Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debby Arthalia Prameswari
"ABSTRAK
Ketidaksesuaian produk yang dikirimkan kepada pelanggan dalam ranah bisnis online shopping tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Keluhan pelanggan akan ketidaksesuaian produk iPhone yang diterima berkembang menjadi sebuah isu penipuan yang lebih dikenal dengan istilah kasus iPhone-Sabun. Perkembangan isu berpotensi menjadi krisis kepercayaan yang akan dihadapi Lazada. Manajemen krisis memegang peran penting untuk mengatasi isu, pemberitaan negatif, dan mengantisipasi agar isu tidak berkembang menjadi sesuatu yang fatal bagi perusahaan. Dalam kasus ini, melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan perusahaan merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan sejak awal isu berkembang. Selain fokus pada manajemen krisis, perusahaan disarankan untuk menjaga resistensi mitra perusahaan dengan menetapkan posisi sebagai intermediary antara penjual dan pembeli dan merancang regulasi yang lebih ketat sehingga kasus serupa tidak akan terjadi lagi di masa depan.

ABSTRACT
The issue of mistakes in shipping products to the consumers of online shopping cannot be underestimated. One case of complaint from a customer regarding an iPhone he ordered and the shipment he received not being the correct item has developed into an issue of fraud well-known as the so-called case of ?Buying iPhone Get Soap? (named so due to the item being shipped is a soap bar). This issue development has potentially becoming a crisis of consumer trust that will be faced by Lazada, the online shop company related to the issue. Crisis management has become an important role player to alleviate such issues and negative publicity experienced by the company, preventing them from developing further into fatal blows to the corporation. In this case, the first important step that they must do as soon as the issue is happening is for them to make a clarification to the public regarding it. Other than focusing on management of crises, it is highly recommended for the company to keep their partnership resistance by establishing a position as an intermediary between sellers and buyers as well as creating tighter regulations in order to prevent such cases from occurring again in the future.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nungky Yunita Rakhman
"Perkembangan pesat teknologi dan internet saat ini membawa kita pada era penggunaan situs jual beli Online yang terus berusaha memberi kemudahan kepada kita untuk melakukan transaksi jual-beli. Namun pada kenyataannya perkembangan tesebut sesungguhnya belum diimbangi dengan antisipasi dampak negatif yang mungkin saja muncul seperti penipuan, pencemaran nama baik, hingga cyber bullying yang mungkin saja terjadi pada dunia maya. Hal ini yang terjadai pada salah satu perusahaan E-commerce Indonesia yaitu PT Tokobagus. Pada jurnal ini akan mengangkat analisis kasus yang menimpa tokobagus.com pada awal tahun 2013 dengan sudut pandang manajemen humas. Serta langkah apa saja yang sudah diambil dan bagaimana seharusnya langkah tersebut diaplikasikan sesuai konsep-konsep Management Crisis Public Relations .Karena bagaimanapun permasalahan yang terjadi pada suatu perusahaan, akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan. Permasalahan tersebut dapat memberikan dampak buruk terhadap kepercayaan publik serta pada citra yang dimiliki perusahaan. Sesuai dengan konsep Publik relations membangun, menjaga dan memperbaiki citra perushaan merupakan tugas utama seorang praktisi Publik Relations. Penggunaan strategi penanganan permasalahan yang tepat sesuai dengan jenis krisis yang sedang terjadi dapat memberikan hasil yang efektif bagi pihak perusahaan maupun stakeholder perusahaan.

