Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Totaalvoetbal yang fenomenal dalam sejarah sepakbola ditandai dengan pemanfaatan keluangan lapangan. Taktik permainan yang diterapkan merupakan perwujudan cara hidup masyarakat Belanda yang merujuk pada ajaran Calvinisme. Taktik sepakbola ini bak identitas yang lentur, ia dimainkan tergantung dari situasi. Dalam tulisan ini toaalvoetbal yang dilihat sebagai identitas budaya dicermati dengan pemikiran Stuart Hall (1990). Tulisan ini mencoba memperlihatkan kaitan toaalvoetbal dengan identitas Belanda.

Total football which is phenomenal in football history marked by the utilization of a large space in the field. The tactics that are applied in this game reflects the Dutch society way of life which refers to Calvinism. This football tactics are also flexible, it could be played depends on the situation. As a subject of this research, total football will be analyzed by using Stuart Hall's concept about cultural identity. The aim is to explain the connection between total football with the Dutch identity."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Dwi Adilhaksono
"Penelitian yang berjudul Persija (1970-1990), Dinamika Perkembangan Sepakbola di Jakarta:, membahas mengenai perkembangan Persija dari awal berdirinya hingga mengalami periode keemasan serta periode terburuk dalam perjalanannya di kompetisi perserikatan PSSI. Alasan pemilihan judul mengenai Persija karena Persija merupakan sebuah kesebelasan besar yang berdomisili di Jakarta yang mempunyai sejarah panjang dalam dunia persepakbolaan di Indonesia yang didalam perjalanannya terdapat kesenangan dan juga kekecewaan. Persija menjadi salah satu tim perserikatan yang menjadi pencetus lahirnya induk organisasi di Indonesia, yaitu PSSI.
Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan dinamika perkembangan kesebelasan Persija dalam kompetisi perserikatan PSSI, khususnya pada periode 1970-1990, dengan menyoroti prestasi kesebelasan Persija pada periode tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik, Intepretasi dan Historiografi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kesebelasan Persija dalam mengikuti kompetisi perserikatan PSSI mengalami pasang surut dalam prestasi. Selama periode 1970-1980, Persija berhasil mencapai puncak prestasi dengan keluar sebagai juara sebanyak tiga kali dari lima pagelaran yang diselenggarakan PSSI pada periode tersebut, yaitu pada tahun 1973, 1975, dan 1979 hanya pada kompetisi tahun 1971 dan 1978 Persija gagal menjadi juara. Sebaliknya di periode 1980-1990, Persija mengalami periode buruk. Indikasinya dapat dilihat dengan tidak adanya gelar juara serta konflik-konflik internal yang mengiringi Persija pada periode tersebut.

The study, titled the Persija (1970- 1990), Development Dynamics of Football in Jakarta discussed about the development of Persija from a standing start until having the golden period and the worst period in their journey at PSSI union competition. The reason of selection the title of Persija, because Persija is a big teams who are domiciled in Jakarta, which has along history of football in Indonesia where in their journey there are a lot of pleasure and also disappointments. Persija be one of the union team that initiated the birth of the parent organization in Indonesia, that's PSSI.
The purpose oft his study is to describe the dynamics of the Persijai n the competition of PSSI union, its specialty in the period 1970-1990, highlighting the achievements of Persija in that period. The method used in this research is the historical method which consists of four stages, namely Heuristics, Criticism, Interpretation, and Historiography.
