Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidqi Kirana Ryanti
"ABSTRAK
Jeans menjadi salah satu pakaian yang populer dan digunakan hampir seluruh orang di berbagai belahan dunia, hal ini kemudian mengantarkan jeans menjadi komoditas dan menciptakan produsen besar yang merajai pangsa pasar dunia. Kepopuleran jeans yang juga didukung oleh adanya pasar yang besar kemudian menciptakan kemunculan berbagai jenis local brand jeans asli Indonesia. Salah satunya ialah Brand Nü Day jeans. Jumlah produsen yang banyak ini juga mengakibatkan adanya persaingan ketat antara satu brand dengan brand lainnya.
Brand Nu Day jeans yang baru berdiri sejak tahun 2013 menghadapi kesulitan untuk ikut bersaing didalam pasar yang ketat tersebut dan kemudian mengantarkan merek ini pada sebuah masalah yakni belum dan sulit dikenalnya Brand Nü Day jeans sebagai sebuah merek local brand jeans baru oleh khalayak. Analisis data dilakukan dengan cara menggelar wawancara kepada empat orang anak muda Jakarta yang dikenal sebagai pecinta dan pengguna denim/jeans lokal dan memahami dengan jelas berbagai macam jeans beserta dengan detil produknya.
Dari hasil wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa merek Brand Nü Day jeans belum cukup menjadi merek yang dikenal oleh anak muda pengguna jeans hingga ditahun kedua merek ini berdiri. Berdasarkan masalah tersebut, maka dibutuhkan sebuah kegiatan atau program komunikasi yang dianggap mampu membantu merangsang perhatian individu pada sebuah produk atau jasa yang dalam hal ini difokuskan pada kegiatan humas pada praktik Marketing Public Relations (MPR). Kegiatan MPR ini dibutuhkan untuk membangun Brand Awareness terhadap sebuah produk atau jasa.

ABSTRACT
Jeans have become a popular piece of clothing and is used by a lot of people around the world, and because of it, jeans have become a commodity and have created major industries that dominate the global market segment. The popularity of jeans and the presence of an increasingly large market of potential jeans users have encouraged the establishment of various local brand jeans in Indonesia. One of said local brands is Brand Nü Day jeans. The large number of jeans makers have also created stiff competition between jeans maker brands. Brand Nu Day jeans, which was established in 2013, faces an uphill battle in establishing itself as a competing brand in the local brand jeans maker market.
The problem which the brand faces currently is the difficulty in creating awareness to the target market of jeans users which can help establish the brand as a competitive and new local brand jeans maker. Data analysis is conducted by way of interview to four young people in Jakarta who can be categorised as local denim/jeans users and enthusiasts to gain information about the different kinds of jeans along with the product details of other jeans.
Through the interviews, it is known that as a brand, Brand Nü Day jeans has not gained enough fame and popularity in its second year since its inception. Based on that problem, it is necessary to create or utilise a communication program or activity that can help stimulate attention from the targeted public towards the product which in this case is the PR action of Marketing Public Relations (MPR). The MPR action is necessary to help build Brand Awareness towards a certain product or service.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fessy Raindyka Budoyo
"Produk minuman ringan NU Teaz adalah salah satu produk minuman yang diproduksi oleh PT. ABC President Indonesia. Minuman ringan NU Teaz mengandung ekstrak The Yerba Mate yaitu ekstrak teh yang berasal dari suku Guarani di Amerika Selatan. Minuman NU Teaz memiliki 3 varian rasa yaitu mixed berry, honey lemon dan jasmine.
Permasalahan yang dihadapi NU Teaz saat ini adalah kurangnya brand awareness dari konsumen terhadap NU Teaz. Solusi yang diambil adalah dengan melakukan kegiatan Integrated Marketing Communications (IMC) dengan tujuan komunikasi NU Teaz yaitu meningkatkan brand awareness konsumen terhadap NU Teaz.
Kampanye NU Teaz akan dilakukan pada bulan Januari - Desember 2013. Tema kampanye periode 2013 adalah "NU Teaz Teman Baru Dalam Keseharianmu" dan total biaya kampanye NU Teaz periode 2013 adalah Rp. 7,661,796,700,-.

NU Teaz soft drink products are one of the beverage product produced by PT. ABC President Indonesia. Soft drinks NU Yerba Mate extract containing tea extract is derived from the Guaran tribe in South America. Teaz NU has three variants of the mixed mixed berry flavor, lemon and honey falvor, jasmine flavor.
