Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ai Nurhamidah
"Organisasi Pramuka di Bahrain beregerak sebagai organisasi kepemudaan yang mendidik para pemuda Bahrain agar menjadi seorang yang “be prepared”. Di tengahtengah krisis kepemimpinan yang melanda dunia, baik dunia bagian barat maupun dunia bagian timur, pramuka diyakini sebagai organisasi yang membina para anggotanya untuk menjadi seorang yang memiki kualitas diri dan memiliki karakter pemimpin yang baik, begitu pula dengan Pramuka Bahrain. Pramuka Bahrain juga sebagai organisasi kepemudaan yang membina anggotanya agar memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang baik, pribadi yang siap untuk melaksanakan kewajibannya terhadap Tuhan dan negara, serta siap untuk menjadi seorang volunteer dan pioneer bagi sesamanya.
Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode studi pustaka, metode wawancara dan metode deskriptif. Kemudian kerangka teorinya berdasarkan teori organisasi sosial yang dikemukanan oleh Stephen P. Robbins (1994). Penulisan jurnal ini diharapkan mampu mendeskripsikan Pramuka Bahrain dari perspektif pendidikan soft skill yang bergerak di bidang sosial. Pramuka Bahrain banyak ikut serta dalam kegiatan sosial, seperti membersihkan daerah tercemar, penyemprotan insektisida, membantu untuk mengatur pelayanan donor darah, berperan aktif dalam acara-acara olahraga dan mengambil alih pertolongan pertama (P3K) di sekolah-sekolah maupun dalam acara besar lain yang diadakan oleh Gulf Cooperation Council (GCC).
Scouts Organization in Bahrain moves as a youth organization that educates the youth of Bahrain to become a "be prepared". In the midst of a leadership crisis that hit the world, both the world and the western part of the eastern world, scouts believed to be an organization that fosters its members to become a thinking about the qualities and has the character of a good leader, as well as Bahrain Scouts. Bahrain Scouts youth organizations as well as to foster their members to have a good personality and leadership, personal ready to carry out his duty to God and country and is ready to become a volunteer and pioneer for others.
The method used in writing this journal is book study method, interview and descriptive methods. Then the framework of his theory based on the theory of social organization dikemukanan by Stephen P. Robbins (1994). Writing journals are expected to describe the Bahrain Scouts from the perspective of soft skills education engaged in the social field. Scouting Bahrain many participate in social activities, such as cleaning up polluted areas, spraying insecticide, helping to organize the service blood donors, active in sports events and take over first aid (P3K) in schools and in other large events are held by Gulf Cooperation Council (GCC).
"
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lord Robert Baden-Powell
Jakarta: renebook, 2018
369. 430 92 LOR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Baden-Powell, Robert
New York: Oxford University Press, 2005
369.43 BAD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Charliyan
"Sebagai suatu kesatuan, sistem pendidikan meliputi berbagai unsur di dalamnya diantaranya menjadi komponen utama dalam kegiatan belajar mengajar adalah substansi/materi pengajaran, pengajar / instruktur dan metode atau cara penyampaian belajar mengajar. Atas dasar itu penelitian yang berkaitan dengan PPBN sbeagai sub bagian dalam pendidikan nasional salah satunya ingin melihat secara substansial materi yang diajarkan maupun hasil yang dicapat terhadap penerimanya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan mekanisme pendidikan PPBN pada Gerakan Pramuka, serta mengetahui pihak-pihak yang terlibat dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan PPBN, serta menganalisis anggapan Pramuka sebagai penerima terhadap penyelenggaraan PPBN. Penelitian ini juga memberikan bahan penyempurnaan penyelenggaraan PPBN agar dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T11870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Diana Dewi
"Program revitalisasi gerokan Pramuka yang telah digulirkan sejak 2006, belum mampu memberikan perubahan yang signifikan dalam gerakan Pramuka itu sendiri pada kenyataannya di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya minat para pemuda dan pellljar di Indonesia untuk aktif dalam kegiatan kepramukaan, walaupun secara tertulis jumlab anggota Pramuka adalah 16.374.299 orang. Fokus penelitian ini adalah posisi gerakan Pramuka di dalam benak stakeholders, dan strategi untuk mereposisi gerakan Pramuka sebagai wadah pengembangan kepemimpioan pemuda.