The results of this study indicate that Persija in the competition of PSSI unions have ups and downs in achievement. During the period 1970 - 1980, Persija managed to reach peak performance with came out as championsf or three times in five competition that on hold by PSSI in that period, namely in 1973, 1975, and 1979 only at the competition in 1971 and 1978, Persija are failed to become a champion. By contrast, in the period 1980 -1990, Persija had a bad period. Its indication can be seen in the absence of titles and also internal conflicts that accompanied Persija in that period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42880
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Rahman Hidayah
"Artikel ini membahas mengenai peran PT Bentoel terhadap perkembangan sepak bola Arema Malang 2003-2009 dan dampaknya terhadap peningkatan prestasi Arema Malang. Pendirian Arema Malang sebagai sebuah klub sepak bola tidak terlepas dari upaya beberapa warga Malang yang ingin membuat klub baru untuk ajang Galatama pada tahun 1987. Akan tetapi, klub ini dalam pengelolaannya merupakan klub swasta yang tidak disokong oleh dana pemerintah setempat. Terdapat permasalahan berupa masalah finansial yang terjadi berulang sehingga diatasi melalui pengambilalihan klub oleh perusahaan swasta ternama, yaitu PT Bentoel pada tahun 2003. Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode sejarah melalui pengumpulan sumber primer tertulis berupa surat kabar yang memberitakan proses akuisisi Arema oleh PT Bentoel dan buku-buku tentang dinamika perkembangan klub Arema Malang. Hasil yang ditemukan adalah Arema Malang sebagai klub sepak bola profesional membutuhkan dana yang besar tidak hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga menstabilkan kiprahnya dalam kancah sepak bola Indonesia. Stabilitas finansial tercermin dari kehadiran PT Bentoel yang membawa kekuatan finansial dan berimbas kepada pencapaian klub yang meningkat. PT Bentoel sebagai pemegang aset klub Arema Malang dari tahun 2003-2009 akhirnya berdampak kepada pihak internal maupun eksternal dari Arema Malang.

This article discusses the role of PT Bentoel in the dynamics of Arema Football Club from 2003-2009 and its effects on the Arema Malang’s performance improvement. The establishment of Arema Malang as a football club was inseparable from the efforts of several Malang youths who wanted to create a new club for the Galatama event in 1987. However, this club was managed as a private club which is not supported by local government funds. Financial problems that often occurred were then overcome through the takeover of this club by a well-known private company, named PT Bentoel in 2003. This article was written using the historical method by collecting written primary sources in the form of newspapers which reported on the process of acquiring Arema by PT Bentoel and books about the dynamics of the development of the Arema Malang club. The results found that Arema Malang as a professional football club required large funds not only to achieve accomplishments, but also to stabilize its performance in Indonesian football. Financial stability was reflected in the presence of PT Bentoel which brought financial strength and had an impact on the club's increased achievements. PT Bentoel as the asset holder of the Arema Malang club from 2003-2009 ultimately had an impact on the management of the Arema Malang club and related parties who had a relationship with this club"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hanief Budiman
"Sepak bola adalah salah satu olahraga populer di Qatar dengan dukungan dari pemerintah Qatar dan Asosiasi Sepak Bola Qatar. Pemerintah Qatar bersama programnya yaitu Aspire Academy memiliki otoritas utama dalam pengembangan pesepakbola muda. Asosiasi Sepak Bola Qatar memiliki otoritas menjadi badan kontrol dari liga dan klub sepak bola Qatar. Artikel ini membahas perkembangan sepak bola Qatar, Asosiasi Sepak Bola Qatar, liga sepak bola Qatar. tim nasional Qatar, dan Qatar menjadi penyelenggara Piala Dunia 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Pengumpulan sumber-sumber sejarah akan dibantu dengan aturan sistemis, serta dalam menguji atau menilai sumber-sumber tersebut secara kritis, dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan. Teori yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada teori perkembangan sepak bola. Temuan dari penelitian ini adalah perkembangan sepak bola Qatar tidak terhenti pada saat Piala Dunia 2022 selesai, namun terus dilanjutkan dengan faktor-faktor pendukung, seperti dukungan pemerintah, investasi perkembangan pesepakbola muda Qatar, perkembangan liga, dan pengintegrasian pengetahuan sepak bola benua Eropa.
