Ditemukan 145899 dokumen yang sesuai dengan query
Michelle Amorra Thiananda
"
ABSTRAKPerkembangan teknologi telah membawa munculnya jaringan baru yang dikenal dengan media sosial. Melalu media sosial setiap orang dapat berkomunikasi dan berbagi maupun mendapatkan informasi dengan yang lain. Media sosial juga dapat meningkatkan eksistensi seseorang melalu akun pribadinya. Salah satu dari media sosial tersebut adalah Instagram. Di Indonesia, Instagram dimanfaatkan individu maupun komunitas untuk berkomunikasi dengan dunia. OOTDIndo (Outfit of the Day Indonesia) adalah salah satu komunitas fashion yang memanfaatkan media sosial Instagram. Tujuannya adalah untuk mewadahi para remaja untuk mengekspresikan diri mereka melalu pakaian mereka. OOTDIndo menjaga konsistensinya dengan menggunakan Instagram sebagai media penyebaran fashion trend.
ABSTRACTThe development of technology has brought about the emergence of new network, known as social media. Through social media everyone can communicate and share and receive information with others. Social media can also improve one's existence through his personal account. One of the social media is Instagram. In Indonesia, Instagram is exploited by individuals and communities to communicate with the world. OOTDIndo (Outfit of the Day Indonesia) is one of the fashion community that utilizes social media Instagram. The aim is to facilitate the youth to express themselves through their clothes. OOTDIndo maintain consistency by using Instagram as a medium for the spread of a fashion trend."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Angelina Dewi Laksana Putri
"Artikel ini menjelaskan popularitas industri fast fashion. Pada akhir dekade 90-an, masyarakat menganggap konsumsi produk fesyen sebagai sebuah hiburan (Hayes, 2021). Pola konsumsi ini dilanggengkan oleh tren mode fesyen kelas atas, di mana kelompok elite menghamburkan uang untuk mengikuti tren fesyen yang termutakhir. Fenomena ini berujung pada fesyen ‘sekali pakai’(Bhardwaj dan Fairhurst, 2010). Sementara itu, masyarakat pada lapisan yang lebih rendah berupaya mencari cara untuk mengikuti tren fesyen elitis melalui berbagai cara. Fenomena ini pada akhirnya melahirkan tren fast fashion yang mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat bawah terhadap akses simbolik berupa produk fesyen yang mirip dengan high-fashion pada kalangan atas. Dengan menggunakan teori Trickle-down Georg Simmel (1904) dan mengambil kasus “fashion robbery”—dimana bisnis mode cepat 'mencuri' tampilan estetika mode tinggi—yang terjadi di industri adibusana (Zerbo, 2015), artikel ini mengkaji peran media dalam mengangkat tren fast fashion. Lebih jauh, artikel tersebut berpendapat bahwa orang- orang sedang mengikuti tren dan menginginkan kepuasan instan dalam mode tanpa harus menghabiskan banyak uang.
This article describes the consumer practices toward fashion trends that lead to the rapid rise of fast fashion. In the late 1990s, clothing shopping became entertainment, and people tended to spend more money on it (Hayes, 2021). Fashion trends have perpetuated this habit in which affluent people continuously buy new clothes to keep themselves up to date (Ming Law, Zhang, and Leung, 2004), thus initiating the ‘throwaway’ fashion (Bhardwaj and Fairhurst, 2010). While the upper social class enjoys high-class fashion products, the lower part of the society seeks akin experience in a way they can afford. Using Georg Simmel’s (1904) trickle-down theory and taking the case of fashion robbery–where fast fashion businesses ‘steal’ the look of high-fashion aesthetic–occurring in the couture industry (Zerbo, 2015), this paper studies the role of media in raising the fast fashion trend. Furthermore, the article argues that people are into high-fashion trends but want instant gratification in fashion without spending much money."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sembiring, Surya Anantatama
"
