Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197171 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwansyah
"Indonesia dan Malaysia adalah negara tetangga yang memiliki potensi kerja sama maupun potensi konflik yang yang sama besar dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan. Penelitian ini mengkaji tiga potensi konflik menurut Kraus dan Morsella, yaitu misperception, misunderstanding, dan misconstruction. Ketiga potensi konflik tersebut diamati dari teks di media sosial. Teks bagi pemuda pada umumnya berupa emotion, teks yang tidak teratur, penggunaan huruf kapital dan kecil dalam kalimat, kode-kode, simbol, dan tanda. Untuk memperkuat pemahaman terkait misperception, misunderstanding, dan misconstruction pada pesan teks di media baru dan media sosial perlu dipahami konsep media sebagai mediasi dan meditasi. Tulisan ini akan membahas pesan positif, negatif, dan netral dari generasi muda di media sosial seperti facebook, twitter , youtube, dan media blog terkait hubungan Indonesia dan Malaysia.

Indonesia and Malaysia were neighbouring countries which had potential cooperation both conflict aspect and other aspects such as social, culture, economy, defense and safety. This study observed three potential conflict by Kraus and Morsella, they were misperception, misunderstanding, and misconstruction. The three potential conflict observed the text from social media. Accordingnto youth thentext was emotion, irregular text, using capital and small letters in sentece, codes, symbol, and sign. For strengthen understanding related to misperception, misunderstanding, and misconstruction of the text in social media and new media need to be understood concept of media as mediation and meditation. This writing would be discuss positive, negative, and netral message of text from youth in social media such as Facebook, Twitter, Youtube, and Media blog engaged to Indonesia and Malaysia relation."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Anggia Paramitha Putri
"Social media addiction can be described as a type of Internet addiction, in which individuals are compelled to use social media excessively (Griffiths, 2000; Starcevic, 2013). This research emphasizes more on the younger generation of social media users, which is often characterized by the combination of excessive media use, growing social media dependence as a way to feel better, and the failure to avoid or prevent this behavior, although relationship losses have been suffered, diminished social involvement and a detrimental effect on education. The purpose of this study is to raise awareness and provide knowledge for the readers with possible discoveries from this study regarding social media addiction among the youth generation in Indonesia. The objective of this study is to examine how other research in Indonesia analyze the occurrence of social media addiction within the youth generation of Indonesian society and how other research in Indonesia analyze the impact of social media addiction on the youth generation of Indonesian society. To collect the data, this study will be using qualitative research obtained through a meta-analysis of other researchers' findings, journals, news 5 articles, and research articles. This research found that social media addiction within the youth generation of Indonesian society is categorized in the moderate category with whatsapp being the most commonly used application. Virtual information is the most common component of social media addiction in adolescents (Sarwono, 2011). The impacts of social media addiction includes decreased direct social interaction with friends because when gathering, people feel like their friends play more on their phones than chatting directly, often procrastinating on work, delaying doing school and home assignments, adolescents neglect worship activities, experiencing insomnia or difficulty sleeping, disruption of the subject's eye health, and decreased learning achievement of individuals because while playing the internet people tend to feel lazy to learn, and potentially having resulting in youth activities that are unproductive and can affect their future (Wulandari & Netrawati, 2020).

