Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209014 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Mauliddina
"ABSTRAK
Bahasa digunakan oleh iklan sebagai unsur promosi. Contoh bahasa yang digunakan adalah bahasa asing (Fremdsprache). Elemen bahasa asing yang terdapat di dalam iklan antara lain adalah kata asing (Fremdwort), kata pinjaman (Lehnwort), dan kata campuran (Mischwörter). Melalui metode penelitian kulitatif, jurnal ini bertujuan untuk menelaah kata yang tergolong ke dalam Fremdwort, Lehnwort, dan Mischwörter. Ditemukan lima Fremdwort, lima belas Lehnwort, dan lima Mischwörter di dalam sepuluh iklan pariwisata tujuan Indonesia dalam bahasa Jerman yang diteliti. Ketiga elemen bahasa asing tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. Fremdwort dan Lehnwort terdiri dari satu kata yang membentuk substantifnya, sedangkan Mischwörter terbentuk dari dua substantif. Kedua substantif pada Mischwörter berasal dari dua sumber yang berbeda. Fremdwort dan Lehnwort dapat ditinjau berdasarkan ortografis kata. Fremdwort memiliki kesamaan ortografis kata (antara substantif bahasa Jerman dan asal katanya), sedangkan Lehnwort memiliki perbedaan pada ortografis kata.

ABSTRACT
Advertising use language as promotion?s element. For example is foreign language (Fremdsprache). Foreign-languange element in advertisement include foreign word (Fremdwort), loan word (Lehnwort), and mixed word (Mischwörter). Through qualitative research methode, this journal aims to analyze some words that belong to Fremdwort, Lehnwort, and Mischwörter (in 10 Indonesia-Germany tourism advertisements). In this research, it is found that there are five Fremdwort, fifteen Lehnwort, and five Mischwörter found accross. Those elements have their own characteristic. Fremdwort and Lehnwort consist of one word, which formed a noun, whereas Mischwörter are formed from two nouns. Those words are derived from different sources. Fremdwort and Lehnwort can be identified based on the orthographic word. Fremdwort has similarity in orthographic word (between german noun and its first word), whereas Lehnwort has differences in the orthographic word.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annes Farah Utami
"Majalah adalah salah satu media yang dibaca perempuan sebagai referensi gaya hidup yang modern. Di dalam makalah ini, saya meneliti Anglizismen sebagai fenomena bahasa secara etimologis dan semantis pada enam artikel mode pada Deutsche Moden Zeitung pada tahun 1939 dan 1940, Neue Mode pada tahun 1970 dan 1971 dan SisterMag pada tahun 2012 dan 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari perkembangan penggunaan Anglizismen dalam enam artikel rubrik mode majalah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua artikel menggunakan Anglizismen dalam bentuk Fremdwort dan Lehnwort. Fremdwort merupakan kata-kata yang diserap dari bahasa asing tanpa ada pengubahan, sementara Lehnwort merupakan kategori yang meminjam kata bahasa asing dan kemudian disesuaikan dengan bahasa Jerman.

Magazine is one of the media read by women as modern lifestyle references. In this paper, I have analysed Anglizismen as a language phenomenon ethimologically and semantically in six different fashion articles from Deutsche Moden Zeitung from 1939 and 1940, Neue Mode from 1970 and 1971, and SisterMag from 2012 and 2015. The purpose of this research is to study the development of using Anglizismen in these six fashion articles.
The result from this research shows that all six articles use Anglizismen in the form of Fremdwort and Lehnwort. Fremdwort is words that are absorbed from foreign languages without any adaptation, meanwhile Lehnwort is a category that borrows foreign words and adapts it to the German language."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrah Hisaanah Adhwa
"Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan produk perawatan pria tumbuh cukup signifikan. Fenomena ini menarik banyak investor yang mendorong industri periklanan untuk membuat iklan baru dan inovatif yang menarik perhatian publik dan menjual produk dengan lebih baik. Pantene sebagai merek besar yang berspesialisasi dalam produk perawatan rambut juga telah membuat beberapa iklan progresif terkait dengan isu gender terkini. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menyelidiki bagaimana gagasan tentang gender diekspresikan melalui aspek multimodal yang digunakan dalam iklan Pantene Australia dan Indonesia menggunakan teori Halliday Systemic Functional Linguistics (1994), Kress and van Leeuwen Visual Grammar (2006), dan Anstey and Bull's multimodal semiotic system (2010). Data yang digunakan adalah dari iklan Pantene Australia “DareToDoXtra” dan Pantene Indonesia “Miracles Hair Supplement Baru” yang dikumpulkan dari YouTube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantene Australia dan Indonesia sama-sama mengindikasikan upaya untuk mempromosikan ide fluiditas gender melalui iklan mereka. Namun, analisis lebih lanjut pada aspek multimodal mengungkapkan adanya beberapa pendekatan bahasa berbasis gender yang umumnya dikaitkan dengan ideologi feminitas. Karena sifatnya yang kontradiktif, kehadiran pendekatan bahasa berbasis gender dalam bentuk apapun akan mengurangi makna utama dari pesan fluiditas gender yang ingin disampaikan oleh kedua iklan tersebut.