The rapid development of technology and the internet today brings us to the era of the use of online trading site that always try to provide us many conveniences to carry out transactions. But in fact, these developments have not been appropriate with the real anticipations of negative impacts, which may come up as a fraud, defamation, or even cyber bullying which may be done in cyberspace. This is exactly what happened to one of Indonesian E-commerce company, PT Tokobagus. This paper will analyze the case of tokobagus.com in the beginning of 2013, using the standpoint of public relations management. It will also analyze what actions had been taken by the company and how these actions should be applied according to the concepts of Crisis Management Public Relations.However, the problems that occur in a company, will affect the sustainability of the company. Those problems could adversely affect public confidence as well as the image of the company. According to the concept of public relation, the main task of a Public Relation practioners is to build, maintain and reform the image of the enterprise. The use of appropriate strategies to address the problem in accordance with the type of the current crisis can achieve the effective results either for the company it self or even its stakeholders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Hanifah
"Sebuah studi kualitatif didukung data kuantitatif yang meneliti strategi komunikasi krisis lembaga negara, khususnya lembaga peradilan di Indonesia. Analisis dilakukan dengan mengintegrasikan konsep teoritis dari manajemen krisis, yaitu mengalisis setiap tahapan krisis dan menganalisis image restoration theory untuk melihat strategi komunikasi krisis yang dilakukan lembaga peradilan dalam menghadapi krisis. Penelitian ini mengambil data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan berbagai narasumber internal dan eksternal lembaga sebagai data utama, serta laporan media monitoring dan dokumen terkait digunakan sebagai data kuantitatif yang mendukung data kuantitatif. Tahapan krisis dilihat dari nada pemberitaan yang diolah dari hasil media monitoring.
Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi krisis yang dilakukan lembaga peradilan belum sesuai dengan tahapan-tahapan penanganan krisis yang dikemukakan para ahli dan pedoman penanganan krisis. Namun, strategi komunikasi krisis dan strategi pemulihan citra yang dilakukan cukup cepat dalam memulihkan citra lembaga peradilan.

A qualitative study supported with quantitative data investigates the communication crisis strategy of a state institution, particularly justicial institution in Indonesia. The analysis incorporated integrating a theory of crisis management to analyse each stage of crisis and analyse image restoration theory to see communication crisis strategy used by the judicial institution to facing crisis. Primary data was collected from observation and depth interviews with stakeholders while secondary data was collected from media monitoring report and others related documents as quantitative data. Stage of crisis seen from the news tonality in media monitoring report.
The finding of the study indicates that the communications strategy the crisis done not based on crisis response steps that was mentioned the experts and guidelines crisis response. But, the communications strategy the crisis and strategies recovery image is fairly quickly in restore the image of justicial institution.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Kusuma Darina
"Krisis merupakan hal yang tidak diharapkan kedatangannya Penanganan krisis harus segera dilakukan agar krisis tidak berkepanjangan dan merugikan banyak pihak Salah satu krisis yang cukup mengagetkan terjadi pada perusahaan coklat Cadbury di Malaysia Hal ini terkait beredarnya pemberitaan hasil temuan Kementrian Kesehatan Malaysia yang menemukan DNA Babi porcine pada coklat Cadbury Intensitas munculnya pemberitaan negatif tentang isu ini berdampak terhadap reputasi yang telah di bangun Cadbury selama hampir 40 tahun Melalui studi kasus pada krisis Cadbury Malaysia inilah penulis akan membahas mengenai bagaimana terjadinya suatu krisis public relations yang sempat dialami perusahaan coklat Cadbury di Malaysia Selain itu makalah ini juga akan membahas mengenai bagaimana manajemen krisis yang dilakukan public relations pihak Cadbury Malaysia melalui langkah langkah penanganan yang dilakukan dalam manejemen krisis Kata kunci Krisis Manajemen krisis Cadbury Malaysia.