Football is one of the popular sports in Qatar with the support of the Qatari government and the Qatar Football Association. The Qatar government and its Aspire Academy program have the main authority in the development of young footballers. The Qatar Football Association has the authority of being the control body of the Qatar football leagues and clubs. This article discusses the development of Qatar football, the Qatar Football Association, the Qatar football league. the Qatar national team, and Qatar hosting the 2022 World Cup. The method used in this research is the historical method. The collection of historical sources will be assisted by systemic rules, as well as in testing or assessing these sources critically, and presenting the results in written form. The theory used in this research refers to the theory of soccer development. The findings of this research are that the development of Qatari football did not stop when the 2022 World Cup was completed, but continued with supporting factors, such as government support, investment in the development of young Qatari footballers, league development, and integration of continental European football knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Murray, Peter
Australia: Murray, 2014
R 796.334 MUR f
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Zhafarina Qashri
"Sepak bola adalah salah satu olahraga paling terkenal di dunia. Namun demikian, penelitian tentang nilai atlet bagi stakeholders sepak bola masih minim, padahal terbukti bahwa prestasi dan citra positif atlet dapat dipandang sebagai aset yang signifikan dan dapat berperan dalam keberhasilan usaha. Berfokus pada salah satu tim lokal di Indonesia, Madura United FC, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah memiliki atlet yang kredibel mengarah pada loyalitas merek dan komitmen berkelanjutan pada fans. Kuesioner dibagikan kepada 1.388 suporter Madura United FC. Dengan menggunakan SEM-PLS, temuan menunjukkan bahwa kepercayaan atau trustworthiness pada pemain bola mempunyai peran besar dalam meningkatkan kredibilitas merek sebuah klub sepak bola, sedangkan kredibilitas merek menjadi (1) faktor signifikan yang mempengaruhi komitmen berkelanjutan penggemar terhadap klub sepak bola, dan (2) faktor signifikan yang mempengaruhi kepuasan merek di sebuah klub sepak bola. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan wawasan tentang betapa pentingnya kredibilitas merek bagi sebuah klub sepak bola.

Football is one of the most known sports in the world. However, there is still a minimum research on the value of athlete to football stakeholders, while it is proven that athlete’s good performance and positive image might be seen as a significant asset and could play a role in the success of the business. Focusing on one local team in Indonesia, Madura United FC, this research aims to find out whether the relationship of having a credible athlete leads to brand loyalty and continuous commitment. Questionnaires were distributed to 1,388 Madura United FC fans. Using SEM-PLS, findings indicate that trustworthiness play a great role in increasing brand credibility of a football club, while brand credibility resulted to be (1) significant factor that affects fans’ continuance commitment to a football club, and (2) significant factor that affects brand satisfaction in a football club. Therefore, this study provides an insight of how important brand credibility is for a football club."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Abel Septiandri
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sepakbola bukan hanya sebagai permainan atau olahraga saja, tetapi lebih luas dari hal tersebut. Sepakbola mampu menjadi sebuah alat untuk mempersatukan rasa nasionalisme bangsa, mulai dari Bumiputera hingga masyarakat keturunan etnis China dan Arab yang turut serta mendukung kemerdekaan Indonesia. Berbagai perkumpulan akademi sepakbola bond juga muncul dan tersebar di Pulau Jawa dari berbagai golongan etnis masyarakat yang berdampak pada lahirnya cikal-bakal organisasi nasional bernama PSSI Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia . Dalam perkembangannya, PSSI mampu menyaingi organisasi sepakbola pemerintahan kolonial yaitu NIVU Nederlandsch Indische Voetbal Unie. Disisi lain, oganisasi ini juga mampu menjadi sebuah kendaraan politik dikarenakan organisasi politik Indonesia pada saat itu dilarang pemerintah kolonial yang dianggap mengganggu dan mengancam. Hingga puncaknya, pada 1937 di Yogyakarta organisasi NIVU mau tidak mau harus melakukan kerjasama Gentlement`s Agreement dengan PSSI karena dinilai sudah memiliki reputasi baik. Perjanjian tersebut juga bertujuan untuk mempersiapkan tim nasional Hindia-Belanda untuk mengikuti ajang piala dunia ketiga di Prancis tahun 1938. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah dengan sumber yang diperoleh dari berbagai surat kabar sezaman dan Perpustakaan Nasional RI.

