Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pudji Andayani
"ABSTRAK
Latar belakang Bayi baru lahir BBL sangat rentan terhadap infeksi dari dalam kandungan maupun di lingkungan luar kandungan Infeksi berat yang terjadi di 3 hari pertama kehidupan Early Onset Sepsis pada BBL dapat ditegakkan melalui penampakan klinis maupun beberapa marka infeksi seperti C reak tif protein CRP Sampel darah yang diperlukan utuk pemeriksaan CRP cukup banyak dan cukup menyulitkan untuk BBL Saliva mengandung komponen yang mirip dengan darah dalam hal mendeteksi CRP Tujuan Mengetahui apakah CRP saliva dapat digunakan seakurat darah neonatus mendeteksi infeksi dini neonatus Metode Penelitian dilakukan selama periode Oktober 2015 ndash Desember 2015 pada bayi baru lahir risiko infeksi yang memenuhi kriteria Data dianalisis dengan perangkat elektronik statistik dengan tingkat kemaknaan p0 05 terdapat hubungan yang bermakna antara CRP saliva terhadap CRP darah Nilai p 0 05 dengan r positif atau searah yang menunjukkan semakin tinggi kadar CRP saliva semakin tinggi juga kadar CRP darah Kekuatan hubungan sangat kuat 0 8
ABSTRACT
Backgound Newborns babies are very susseptible to infection from intra and extrauterine environment Severe infection within the first 3 day of life is classified as early onset sepsis EOS in the newborn baby based on clinical manifestation and same serological markers such as C reactive protein CRP Blood samples procedure to CRP examination are more volume liquid and requires highly trainned personnel for newborn Objective To know wether salivatory CRP can be used acurated as CRP from blood sample for detection early infection in neonate and to evaluated sample characteristic association with blood and CRP saliva Methods A prospective study was conducted in newborn baby at Ulin Hospital Banjarmasin period 15 october 2015 to December 15 2015 The participates are newborn babies with risk infection who enrolled inclusion criteria Statistical analyses used the software statistic electronic significant is p 0 05 Saliva CRP and blood samples were detected in each group as 8 babies with concentration ge 10mg L There was a statisticaly significant correlation between salivary CRP level to blood CRP level r 0 806 p"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Anggraeni
"Pendek adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan linear berada di bawah standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO). TB/U atau PB/U yang kurang dari -2 SD memiliki berbagai dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita serta kondisi kesehatan jangka panjang. Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya faktor dominan yang berhubungan dengan TB/U atau PB/U pada balita (6-59 bulan) di Wilayah kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garut tahun 2013.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 152 balita (6-59 bulan). Adapun pengambilan data dilakukan pada bulan Maret hingga April 2013. Variabel yang diteliti yaitu TB/U atau PB/U, umur, berat lahir, panjang lahir, penyakit infeksi, asupan energi, asupan protein, perbandingan persentase asupan protein hewani dan nabati, asupan zat gizi mikro (zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, kalsium, dan zink), pengeluaran keluarga, ASI eksklusif, dan pendidikan ibu. Analisis yang digunakan adalah uji korelasi dan uji t independen (analisi bivariat), serta regresi logistik berganda (analisis multivariat).
Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara TB/U atau PB/U dengan berat lahir, penyakit infeksi, dan asupan energi. Sementara itu dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa penyakit infeksi merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan TB/U atau PB/U pada balita (6-59 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garut.

