Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sungguh berlimpah-limpah naskah lama warisan nenek moyang kita, baik yang tersimpan di perpustakaan-perpustakaan di dalam atau di luar negeri maupun yang tersebar dan tersimpan di daerah - daerah di wilayah Indonesia. Harta pusaka yang berwujud karya tulis sebagai hasil pemikiran bangsa kita itu di dalamnya terkandung gambaran, kendatipun mungkin tidak lengkap dan tidak pula menyeluruh, mengenai kebudayaan pada masa mereka hidup. Dalam cakupannya dengan pembangunan, pembangunan nonfisik, nasional kita sudah barang tentu tak mungkin karya-karya tulis tersebut kita kesampingkan begitu Baja. Kita menyadari sepenuhnya bahwa betapa pentingnya warisan budaya bangsa kita yang tersimpan dalam naskah lama sebab "naskah-naskah itu merupakan sumber pengetahuan yang dapat membantu kita dalam usaha mempelajari, mengetahui, mengerti, dan kemudian menyajikan sejarah perkembangan kebudayaan bangsa, kita". Namun, sumber-sumber yang tak ternilai harganya ini memerlukan penggarapan terlebih dahulu yang dilakukan oleh tangan-tangan yang cukup ahli, para ahli filologi, agar dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah oleh generasi kita. Penggarapan naskah melalui berbagai proses, Sebagai langkah pertama ialah penulisan kembali atau pemindahan ke dalam huruf Latin, suatu proses yang disebut transkripsi atau transliterasi, sebab naskah-naskah itu, kecuali sebagian dari naskah-naskah lama yang lebih mudah ditulis dengan tulisan daerah, bukan ditulis dengan huruf Latin. Langkah selanjutnya, apabila naskah itu bukan naskah tunggal ialah proses komparasi, membandingkan berbagai salinan dari naskah yang sama. Hasil komparasi ini merupakan landasan pertimbangan bagi penyajian teks yang bersih dari kesalahan, baik kesalahan redaksional maupun kesalahan isinya. Merekonstruksikan atau menghasilkan sebuah teks yang paling mendekasi aslinya, 'constitutio textus', merupakan garapan utama karena pada umumnya naskah aslinya, autograf, sudah tidak ada lagi.
Naskah lama yang lebih muda usianya, yang ditulis pada dua kurun waktu, kurun Masehi XVIII-XIX, antara lain naskah-naskah yang berasal dari dan bertalian dengan Priangan (Jawa Barat) nampaknya belum pernah mendapat jamahan tangan-tangan peneliti profesional. Naskah "Sejarah SUkapura", misalnya termasuk salah satu naskah yang lahir pada kurun waktu tersebut, tepatnya lahir pada akhir abad ke XIX (1886) sebagai hasil karya seorang wedana pensiun, Raden Kartinagara alias Haji Abdullah Saleh."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
D1600
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emuch Hermansoemantri
"ABSTRAK
Sungguh berlimpah-limpah naskah lama warisan nenek moyang kita, baik yang tersimpan di perpustakaan-perpustakaan di dalam atau di luar negeri maupun yang tersebar dan tersimpan di daerah - daerah di wilayah Indonesia. Harta pusaka yang berwujud karya tulis sebagai hasil pemikiran bangsa kita itu di dalamnya terkandung gambaran, kendatipun mungkin tidak lengkap dan tidak pula menyeluruh, mengenai kebudayaan pada masa mereka hidup. Dalam cakupannya dengan pembangunan, pembangunan nonfisik, nasional kita sudah barang tentu tak mungkin karya-karya tulis tersebut kita kesampingkan begitu Baja. Kita menyadari sepenuhnya bahwa betapa pentingnya warisan budaya bangsa kita yang tersimpan dalam naskah lama sebab "naskah-naskah itu merupakan sumber pengetahuan yang dapat membantu kita dalam usaha mempelajari, mengetahui, mengerti, dan kemudian menyajikan sejarah perkembangan kebudayaan bangsa, kita". Namun, sumber-sumber yang tak ternilai harganya ini memerlukan penggarapan terlebih dahulu yang dilakukan oleh tangan-tangan yang cukup ahli, para ahli filologi, agar dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah oleh generasi kita. Penggarapan naskah melalui berbagai proses, Sebagai langkah pertama ialah penulisan kembali atau pemindahan ke dalam huruf Latin, suatu proses yang disebut transkripsi atau transliterasi, sebab naskah-naskah itu, kecuali sebagian dari naskah-naskah lama yang lebih mudah ditulis dengan tulisan daerah, bukan ditulis dengan huruf Latin. Langkah selanjutnya, apabila naskah itu bukan naskah tunggal ialah proses komparasi, membandingkan berbagai salinan dari naskah yang sama. Hasil komparasi ini merupakan landasan pertimbangan bagi penyajian teks yang bersih dari kesalahan, baik kesalahan redaksional maupun kesalahan isinya. Merekonstruksikan atau menghasilkan sebuah teks yang paling mendekasi aslinya, 'constitutio textus', merupakan garapan utama karena pada umumnya naskah aslinya, autograf, sudah tidak ada lagi.