The crisis is an unexpected arrival case Handling a crisis must be done so that the crisis is not prolonged and hurt many parties One of shocking crisis occurred in the Cadbury chocolate company in Malaysia This is related to the circulation of news by the findings of the Ministry of Health Malaysia who discovered DNA pig porcine in Cadbury chocolate The intensity of negative publicity regarding this isu affect the reputation that has been built for almost 40 years Through a case study in Malaysia Cadbury crisis this author will discuss about how the occurrence of a crisis public relations Cadbury chocolate company had experienced in the country of Malaysia In addition this paper will also discuss about how the crisis management public relations conducted the Cadbury Malaysia through the steps of treatment used in the management of crisis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Jessica Claudia
"Krisis akibat serangan siber terhadap perbankan dapat menyebabkan pencurian data, dan mengganggu operasional serta layanan transaksi finansial yang berdampak terhadap nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisa terhadap perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi manajemen komunikasi krisis perbankan yaitu PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI). Pada penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif, serta teori Situational Crisis Communication Theory (SCCT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa BSI belum maksimal dalam melakukan perencanaan manajemen komunikasi krisis. Terkait pelaksanaan/implementasi manajemen komunikasi krisis, BSI melakukan penanganan saat terjadinya krisis dengan menaikkan pemberitaan positif sebanyak mungkin dan berhasil mendominasi jumlah pemberitaan negatif. Sedangkan, evaluasi manajemen komunikasi krisis mendorong pembenahan yang dilakukan oleh BSI pasca krisis melalui pembangunan sistem monitoring, mencanangkan perwakilan tim komunikasi di daerah-daerah, serta melakukan pelatihan terhadapnya. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa perbankan perlu memperhatikan periode pra-krisis melalui monitoring dan pematangan pedoman mitigasi krisis, serta perlunya respon cepat, terbuka, solutif dalam memberikan informasi kepada publik maupun pemangku kepentingan.

The crisis resulting from cyber attacks on banking can lead to data theft and disruption of operational and financial transaction services, affecting customers. This research aims to provide an analysis of crisis communication management planning, implementation, and evaluation in the banking sector, specifically at PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI). In this study, a qualitative approach is used, and the Situational Crisis Communication Theory (SCCT) is employed as the theoretical framework. The research findings indicate that BSI has not maximized crisis communication management planning. Regarding the implementation of crisis communication management, BSI handles crises by increasing positive coverage as much as possible and successfully dominating the number of negative coverage. Meanwhile, crisis communication management evaluation encourages post-crisis improvements by BSI through the development of monitoring systems, establishment of communication team representatives in regions, and conducting training for them. The research results recommend that the banking sector needs to pay attention to the pre-crisis period through monitoring and maturing crisis mitigation guidelines, as well as the need for quick, open, and solution-oriented responses in providing information to the public and stakeholders."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Imelda V.
"Tesis ini membahas tentang manajemen komunikasi krisis dilakukan oleh AirAsia dalam jatuhnya pesawat QZ8501. Kejadian ini membuat perusahaan sempat kehilangan reputasi dan kepercayaan dari stakeholder. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui langkah-langkah pengelolaan krisis yang dilakukan oleh AirAsia pada saat, sebelum, dan setelah krisis. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil temuan, berasal dari wawancara mendalam serta pengumpulan dokumentasi akan diselaraskan dengan konsep-konsep manejemen krisis dan komunikasi krisis. Penelitian ini menemukan bahwa manejemen komunikasi krisis yang baik sepanjang pra krisis, krisis, dan pasca krisis pada objek penelitian.

This thesis discuss about communication crisis management implemented by AirAsia Airline in crash of flight QZ8501. The crash causes the company loses its reputation and stakeholder's trust. The objective of the research is to find out crisis management that was done by AirAsia, during, pre-crisis, and post-crisis. The research is conducted in qualitative method by using descriptive design.
The result of this research which gained through in depth interview and documentation collection will be aligned with crisis management and communication crisis concepts. The research finds that there is good communication crisis management during pre-crisis, in crisis, and post-crisis on the object of research."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T42934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindy Ayu Lestari
"ABSTRAK
Taksi merupakan sarana transportasi yang dianggap memenuhi faktor keamanan dan kenyamanan. Namun ternyata keamanan dapat mengalami gangguan dalam setiap bentuk transportasi, tidak terkecuali taksi. Harapan pelanggan mengenai Express Group sebagai taksi yang aman, menjadi tidak sesuai ketika muncul sebuah isu bahwa terjadi kasus perampokan di dalam taksi putih yang identik dengan taksi Express. Perkembangan isu perampokan taksi putih di media sosial dan media online berpotensi menjadi krisis kepercayaan bagi Express Group. Melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan fakta yang ada, merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan sejak awal ketika isu mulai berkembang. Selain itu, manajemen krisis juga perlu dilakukan oleh praktisi PR dalam upaya untuk mempertahankan perusahaan agar tidak mengalami kerugian yang meluas. Setelah menghadapi kasus yang merugikan, Express Group membuat kampanye PR yang bertujuan untuk memperbaiki kembali citra perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, dalam jurnal ini penulis menggunakan dua konsep besar yaitu isu dan krisis untuk menganalisis lebih dalam mengenai kasus yang terjadi pada Express Group.