Stunting is a form of malnutrition which is characterized by impaired linear growth below the World Health Organization (WHO) standards. HAZ or LAZ under-2 SD has various negative effects in infants growth, development and long-term health conditions. The objective of this study was to investigate the dominant factor of stunting (HAZ or LAZ) in infants (6-59 months) in the work areas of Mekarwangi community health center.
This study used cross-sectional design with a sample size of 152 infants (6-59 months). Data collection was conducted in March until April 2013. Variables studied were HAZ or LAZ, age, birth weight, birth length, infectious diseases, energy intake, protein intake, percentage ratio of animal protein and vegetable intake,micronutrients intake(iron , vitamin A , vitamin D, vitamin C, calcium, and zinc), family expenses, exclusive breastfeeding, and mother’s education. The data was analyzed using correlation test, independent t test (bivariate analysis), and multiple logistic regression (multivariate analysis).
The results of bivariate analysis showed a significant relationship between HAZ or LAZ with birth weight, infectious diseases, and energy intake. Meanwhile, results of multivariate analysis showed that infectious disease was the dominant factor associated with HAZ or LAZ on infants (6-59 months) in the work areas of Mekarwangi community health center, Garut regency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Wijaya
"

Latar belakang: Resistensi antibiotik merupakan masalah penting dan ancaman bagi kesehatan manusia di hampir seluruh negara. Dampak infeksi bakteri multidrug-resistant (MDR) berupa luaran pasien lebih buruk, biaya perawatan lebih besar, dan penggunaan antibiotik spektrum luas yang berpotensi meningkatkan prevalensi resistensi. Surveilans healthcare-associated infection (HAI) dan identifikasi faktor risiko diharapkan bisa menurunkan laju resistensi.

Tujuan: Menilai kekuatan pengaruh dari komorbiditas, riwayat pengobatan dengan antibiotik intravena 15 hari terakhir, tindakan bedah, penggunaan lebih dari 2 indwelling medical device, dan rawat inap lebih dari 7 hari terhadap terjadinya infeksi bakteri MDR pada pasien anak.

Metode: Penelitian retrospektif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta terhadap pasien berusia 1 bulan-18 tahun dengan pertumbuhan bakteri pada hasil kultur. Data diperoleh dari electronic health record yaitu data demografi, komorbid, riwayat terapi antibiotik, tindakan bedah, medical device, lama rawat inap, data mikrobiologi, dan luaran akhir perawatan.

Hasil: Proporsi bakteri MDR pada penelitian ini sebesar 76,3%. Analisis bivariat tidak menunjukkan adanya hubungan antara komorbiditas, riwayat terapi antibiotik, tindakan bedah, dan penggunaan lebih dari 2 indwelling medical device, dengan infeksi bakteri MDR pada pasien anak. Namun rawat inap lebih dari 7 hari akan meningkatkan risiko pasien anak mengalami infeksi bakteri MDR (OR 2,755; 95% IK 1,107-6,857; P = 0,036).

Simpulan: Pasien anak dengan rawat inap lebih dari 7 hari memiliki risiko hampir 2,7 kali lipat untuk mengalami infeksi bakteri MDR dibanding pasien anak dengan rawat inap 7 hari atau kurang.


Background: Antibiotic resistance is an important problem and threats to human health worldwide. Multidrug-resistant (MDR) bacteria infection is associated with poor outcome, higher treatment cost, and higher rate of broad spectrum antibiotic use which may lead to subsequent antibiotic resistance. Healthcare-associated infection surveillance and identification of risk factors can provide effort to control the development of antibiotic resistance.

Objective: Measure the strength of association between comorbidity, intravenous antibiotic use within the last 15 days, surgery procedure, use of more than two indwelling medical devices, and hospital stay more than 7 days, with MDR bacteria infection in pediatric patient.

Methods: Restrospective study in 1 month - 18 years old pediatric patient at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta who had bacteria growth on microbiological culture. Demographic data, comorbid condition, history of antibiotic use, surgery, indwelling medical device use, length of hospital stay, microbiological data, and mortality were collected from the electronic health record.

Results: Rate of MDR bacteria infection in this study was 76,3%. Bivariate analysis showed no relationships between comorbidity, intravenous antibiotic use in prior 15 days, surgery, and use of more than two indwelling medical devices, with MDR bacteria infection. Pediatric patients with hospital stay longer than 7 days were more likely to have MDR bacteria infection (OR 2,755; CI 95% 1,107-6,857; P = 0,036) compared to those with hospital stay 7 days or less.