Kecanduan media sosial dapat digambarkan sebagai jenis kecanduan internet, di mana individu dipaksa untuk menggunakan media sosial secara berlebihan (Griffiths, 2000; Starcevic, 2013). Penelitian ini lebih menekankan pada generasi muda pengguna media sosial, yang sering ditandai dengan kombinasi penggunaan media yang berlebihan, ketergantungan media sosial yang semakin meningkat sebagai cara untuk merasa lebih baik, dan kegagalan untuk menghindari atau mencegah perilaku ini, meskipun kehilangan hubungan telah telah diderita, berkurangnya keterlibatan sosial dan efek yang merugikan pada pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dengan kemungkinan penemuan dari penelitian ini mengenai kecanduan media sosial di kalangan generasi muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penelitian lain di Indonesia menganalisis terjadinya kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia dan bagaimana penelitian lain di Indonesia menganalisis dampak kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini akan menggunakan penelitian kualitatif yang diperoleh melalui meta-analisis temuan peneliti lain, jurnal, artikel berita, dan artikel penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori sedang dengan aplikasi whatsapp yang paling banyak digunakan. Informasi virtual merupakan komponen yang paling umum dari kecanduan media sosial pada remaja (Sarwono, 2011). Dampak kecanduan media sosial antara lain berkurangnya interaksi sosial secara langsung dengan teman karena saat berkumpul, orang merasa temannya lebih banyak bermain ponsel daripada mengobrol langsung, sering menunda-nunda pekerjaan, menunda mengerjakan tugas sekolah dan rumah, remaja melalaikan kegiatan ibadah, mengalami insomnia. atau sulit tidur, terganggunya kesehatan mata subjek, dan menurunnya prestasi belajar individu karena saat bermain internet orang cenderung merasa malas untuk belajar, dan berpotensi mengakibatkan aktivitas remaja yang tidak produktif dan dapat mempengaruhi masa depannya (Wulandari & Netrawati, 2020)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yhosephine Astari
"Berbagai penelitian sebelumnya telah banyak membahas pengaruh media terhadap intensi berwirausaha. Namun belum banyak yang membahas secara spesifik, peran media sosial dalam mendorong intensi tersebut terutama pada kalangan Generasi Milenial dan Z. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis peran sosial media terutama dalam merepresentasikan kewirausahaan dengan memperlihatkan keahlian dan legitimasi sosial, serta hubungannya dengan intensi berwirausaha. Selain itu, variabel theory of planned behavior (attitude, subjective norms dan entrepreneurial self-efficacy) turut diikutsertakan sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan pada 222 responden Milenial dan Z di Indonesia, dengan metode partial least square equation modelling. Seperti pada penelitian sebelumnya, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan tidak langsung terkait representasi media sosial dengan intensi berwirausaha, terutama dimediasi dengan sikap dan persetujuan lingkungan sosial individu terhadap kewirausahaan. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini memberikan beberapa implikasi manajerial dalam mendorong intensi berwirausaha melalui media sosial, terutama dengan meningkatkan sikap individu terhadap kewirausahaan.

Several previous studies have discussed the effect of the representation of entrepreneurship in the media towards entrepreneurial intention. However, there are not many studies specifically discuss the effect of social media in encouraging this intention, especially among Millennials and Generation Z. This study is conducted to analyze the role of social media, especially in representing entrepreneurship through demonstrating skills and social legitimacy and its relationship to entrepreneurial intention. Besides that, this study also involves the theory of planned behavior variables namely attitude, subjective norms, and entrepreneurial self-efficacy as mediating variables. This study is conducted among 222 Millennials and Generation Z participants in Indonesia, using the partial least square equation modeling method. Similar to the previous study, it is found that there is an indirect relationship of entrepreneurship representation in social media on entrepreneurial intention, specifically mediated by an individual’s attitude and subjective norms towards entrepreneurship. On this matter, the study offers several managerial implications on encouraging entrepreneurial intention in social media, mainly to promote individual’s attitude toward entrepreneurship. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Alief Aurum
"Penelitian berikut merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media sosial dan religiusitas dengan toleransi. Penelitian ini menggunakan konsep social media uses and gratification (Rathnayake dan Winter, 2017), religiusitas (El-Menouar, 2014), dan toleransi (Vogt, 1997). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei, sementara penarikan sampel menggunakan quota sampling dengan mempertimbangkan proporsi jumlah mahasiswa di setiap fakultas dan persentase jenis kelamin. Survei dilaksanakan secara daring kepada muslim generasi Z dengan rentang usia 17-23 tahun pada Universitas Indonesia melibatkan seluruh empat belas fakultas. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial dengan toleransi, namun terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variabel religiusitas dengan variabel toleransi, bahkan hubungannya termasuk ke dalam kategori moderate correlation (hubungan sedang). Namun, dalam variabel toleransi, hubungan negatif yang signifikan hanya terjadi antara religiusitas dengan dimensi moral tolerance (toleransi terhadap tindakan orang lain di ruang privat), bukan pada political tolerance (toleransi terhadap tindakan orang lain di ruang publik) dan social tolerance (toleransi terhadap keberadaan orang lain). Hubungan negatif yang signifikan tersebut memiliki lokus di toleransi ranah privat, bukan publik dan keberadaan orang lain.