ABSTRAKPenelitian ini mengkaji hiperrealitas Modest Fashion yang dilakukan oleh influencer fashion traveler melalui foto perjalanan berwisata yang diunggah di Instagram. Dian pelangi merupakan seorang fesyen desainer dan juga influencer fashion traveler yang memiliki pengaruh di Indonesia. Rekam gambar dari aktivitas berwisata yang dilakukan dengan penggunaan modest fashion di abadikan melalui teknologi kamera yang diunggah di Instagram ini kemudian dijelaskan melalui pemikiran Jean Baudrillard yang dimulai dari masyarakat konsumeris hingga hiperrealitas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara crawling data akun media sosial Instagram Dian Pelangi kemudian gambar yang sesuai dengan konsep terkait influencer fashion traveler di analisis menggunakan semiotika sosial guna menampilkan sumber semiotik yang kemudian dielaborasi dengan gagasan yang dimiliki oleh Baudrillard terkait masyarakat konsumeris dan hiperrealitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hiperrealitas modest fashion yang dilakukan oleh Dian Pelangi melalui unggahan foto perjalanan wisata di Instagram untuk menaikkan nilai yang sebelumnya melekat pada nilai kegunaan Modest Fashion sebagai pakaian sederhana menjadi nilai simbol baru. Dian Pelangi sebagai influencer fashion traveler melakukan aktivitas berwisata guna membedakan dirinya dengan influencer fashion lainya sehingga apa yang tampak dari penggunaan modest fashion Dian Pelangi berbeda dengan influencer modest fashion lainnya. Kemudian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unggahan foto penggunaan modest fashion dalam berwisata di Instagram menampilkan sisi berbeda dalam pembentukan nilai baru dalam penggunaan modest fashion di media sosial Instagram
ABSTRACTThis study examines the Modest Fashion hyperreality carried out by influencer fashion travelers through photos of travel trips uploaded on Instagram. Dian Pelangi is a fashion designer and influencer of fashion traveler who has influence in Indonesia. Image recordings of travel activities carried out with the use of modest fashion are captured through camera technology uploaded on Instagram and then explained through Jean Baudrillard`s thoughts, starting from consumerist society to hyperreality. Data collection was done by crawling data from Dian Pelangi`s Instagram social media account and then drawing in accordance with the concepts related to influencer fashion traveler in an analysis using social semiotics to display semiotic sources which were then elaborated on Baudrillard`s ideas related to consumerism and hyperreality. The results showed that there was a modest hyperreality of fashion carried out by Dian Pelangi through uploading travel photos on Instagram to increase the value previously attached to the value of the usefulness of Modest Fashion as simple clothing into a new symbol value. Dian Pelangi is a fashion traveler influencer to do activities to distinguish herself from other fashion influencers so that what appears from the use of Dian Pelangi`s fashion modest is different from other fashion modest influencers. Then, the results of this study indicate that uploading photos of the modest use of fashion in traveling on Instagram show a different side in forming new values in the use of modest fashion on Instagram social media.
"
2019
T53068
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Marbun, Chiquita Carolyne
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan keputusan konsumen dan hal-hal yang turut berperan dalam melakukan pembelian produk fashion di sosial media Instagram menggunakan konsep pembuatan keputusan pembelian klasik dari Engel, Kollat, dan Blackwell yang telah diaplikasikan di beberapa jurnal pembelian online terdahulu dan dikembangkan oleh Darley, Blankson, dan Luethge pada tahun 2010 untuk model keputusan pembelian online. Dengan menggunakan metode induktif kualitatif dan melakukan wawancara mendalam pada pengguna yang pernah melakukan pembelian online di Instagram, ditemukan bahwa proses pembuatan keputusan konsumen yang diambil tidak membentuk model yang linier seperti yang dikemukakan sebelumnya, namun membentuk model yang lebih kompleks dan fleksibel antar tahap, dimana ketika berada di suatu tahap, informan dapat maju ke tahap berikutnya atau kembali ke tahap sebelumnya. Tahapan tersebut adalah Pemebelian vs Browsing, Multi-pencarian, Komparatif vs Konsisten, Beli dan Transfer, serta Tahap Penghindaran Toko, Pembelian Ulang, Testimonial Rekomendasi. Ditemukan pula hal-hal yang turut berperan dalam pembuatan proses pembelian tersebut adalah keadaan karakteristik indivdual, keadaan situasional ekonomi, karakteristik produk, atribut pelayanan toko, serta kelompok referensi.