Conclusion: Hospital stay longer than 7 days increase risk pediatric patient to contract MDR bacteria infection by 2,7 fold.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Martha
"Dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia, angka kematian dan kesakitan karena ISPA cukup tinggi. Sementara itu penggunaan pelayanan kesehatan oleh ibu-ibu yang balitanya terkena ISPA khususnya pnemoni masih sangat kurang, padahal mereka ini perlu segera dibawa ke pelayanan kesehatan, karena pnemoni bisa dengan cepat mendatangkan kematian. Disisi lain masih banyak ibu-ibu yang balitanya terkena pnemoni dan bukan pnemoni memberikan obat warung untuk menanggulangi peayakit tersebut. Dilakukannya penelitian Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Sikap dan Kepercayaan Ibu dengan Perilaku Penggunaan Pelayanan Kesehatan Bagi Balita Sakit ISPA, adalah untuk mempelajari hubungan antara Karakteristik sosial ekonomi, Pengetahuan, Sikap dan Kepercayaan Ibu dengan Perilaku Penggunaan Pelayanan Kesehatan Bagi Balita Sakit ISPA. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji perbedaan proporsi (X2) dan uji regresi logistik.
Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional. Untuk keperluan analisa, responden dibagi atas kelompok yang balitanya terkena pnemoni dan bukan pnemoni, karena dalam tindakan penatalaksanaan antara kedua kelompok ini berbeda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok responden yang balitanya terkena pnemoni; pendidikan, pekerjaan, sikap terhadap pengobatan dukun, sikap terhadap pengobatan melalui ibu, dan sikap tidak perlu membawa anak yang batuk pilek ke pelayanan kesehatan, mempunyai hubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan, sedangkan pada kelompok responden yang balitanya bukan pnemoni; sikap terhadap pengobatan dukun, sikap tidak perlu membawa anak yang batuk pilek ke pelayanan kesehatan serta kepercayaan terhadap umur bayi sakit yang boleh diberi obat, yang mempunyai hubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan.
Namun dari semua variabel bebas, yang menunjukkan hubungan yang sangat erat adalah variabel pekerjaan pada kelompok responden yang balitanya terkena pnemoni, sedangkan pada kelompok responden yang bukan pnemoni tidak terlihat hubungan yang erat satupun. Untuk meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan ini, perlu dilakukan intervensi berupa penyuluhan terhadap responder dan keluarga, selain itu perlu peningkatan penatalaksanaan program ISPA kemasyarakat.