This study is quantitative research with a purpose to find a relation between social media uses and religiosity with tolerance. Using social media uses and gratification (Rathnayake dan Winter, 2017), religiosity (El-Menouar, 2014), and tolerance (Vogt, 1997). Data collecting method used in this study is survey and sampling used is quota sampling based on proportion of student in each faculty and percentage of sex. The survey is conducted by spreading an online questionnaire to Moslem Gen-z (age ranges from 17 to 23 years old) from all of faculties in University of Indonesia. The result of this study proved that there is no significant correlation between social media uses and tolerance. However, there is a negative significant correlation between religiosity and tolerance. The negative significant correlation only occured between religiosity and moral tolerance dimension (tolerance of acts in the private sphere). Meanwhile, correlation between religiosity to political tolerance dimension (tolerance of acts in the private sphere) and social tolerance dimension (tolerance of people’s states of being) has no negative significant correlation. The locus of the negative and significant correlation is in the private sphere, not in the public sphere and people’s state of being."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Lavinia
"Dalam upaya memahami fenomena radikalisasi online, riset kajian terorisme cenderung fokus pada strategi yang dilakukan kelompok terorisme di ruang online, dan bagaimana pesan ekstremis kekerasan di internet dibuat untuk memengaruhi individu. Riset-riset ini memang memberikan pengetahuan yang penting tapi tidak dapat memberikan pemahaman terkait bagaimaan audiens, atau individu yang menerima pesan dari kelompok teroris meradikalisasi dirinya sendiri. Riset ini ditujukan untuk mengisi kekosongan riset yang memfokuskan perhatian pada analisis audiens dalam fenomena radikalisasi online. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara mendalam dan kajian pustaka, riset ini akan mencoba menjawab bagaimana tiga anak muda mengalami proses radikalisasi online, dan bagaimana pemaknaan pesan kelompok terorisme yang mereka lakukan membentuk keterlibatan dalam gerakan terorisme. Temuan dari riset ini adalah: pertama, krisis personal yang dimiliki oleh anak muda mendorong mereka untuk mencari keyakinan alternatif yang membawa mereka bertemu dengan pesan-pesan kelompok terorisme di ruang online. Ketika pesan tersebut beresonansi/dimaknai sebagai jawaban atas krisis yang mereka miliki, anak muda akan merespons pesan tersebut dengan keterlibatan yang semakin dalam hingga akhirnya memutuskan untuk mengambil peran dalam gerakan terorisme. Kedua, faktor kontekstual penting untuk dimasukkan ke dalam analisis proses radikalisasi online karena faktor tersebut yang mempengaruhi proses pembuatan makna yang dilakukan oleh anak muda. Saran kebijakan untuk mengatasi fenomena ini adalah: tidak relevan jika solusi untuk menyelesaikan fenomena radikalisasi online terlalu fokus pada intervensi internet dan melupakan “ruang offline” di mana ekstremisme sejatinya berakar.