NU Teaz problems faced today is the lack of brand awareness Teaz consumers against NU. The solution was taken to perform activities Integrated Marketing Communications (IMC) for the purpose of communication is NU Teaz increase brand awareness of consumers against NU Teaz.
NU campaign will Teaz conducted in January-December 2013. 2013 is the theme of the campaign period "NU Teaz's New In everyday living" and the total cost of the campaign NU Teaz period of 2013 was Rp. 7,661,796,700,-.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yunita Chandradewi Puspaningrum
"Tayangan media massa seringkali menunjukkan standar kecantikan dengan kulit putih, tubuh tinggi dan langsing, serta rambut panjang, lurus, dan hitam. Hal tersebut pun ditunjukkan melalui produk-produk perawatan tubuh dan rambut yang beredar di pasaran luas, yang mayoritas hanya memenuhi kebutuhan khalayak yang 'sesuai' dengan standar kecantikan. Padahal, terdapat khalayak yang kebutuhannya belum terpenuhi dengan produk-produk tersebut. Produk-produk yang beredar di pasaran luas pun seringkali menghasilkan tingkat limbah yang tinggi, yang disebabkan oleh pemilihan bahan baku hingga kemasan yang tidak ramah lingkungan.
Madremia sebagai brand perawatan rambut dan tubuh yang ramah terhadap keragaman jenis rambur dan lingkungan, hadir di tengah-tengah kondisi tersebut. Akan tetapi, kesadaran khalayak akan keberadaan Madremia sebagai brand perawatan rambut dan tubuh yang peduli pada keberagaman jenis rambut dan lingkungan masih rendah. Madremia pun belum memiliki rancangan kegiatan pemasaran yang komprehensif dan terencana yang dapat dievaluasi. Maka dari itu, dibutuhkan suatu rancangan program komunikasi yang dapat meningkatkan brand awareness Madremia.
Rancangan program komunikasi ini bertajuk “Embrace Your Well Being and Nature with Madremia”, yang akan dilaksanakan selama 5 bulan dengan total anggaran sebesar Rp.3.810.000. Khalayak program ini akan menargetkan khalayak yang berdomisili di Jabodetabek dan kota-kota besar di pulau Jawa, berusia 18-30 tahun dengan SES A-B, familiar dengan teknologi digital, aktif menggunakan media sosial, memiliki ketertarikan dengan isu beauty inclusivity dan lingkungan, serta sering melakukan riset sederhana sebelum membeli suatu barang. Progam ini akan dieksekusi melalui beberapa kegiatan, yaitu aktivasi media sosial, brand ambassador, partnership dengan komunitas, serta media relations.

Mass media often show the standard of beauty with white skin, tall and slender bodies, and long, straight, and black hair. This is also shown through the body and hair care products circulating in the wide market, the majority of which only meet the needs of audiences that are 'fit' to the beauty standards. In fact, there are audiences whose needs have not been met with these products. Products circulating in the wide market often produce high levels of waste, which is caused by the selection of raw materials to packaging that is not environmentally friendly.
Madremia as a hair and body care brand that is friendly to various types of hair and the environment exists in the midst of these conditions. However, public awareness of the existence of Madremia as a hair and body care brand that cares about the diversity of hair types and the environment is still low. Madremia does not yet have a comprehensive and planned marketing activity plan that can be evaluated. Therefore, a communication program is needed that can increase Madremia's brand awareness.