This study thoroughly discusses how football isn rsquo t all about games or sport but a lot more than that. Football is capable to be something that unites the nationalism, starting from Bumiputera to Chinese and Arabic ethnic, whose also supporting Indonesian freedom. A lot of football academy began to established and spread in Java from different ethnic which became the root of a national organization named PSSI Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia. In the process of it, PSSI is able to compete with the colonial football organization NIVU Nederlandsch Indische Voetbal Unie . On the other side, this organization also become a political tool because that time all kind of political organization was banned due to the colonial assumption that political organization is a threat. In 1937, whether they want it or not, in Yogyakarta, NIVU need to cooperate with PSSI as PSSI are proved as a capable organization with a good reputation Gentlement rsquo s Agreement. That agreement was also intended to prepare a Hindia Belanda national team to participate in World Cup 1938 in France. This paper was written with a historical method with the related newspaper on National Library of Republic Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Ash Shidqi
"Artikel ini membahas dinamika Liga Bank Mandiri (LBM) pada periode 1999-2004 dan dampaknya terhadap prestasi klub dan tim nasional Indonesia. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Agum Gumelar memiliki tantangan yang luar biasa untuk menjalankan kompetisi setelah adanya krisis nasional. Salah satunya adalah kompetisi Liga Indonesia belum adanya sponsor yang mau mendanai bergulirnya kompetisi. Bank Mandiri sebagai bank hasil restrukturisasi dari empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia sepakat untuk mendanai Liga Indonesia selama lima musim berutut-turut dan nama liga berubah menjadi Liga Bank Mandiri. Dengan adanya sponsor maka berjalannya kompetisi diharapkan lebih profesional dan mampu meraih prestasi. Artikel ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan sumber-sumber yang berasal dari surat kabar sezaman, buku terbitan PSSI, buku sepak bola, jurnal, dan artikel internet. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PSSI terbantu dengan hadirnya Bank Mandiri yang mampu mendanai jalannya kompetisi. Selain itu, dampak yang cukup dirasakan adalah prestasi klub dan tim nasional Indonesia yang mampu bersaing di kompetisi level Asia serta memengaruhi peringkat Fédération Internationale de Football Association (FIFA) yang memuaskan dengan rata-rata peringkat 95.

This article discusses the dynamics of the Bank Mandiri League (LBM) from 1999 to 2004 and its impact on the achievements of Indonesian clubs and the national teams. The Indonesian Football Association (PSSI), under the leadership of Agum Gumelar, faced tremendous challenges in organizing competitions following the national crisis. One of the major challenges was organizing the Indonesian League without sponsors willing to fund the competition. Bank Mandiri, a bank formed from the restructuring of four government banks—Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, and Bank Pembangunan Indonesia—stepped in to sponsor the Liga Indonesia for five consecutive seasons, resulting in the league being renamed as Liga Bank Mandiri. With this sponsorship, it was anticipated that the competition would become more professional and capable of achieving greater success. This article employs historical research methods, utilizing sources such as contemporaneous newspapers, published books by PSSI, soccer literature, journals, and internet articles. The research findings suggest that PSSI received crucial assistance from Bank Mandiri, which provided funding for the competition. Moreover, a noticeable impact was observed in the achievements of Indonesian clubs and national teams, enabling them to compete at the Asian level competitions and subsequently improving the satisfactory ranking by the Fédération Internationale de Football Association (FIFA) to an average ranking of 95."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emiral Ghifari Risnadi
"Artikel ini membahas terkait pembinaan pemain muda sepak bola nasional dalam program binatama pada tahun 1979-1981. Terdapat permasalahan dalam sepak bola Indonesia tahun 1970-an, seperti pemain tim nasional yang sudah memasuki era pensiun dan kebutuhan pelatih yang berkualitas. DR. B. Edward Rahantoknam menyampaikan bahwa kualitas, kuantitas dan akreditasi pelatih nasional belum memadai sedangkan kebutuhan pemain berkualitas terus dibutuhkan. Permasalahan tersebut mengakibatkan prestasi sepak bola nasional terus menurun. Maka dari itu, PSSI melakukan terobosan dalam program pembinaan binatama dengan mengirimkan 24 pemain ke Brazil untuk mengadaptasi sistem sepak bola modern ala Amerika Latin. Melalui binatama, diharapkan kebutuhan pemain dan pelatih berkualitas yang diiringi dengan konsep pelatihan modern dapat terpenuhi dan diimplementasikan dalam pembinaan sepak bola Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi dengan pendekatan deskriptif analitis. Binatama berdampak pada pengembangan individu pemain meskipun dalam pelaksanaannya diwarnai dengan serangkaian permasalahan internal dan eksternal.