In developing countries, including Indonesia, morbidity and mortality rates for acute respiratory infection is high. At the same time, the utility rates of mothers whose children suffer from pneumonia is still very low. Even though those children should be taken to a health facility as soon as possible since pneumonia can lead to sudden death. On the other side, many mothers whose child suffers from pneumonia or another acute respiratory infection often treat their children with drugs bought in a local shop.
This research studies the relation between characteristic social economic, knowledge, attitudes and beliefs of mothers and the use of health services for children under five years of age Buffering from acute respiratory infection. The statically analysis used is proportional difference test (X2) and logistic regression test. The design used in this research is cross-sectional. During analysis, the respondents are divided in groups according to the acute respiratory infections of their children (pneumonia or non-pneumonia), because the behavior between these groups differ.
The research shows that the group whose child suffer from pneumonia, education, occupation and attitude towards traditional treatment, attitude towards self-treatment and the attitude not to bring a child with a cough a health facility, relate to the use of health facilities. In the group mothers whose child suffers a non-pneumonia infection, the attitude towards traditional treatment, attitude not to bring a child with a cough to a health facility and the beliefs regarding a certain age on which a child can be given drugs, also relate to the use of health services.
From all the independent variables, the highest relationship shown between the use of health facility is the variable occupation of the group whose child suffers from pneumonia, while the group whose child suffers from a non pneumonia infection, non of the variable show a strong relation. To increase the utility rates of the health facilities, and education intervention towards the respondents and their families is needed. Besides that, improvement of the respiratory infections program in order to reach the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T4461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Ikhsan
"Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, angka kematian dan kesakitan karena ISPA cukup tinggi. Sementara itu penggunaan pelayanan kesehatan oleh ibu-ibu yang balitanya menderita ISPA masih sangat kurang, padahal mereka ini perlu dibawa ke pelayanan kesehatan. Di sisi lain masih banyak ibu yang balitanya menderita ISPA memberikan obat warung dan membawa ke dukun untuk menanggulangi penyakit tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau mempelajari tentang penggunaan pelayanan kesehatan pada ibu balita penderita ISPA. Di samping itu juga ingin diketahui hubungan pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, anjuran , biaya berobat, jarak pelayanan, sikap petugas dengan penggunaan pelayanan kesehatan.
Populasi adalah ibu balita penderita ISPA di Kotamadya Sabang, jumlah sampel adalah 210 ibu balita ISPA. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji chi square. Disain yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional dan kualitatif dengan Fokus Grup Diskusi (FGD). Untuk keperluan analisis, responden dibagi atas kelompok ibu yang menggunakan pelayanan kesehatan dan yang tidak menggunakan pelayanan kesehatan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel babas yaitu pendidikan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, biaya berobat dan jarak pelayanan mempunyai hubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan. Sedangkan pekerjaan ibu, anjuran dan sikap petugas tidak ada hubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan ini perlu dilakukan penyuluhan terhadap ibu-ibu balita dan keluarga, keterampilan kader dan dukun dalam mendeteksi dini penyakit ISPA serta pendayagunaan bidan didesa dan melengkapi mereka dengan sarana yang cukup, termasuk paket obat yang memadai. Selain itu perlu peningkatan pelaksanaan program ISPA ke masyarakat.

The Factors Are Related With The Using Of Health Service On The Children Under Five Who Suffered From Acute Respiratory Infection In The Town Of Sabang, 1999.
The mortality and morbidity rates caused by the Acute Respiratory Infection (ARI) in developing countries, including Indonesia is high enough. The children under five who suffered from ARI needed the medical treatment but their mothers seldom took them to the health service.The mothers gave them the non-prescribed medicines from the shop as well as took them to the traditional inhalers, instead of, to the diseases.
The objectives of the research are to get information on the utilization of health service by the ARI suffered children under five's mothers. In addition, the research would also like to the relation of mother's education, job, knowledge, attitude, medical cost, distance from the service location, health offices attitude to the utilization of health service. Population of the research where the mothers who had children under five with ARI in the Town of Sabang. Two hundred and ten of them became sample for the research chi square test used for the statistical analysis. The cross sectional design was used for this quantitative research as well as qualitative by using Focus Group Discussion. For the analysis purpose the respondents divided into the mothers used health service for the case and the non-used health service as the control.
The result of the research indicated that the independent variables mother's education, knowledge, attitude, medical cost and distance from the location have relation with the using of health service. While job, curative suggestion and head officer attitude haven't relation with the using of health service.
The activities such as training, education for the mothers and families with children under five should be conducted as well as skill training for health cadres and traditional birth attendance in early detection of ARI. In addition the village midwives must be equipped with adequate facilities including medical packet to gear up their activities in the village and improve the implementation of Alta program in the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfina Natalia
"Infeksi yang terjadi pada anak merupakan perhatian penting pada kesehatan anak di dunia. Kondisi ini membutuhkan pelayanan dan perawatan jangka panjang
sehingga dilakukan tindakan invasif pada anak, salah satunya pemasangan central venous catheter (CVC), tindakan ini meningkatkan potensial komplikasi yang memperberat kondisi infeksi pada anak. Pendekatan asuhan keperawatan menggunakan teori caring Swanson dapat diterapkan. Teori ini sesuai dengan
proses keperawatan dan sejalan dengan family centered care (FCC) yang merupakan paradigma keperawatan anak. Karya ilmiah spesialis ini bertujuan
memberikan gambaran asuhan keperawatan berdasarkan teori caring Swanson pada anak dengan masalah infeksi. Metode yang digunakan adalah studi kasus.
Kebutuhan pada 5 kasus kelolaan dikaji berdasarkan 5 konsep caring Swanson yaitu knowing meliputi pengkajian dan diagnosis keperawatan. Intervensi
keperawatan diberikan dengan melakukan doing for, being with, enablingempowering, dan maintaining belief . Salah satu intervensi yang dilakukan adalah pemantauan dan perawatan CVC menggunakan CVC exit-site infection score untuk menurunkan kejadian infeksi. Evaluasi tindakan dilakukan berdasarkan nursing outcome sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditegakkan. Hasil studi aplikasi teori caring Swanson pada anak dengan masalah infeksi, berdampak pada penurunan kondisi infeksi CVC dan kepuasan pasien dan keluarga atas pelayanan yang diberikan.