This communication program is entitled "Embrace Your Well Being and Nature with Madremia", which will be implemented for 5 months with a total budget of Rp3,810,000. The audience for this program will target audiences who live in Greater Jakarta and its surroundings (Jabodetabek area) and big cities on the island of Java, aged 18-30 years with SES A-B, are familiar with digital technology, actively use social media, have an interest in beauty inclusivity and environmental issues, and often do simple research before buying an item. This program will be executed through several activities, namely social media activation, brand ambassadors, partnerships with the community, and media relations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nur Ashifa
"The Fortune merupakan UMKM clothing yang bergerak dalam bidang fesyen dengan gaya casual untuk kaum muda dan milenial, dengan berbagai pilihan produk mulai dari celana, baju, jaket, topi, hingga aksesoris lainnya. UMKM yang beroperasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat sudah ada sejak tahun 2019 yang awalnya hanya dijalankan dirumah, namun kini The Fortune telah memiliki distro sendiri. The Fortune memiliki tujuan untuk mendorong anak muda dan kaum milenial untuk tetap bisa tampil fashionable tanpa mengeluarkan biaya mahal. Oleh karena itu, kualitas produk sangat diutamakan dengan memerhatikan jenis, motif, hingga pilihan warna yang beragam sesuai. Sejak awal, UMKM ini menjalankan bisnisnya dengan memfokuskan komunikasinya melalui media digital seperti Instagram. Terlebih ketika pandemi saat ini. Berdasarkan data dari Kemenperin (2018), industri fesyen termasuk ke dalam 16 kelompok industri kreatif dan memberi kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 3,76% tahun 2017. Dukungan pemerintah untuk mendorong UMKM di Indonesia Go digital dan Go Global secara penuh terlebih di masa pandemi covid-19. Kampanye #SemuanyaAdaDisini dengan tujuan mendorong seluruh produk lokal agar digunakan. The Fortune sebagai salah satu brand lokal yang menyediakan produk clothing dengan berbagai jenis dan pilihan dengan tujuan menjadi solusi bagi kaum muda dan milenial yang ingin tetap tampil fashionable dengan gaya casual dan nyaman sehari-hari. The Fortune belum memanfaatkan media sosial miliknya secara maksimal dan konsisten, seperti Instagram (@thefortune_id) dimana sebagai media utama komunikasi dengan publik eksternal. Banyaknya brand lokal berbasis clothing dan distro serupa yang sudah memiliki nama di masyarakat setempat mengakibatkan konsumen lebih tertarik kepada brand tersebut dan mengakibatkan semakin tingginya kompetitor baru. Hasil wawancara bersama pemilik The Fortune dan survei online, ditemukan data yang relevan dimana The Fortune membutuhkan strategi komunikasi yang efektif dalam rangka meningkatkan brand awareness. Terlebih adanya tren media digital seperti media sosial dan marketplace yang digunakan sebagai platform untuk berkomunikasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan brand awareness The Fortune adalah dengan melakukan pendekatan hubungan masyarakat pemasaran dengan mengedukasi tentang brand clothing dan merek The Fortune. Belum banyak masyarakat yang mengetahui dan mengenal The Fortune serta produknya sehingga brand awareness dan interaksi dengan audiens masih rendah. Meningkatkan brand awareness The Fortune dengan melakukan beberapa program yang dapat menginformasikan pesan dan meningkatkan dari target khalayak, agar The Fortune lebih dikenal di masyarakat. Target khalayaknya berupa laki-laki dan perempuan berusia 17 - 40 tahun dengan endapatan middle hingga high income, pekerjaan; pelajar, mahasiswa, pekerja muda ,wirausaha, jobseeker. berdomisili di Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok. Memiliki gaya hidup fashionable dan memiliki ketertarikan dengan brand clothing serta fashion/style, suka berpenampilan dengan gaya casual, gemar berinteraksi, dan aktif dalam melakukan pencarian maupun penyebaran konten di internet atau media sosial.

The Fortune is a clothing MSME engaged in fashion with a casual style for young people and millennials, with a wide selection of products ranging from pants, clothes, jackets, hats, to other accessories. MSMEs operating in Lombok, West Nusa Tenggara have been around since 2019 which were initially only run at home, but now The Fortune has its own distribution. The Fortune has a goal to encourage young people and millennials to still be able to look fashionable without spending a lot of money. Therefore, product quality is prioritized by paying attention to the types, motifs, and various color choices accordingly. Since the beginning, this MSME has run its business by focusing its communication through digital media such as Instagram. Especially during the current pandemic. Based on data from the Ministry of Industry (2018), the fashion industry is included in 16 creative industry groups and contributed to the national GDP by 3.76% in 2017. Government support to encourage MSMEs in Indonesia to go digital and go global in full, especially during the covid pandemic. -19. The #SemuanyaAdaDisini campaign aims to encourage all local products to be used. The Fortune as one of the local brands that provides clothing products with various types and