakan rumus yang ada dengan batasan-batasannya atau dengan membuat suatu bentuk pemodelan numerik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pada skripsi ini penulis melakukan analisa penampang balok komposit dengan membagi penampang menjadi serat-serat dan memberikan sifat non-linier material pada masing-masing serat. Analisa ini disebut sebagai analisa fiber model. Analisa ini diselesaikan secara numerik menggunakan bahasa pemrograman visual basic. Dengan analisa ini diharapkan hasil penyelesaian analitis yang diperoleh dapat menjadi parameter untuk kondisi yang sebenarnya terjadi baik pada elemen struktur di lapangan maupun saat penelitian di laboratorium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Irawan
"Struktur komposit adalah struktur yang terbentuk dan gabungan dua material atau lebih, yang bekerja bersama-sama untuk menahan beban. Struktur komposit tersebut dapat berupa komposit baja-beton, beton-kayu, yang dapat digunakan untuk kolom, balok, pelat lantai, dinding, dan lain sebagainya. Skripsi ini membahas khusus mengenai penampang komposit dengan material baja-beton. Analisa fiber model dilakukan terhadap penampang komposit beton dengan profil baja / dan profil baja C, dibatasi sampai mendapatkan perilaku momen-kurvatur. Dimana terdapat hubungan diferensial dan integral antara kurvatur dan deformasi yang berupa rotasi dan lendutan. Perilaku beban-lendutan balok komposit dapat diketahui melalui penelitian di laboratorium dan pendekatan teoritis. Penelitian di laboratorium merupakan pendekatan untuk mengetahui lendutan yang sebenarnya terjadi pada struktur tersebut. Pendekatan teoritis dapat berupa perhitungan menggunakan rumus yang ada dengan batasan-batasannya atau dengan membuat suatu bentuk pemodelan numerik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pada skripsi ini penulis melakukan analisa penampang balok komposit dengan membagi penampang menjadi serat-serat dan memberikan sifat non-Iinier material pada masing-masing serat. Analisa ini disebut sebagai analisa fiber model. Analisa ini diselesaikan secara numerik menggunakan bahasa pemrograman visual basic. Dengan analisa ini diharapkan hasil penyelesaian analitis yang diperoleh dapat menjadi parameter untuk kondisi yang sebenarnya terjadi baik pada elemen struktur di lapangan maupun saat penelitian di laboratorium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Imam Pribadi
"Struktur komposit adalah struktur yang terbentuk dari gabungan dua material atau lebih, yang bekerja bersama-sama untuk menahan beban. Struktur komposit tersebut dapat berupa komposit baja-beton, beton-kayu, yang dapat digunakan untuk kolom, balok, pelat lantai, dinding, dan lain sebagainya. Pada kesempatan kali ini akan dibahas khusus penampang komposit dengan material baja-beton. Perilaku penampang komposit baja-beton dipengaruhi oleh kombinasi sifat dari material beton dan profil baja. Akibat pembebanan, elemen struktur komposit berdeformasi sehingga penampangnya mengalami tegangan tarik dan tegangan tekan. Pemodelan diagram interaksi kolom komposit didasarkan pada bentuk diagram interaksi yang ada pada literatur. Perbedaan yang terjadi disebabkan fungsi baja dan beton yang digunakan pada literatur berbeda dengan fungsi baja dan beton pada penulisan ihi. Pendekatan teoritis dapat berupa perhitungan menggunakan rumue yang ada dengan batasan-batasannya atau dengan membuat suatu bentuk pemodelan numerik. Dengan adanya diagram interaksi kolom komposit ini kita dapat mengkombinasikan mutu baja, mutu beton dan tebal profil yang optimum dengan mengetahui besarnya kurva pada tiap-tiap kombinasi tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pada skripsi ini penulis melakukan perhitungan diagram interaksi kolom komposit dengan membagi penampang menjadi serat-serat dan memberikan sifat non-linier material pada masing-masing serat. Perhitungan ini disebut sebagai analisa fiber model. Analisa ini diselesaikan secara numerik menggunakan bahasa pemrograman visual basic. Dengan analisa ini diharapkan hasil penyelesaian analitis yang diperoleh dapat menjadi parameter untuk kondisi yang sebenarnya terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyana
"Penggunaan material untuk struktur tidak lagi hanya sejenis saja, tapi pada perkembangannya digunakan beberapa gabungan dari material yang bekerja bersama-sama dalam menahan beban. Struktur ini lebih dikenal dengan struktur komposit. Pada kesempatan ini akan dibahas kolom komposit baja square hollow section dan beton. Penampang komposit dengan material baja dan beton lebih umum digunakan, kombinasi sifat material beton dan sifat material baja akan meningkatkan kekuatan penampang. Sifat material baja dan beton diambil dengan memakai model yang terdapat di literatur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka pada skripsi ini penulis akan melakukan analisa kolom komposit baja-beton dengan mengembangkan model sederhana secara analitis untuk mempelajari tingkah lakunya. Model yang dikembangkan adalah berdasarkan pendekatan layer (Fiber Model). Prinsip analisa ini adalah pembagian penampang kolom menjadi segmen segmen yang lebih kecil. Tiap segmen tersebut dibagi atas sejumlah layer yang terdiri dari layer baja dan beton. Untuk membantu menyelesaikan analisa ini secara numerik akan digunakan bahasa pemrograman MATHLAB 5.3. Dengan menganalisa setiap potongan tersebut maka sebagai keluaran akhir akan didapatkan hubungan antara lendutan dengan beban yang diberikan.
Hasil analisa program didapatkan besarnya hubungan antara beban dengan lendutan pada kolom komposit baja square hollow section di sepanjang bentang. Kemudian hasil ini dianalisa dan dibandingkan dengan eksperimen. Untuk mengetahui karakteristik dari kekuatan penampang kolom komposit tersebut dilakukan variasi terhadap mutu beton , model beton , tebal profil dan ukuran profil. Model beton tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan penampang sedangkan peningkatan mutu beton akan meningkatkan kekuatan penampang. Selain itu dianalisa faktor tekuk yang terjadi pada kolom komposit. Lendutan yang terjadi ternyata sangat berpengaruh terhadap kekuatan penampang kolom komposit karena timbulnya momen lentur sekunder atau terjadinya efek P-Delta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Trisnawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>