The research aim to explore the process of consumer decision making and related things that have roles in fashion product purchases on Instagram social media using the classic decision making concept from Engel, Kollat, and Blackwell that have been applied on prior several online purchasing journal and also developed by Darley, Blankson, and Luethge in 2010 for online purchase decision making model. Using qualitative inductive method by doing in depth interview to users that also consumers of Instagram online purchasing, it is found that the consumer decision making process does not create a linear model as has been proposed earlier, but more complicated and flexible between stages which informant can move to the next stage or go back to the prior stage. The stages are Buying vs Browsing, Multi search, Comparative vs Consistent, Purchase and Transfer, and Store avoidance, repurchase, testimonials and recommendation. The study also found that individual characteristics, situational economic situation, product characteristics, store attributes services, and reference group take parts in shaping consumer purchase decision making process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48067
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hanako Fatimah Pertiwi
"Maraknya pertumbuhan e-commerce dan pengguna media sosial di Indonesia telah menggeser penjualan barang fashion dari offline ke online. Konten seringkali dibuat melalui dari perusahaan saja, namun sekarang penting memahami persepsi pelanggan mengenai sebuah merek berdasarkan konten dari orang lain yang dibagikan di media sosial. Banananina merupakan e-commerce yang menjual barang mewah yang memanfaatkan Instagram sebagai media untuk memasarkan produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi media sosial Instagram baik oleh pengguna (user-generated content) maupun perusahaan Banananina (firm-generated content) yang dapat membentuk e-WOM terhadap minat beli konsumen pada produk merek Banananina. Kuesioner disebarkan kepada 162 pengikut Instagram Banananina di Jakarta dan belum pernah membeli produk Banananina. Kemudian data hasil penelitian diolah dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah bahwa user-generated content dan firm-generated content memiliki pengaruh signifikan terhadap e-WOM. Kemudian e-WOM secara signifikan memengaruhi minat beli dan juga ekuitas merek. E-WOM yang dimediasi oleh ekuitas merek memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada merek Banananina di media sosial Instagram.
The rapid growth of e-commerce and social media users in Indonesia has shifted sales of fashion goods from offline to online. Content is often created through the company alone, but now it is important to understand customer perceptions of a brand based on content from other people shared on social media. Banananina is an e-commerce that sells luxury goods that use Instagram as a medium to market products. This study aims to analyze the influence of Instagram social media communication both by users (user-generated content) and the Banananina company (firm-generated content) which can form e-WOM on consumer purchase intention in Banananina products. The questionnaire was distributed to 162 Banananina Instagram followers in Jakarta and had never bought a Banananina product. Then the research data were processed by Structural Equation Modeling (SEM) analysis using Partial Least Square (PLS) analysis. The results found in this study are that user-generated content and firm-generated content have a significant effect on e-WOM. Then e-WOM significantly affects buying interest and also brand equity. E-WOM which is mediated by brand equity has a significant effect on consumer purchase interest in the Banananina brand on Instagram social media."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Feny Dwi Maya Listianti
"Penelitian ini membahas bagaimana sebuah brand local sustainable brand melakukan komodifikasi terhadap isu pemberdayaan perempuan di akun Instagram. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis multimodal. Fokus penelitian adalah konten Instagram dalam @sukkhacitta yang menggunakan narasi isu pemberdayaan perempuan melalui foto, caption dan tagar tentang Ibu pembuat baju dan perjuangannya demi menarik sentimen positif, mempersuasi audiens, dan mendorong audiens melakukan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan adanya 1) Komodifikasi konten seperti: menggunakan perempuan desa sebagai objek konten dan menggunakan narasi indah untuk menyentuh sisi emosional audiens, 2) Komodifikasi khalayak seperti: narasi pemberdayaan perempuan yang memukau audiens, terperangkap oleh sign consumption, jerat kapitalisme dan pola konsumerisme baru, 3) Komodifikasi pekerja dimana pekerja yaitu para perempuan terutama perempuan desa digunakan sebagai alat pemasaran produk dalam konten instagram @sukkhacitta. Implikasi praktis penelitian ini adalah untuk menyadarkan audiens bahwa konten instagram telah dikapitalisasi oleh brand yang pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan isu pemberdayaan perempuan sehingga perlu bersikap kritis untuk menghindari jebakan pola konsumerisme baru. Penelitian selanjutnya dapat melakukan wawancara kepada pekerja perempuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai indikasi komodifikasi pekerja dan pembeli baju local sustainable fashion brand untuk mengetahui lebih dalam makna dari isu pemberdayaan perempuan pada pembelian mereka.
The research explores how a local sustainable fashion brand commodifies the issue of women's empowerment on Instagram platform. This research is using a qualitative approach with a multimodal analysis method. The focus of the research is the Instagram content of @sukkhacitta brand which uses narrative issues on women's empowerment through photos, captions, and hashtags about the women who make clothes and their struggles to attract positive sentiment, persuade the audience, and encourage the audience to make purchases. The results of the study show that there are 1) commodification of content such as: using the women as content objects and using beautiful narratives to touch the emotional side of the audience, 2) commodification of audiences such as: narratives of women's empowerment that amaze the audience which led to trapped by sign consumption, the trap of capitalism and new patterns of consumerism, 3) Commodification of labor where women workers, especially village women, are used as a product marketing tool in Instagram content @sukkhacitta. The practical implication of this research is to make the audience aware that Instagram content has been capitalized by brands which basically aim to gain profit by utilizing women's empowerment issues so that they need to be critical to avoid the trap of new consumerism patterns. Future research can conduct interviews with women workers to find out more about the indications of commodification of workers and buyers of local fashion clothes to find out more about the meaning of the issue of women's empowerment in their purchases."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Intan Sarah Ceasaria
"Kini salah satu strategi yang dilakukan oleh pemasar di dunia digital yaitu dengan menggunakan strategi influencer marketing. Strategi ini digunakan brand sebagai strategi pemasaran untuk meningkatkan kesadaran khalayak terhadap suatu brand maupun jasa melalui media sosial yang dianggap dekat dengan khalayak.
Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh seorang influencer yang bekerja sama dengan produk fashion akun @zaloraid dalam strategi pemasaran dan promosi produknya di Instagram. Menggunakan metode analisis konten kuantitatif dan kualitatif yang diunggah oleh influencers @zaloraid, dengan melihat jumlah likes dan comment dari unggahan foto influencers tersebut. Selain itu, juga melihat empat kriteria pengukuran dari konsep Influencer Marketing (Duncan Brown dan Nick Hayes, 2008) dalam menentukan Influencer yang dilakukan oleh @zaloraid berdasarkan Market Reach, Frequency of Impact, Quality of Impact dan Closeness to Decision.
Hasil dari tulisan ini menemukan bahwa penggunaan social media influencer sangat berpengaruh pada strategi pemasaran yang dilakukan Zalora Indonesia. Dengan banyaknya followers yang dimiliki oleh influencer tersebut di Instagram, dan strategi pemasaran melalui influencer marketing dapat diterima dengan baik oleh para pengikutnya, sehingga masing-masing akun juga mendapatkan feedback yang positif dari followers-nya.
Nowadays, one of the strategies carried out by marketers in the digital world is Influencer Marketing strategy. This strategy is used by brands as a marketing strategy to increase audience awareness of a brand or service through social media that is considered close to the audience. This paper aims to see the impact of an influencer working with @zaloraid fashion products for their marketing strategies and product promotion on Instagram. Using quantitative and qualitative content analysis methods uploaded by @zaloraid influencers, by looking at the number of likes and comments from their photos. Moreover, this paper also used the four measurement criteria from the concept of Influencer Marketing (Duncan Brown and Nick Hayes, 2008) in determining Influencers conducted by @zaloraid based on Market Reach, Frequency of Impact, Quality of Impact and Closeness to Decision. The results of this paper found that the use of social media influencers is very influential on the marketing strategy undertaken by Zalora Indonesia. With the number of followers that these influencers have on Instagram, and marketing strategies through Influencers Marketing can be well received by the audience, therefore each account gets positive feedback from its followers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Anamika Fabriarni Mulia
"Perkembangan industri fesyen memberikan dampak signifikan bagi seluruh orang di dunia, namun tanpa disadari perkembanganya menimbulkan permasalahan lingkungan yang cukup besar. Terdapat banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan tersebut, salah satunya adalah dengan menggencarkan pemasaran sustainable fashion melalui word-of-mouth. Beberapa studi empiris telah mengkonfirmasi bahwa personality traits, aktivitas media sosial, dan perilaku eco-friendly merupakan faktor yang dapat mempengaruhi penyebaran word-of-mouth pada industri sustainable fashion. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh personality traits terhadap aktivitas media sosial Instagram yang berujung pada penyebaran word-of-mouth pada industri tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan teori big five personality traits. Penelitian ini melibatkan total 208 responden yang merupakan warga negara Indonesia, telah mengikuti akun Instagram salah satu brand sustainable fashion, serta pernah melakukan pembelian produk tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan personality traits openness yang paling signifikan mempengaruhi individu secara positif dalam melakukan aktivitas media sosial. Aktivitas media sosial Instagram juga mempengaruhi secara positif signifikan perilaku eco-friendly seseorang sehingga mereka akan memilih produk sustainable fashion dan menyebarkan word-of-mouth yang positif terkait industri sustainable fashion.