Infection that occurs in children is an important concern for children's health in the world. This condition requires long-term care and treatment so that invasive measures are taken on children, one of which is the installation of a central venous
catheter (CVC), this action increases the potential for complications that aggravate the condition of infection in children. Nursing care approach using Swanson's caring theory can be applied. This theory is in accordance with the nursing process and is in line with family centered care (FCC) which is the paradigm of pediatric
nursing. The scientific work of this specialist is aimed at providing an overview of nursing care based on Swanson's theory of caring for children with infectious problems. The method used is a case study. The needs of the 5 cases under management were studied based on Swanson's 5 caring concepts, namely knowing covering nursing assessment and diagnosis. Nursing intervention is given by doing for, being with, enabling-empowering, and maintaining belief. One of the interventions carried out is CVC monitoring and treatment using CVC exit-site infection score to reduce the incidence of infection. Evaluation of actions is carried out based on nursing outcomes in accordance with the Nursing diagnosis that has been established. The results of the study of the application of Swanson's caring theory in children with infection problems, have an impact on reducing the condition of CVC infection and patient and family satisfaction with the services
provided.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Anindiya
"[Ilmu Kedokteran Gigi merupakan salah satu bidang yang rawan untuk
terjadinya kontaminasi silang antara pasien-dokter gigi, pasien-pasien dan pasien perawat. Kontrol Infeksi dapat mencegah terjadinya infeksi silang. Tujuan: Melihat hubungan Pengetahuan, Perilaku dan Faktor Lingkungan terhadap keberhasilan upaya Kontrol infeksi pada Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran gigi Univesritas
“x” di Jakarta. Metode: Metode penelitian yang digunakan cross sectional dengan Model penelitian Sequential Explonatory design. Penelitian dilakukan pada Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas “X” di Jakarta yang sudah melewati
pendidikan profesi selama 2 (dua) semester, dengan jumlah sampel sebanyak 101 mahasiswa. Hasil: Upaya Kontrol Infeksi pada Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran gigi universitas “X” di Jakarta masih kurang baik.Ini dipengaruhi oleh pengetahuan, perilaku dan faktor lingkungan masih kurang baik dan mempunyai p value
< 0,05 sehingga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap upaya kontrol infeksi. Kesimpulan: Pengetahuan dan Perilaku dapat ditingkatkan dengan membentuk program yang berisikan promosi kesehatan dalam bentuk poster-poster, standart operasional prosedur berdasarkan standard precautions dan seminar-seminar bagi
mahasiswa program profesi fakultas kedokteran gigi;Background: Dentistry is one of a science which has a high sensitivity to caused
cross-contamination between the patient-dentist, patient-patient and patient-nurse. Infection control may prevent cross-infection. Objective: Knowing the relationship between Knowledge, Behavior and Environmental Factors with successfull of Infection Control by the students of Professional Program Study of the Faculty of Dentistry, Universitas "x" in Jakarta. Methods: The method used is cross sectional with research model Sequential Explonatory Design. The study which has the total sample of 101 students was conducted and involved the
students of Professional Program Study of the Faculty of Dentistry, University "X" in Jakarta, which has passed the professional education for two (2) semesters. Results: Infection Control Efforts conducted by the student of Professional Program Study Faculty of Dentistry, University "X" in Jakarta is not maximal. It was affected by the Knowledge, Behavior and Environmental Factors which not good enough and has a p value <0.05 and therefore has a significant relationship which infection control effort. Conclusion: Knowledge and Behavior can be improved by establishing a program containing health promotion in the form of posters, standard operating procedures based on standard precautions and seminars for the students of Professional Program Study of the faculty of dentistry., Background: Dentistry is one of a science which has a high sensitivity to caused
cross-contamination between the patient-dentist, patient-patient and patient-nurse.
Infection control may prevent cross-infection. Objective: Knowing the
relationship between Knowledge, Behavior and Environmental Factors with
successfull of Infection Control by the students of Professional Program Study of
the Faculty of Dentistry, Universitas "x" in Jakarta. Methods: The method used is
cross sectional with research model Sequential Explonatory Design. The study
which has the total sample of 101 students was conducted and involved the
students of Professional Program Study of the Faculty of Dentistry, University
"X" in Jakarta, which has passed the professional education for two (2) semesters.
Results: Infection Control Efforts conducted by the student of Professional
Program Study Faculty of Dentistry, University "X" in Jakarta is not maximal. It
was affected by the Knowledge, Behavior and Environmental Factors which not
good enough and has a p value <0.05 and therefore has a significant relationship
which infection control effort. Conclusion: Knowledge and Behavior can be
improved by establishing a program containing health promotion in the form of
posters, standard operating procedures based on standard precautions and
seminars for the students of Professional Program Study of the faculty of
dentistry.]"
Universitas Indonesia, 2015
T43490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Emiliana
"