In an effort to understand the phenomenon of online radicalization, research on terrorism studies tends to focus on the strategies carried out by terrorist groups in the online space, and how the terrorist group creating a message to influence individual in online space. These studies do provide important knowledge but cannot provide insight into how audiences, or individuals whose receiving the messages, radicalize themselves. This research is intended to fill that research gap by trying to focusing the attention on the audience when analyzing the online radicalization phenomenon. By using a qualitative approach through in-depth interviews and literature review, this research will try to answer how three young people experiencing radicalization process, how they shape the meaning of the message of terrorism groups, and how that meaning-making process influence their involvement in the terrorism movement. The findings of this research are: first, the personal crisis that young people have, has prompted them to look for alternative beliefs that lead them to meet the messages of terrorism groups in the online space. When the message resonates/interpreted as an answer to the crisis they have, young people will respond to the message with a deeper involvement with the message until they finally decide to take a role in the terrorism movement. Second, contextual factors are important to be included in the analysis of the online radicalization process because these factors influence the meaning-making process carried out by young people. The policy suggestion to overcome this phenomenon is: it is irrelevant if the solution to solve the phenomenon of online radicalization is too focused on internet intervention and forgets the “offline space” where extremism really takes root."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayunindia Putri
"Perpustakaan sebagai organisasi nonprofit perlu memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan media sosial yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Indonesia sebagai sarana promosi. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan pemanfaatan media sosial Twitter dan Instagram Perpustakaan Universitas Indonesia, yang dilihat dari Nduka 2015 dan Garofalo 2013.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Informan penelitian ini adalah mereka yang terlibat secara langsung dengan sarana promosi melalui media sosial di Perpustakaan Universitas Indonesia yang berjumlah tiga orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan Universitas Indonesia sudah memanfaatkan media sosial untuk sarana promosi. Terlihat bahwa media sosial yang paling aktif digunakan yaitu Twitter. Peneliti menyarankan Perpustakaan Universitas Indonesia untuk membuat kebijakan tertulis pengelolaan media sosial.

As a non profit organization, Library need to used social media as a promotion tool. This study is discussing about the utilization of social media in University of Indonesia Library as a media for promotion. The purpose of this study is to described the utilization of social media such as Twitter and Instagram for University of Indonesia Library, which can be seen from Nduka 2015 and Garofalo 2013.
This research was using case study method and data was obtained using qualitative research. Three people were get involved directly as informant for media of the library campaign in social media.
The result showed that library in University of Indonesia has been utilized social media to promote the library. It also showed that most of people used Twitter as social media to promote the library. The Researcher suggest that University of Indonesia Library need to create a policy which related to social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Septenia Sibuea
"Terdapat banyak produk kecantikan yang mengklaim dirinya peduli akan lingkungan, baik yang berasal dari brand lokal (Indonesia) maupun impor. Salah satu dari brand itu adalah Love Beauty & Planet, yang resmi merilis produknya di Indonesia pada tahun 2019. Dengan banyaknya pesaing, Love Beauty & Planet Indonesia melakukan berbagai teknik pemasaran agar dapat memenangkan pasar, contohnya dengan praktik humas pemasaran. Instagram adalah satu dari beberapa media yang digunakan oleh Love Beauty & Planet Indonesia untuk menerapkan humas pemasaran dan menyebarkan informasi terkait produk. Penelitian ini dibuat untuk mendeskripsikan penerapan humas pemasaran pada kampanye ramah lingkungan #SmallActsofLove oleh Love Beauty & Planet Indonesia. Melalui akun Instagram @lovebeautyandplanet_id, Love Beauty & Planet melakukan publikasi untuk mendukung kampanye. Konten yang dibagikan @lovebeautyandplanet_id antara lain rilis produk, giveaway, edukasi, ulasan, ajakan untuk merawat bumi, tips dan trik, quotes, branding produk, dan kegiatan/acara. Pola penyajian konten adalah menggunakan warna cerah yang sesuai dengan kemasan produk, pemilihan kata dengan campuran bahasa Indonesia dan Inggris yang terkesan santai namun tetap sopan, dan nada positif pada kalimat yang terdapat di caption maupun visual dari setiap unggahan. Pembahasan pada konten selalu berkaitan dengan konsep ramah lingkungan dan pembahasan tersebut sering dikaitkan dengan keunggulan produk.