ABSTRACT
Taxi is a means of transportation that is considered to meet the safety (security) and comfort. But apparently security can be impaired in any form of transport, is no exception taxi. Customer expectations regarding Express Group as taxis are safe, be inappropriate when an issue arises that a case of robbery in a white taxi cab is identical to the Express. White taxi robbery issues development in social media and online media has the potential to become a crisis of confidence for the Express Group. Clarifying the things that are inconsistent with the facts, is the right step to do from the beginning when the issue began to develop. In addition, crisis management should also be conducted by public relations practitioners in an effort to maintain the company in order not suffered widespread losses. After facing the adverse case, the Express Group made a PR campaign that aims to restore the company's image. Accordingly, in this paper the authors used two major concepts that issues and crises to analyze more deeply about the case with the Express Group.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmahsari Zumaroh Gani
"Perusahaan EPC rentan terhadap krisis dikarenakan proyek didapatkan dengan tender, penuh ketidakpastian, dikerjakan dengan skema lumpsum, dan proses dari EPC sendiri yang cukup rumit. Oleh karena itu dibutuhkannya manajemen krisis yang menyeluruh seperti Business Continuity Management BCM. Penelitian dilakukan dengan studi literatur, wawancara, dan kuisioner serta analisa kualitatif.
Pada penelitian ini didapatkan krisis signifikan yang mempengaruhi kinerja dan business core dari PT X yakni kesalahan estimasi biaya, krisis finanasial, ketidakstabilan kondisi politik yang menyebabkan perubahan lingkup proyek atau pembatalan proyek, pergantian pemimpin, dan sedikitnya proyek yang dikerjakan. Selain itu, terdapatnya beberapa kesenjangan antara manajemen krisis PT X dengan BCM: Analisa Risiko dan Kaji Ulang yakni pada kriteria penentuan peringkat risiko dan karakteristik dalam pembuatan skenario kunci bencana.

EPC companies are prone to crisis because of how the project is obtained through tender process, full of uncertainty, to be done by lumpsum contract, and the process of EPC itself that is complicated. Therefore, complete crisis management is needed like Business Continuity Management BCM. The research will be done by literature study, interview, quistionnaire, and qualitative analysis.
The result of this research will be the significant crisis rsquo that influence the business core of PT X which are error in cost estimation, financial crisis, political instability those leading to changes of project scope or cancellations, changes of leader or director, and lack of projects to be worked on. There are also some gaps in the comparison between PT X rsquo s crisis management and BCM Risk Analysis and Review, they are establish criteria to rank risks and the characteristic to make disaster scenarios.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Shabrina
"Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan manusia jaman sekarang. Komunikasi antar manusia dan juga organisasi telah dipermudahkan dengan adanya media sosial. Banyak organasi dan perusahaan yang sekarang menggunakan social networking site bernama Facebook, untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Namun, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh organisasi sebelum memutuskan untuk memanfaatkan Facebook dalam bisnis mereka, terutama disaat masa krisis.
Dengan demikian, tujuan dari makalah ini adalah untuk mengeksplorasi. Peranan Facebook Dalam Manajemen Krisis Organisasi. Dengan menganalisis tiga studi kasus yang berbeda, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Facebook mempengaruhi manajemen krisis komunikasi sebuah organisasi. Studi kasus akan dianalisa dengan menggunakan teori Uses and Gratification beserta Situational Communication Crisis Theory.
Singkat kata, Facebook menyebabkan Hubungan Masyarakat sebuah organisasi untuk menjadi lebih teliti atas kegiatan online mereka (seperti menanggapi komentar), terutama dalam situasi dimana potensi adanya krisis sangat tinggi. Mereka juga harus siap untuk bertanggung jawab atas segala kegiatan online mereka karena segala hal yang diterbitkan online akan berada di dunia cyber selamanya yang mungkin akan berdampak terhadap kerusakan reputasi organisasi.