choices with the aim of being a solution for young people and millennials who want to continue to look fashionable with a casual and comfortable everyday style. The Fortune has not utilized its social media optimally and consistently, such as Instagram (@thefortune_id) which is the main medium of communication with the external public. The large number of local clothing-based brands and similar distributions that already have names in the local community have resulted in consumers being more attracted to these brands and resulting in higher number of new competitors. The results of interviews with the owners of The Fortune and online surveys, found relevant data where The Fortune needed an effective communication strategy in order to increase brand awareness. Moreover, there are digital media trends such as social media and marketplaces that are used as platforms to communicate. One of the efforts that can be made to increase The Fortune's brand awareness is to approach the marketing public relations by educating about the clothing brand and The Fortune brand. Not many people know and know The Fortune and its products so that brand awareness and interaction with the audience is still low. Increase brand awareness of The Fortune by conducting several programs that can inform the message and increase it from the target audience, so that The Fortune is better known in the community. The target audience is men and women aged 17 - 40 years with middle to high income income, employment; students, students, young workers, entrepreneurs, jobseekers. domiciled in West Nusa Tenggara Province, especially Lombok Island. Has a fashionable lifestyle and has an interest in clothing and fashion/style brands, likes to dress in a casual style, likes to interact, and is active in searching and distributing content on the internet or social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annetha Ayu Amalia
"KALA Watch merupakan brand fesyen kategori jam tangan yang berasal dari Bandung, Indonesia. Berawal dari tugas kuliah, KALA Watch didirikan sejak tahun 2014 oleh sekelompok mahasiswa School of Business and Management SBM ITB. Keindahan Indonesia menjadi nilai yang mendasari brand KALA Watch. Keunikan KALA Watch terletak pada strap jam tangannya yang bersifat interchangeable serta dihiasi oleh unsur keindahan Indonesia. Mengajak masyarakat Indonesia, khususnya kalangan young adults, untuk menjadi bagian dari keindahan Indonesia serta mencintai produk lokal menjadi hal-hal yang ingin dicapai oleh KALA Watch.
Strengths
1. Produk KALA Watch dapat menyesuaikan kebutuhan konsumen dengan konsep interchangeable strap sehingga KALA Watch dapat menyesuaikan kebutuhan pelanggan untuk digunakan dalam suasana formal dan nonformal.
2. Kemasan produk KALA Watch dilengkapi dengan kotak penyimpanan serta alat pengganti strap jam tangan yang bersifat user-friendlysehingga pelanggan KALA Watch dapat menyimpan jam tangan dengan terorganisir dan dapat mengganti strap jam tangan secara mandiri tanpa harus pergi ke toko reparasi jam.
3. Keindahan alam, budaya, serta pariwisata di Indonesia menjadi ciri khas produk KALA Watch sehingga para pelanggan KALA Watch dapat merasakan sensasi menjadi bagian dari Indonesia dengan menggunakan KALA Watch.
4. KALA Watch mengajak masyarakat di Indonesia untuk menjadi advokat pelestarian keindahan Indonesia serta cinta produk lokal melalui produknya sehingga informasi seputar nilai-nilai tersebut lebih mudah untuk tersebar melalui word of mouth.
5. KALA Watch didukung oleh para pengrajin dan desainer lokal yang handal sehingga KALA Watch dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
6. KALA Watch ditopang oleh tim yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang bisnis karena berasal dari salah satu sekolah bisnis unggulan di Indonesia SBM ITB sehingga KALA Watch telah memiliki akar bisnis yang kuat.
Weaknesses
1. Pemanfaatan alat pemasaran KALA Watch, khususnya media sosial dan website, belum maksimal sehingga konten yang ditujukan untuk dipublikasikan belum tersampaikan secara optimal kepada khalayak sasaran.
2. Brand awareness KALA Watch masih tergolong rendah sehingga perusahaan mengalami hambatan dalam memasarkan produknya.
3. KALA Watch belum pernah mengadakan program atau kegiatan komunikasi pendukung bisnis sehingga pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja program pendukung bisnis tidak dapat dilaksanakan.
4. Keterbatasan anggaran yang dialokasikan KALA Watch untuk kegiatan pemasaran sehingga KALA Watch memiliki pilihan kegiatan pemasaran yang bersifat terbatas.
Opportunities
1. Media sosial di Indonesia sering digunakan untuk keperluan pemasaran serta transaksi bisnis sehingga media sosial berpeluang untuk membantu optimalisasi promosi bisnis.
2. Belum ada program produsen jam tangan lokal yang secara spesifik mengangkat masalah pelestarian keindahan nusantara dan cinta terhadap produk lokal sehingga program tersebut dapat menjadi pembeda suatu merek.
3. Khalayak sasaran lebih memilih informasi digital sehingga khalayak sasaran lebih mudah untuk dijangkau tanpa hambatan geografis.
4. Khalayak sasaran merupakan pengguna media sosial yang aktif sehingga upaya pendekatan terhadap khalayak sasaran dapat dilakukan dengan efisiensi waktu serta biaya.