Berdasarka penelitian melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori Kriteria Positioning dan Alasan Reposisi oleh Hermawan Kertajaya (2004), diperoleh kesimpulan bahwa stakeholders memposisikan Gerakan Pramuka hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ataupun di perguruan tinggi dan mereka meni!ai tidak ada kepentiogan bagi mereka untuk berpartisipasi aktif didalamnya. Gerakan Pramuka perlu melakukan reposisi dengau strategi PNU3P (!. Pasar. Perluas target pasar sarnpai pra siaga, fokus pasar Penegak dan Pandega pada basis pembioaan di masyarakat, 2. Nilai. Tarnbabkau nilai-nilai modernisme, 3. Unggul. Tunjukkan keunggulan dengan membuat tagline, 4. Unik. Tunjukkan keunikan, 5. Ubah. Lakukan perubahan pada atribut dan buat positioning statement yang menarik6. Promosi. Lakukan promosi melalui keJja sama dengan berbagai pihak).

The scout revitalization program which has been done since 2006in realityhas not yet given a significant change for the scout movement itself. This fact can be seen from the declining of interest of the youth and students in Indonesia to actively take a part in the scout activities; yet, it is claimed that there are 16. 374.299 members of Indonesia scout The focus of this research is the position of scout in stakeholders' perspective, and the strategy to reposition the scout movement as a media of youth leadership development Based on the research conducted in qualitative approach by using Positioning Criteria and Reposition Reasons Theory by Hem1awan Kertajaya (2004).
It is concluded that the stakeholders position scout movement only as an extracurricular activity at school or university, and they think that there is no importance for them to be actively involved in it The scout movement needs to do a reposition by applying PNU3P strategy (I. Pasar- Market; Enlarge the market target up to pre- 'siaga'' focus on "penegak" and "pandega" in educational base within society; 2. Nilai -Value; add the modernism ·values; 3. Unggul- Strong, show the streng by making a tagline; 4. Unik - Unique, demonstrate the uniqueness; 5. Ubah - Change, make changes on the attributes and create an interesting positioning statement; 6. Promosi - Promotion. do promotion through cooperation with other stakeholders).
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33500
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Gunawan
"Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga berperan dalam memfasilitasi organisasi kepemudaan dengan menyediakan fasilitas, anggaran, program, bantuan teknis serta konsultatif sehingga lembaga tersebut bisa mencapai kemandirian. Melalui Undang-undang tentang Kepemudaan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga berusaha untuk menjalankan fungsi pembinaan, fasilitasi, dan penataan organisasi kepemudaan.Penelitian ini memiliki fokus utama pada bagaimana organisasi kepemudaan memberikan respon terhadap berlakunya undang-undang kepemudaan, upayanya melakukan judicial review dan upaya lainnya serta alasan organisasi kepemudaan memberikan respon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dimana dalam meneliti kondisi suatu objek kajian ilmiah, peneliti berperan sebagai instrumen (alat ukur) kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), serta analisis data yang bersifat induktif. Dengan demikian analisa hasil penelitian adalah bentuk data verbal (kata, kalimat, skema, gambar) dan data-data tersebut merupakan pengukuran nilai mandiri tanpa membuat perbandingan ataupun menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Informasi dan data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Undang-undang Kepemudaan yang segera diberlakukan tidak membuat organisasi kepemudaan melakukan penyesuaian secara responsif untuk menata organisasinya. Organisasi kepemudaan cenderung bersifat konservatif dan status quo menghadapi peraturan yang baru. Upaya untuk mengajukan judicial review masih belum dilakukan hanya masih sebatas isu. Upaya lain yang ditempuh oleh organisasi kepemudaan yaitu dengan melakukan kompromi terkait batasan usia pemuda. Organisasi kepemudaan merespon undang-undang kepemudaan karena minimnya partisipasi publik dalam proses pembuatan undang-undang.