Naskah lama yang lebih muda usianya, yang ditulis pada dua kurun waktu, kurun Masehi XVIII-XIX, antara lain naskah-naskah yang berasal dari dan bertalian dengan Priangan (Jawa Barat) nampaknya belum pernah mendapat jamahan tangan-tangan peneliti profesional. Naskah "Sejarah SUkapura", misalnya termasuk salah satu naskah yang lahir pada kurun waktu tersebut, tepatnya lahir pada akhir abad ke XIX (1886) sebagai hasil karya seorang wedana pensiun, Raden Kartinagara alias Haji Abdullah Saleh."
1979
D71
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emuch Hermansoemantri
"Sungguh berlimpah-limpah naskah lama warisan nenek moyang kita, baik yang tersimpan di perpustakaan-perpustakaan di dalam atau di luar negeri maupun yang tersebar dan tersimpan di daerah - daerah di wilayah Indonesia. Harta pusaka yang berwujud karya tulis sebagai hasil pemikiran bangsa kita itu di dalamnya terkandung gambaran, kendatipun mungkin tidak lengkap dan tidak pula menyeluruh, mengenai kebudayaan pada masa mereka hidup. Dalam cakupannya dengan pembangunan, pembangunan nonfisik, nasional kita sudah barang tentu tak mungkin karya-karya tulis tersebut kita kesampingkan begitu Baja. Kita menyadari sepenuhnya bahwa betapa pentingnya warisan budaya bangsa kita yang tersimpan dalam naskah lama sebab "naskah-naskah itu merupakan sumber pengetahuan yang dapat membantu kita dalam usaha mempelajari, mengetahui, mengerti, dan kemudian menyajikan sejarah perkembangan kebudayaan bangsa, kita". Namun, sumber-sumber yang tak ternilai harganya ini memerlukan penggarapan terlebih dahulu yang dilakukan oleh tangan-tangan yang cukup ahli, para ahli filologi, agar dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah oleh generasi kita. Penggarapan naskah melalui berbagai proses, Sebagai langkah pertama ialah penulisan kembali atau pemindahan ke dalam huruf Latin, suatu proses yang disebut transkripsi atau transliterasi, sebab naskah-naskah itu, kecuali sebagian dari naskah-naskah lama yang lebih mudah ditulis dengan tulisan daerah, bukan ditulis dengan huruf Latin. Langkah selanjutnya, apabila naskah itu bukan naskah tunggal ialah proses komparasi, membandingkan berbagai salinan dari naskah yang sama. Hasil komparasi ini merupakan landasan pertimbangan bagi penyajian teks yang bersih dari kesalahan, baik kesalahan redaksional maupun kesalahan isinya. Merekonstruksikan atau menghasilkan sebuah teks yang paling mendekasi aslinya, 'constitutio textus', merupakan garapan utama karena pada umumnya naskah aslinya, autograf, sudah tidak ada lagi.
Naskah lama yang lebih muda usianya, yang ditulis pada dua kurun waktu, kurun Masehi XVIII-XIX, antara lain naskah-naskah yang berasal dari dan bertalian dengan Priangan (Jawa Barat) nampaknya belum pernah mendapat jamahan tangan-tangan peneliti profesional. Naskah "Sejarah SUkapura", misalnya termasuk salah satu naskah yang lahir pada kurun waktu tersebut, tepatnya lahir pada akhir abad ke XIX (1886) sebagai hasil karya seorang wedana pensiun, Raden Kartinagara alias Haji Abdullah Saleh."