In recent years, the demand for male grooming products have been growing quite significantly. This phenomenon attracts a large number of investors prompting the advertising industry to create fresh and innovative advertisements that draw public attention and sell products better. Pantene as a global brand that specializes in hair care products has also made several progressive ads in association with current gender issues. In this research, the researcher aims to investigate how ideas about gender are expressed through the multimodal aspects being employed in Pantene Australia and Indonesia ads by means of Halliday Systemic Functional Linguistics (1994), Kress and van Leeuwen's Visual Grammar (2006), and Anstey and Bull's multimodal semiotic system theory (2010). The data used are from Pantene Australia “DareToDoXtra” ad and Pantene Indonesia “Miracles Hair Supplement Baru” collected from YouTube. The results suggest that Pantene Australia and Indonesia both indicate an attempt to promote the idea of gender fluidity through their ads. However, further analysis on its multimodal aspects reveals the presence of numerous gender-based approaches typically linked with the prevalent ideologies of femininity. Due to its contradictory nature, the presence of a gendered language in any form, negates/diminishes the focal message of gender fluidity that both ads try to convey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2023
S-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Andra Darmawan
"Lieferando.de merupakan salah satu perusahaan penyedia layanan pengantar makanan terbesar di Jerman. Dalam memasarkan jasanya, Lieferando.de menggunakan iklan sebagai media promosi. Iklan yang diterbitkan oleh Lieferando.de acap kali mengundang decak tawa dan menarik perhatian publik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan unsur retorika di dalam iklan yang diterbitkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis retorika yang terdapat dalam iklan Lieferando.de. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat jenis retorika seperti jenis repetisi dan destabilisasi yang digunakan di dalam keenam iklan Lieferando.de yang dianalisis.

AbstractLieferando.de is one of the biggest food delivery service companies in Germany. Lieferando.de uses advertisements as its media campaign to promote its service. Lieferando.de often releases funny and interesting advertisements to attract public rsquo s attention as it uses rhetorical operation in its advertisements. This research takes aim to find out the rhetorical operation in Lieferando.de rsquo s advertisements. The result of the research shows that there are two kinds of rhetorical operations, such as repetition and destabilization found in six advertisements of Lieferando.de."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Kintan Safira
"Fokus penelitian ini adalah menganalisis apakah terdapat penggunaan gaya bahasa perbandingan di seluruh lima belas iklan Bite Back yang mengampanyekan hak asasi hewan, serta mendeskripsikan bagaimana makna kontekstual dan fungsi gaya bahasa perbandingan yang terkandung pada iklan tersebut. Sumber data yang digunakan diambil dari akun Twitter milik Bite Back. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendapat Moeliono (1989) untuk mengetahui gaya bahasa perbandingan dan menafsirkan makna yang terkandung dalam lima belas iklan Bite Back, serta menggunakan pendapat Wiertzema dan Jansen (2011) untuk menganalisa fungsi gaya bahasa perbandingan yang ada pada iklan Bite Back. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat sepuluh iklan yang menggunakan gaya bahasa perbandingan dan personifikasi merupakan gaya bahasa yang paling banyak digunakan. Gaya bahasa perbandingan pada iklan ini memiliki berbagai fungsi untuk menyampaikan makna dan pesan. Iklan tersebut mengandung makna kontekstual mengenai penganiayaan, eksploitasi, dan perlakuan tidak adil yang kerap dialami oleh hewan, sekaligus mengandung pesan agar publik memperlakukan hewan dengan baik dan mengonsumsi tanaman nabati sebagai upaya penurunan industri hewan ternak.