There are many beauty products that claim themselves as environmentally friendly, both from local (Indonesian) and imported brands. One of these brands is Love Beauty & Planet, which officially released its products in Indonesia in 2019. With so many competitors, Love Beauty & Planet Indonesia uses various marketing techniques to win the market, for example by practicing marketing public relations. Instagram is one of several media used by Love Beauty & Planet Indonesia to implement marketing public relations and disseminate information about the products. This study was made to describe the practice of marketing public relations in the environmentally friendly campaign, #SmallActsofLove by Love Beauty & Planet Indonesia. Through the Instagram account @lovebeautyandplanet_id, Love Beauty & Planet publishes to support the campaign. The content shared by @lovebeautyandplanet_id includes product releases, giveaways, education, reviews, encouraging the audience to care about the earth, tips and tricks, quotes, branding, and events. The content is using bright colors that match the product packaging, mix Indonesian and English language to make an informal yet polite impression, and positive tones in the captions and visuals of each upload. The content is always discussing environmental related topics and often associated it with product advantages."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Fajar Torang Parulian
"[ ABSTRAK
Penetrasi penggunaan internet di Indonesia sekarang ini sedang mengalami perkembangan yang pesat. Dari berbagai aktivitas penggunaan internet, media sosial menjadi pilihan utama yang paling sering diakses. Menurut Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan, Generasi Y yang merupakan pengguna terbesar media sosial, menjadikan platform ini sebagai sarana untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Hingga saat ini, terdapat beberapa pilihan media sosial yang salah satunya adalah Path. Sejak awal kemunculannya, Path terbukti telah menarik perhatian Generasi Y di Indonesia. Path dianggap dapat memenuhi kebutuhan Generasi Y akan sosialisasi, penghargaan diri, dan aktualisasi diri, sesuai dengan Teori Hierarki Kebutuhan. Fungsi Path yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan Generasi Y, menjadikan generasi ini memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada media sosial ini.

ABSTRACTThe penetration of internet usage in Indonesia nowadays quite has been in rapid growth. From various types of internet usage, social media has become the primary choice to be accessed. According to the Uses and Gratifications Theory, Generation Y, which has highest rate in using social media, uses this platform as a tool to fulfill their desires and needs. Until now, there are several types of choices in social media, which one of them is Path. Since the first emersion, it is proven that Path has grabbed the attention of Generation Y in Indonesia. Path is considered to be able to fulfill the needs of Generations Y related to socialization, self respect, and self actualization according to the Hierarchy of Needs. The function of Path that able to fulfill the desires and needs of Generation Y, create a high level of dependency towards this social media.;The penetration of internet usage in Indonesia nowadays quite has been in rapid growth. From various types of internet usage, social media has become the primary choice to be accessed. According to the Uses and Gratifications Theory, Generation Y, which has highest rate in using social media, uses this platform as a tool to fulfill their desires and needs. Until now, there are several types of choices in social media, which one of them is Path. Since the first emersion, it is proven that Path has grabbed the attention of Generation Y in Indonesia. Path is considered to be able to fulfill the needs of Generations Y related to socialization, self respect, and self actualization according to the Hierarchy of Needs. The function of Path that able to fulfill the desires and needs of Generation Y, create a high level of dependency towards this social media., The penetration of internet usage in Indonesia nowadays quite has been in rapid growth. From various types of internet usage, social media has become the primary choice to be accessed. According to the Uses and Gratifications Theory, Generation Y, which has highest rate in using social media, uses this platform as a tool to fulfill their desires and needs. Until now, there are several types of choices in social media, which one of them is Path. Since the first emersion, it is proven that Path has grabbed the attention of Generation Y in Indonesia. Path is considered to be able to fulfill the needs of Generations Y related to socialization, self respect, and self actualization according to the Hierarchy of Needs. The function of Path that able to fulfill the desires and needs of Generation Y, create a high level of dependency towards this social media.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>