5. Khalayak sasaran merupakan masyarakat yang trendi dan memiliki minat di bidang fesyen sehingga khalayak sasaran berpeluang untuk menjadi tertarik terhadap produk jam tangan.
6. Khalayak sasaran tertarik dengan merek produk lokal yang bernuansa keindahan Indonesia sehingga khalayak sasaran dapat memiliki kecenderungan untuk mengetahui tentang KALA Watch.
7. Khalayak sasaran melihat produk KALA Watch sebagai produk yang dapat mereka beli dan tidak mahal sehingga khalayak sasaran dapat menjangkau jam tangan KALA Watch tanpa mengorbankan kebutuhan pokok dalam kehidupan.
8. Masyarakat di Jakarta, sebagai khalayak sasaran perluasan pasar, memiliki daya beli KALA Watch yang tinggi sehingga berpeluang tinggi untuk menjadi khalayak sasaran yang tepat untuk dituju KALA Watch.
Threats
1. Terdapat beberapa kompetitor produsen jam tangan lokal yang mengangkat nuansa Indonesia dan memiliki brand awareness yang cukup tinggi sehingga KALA Watch tidak unggul dalam brand awarenessbisnisnya.
2. Kebanggaan khalayak sasaran dengan memakai produk impor sehingga menyebabkan KALA Watch terhambat dalam menarik para khalayak sasaran. Ketiadaan program komunikasi pendukung bisnis KALA Watch yang dapat dipantau dan dievaluasi untuk perkembangan bisnis menyebabkan kurangnya optimalisasi serta kehadiran KALA Watch di internet, penurutan pendapatan dari pemasaran offline saja, dan brand awareness perusahaan yang rendah. Program komunikasi yang ditujukan untuk membantu perusahaan dalam menjangkau khalayak sasaran secara tepat dibutuhkan oleh KALA Watch untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Dengan menyisipkan konsep storytelling pada seluruh unsur kegiatan, berikut ini adalah lima kegiatan yang menjadi bagian dari strategi program MPR Kado Indah.Peluncuran Kembali Media Sosial dan Website KALA Watch. Roadshow Perguruan Tinggi Swasta PTS di DKI Jakarta.Pameran di Car Free Day CFD fX Sudirman.Sayembara Video Pendek dan Cerita Foto di Media Sosial.Collaborative Eventdengan film screening, sesi jamming musik, serta pameran produk KALA Watch.

KALA Watch is a wristwatch brand originatedfrom Bandung, Indonesia. Started out initially as a college project, KALA Watch was founded by a group of School of Business and Management SBM ITB students. The beauty of Indonesia is the core value of KALA Watch as afashion brand. KALA Watch products distinctive feature is the interchangeable straps decorated with elements inspired by the beauty ofIndonesia. Encouraging Indonesian societies, especially the young adult ones, to take some parts in the beauty ofIndonesia and appreciate local products are some of the things that KALA Watch wants to achieve.
Strengths
The interchangeable straps concept allows KALA Watch products to fulfill customers needs for flexible fashion item so KALA Watch can be used in both formal and nonformal occasions.Each of KALA Watch products are equipped with user-friendly wristwatch strap changer tool in a classic box so KALA Watch`s customers will be able to change their KALA Watch Straps on their own and to keep their KALA Watch collection safely in the box. The uniqueness of KALA Watch lies in its wristwatch straps that are inspired by the beauty of Indonesian culture, natural sites, and tourism so KALA Watch`s customers will be able to feel the sensation of being a part of Indonesia by using KALA Watch rsquo;s products on their wrists.
Through
Its products, KALA Watch encourages Indonesian societies to advocate their awareness and love for the beauty of Indonesia and local products that informations regarding those values will be able to be spread easily through word of mouth. KALA Watch is supported by professional local craftsmen and designers so KALA Watch can guarantee its products excellent quality. KALA Watch is sustained by its team that is consisted of people who have experiences and knowledges from SBM ITB, which is one of the best business schools in Indonesia, so KALA Watch have a strong business core.
Weaknesses
The use of KALA Watch promotional tools, especially social media and website, is yet to be used appropriately that the intended contents to be published has yet to be sent properly to its target audience. KALA Watch has low brand awareness level that it has impacted its marketing operational. KALA Watch has never conducted communication events or programs that can empower its business before so its programs effectivity can`t be measured and observed. The limitation of budgeting that KALA Watch wishes to allocate its fund for conducting communication programs is really tight that KALA Watch don`t have much program options.