Kemoterapi adalah salah satu pengobatan kanker yang memiliki efek samping immunosupressan yang menekan sistem imun tubuh sehingga tubuh mudah terinfeksi. Pendekatan teori yang dapat diaplikasikan pada anak kanker adalah teori caring Swanson. Konsep teori caring Swanson menyerupai dengan alur proses keperawatan. Karya Ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan aplikasi teori keperawatan Caring Swanson pada anak dengan kanker yang mengalami masalah risiko penyebaran infeksi. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Kebutuhan pada 5 kasus kelolaan dikaji berdasarkan lima konsep caring Swanson yaitu knowing yaitu pengkajian dan diagnosa keperawatan. Pengkajian yang dapat dilakukan menggunakan instrumen “telephone triage oncology” versi Indonesia untuk mengetahui secara cepat masalah pada anak kanker. Intervensi keperawatan diberikan dengan melakukan doing for, being with, enabling dan maintaining belief. Evaluasi tindakan dilakukan berdasarkan nursing outcome sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan. Hasil studi aplikasi teori caring Swanson pada anak kanker yang mengalami risiko penyebaran infeksi berdampak pada kepuasan pasien dan keluarga atas pelayanan keperawatan yang telah diberikan.

 

Kata Kunci: Kanker, risiko penyebaran infeksi, Teori Caring Swanson


Chemotherapy is a cancer treatment that has immunosupressant side effects that suppress the body's immune system so that the body is easily infected. The theoretical approach that can be applied to cancer children is the theory of Swanson caring. The concept of Swanson caring theory resembles that of the nursing process. This Scientific Work aims to describe the application of Caring Swanson's theory of nursing in children with cancer who experience problems with the risk of spreading infection. The method used is a case study. The need for 5 cases under management was examined based on five Swanson caring concepts, namely knowing, namely the assessment and diagnosis of nursing. Assessments that can be carried out using the Indonesian version of the "telephone triage oncology" instrument to quickly identify problems in children with cancer. Nursing interventions are given by doing for, being with, enabling and maintaining belief. Action evaluation is based on the nursing outcome in accordance with the nursing diagnosis that has been enforced. The study results of the application of Swanson's caring theory in cancer children who experience the risk of spreading infection have an impact on patient and family satisfaction with the nursing services that have been given.