The Government through the Ministry of Youth and Sports was instrumental in facilitating youth organizations by providing facilities, budget, program, technical and consultative assistance to institutions to achieve independence. Through the law on the government led by the Ministry of Youth and Sports attempted to perform the function of coaching, facilitation, and youth organizational management. This research has a main focus on how youth organizations to respond to the enactment of legislation youth, efforts to conduct a judicial review and other efforts and the reasons for youth organizations to respond. The method used in this study is a qualitative research method, which examines the condition of an object in a scientific study, researchers act as instruments (gauges) key. Data was collected by triangulation (combined), as well as data analysis is inductive. Thus the analysis of the research is a form of verbal data (words, sentences, schematics, drawings) and these data are self-measurement value without making a comparison or connection between one variable with another variable. Information and data obtained and analyzed using content analysis approach. The results showed that the laws that take effect immediately led youth organizations do not make responsive adjustments to restructure its organization. Youth organizations tend to be conservative and status quo face new regulations. Efforts to apply for judicial review was not done just yet limited issue. Other efforts taken by the youth organization that is a compromise associated with the age limit of youth responded. Youth organizations respond to youth laws because of the lack of public participation in the law making process."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Exeter: Learning Matters, 2010
362.7083 USI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini menunjukkan bahwa kaum muda terlibat dalam budaya pengaturan yang sangat dinamis di Indonesia yang berlangsung terutama melalui organisasi kepemudaan. Dalam prakteknya kekuasaan negara di tingkat lokal disalurkan melalui organisasi pemuda dan tidak melalui suatu relasi kuasa yang bercorak langsung. Kasus pemuda Kampung di Ternate merupakan sebuah contoh bagaimana agensi kaum muda diwujudkan melalui negosiasi terus menerus, yang hasilnya lebih banyak berupa perebutan wacana dan kepentingan teritori."
JSP 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budy Pratama
"Organisasi kepemudaan tingkat nasional dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan untuk dapat memberdayakan pemuda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep organisasi kepemudaan harapan stakeholders dan merancang strategi mewujudkan organisasi kepemudaan sesuai dengan harapan stakeholders dan Undang-Undang Kepemudaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa Stakeholders mengharapkan organisasi kepemudaan menjadi organisasi yang mandiri, menjadi tempat pembelajaran bagi kader, mempunyai kepemimpinan yang kuat, sistem kaderisasi berjalan lancar, implementasikan manajemen modem, menjadi oranisasi yang akuntabel dan menjadi organisasi terbuka, mampu menjalin jejaring dan bermitra sejajar dengan organisasi lain.

The national youth organizations face various problems and challenges to be able to empower young people. The aim of this research is to [ind out the concept of youth organizations as expected by the stakeholders and to design strategy to establish youth organizations in accordance with the expectation ofthe stakeholders and with the Laws about the Youth. The research is qualitative research.
The research results discover that the stakeholders expect the youth organizations to become independent organizations, to become a learning place for the cadres, to have strong leadership, to have smooth cadre formation, to implement modern management, to become an accountable and open organization, and to be able to establish network and be in equal partnership with other organizations.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T32903
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astatia Damaiska
"Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan yang dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI masih ditenggarai beberapa permasalahan padahal hal tersebut berperan penting terhadap pembangunan kepemudaan nasional. Fokus penelitian ini adalah pemberdayaan Organisasi Kepemudaan nasional pasca terbitnya Undang-Undang Kepemudaan Tahun 2009. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data Mixed Method.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan belum berhasil dan membutuhkan peninjauan kembali terkait peraturan Undang-Undang Kepemudaan. Hal ini disebabkan sosialisasi peraturan yang belum merata dan tingginya penolakan peraturan pembatasan usia pemuda; rendahnya koordinasi kemitraan strategis; minimnya ikatan yang terjalin antara Organisasi Kepemudaan nasional dengan Kemenpora; serta bantuan dana untuk program kerja Organisasi Kepemudaan nasional yang dianggap masih belum memadai.

of Youth Organisation that conducted by the Ministry of Youth and Sports is still suspected some problems though have important role against the national youth development. The focus of this research is the empowerment of national Youth Organisations after the publication of the Youth Law in year 2009. This study used a qualitative approach with a mixed methods of data retrieval.
These results indicate that empowerment has not been successful and requires a review of the Youth law. This is due to socialization Youth Act that has not been spreaded evenly and high rejection of regulatory restrictions on the age of youth; low level of strategic partnership of coordination; lack of bond exists between the National Youth Organization with the Ministry of Youth and Sports; and funding for the program of national youth organizations that were deemed to be inadequate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>