Depok: Universitas Indonesia, 1979
D1050
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Suryani
Jakarta: Program Penggalakan Kajian Sumber-sumber Tertulis Nusantara, 1995
899.231 ELI w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Suhardi Ekadjati
Jakarta: Pustaka Jaya, 1982
398.209 82 EDI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Divia Ayu Gita
"Orientasi Religi diartikan sebagai cara pandang individu mengenai kepercayaan maupun agamanya. Orientasi Religi masyarakat Jawa dipandang sebagai pedoman hidup yang menganutnya. Pedoman hidup maksudnya adalah sebagai batasan maupun aturan bagi diri sendiri supaya tingkah lakunya tertata dan tidak melewati batas.Piwulang Kasampurnaning Ngagesang (PKN) merupakan naskah Jawa yang isinya membahas tentang orientasi religi masyarakat Jawa yang perlu untuk dianut supaya hidupnya dapat menuju kepada kesempurnaan hidup. Teks PKN ditulis dengan huruf Jawa dalam bahasa Jawa ragam krama yang saat ini sudah tidak begitu dipahami lagi oleh masyarakat Jawa. Berdasarkan hal tersebut, kemudian muncul pertanyaan tentang bagaimana cara agar teks PKN dapat dipahami oleh pembaca masa kini? Pertanyaan kedua mengenai bagaimana nilai religi yang terkandung dalam teks dapat diamalkan sebagai arahan manusia agar mencapai kesempurnaan hidup? Tujuan penelitian ini adalah menampilkan teks PKN dan mengungkapkan kandungan isi teksnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian filologi, dan kandungan isi teksnya dianalisis dengan pendekatan religi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa naskah PKN merupakan naskah piwulang yang memuat sistem religi orang Jawa. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa secara filologis teks ini masih banyak kesalahan penulisan dan diberikan perbaikan dengan memberi tanda-tanda, sedangkan berdasarkan isi teks PKN dapat dikatakan bahwa untuk dapat mencapai kesempurnaan hidup adalah dengan menganut nilai ajaran hidup dan religius yaitu orientasi religi Jawa yang diajarkan dalam teks.

Religious orientation is defined as an individual's perspective on beliefs and religions. The religious orientation of the Javanese society is seen as a way of life for those who adhere to it. Guidelines for life are limits and rules for oneself so that one's behavior is orderly and does not cross the line. Piwulang Kasampurnaning Ngagesang (PKN) is a Javanese text that discusses the religious orientation of Javanese society that needs to be embraced in order to lead to the perfection of life. The text of the PKN is written in Javanese letters in Javanese with a variety of manners which currently cannot be understood by the Javanese people anymore. Based on this, the question then arises about how to make the PKN text acceptable to today's readers? The second question is how can the religious values ​​contained in the text be practiced as a human directive in order to achieve the perfection of life? The purpose of this study is to display the PKN text and reveal the contents of the text. The method used in this research is a philological research method, and the content of the text is analyzed with a religious approach. The results of this study indicate that the PKN script is a piwulang script that contains the Javanese religious system. Based on this, it can be said that philologically there are still many writing errors and giving corrections by giving signs, while based on the contents of the PKN text it can be said that to achieve the perfection of life is to apply the values of life and religious teachings taught which is religious orientation in the text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana Dewi Shinta
"Pemikiran religi orang Jawa berhubungan dengan spiritual yang berpengaruh terhadap pedoman hidup yang dianutnya. Pedoman hidup merupakan sesuatu yang gaib bagi manusia karena tidak dapat dilihat secara kasat mata dan sebagai batasan untuk dirinya sendiri supaya tingkah lakunya tidak melebihi batas. Dengan demikian, manusia dapat menemukan kebahagiaan serta ketentraman hidup dengan cara mempelajari ajaran yang baik dan benar di jalan Allah. Salah satu naskah Jawa yang membahas tentang pedoman hidup yang mengajarkan manusia untuk selalu berjalan pada keutamaan adalah Serat Mardipracaya (disingkat SMP). Naskah ini berisi pemikiran religi orang Jawa berkenaan dengan hal-hal gaib yang disebut sebagai makna percaya atau keyakinan untuk menguatkan jalan pikiran manusia agar dapat menuju ke keutamaan. Persoalannya adalah teks SMP ditulis dengan huruf Jawa dalam bahasa Jawa ragam krama yang saat ini sudah tidak begitu dipahami lagi oleh masyarakat Jawa. Berdasarkan hal ini, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana caranya agar teks SMP dapat dipahami oleh pembaca masa kini? Dan apa nilai religi yang terkandung di dalam teksnya, supaya dapat digunakan untuk mengarahkan manusia agar berjalan menuju pada keutamaan hidup? Tujuan penelitian ini, menampilkan teks SMP dan mengungkapkan kandungan isi teksnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian filologi, sedangkan kandungan isi teksnya dianalisis dengan pendekatan religi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa naskah SMP merupakan naskah bergenre piwulang yang memuat sistem religi orang Jawa dari golongan santri agar menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa teks ini masih banyak kesalahan penulisan dan diberikan perbaikan dengan memberi tanda-tanda serta menguraikan suatu kepercayaan atau keimanan dalam segi agama dan relevan sampai saat ini dan dapat digunakan sebagai ajaran sehari-hari terkait dengan keyakinan masing-masing orang.