 

Keywords: Cancer, risk of spread of infection, Swanson Caring Theory

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Safira Alatas
"Infeksi nosokomial (IN), yaitu infeksi yang didapatkan dari rumah sakit, sampai saat ini masih menjadi masalah yang serius di setiap rumah sakit. Selain dapat meningkatkan waktu serta biaya perawatan di rumah sakit, IN juga dapat menyebabkan tingginya angka morbiditas, mortalitas pada pasien yang terkena infeksi tersebut serta meningkatkan risiko palsi serebral/kecacatan pada bayi yang bertahan hidup.
Infeksi nosokomial seringkali meningkat seiring dengan semakin berkembangnya teknologi kedokteran yang dapat menambah variasi prosedur tatalaksana yang harus dilalui oleh seorang pasien sehingga pada akhimya dapat meningkatkan risiko terkena IN.
Angka kejadian IN pada anak dilaporkan berkisar antara 3-7%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kejadian pada orang dewasa yaitu sekitar 4%, sedangkan angka kematian yang disebabkan IN pada anak dilaporkan sebesar 11%. Data yang dilaporkan oleh National Nosocomial Infection Surveillance (NNIS) System menyatakan bahwa pada tahun 1980-1994 IN pada bayi barn lahir merupakan IN terbanyak yaitu 26-43% dari seluruh IN.
IN aliran darah (INAD), yaitu adanya patogen pada aliran darah pasien yang dirawat di rumah sakit dalam waktu lebih dari 48 jam, adalah bagian dari IN yang juga menjadi masalah yang sexing ditemukan dalam sistem pelayanan kesehatan akhir-akhir ini. Insiden dan prevalensinya yang cukup tinggi mengakibatkan tingginya angka morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan serta lamanya masa perawatan di rumah sakit.
Di Indonesia, angka kejadian serta angka kematian secara nasional akibat INAD pada bayi baru lahir (neonates) belum pemah dilaporkan sebelurnnya. Penelitian tentang INAD (nsocomial septicemia) pada bayi baru lahir yang masuk ke special care unit."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfir Rahman
"Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) membantu ahli radiologi untuk mengetahui apakah pasien mengalami glioma otak atau infeksi otak. Dalam tugas akhir ini dibahas proses klasifikasi terhadap data hasil MRS untuk mengetahui apakah pasien mengalami glioma otak atau infeksi otak. Metode yang digunakan untuk klasifikasi adalah metode AdaBoost dengan base learner K-Nearest Neighbor dan metode K-Nearest Neighbor. Hasil Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa metode AdaBoost dengan base learner K-Nearest Neighbor dengan K=3 mempunyai nilai akurasi 97% pada data training 80% sementara nilai akurasi dari metode K-Nearest Neighbor 94.4 % pada data training 80%. Hasil akhir dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebuah perangkat lunak pendukung keputusan ( Decision Support System) yang membantu memberikan informasi apakah pasien mengalami glioma otak atau infeksi otak.

Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) helps the experts of radiology to detect the brain glioma or brain infection in patients. In this final project, the classification process on the result of MRS data is discussed to detect the brain glioma or brain infection in patients. The used classification methods are AdaBoost with base learner K-Nearest Neighbor and K-Nearest Neighbor methods. The result of research shows that the AdaBoost method with base learner K-Nearest Neighbor with K=3 has 97% accuracy value on 80% training data, while the accuracy value from K-Nearest Neighbor method is 94.4 % on 80%training data. The result from the writing of this final project is the software for making decision (Decision Support System) that supports the giving of information on the existence of brain glioma or brain infection in patients."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>