In today's world, social media has already become an essential part of people's lives. The introduction of social media has made communication easier and faster for people as well as business. A lot of organizations are now using Facebook, a social networking site, in order to communicate to their customers. However, there are many precautions that an organization must take into consideration before it decides to utilize Facebook in their businesses, especially during times of crisis.
Thus, the purpose of this paper is to explore. The Role of Facebook in an Organizational Crisis Management. The research aims to find out how has Facebook affect the communication crisis management of a company by examining three different case studies. These case studies will then be analyzed using Uses and Gratification theory as well as Situational Communication Crisis Theory.
In summary, Facebook caused Public Relations to be more aware of their online activities (like responding to comments) at all times, but even more during potential crisis situations. They also have to be prepared to take responsibility of what they post online as it will stay on the cyber world forever and they can be held accountable for the organization􀀁s reputational damage."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Izzaty Zephaniah
"Pada 13 Juli 2019, seorang travel vlogger bernama Rius Vernandes menghebohkan publik karena mengunggah foto menu bertulis tangan yang ia temuka saat sedang dalam perjalanan dengan rute dari Sydney ke Denpasar lewat kelas bisnis maskapai Garuda. Kejadian tersebut kemudia menyebabkan Garuda terkena krisis.
Pada penelitian ini, penulis berusaha mengidentifikasi strategi manajemen krisis yang diterapkan oleh corporate communication Garuda dalam menangani kasus menu bertulis tangan lewat wawancara mendalam dengan External Communications Manager Garuda, Dicky Irchamsyah. Garuda sebetulnya telah memiliki crisis communication manual berupa Emergency Response Plan (ERP), namun pedoman ini hanya diperuntukkan untuk kasus operasional yang berdampak secara masif, misalnya kecelakaan pesawat, pembajakan, dan kerusakan infrastruktur fasilitas. Sedangkan untuk kasus yang bersifat opini publik (misalnya kasus menu bertulis tangan), Dicky mengaku belum ada panduan tertentu.
Strategi manajemen krisis Garuda dalam menghadapi kasus opini publik yang mulanya tidak jelas/tidak berpola (tacit), telah dituangkan oleh penulis ke dalam poin-poin yang jelas (explicit), antara lain: 1.) PR Garuda Indonesia Bekerja dengan Mengikuti Gaya Direktur Utama (CEO), 2.) Menyalahkan Pihak Lain 'Shifting the Blame', 3.) Bertindak dengan Gaya 'Minimization', 4.) Menggunakan Aturan One Spokesperson Only, 5.) Rutin Membaca Eskalasi Pemberitaan, 6.) Mencegah Munculnya Angle News Baru yang Bernada Negatif, 7.) Menyelenggarakan Press Conference dengan Menekankan pada Unsur Pembaruan, 8.) Melakukan Proses Mediasi, 9.) Meningkatkan Intensitas Komunikasi dengan Pihak Regulator, 10.) Melibatkan Key Opinion Leader (KOL) dalam Membenahi Persepsi Buruk Perusahaan di Mata Publik, serta 11.) Menggemukkan Tim PR dan Menggerakkan Seluruh Karyawan sebagai Duta Perusahaan.
Selanjutnya, penulis mewawancarai tiga orang narasumber, yaitu Benny Siga Butarbutar (Former President Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk), Asmono Wikan (Chief Execuitve Officer (CEO) PR Indonesia), dan Adhi Pratama (Former Communication Analyst, Unit Public Relations PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk) untuk mengevaluasi strategi manajemen krisis di atas.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa poin-poin penting dalam hal komunikasi ekternal dari segi pengemasan pesan (message delivery), yaitu: 1.) Mengemas Pesan yang Menggugah: Membangun Perhatian dan Memperoleh Dukungan, 2.) "World Class Service" adalah Kekuatan Utama PR Garuda untuk Bercerita kepada Dunia, 3.) Menunjukkan Sebuah Perjuangan: Karena Semua Orang akan Jatuh Hati dengan Proses- Proses Perbaikan, 4.) Pentingnya 'Human Touch' di Era 4.0 , 5.) Hindari Sikap Defensif: Tujuan Utama PR adalah Memperoleh Mutual Understanding, 6.) Selalu Utamakan Kepentingan Publik Agar Mereka menjadi Pembela Setia Perusahaan, 7.) Kepercayaan Publik akan Lebih Terarah, dan Mereka akan Lebih Bisa Memberikan Maaf Bila Masalah Perusahaan Diselesaikan Sendiri , 8.) Pentingnya 'Good Ending', dan 9.) Bangunlah Relasi Media yang Sesungguhnya, Bukan Relasi Transaksional.