Javanese religious thought is related to the spiritual which influences the way of life that they adhere to. The guideline of life is something supernatural for humans because it cannot be seen with the naked eye and as a limit for themselves so that their behavior do not exceed the limit. Thus, humans can find happiness and serenity in life by studying good and true teachings in the way of Allah. One of the Javanese texts that discusses the guidelines of life that teach humans to always walk on virtue is Serat Mardipracaya (abbreviated as SMP). This text contains Javanese religious thoughts regarding supernatural things which are referred to as the meaning of belief to strengthen the way of the human mind so that it can lead to virtue. The problem is that the text of 'SMP' is written in Javanese characters in the Javanese variety of manners which is no longer well understood by the Javanese people. Based on this case, the questions that arises are how can the text of 'SMP' can be understood by today's readers? And what are the religious values contained in the text, so that it can be used to direct humans to walk towards the virtues of life? The purpose of this research is to display the text of 'SMP' and reveal the contents of the text. The method used in this study is philological research method, while the content of the text is analyzed with a religious approach. The results of this study indicate that the text of 'SMP' is a 'piwulang' genre text which contains the Javanese religious system from the santri class in orderlive according to Islamic teachings. Based on the analysis, it can be concluded that this text there are still many writing errors and improvements are given by symbol marking and describes a belief or faith in terms of religion and is relevant today and can be used as daily teachings related to the beliefs of each person."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ajip Rosidi, 1938-
Jakarta: Inti Idayu Press, 1985
301.451 AJI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ajatrohaedi, 1939-2006
"Carita pantun adalah bentuk sastra lisan Sunda yang mengisahkan petualangan anak Prabu SiIiwangi, raja Pajajaran, sebelum dapat dinobatkan menjadi raja sehingga dapat dianggap sebagai "roman sejarah". Sehubungan dengan itu, ada tiga masalah yang menarik untuk dibicarakan, masing-masing berkenaan dengan (a) unsur kesejarahan dalam carita pantun,(b) pemaparan dalam carita pantun, dan (c) peresapnilaian sastrawan Sunda masa kini terhadap cerita pantun itu.
Penelitian ini bertujuan untuk mencoba menerangjelaskan ketiga masalah itu walaupun serba sekilas.
Metod yang digunakan dalam penelitian ini adalah metod yang berlaku dalam penelitian kesusastraan, terutama yang bersifat: perian dan bandingan.
Dari penelitian kecil ini dspat dihasilkan gambaran bahwa ketiga hal pokok itu jelas nampak dalam kehidupan kesusastraan Sunda. Namun, agar gambaran itu lebih utuh dan menyeluruh, seyogianya dilakukan penelitian yang lebih mendalam, menyeluruh, terpadu, dan terencana."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Suhardi Ekadjati
"ABSTRAK
Karangan ini merupakan studi tentang Ceritera Dipati Ukur (CDU) yang termaktub dalam naskah-naskah, catatan-catatan tertulis lainnya, dan buku-buku tercetak. CDU melukiskan peristiwa yang bertalian dengan tokoh Dipati Ukur, daerah dan rakyat Ukur yang hidup sekitar awal abad ke-17 Masehi. Peristiwa itu dilukiskan oleh beberapa orang pengarang yang berasal dari beberapa daerah, terutama dari wilayah Priangan, pada waktu serta dengan cara maksud, bahasa, dan huruf yang berlainan. Peristiwa itu juga diabadikan oleh sejumlah orang Belanda dalam catatan mereka. Adalah suatu kenyataan bahwa naskah-naskah yang mengandung CDU cukup banyak jumlahnya. Begitu Pula CDU yang terdapat dalam penerbitan dan catatan tertulis lainnya. Naskah-naskah yang berasal dari wilayah Sunda (Jawa Barat) jumlahnya tidak sedikit, walaupun tidak sebanyak naskah yang berasal dari wilayah Jawa, terutama dari Jawa Tengah. Koleksi naskah Sunda yang paling banyak jumlahnya terdapat di Universiteit Bibliotheek Leiden (U-BL) dan Museum Pusat Jakarta. Dari sekian banyak naskah yang berasal dari wilayah Jawa Barat itu, beberapa buah naskah diantaranya telah dipublikasikan "
1979
D124
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>