The focus of this research is to analyze whether there is the use of comparative figurative language in all fifteen Bite Back advertisements campaigning for animal rights, as well as to describe how the contextual meaning and function of comparative figurative language between each of them. The data sources used are taken from Bite Back's Twitter account. The method used in this research is a descriptive-qualitative method with Moeliono’s opinion (1989) to understand the comparative figurative language and interpret meanings contained from the fifteen of the Bite Back’s advertisements and Wiertzema and Jansen’s opinion (2011) used to analyze the function of figurative language in Bite Back advertisements. The result of the analysis shows that ten advertisements use comparative figurative language, and personification is the most used figurative language. The comparative figurative language in these advertisements has various functions to convey meaning and message. The advertisements contain contextual meanings about animal abuse, exploitation, and unfair treatment, as well as contain a message that the public should treat animals well and consume vegetable plants in order to reduce the livestock industry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Indah Permata Sari
"Dalam skripsi ini penulis menganalisis sembilan iklan dari empat produk makanan dan minuman organik di Jerman, yaitu Adelholzener Bioschorle, Ökoland, Hipp, dan Bionade. Teks dan gambar dianalisis dari aspek semantis, dan semiotic, khususnya aspek makna pada unsur verbal dan nonverbal. Analisis pada penelitian ini menggunakan dasar pemikiran Nina Janich.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra hidup sehat dibentuk melalui permainan kata, alat retorika, penggunaan kata bermakna asosiasi dan afektif positif serta penggunaan warna-warna alam dan gambar yang mencirikan kesegaran, alami, kemurnian, kesehatan, kebaikan, dan kualitas dari alam.

The focus of this study is the analysis of nine advertisements from four products of Germany's organic foods and beverages, which are Adelholzener Bioschorle, Ökoland, Hipp, and Bionade. The analysis of advertisement based on Nina Janich's theorie and from the perpectives of semantics and semiotic studies.
This research shows that the healthy life concept in both text and pictures of advertisement are built through words play, rhetoric tools, the meaning of positive affective and associative words, and also the use of colors that characterize sanity, natural things, purity, health, and quality of nature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1649
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Sari
"Iklan merupakan sebuah sarana media komunikasi sekaligus menyebarkan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan persamaan dan perbedaan unsur indeks, ikon, dan simbol pada iklan keju di Beemster, Uniekaas dan Old Amsterdam di majalah Dirk. Penelitian ini menggunakan teori semiotik dari Charles Sander Peirce (1839-1914). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif dengan mengamati tanda-tanda indeks, ikon, dan simbol pada sebelas iklan produk keju dalam majalah Belanda Dirk. Selanjutnya dibandingkan hasil analisis tanda-tanda pada ketiga merek iklan keju itu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik setiap merek keju ditunjukkan dengan penggunaan unsur-unsur tanda dalam bentuk kalimat dan ilustrasi gambar masing-masing iklan. Indeks ditunjukkan melalui ilustrasi seperti sapi, kambing dan keju, serta dalam bentuk deiksis persona, ruang, dan waktu. Ilustrasi gambar pada setiap iklan yang diteliti berperan sebagai ikon yang menggambarkan ciri khas produk yang ditawarkan. Sedangkan simbol pada iklan ditunjukkan melalui penggunaan logo, warna latar belakang dan gambar bendera Belanda.