This article discuss about developing young players of national football team in Binatama program in 1979-1981. There were in Indonesian football in the 1970s, such as national team players entered in retirement times and needed for quality coaches. DR. B. Edward Rahantokam said that quality, quantity, and accreditation of national football team coach is insufficient, however needs of quality player keeps required. These problems have impact on declined in Indonesian football performance. So therefore, PSSI is doing breakthrough by sending 24 players to Brazil for adapting Latin American modern football. Through Binatama, It is hoped that the needs of quality players and coaches accompanied by modern training concepts can be fulfilled and implemented in the development of Indonesian football. The method used in this research is historical method which is Heuristik, critics, interpretation, and historiography with analytics descriptive approach. Binatama development is impacting individual development despite being filled with many internal and external problems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ziebankahn Sanusi Muchjidi
"Stadion sepak bola dikenal sebagai tempat diselenggarakan pertandingan sepak bola yang menampilkan dua tim saling beradu untuk meraih kemenangan. Dengan adanya dukungan yang meriah dari pendukung di tribun, sebuah stadion bisa berubah menjadi ruang interaksi sosial yang dapat memberikan dampak secara fisik, psikis, dan emosional kepada yang menikmati. Keterhubungan sebuah stadion sepak bola bukan hanya berdampak pada yang di dalam, namun juga mempengaruhi perkembangan komunitas lokal yang berada di sekitar stadion. Fenomena ini memicu tentang bagaimana sebuah stadion sepak bola bisa hadir sebagai objek ruang yang bersifat inklusif dalam memenuhi kebutuhan sepak bola dan memberikan hubungan yang konkrit terhadap kehidupan masyarakat lokal. Bukan hanya memberikan kesenangan bagi para pendukung, tetapi juga menyediakan program kesehatan dengan fasilitas yang memadai. Dengan variabel pembangunan stadion yang menjaga lingkungan, menunjang konektivitas transportasi umum, merespon zonasi kawasan yang heterogen, serta memaksimalkan multifungsi untuk kegunaan yang variatif. Dengan demikian, stadium district dapat hadir memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal.

Football stadium are known as a place where football matches are held when two teams compete against each other to achieve victory. With enthusiastic support from supporters in the stands, a stadium can turn into a space for social interaction that can have a physical, psychological, and emotional impact on those who enjoy it. The connectedness of a football stadium not only has an impact on those inside, but also influences the development of the local community around the stadium. This phenomenon triggers how a football stadium can exist as an inclusive spatial object in meeting football needs and providing a concrete connection to the lives of local communities. Not only does it provide fun for supporters, but it also provides health programs with adequate facilities. Come up with stadium construction variables that protect the environment, support public transportation connectivity, respond to heterogeneous regional zoning, and maximize multifunctionality for varied uses. In this way, the stadium district can provide a positive impact on local communities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>