Opportunities
Social media is being used for business and marketing purposes in Indonesia so that it can help the optimization of KALA Watch`s business promotions. Programs that open up specifically drilling on spreading awareness about the beauty of nusantara and local products are yet to be conducted before so it can be KALA Watch`s uniqueness among other brands to conduct one.
The target audiences prefer digitalized information so they are easier to reach without worrying about geographical boundaries. The target audiences are active users of social media so KALA Watch can reduce both operational cost and time to approach them. The target audiences are trendy societies and have some interests in fashion so that they are more likely to be interested in wristwatch products. The target audiences are interested in local products that bring out the beauty of Indonesia like KALA Watch do so that it will be easier for KALA Watch to be known by them. The target audiences consider KALA Watch products are affordable and inexpensive so they can purchase KALA Watch without getting broke. Jakartans, as the target audience of the company`s market expansion, have high purchasing power in KALA Watch products so they have greater chances to be the right target audience for KALA Watch.
Threats
1. There are several other local wristwatch brands that covers Indonesian theme with high brand awareness so that KALA Watch is not included as a top flyer in this category.
2. The target audiences pride in wearing import products is really high that KALA Watch finds it difficult to reach and attract them. The absence of KALA Watch`s communication program with evaluation and monitoring that can empower its business has caused the lack of optimization and presence in the internet, the decreasing revenue sourced from offline marketing, and low brand awareness. KALA Watch can make some uses out from communication programs formulated to help the company in reaching the appropriate target audiences. Applying the storytelling concept to all of the events, here are the five events from the Kado Indah MPR Program. KALA Watch Social Media and Website Relaunching. Private Universities in DKI Jakarta Roadshows. Mini Showcase in Car Free Day CFD fX Sudirman. Short Video and Photo Story Competition in Social Media. Collaborative Event that is consisted of film screening, music jamming session, and KALA Watch products mini showcase."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldy Justin Caesar
"Analisis Situasi: Usaha Kecil dan Menengah berkembang pesat pada saat ini. Kafe, warung jajan, dan restoran adalah tempat paling umum bagi UKM untuk menyajikan makanan dan minuman kepada pelangganPerkembangan UKM ini juga didukung dengan budaya nongkrong yang berkembang pada anak muda khususnya kaum millenials. Melihat adanya peluang tersebut, Roemah Waffle hadir sebagai warung jajan yang menyediakan kudapan santai bagi target khalayaknya. Roemah Waffle menyediakan kudapan homemade yang dapat dinikmati disaat bersantai dan berdiskusi dengan teman dan keluarga. Masyarakat belum banyak mengetahui Roemah Waffle karena belum melakukan banyak kegiatan humas pemasaran secara terencana. Melalui hasil wawancara dengan pemilik Roemah Waffle, dibutuhkan sebuah program pemasaran yang terancana untuk meningkatkan brand awareness khalayak terhadap Roemah Waffle.
Tujuan : Program mampu meningkatkan brand awareness target khalayak terhadap Roemah Waffle pada tingkatan brand recall.
Khalayak Sasaran :
Demografis: Laki-Laki dan perempuan. Anak muda dan keluarga 17 s.d 35 tahun SES B&C1,
Psikografis : Memiliki lifestyle suka berdiskusi, suka nongkrong dan menikmati kudapan menarik. Geografis : Wilayah Utama : Cipinang, Sub Wilayah Utama : Area sekitar Cipinang (Jakarta Timur) dan Bekasi.

Situation Analysis: Small and Medium Enterprises are growing rapidly at this time. Cafes, snack shops, and restaurants are the most common places for SMEs to serves the food and beverages to the customers. The development of SMEs is also supported by the culture of hanging out that develops in young people especially millennials. Seeing this opportunity, Roemah Wafel is a snack shop that provides casual snacks for the target audience. Waffles Roemah provides homemade snacks that can be enjoyed while relaxing and discussing with friends and family. People don't know much about Roemah Waffle, because they haven't done the public relations marketing activities. Therefore, based on a private interview with the owner of Roemah Waffle, Roemah Waffle needs a marketing program to increase the target audience's brand awareness towards Roemah Waffle.
Goal: The goal of the program is able to increase the brand awareness of Roemah Waffle particularly at the level of brand recall levels so that Roemah Waffle will be known by the target audiences.
Target Audience:
Demographically: Male and female. Family and youth ages 17-35 Ses B & C1
Psychographics: Passionate about the discussions, like to hang out, love to taste the unique snacks. Geographically for main region Cipinang, sub-main region East Jakarta and Bekasi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>