The development of the fashion industry has had a significant impact on all people in the world, but unknowingly its development has created significant environmental problems. There have been many efforts made to reduce the environmental impact, one of which is to intensify marketing of sustainable fashion through word-of-mouth. Several empirical studies have confirmed that personality traits, social media activities, and eco-friendly behavior are factors that can influence the spread of word-of-mouth in the sustainable fashion industry. For this reason, this study aims to determine how much influence personality traits have on Instagram social media activities which lead to the spread of word-of-mouth in the industry. This research was conducted using the Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method with the big five personality traits theory. This research involved a total of 208 respondents who are Indonesian citizens, have followed the Instagram account of one of the sustainable fashion brands, and have purchased this product. From the results of the study it was found that the personality traits of openness most significantly influence individuals positively in carrying out social media activities. Instagram social media activity also significantly influences a person's eco-friendly behavior so that they will choose sustainable fashion products and spread positive word-of-mouth regarding the sustainable fashion industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
M. Urfi Setiawan Fudaili
"Artikel ini membahas mengenai perilaku konsumtif di media sosial melalui kajian atas gaya busana seorang selebritas, dalam hal ini penyanyi Syahrini di media Instagram. Di era postmodern seperti saat ini, perilaku konsumeris yang dilakukan oleh masyarakat konsumen sudah jamak terjadi, yang pada akhirnya berujung pada fenomena gaya hidup konsumerisme. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep masyarakat konsumeris yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard. Syahrini, sebagai seorang selebritas, dengan memanfaatkan media sosial Instagram tidak lagi hanya mengonsumsi produk-produk mewah miliknya tersebut, melainkan mengonsumsi citra yang ditawarkan oleh produk-produk tersebut. Ia tidak lagi mengonsumsi objek hanya karena kegunaan atau fungsi dari suatu objek konsumsi, melainkan karena citra atau tanda dari objek tersebut.
This article discusses about consumer behavior in social media by analyzing a celebrity’s fashion, in this case Indonesian pop singer Syahrini in Instagram. In this post-modern era, consumer behavior conducted by the consumer society is happening, which ultimately led to the phenomenon of concumerism lifestyle. This research conducted by using the concept of consumer society by Jean Baudrillard. Syahrini, as a celebrity, by utilizing social media Instagram, not only consumes her luxury products, but also consumes the image that is offered by the products. She is no longer consuming an object simply because of the usability or functionality of consumption’s object, but because of its image or its sign."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Annisa Pratamawardani S.
"Dengan semakin banyaknya bahan pakaian yang tampaknya tidak dapat didaur ulang, fashion berkelanjutan adalah solusinya. Daur ulang itu penting karena berkaitan dengan keselamatan lingkungan. Hal ini juga penting untuk diketahui oleh masyarakat, dan untuk itu diperlukan sebuah platform untuk menyampaikan pentingnya fashion yang berkelanjutan, seperti Instagram. Platform dianggap sebagai alat komunikasi dan pemasaran yang efektif untuk menyebarkan pesan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis akun Instagram @Sejauh_Mata_Memandang sebagai clothing line brand lokal yang menerapkan social marketing dan bagaimana berhasil memperkenalkan gaya hidup fashion yang berkelanjutan. Dalam penelitian ini, strategi 'Honeycomb of Social Media dipilih untuk menilai konten, dan menggunakan pendekatan kualitatif dalam metode analisis konten, penelitian ini mengumpulkan data yang akan diambil dari fitur Instagram akun posting, 'Instastory' dan 'Feeds'. Kemudian ditemukan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa akun Instagram @Sejauh_Mata_Memanda memanfaatkan pemasaran sosial untuk meningkatkan kesadaran akan kampanye dan merek mereka. Alhasil, kami meminta mereka untuk mempengaruhi mereka agar membeli ide gaya hidup berkelanjutan mereka dan juga membeli lini pakaian dan tekstil mereka untuk berpartisipasi dalam gaya hidup berkelanjutan, memaksimalkan pemanfaatan fitur yang telah disediakan Instagram.
With the increasing number of clothing materials that appear unable to be recycled, sustainable fashion is the solution. Recycling is important as it engages with the safety of the environment. It is also important for people to be aware of, and by doing so, a platform is needed to convey the importance of sustainable fashion, such as Instagram. A platform is considered an effective communication and marketing tool to spread a message. Thus, this study aims to examine and analyze the @Sejauh_Mata_Memandang Instagram account as a local brand clothing line that applies social marketing and how it successfully introduces a sustainable fashion lifestyle. In this study, the ‘Honeycomb of Social Media strategy is chosen to assess the content, and using the qualitative approach in content analysis methods, this study collects the data which will be retrieved from the account’s Instagram feature of posts, ‘Instastory’ and ‘Feeds’. It then found that this study shows that the Instagram account @Sejauh Mata Memandang utilized social marketing to raise awareness of their campaign and brand. As a result, we have them order to influence them to buy their sustainable fashion lifestyle idea and buy their clothing line and textiles to participate in a sustainable fashion lifestyle, maximizing the utilization of the feature Instagram has provided. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library