Dari segi manajemen komunikasi internal perusahaan, empat poin penting yang ditemukan mencakup: 1.) Dibutuhkan Pelaksanaan Media Training pada Setiap Pergantian Jajaran Direksi Baru, 2.) Besarnya Faktor Kepemimpinan (Leadership) CEO, dan 3.) PR Harus Berada di Leher Perusahaan agar Fleksibel dalam Menjalankan Fungsinya.

On July 13, 2019, a travel vlogger named Rius Vernandes shocked the public for uploading a handwritten menu photo he received in Garuda Indonesia airline business class while on his way from Sydney to Denpasar. The post quickly spread on social media, causing Garuda to be in a crisis.
In this study, the author tries to identify the crisis management strategy adopted by Garuda's corporate communication in handling the case, through in-depth interviews with Garuda's External Communications Manager, Dicky Irchamsyah. Garuda actually has a crisis communication manual in the form of an Emergency Response Plan (ERP), but this guideline is only intended for operational cases that have a massive impact, such as aircraft accidents, piracy, and damage to facility infrastructure. As for cases that are public opinion (for example the case of a handwritten menu), Dicky claimed there was no specific guidance.
Garuda's crisis management strategy in dealing with cases of public opinion that were initially unclear/not patterned (tacit, has been poured by the author into clear points (explicit), among others: 1.) PR Garuda Indonesia Works by Following the Style of Managing Director ( CEO), 2.) Blaming Others 'Shifting the Blame', 3.) Acting in the 'Minimization' Style, 4.) Using One Spokesperson Only Rules, 5.) Routine Reading News Escalation, 6.) Preventing Emerging New Angle News Negative tone, 7.) Holding a Press Conference by Emphasizing the Renewal Elements, 8.) Conducting Mediation Processes, 9.) Increasing Communication Intensity with Regulators, 10.) Involving the Key Opinion Leader (KoL) in Correcting the Company's Poor Perception in the Eyes Public, and 11.) Fattening the PR Team and Mobilizing Employees as Company Ambassadors.
Furthermore, the authors interviewed three speakers, namely Benny Siga Butarbutar (Former President Corporate Communications of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk), Asmono Wikan (Chief Execuitve Officer (CEO) of PR Indonesia), and Adhi Pratama (Former Communication Analyst, Public Relations Unit, Public Relations Unit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk) to evaluate the crisis management strategy above. Based on the results of the analysis that has been done, the author found several important points in terms of external communication in terms of the packaging of messages (message delivery), namely: 1.) Package an Evocative Message: Build Attention and Get Support, 2.) "World Class Service" Is the Main Power of Garuda's PR to Tell the World, 3.) Shows a Struggle: Because Everyone Will Fall in Love with Improvement Processes, 4.) The Importance of 'Human Touch' in Era 4.0, 5.) Avoid Defensive Attitudes: Objectives The main PR is Gaining Mutual Understanding, 6.) Always Prioritizing the Public Interest in order that they become Loyal Defenders of the Company, 7.) Public Trust will be More Directed, and They Will Be More Able To Apologize When Company Problems Are Resolved Alone, 8.) The Importance of 'Good Ending', and 9.) Build a True Media Relationship, Not a Transactional Relationship.
In terms of the company's internal communication management, four important points found include: 1.) Media Training is needed for each change of the new Board of Directors, 2.) The magnitude of the CEO Leadership Factor, and 3.) Public Relations Must Be in the Neck of the Company in order Flexible in carrying out its functions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>