Advertisement is a medium of communication as well as disseminating information. This research aims to describe the similarities and differences of index, icon and symbol on each display of cheese advertisement in Beemster, Uniekaas and Old Amsterdam in Dirk magazine. This research uses the semiotic theory of Charles Sander Peirce (1839-1914). The method used in this research is a qualitative-descriptive method by observing the signs of indexs, icons and symbols on eleven cheese product advertisements in the Dutch magazine Dirk. Furthermore, the results of the analysis of signs on the three brands of cheese advertisements were compared. The results of this research suggests that the characteristics of each cheese brand are indicated by the use of sign elements in the form of image illustrations and sentences of each advertisement. The index is shown through illustrations such as cows, goats and cheese, as well as in the form of person, space and time deixis. The illustration of the image in each advertisement acts as an icon that describes the characteristics of the product being offered. The symbol in the advertisement is shown through the use of logo, background color and the image of the Dutch flag."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspita Karwinandhi
"Penelitian ini menganalisis destination branding pariwisata Indonesia di akun Instagram resmi yang dimiliki oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yaitu @kemenparekraf.ri. Destination branding terdiri atas dua poin penting yaitu identifikasi dan diferensiasi. Dengan menggunakan analisis semiotik pemasaran terhadap program kerja 10 Bali Baru, studi ini melihat brand dari kacamata pemilik brand. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi terhadap studi brand yang kebanyakan berfokus pada konsumen sehingga membuat kita mengerti bagaimana pemilik brand menerjemahkan pesan yang ingin disampaikan ke follower melalui post (gambar/video) dan caption di Instagram sehingga menghasilkan pesan yang dimaksud. Temuan antara lain bahwa hanya tiga dari sepuluh post terpilih yang mendukung program kerja tersebut. Sisanya dinilai tidak menjalankan poin diferensiasi dengan baik karena tidak mengenalkan destinasi wisata sebagai bagian dari 10 Bali Baru. Dari tujuh post yang tersisa, walaupun tidak mengenalkan sebagai bagian dari program kerja, namun tetap memberikan awareness berupa menampilkan update dari program kerja yaitu berupa perkenalan destinasi wisata dan atraksi wisata baru yang ada di destinasi wisata utama. Hal ini membuat tujuan dari akun tersebut tidak tercapai dengan sempurna. Post terpilih dinilai tidak digunakan secara maksimal karena hanya berisi update program kerja dan kebijakan yang telah dilaksanakan namun tidak dibarengi dengan konsistensi terhadap destination branding yang ada.

This is an analysis study of destination branding on Indonesia tourism at official Instagram account owned by the Ministry of Tourism and Creative Economy (Kemeparekraf) @kemenparekraf.ri. Destination branding comprises of two key points that are identification and differentiation. By using marketing semiotic analysis against 10 Bali Baru programs, to the study views the brand from brands owner perspective. This research expects to provide a reference for brand study which mostly focused on consumers, so it will make us understand how the brand owner translate the message that want to convey through post (image/video and caption) in Instagram so it will be understood. Findings show that only three out of ten selected posts support the program. The rest are viewed didnt follow the differentiation point well because these posts didnt introduce the destination as part of 10 Bali Baru. Despite the lacking in programs introduction, the seven posts still provide awareness through update of the program which are travel destination introduction and their main attraction. This matter suggests that the purpose of the account have not yet been achieved. The selected posts are viewed as underutilized because they are only filled with the policy and programs update that already been implemented, and not aligned with the remining destination branding consistency.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlia Nazila
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana döner kebab dapat membentuk wacana politik di Jerman dalam iklan kampanye Angela Merkel dan membentuk wacana gaya hidup di Jerman dalam iklan Dönerbox dan iklan Beauty Döner Kebap. Ketiga Iklan tersebut menampilkan döner kebab dan dipublikasi di Jerman. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan menggunakan teori wacana dari Michel Foucault.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga iklan yang menampilkan döner kebab membentuk wacana-wacana di dalam relasi kekuasaan, sehingga dapat membentuk wacana-wacana lain seperti wacana politik dan wacana gaya hidup.

This thesis discusses how döner kebab could forms the political discourse in Germany in Angela Merkel?s campaign advertising and forms the lifestyle discourses in Dönerbox advertising and Beauty Döner Kebap advertising. Those three advertises displayed döner kebab and were published in German. The literature based methodology was applied in this research, together with discourse analysis theory from Michel Foucault.
Results confirm that three advertises, which displayed döner kebab, form discourses on power relations, then they could form the other discourses such as political and lifestyle discourses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1877
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Rosa Beryllinda
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>