Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debora Desti Kristarini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis perhitungan biaya produksi PT X dengan menggunakan metode Activity-Based Costing pada dua pelanggan utamanya, PT A dan PT B. Studi kasus ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan pengolahan data-data internal yang dimiliki perusahaan.
Hasil akhir dari penelitian ini berupa hasil perhitungan biaya produksi dengan metode Activity-Based Costing yang menunjukkan bahwa komponen biaya produksi dalam memenuhi pesanan PT A lebih besar daripada PT B dan besarnya biaya produksi yang relatif lebih besar pada kedua pelanggan jika dihitung dengan metode Activity-Based Costing. Hal tersebut disebabkan karena terdapat biaya aktivitas yang besar untuk memenuhi pesanan PT A dan terdapat biaya yang tidak teralokasikan dengan sesuai dan masih berdasar pada perkiraan perusahaan pada metode tradisional.
Selanjutnya, rekomendasi yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah menerapkan perhitungan biaya produksi dengan metode Activity-Based Costing, melakukan evaluasi atas biaya pelanggannya, meminimalisasi cycle time setiap produk, dan lebih fokus pada transaksi pembelian bahan baku dan aset secara lokal.

The purpose of this research is to analyze the calculation of product costs in PT X using Activity-Based Costing method for its two main customers, PT A and PT B. This case study is conducted by doing an observation, interview, and internal data processing owned by the company.
The final results of this research are product costs calculation in Activity-Based Costing method that shows the larger amounts of product costs? component in fulfilling PT A's orders than PT B's and the larger amounts of product costs with Activity-Based Costing method calculation. Those results occur because there are larger amounts of activity costs in fulfilling PT A's orders and some costs that are not allocated accordingly and still based on company's estimations in traditional method calculation.
Moreover, the recommendations that can be suggested to the company are implementing product costs calculation in Activity-Based Costing method, doing an evaluation of the customer costs, minimalizing cycle time to each product, and more focusing on the materials and asset purchasing locally.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filemon Calvin Sucandra
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perhitungan biaya per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan TDABC, membandingkan perhitungan profitabilitas per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan sistem TDABC, dan menyarankan tindakan apa yang dapat dilakukan PT XYZ setelah mengetahui besarnya biaya per pelanggan. Penelitian merupakan studi kasus dengan metode penelitian berupa studi literatur, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT XYZ memiliki pelanggan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. PT XYZ juga dapat mengklasifikasikan pelanggan berdasarkan jenisnya: passive, yaitu rumah sakit, pelanggan high cost-to-serve, yaitu apotik, pelanggan price-sensitive, yaitu institusi/tender, PBF, dan toko obat, dan pelanggan aggresive, yaitu supermarket.

This study aimed to compare the calculation of cost per customer with conventional ABC and TDABC system, calculation of profitability per customer compared with the conventional ABC system and TDABC system, and suggest what actions to do for XYZ after finding out the cost per customer. The research is a case study with research methods such as literature studies, interviews, and documentation.
The results showed that XYZ has customers which are profitable and unprofitable. XYZ also can classify customers by type: passive, ie hospitals, high customer cost-toserve, namely pharmacies, price-sensitive customers, namely institutional / tender, PBF, and drug stores, and customers aggresive, namely supermarkets.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Tama
"Laporan magang ini berisi tentang analisa mengenai penerapan perhitungan biaya produksi menggunakan metode Activity-Based Costing System ABC pada perusahaan PT REM, yang merupakan perusahaan yang memproduksi brake-part untuk kendaraan roda 2 hingga roda 4. Hasil analisa menunjukkan bahwa metode ABC menghasilkan perhitungan biaya produksi untuk produk master cylinder yang lebih tinggi, dikarenakan biaya overhead yang dialokasikan untuk produk master cylinder lebih besar ketimbang mengunakan simple costing. Hal ini memberi implikasi kepada perusahaan bahwa dengan menggunakan metode ABC perusahaan dapat menentukan harga jual produk yang lebih tepat untuk multi produk yang diproduksi.

This internship report contains analyze of determination cost production with ABC method in PT. REM, a company that product brake part for 2 until 4 wheels vehice. The result of analyze, show that ABC method calculated higher production cost of master cylinder, because overhead cost that allocated for master cylinder is bigger than using simple costing. This case give implication for company that using ABC method can determine selling price more accurate between multi product that company manufacture."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Imam Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk membantu merancang sistem manajemen biaya pada salah satu cabang PT. ASDP Indonesia Ferry Persero dalam rangka memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan terhadap kinerja dari kapal yang beroperasi pada beberapa lintas yang berbeda. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan dari cabang yang bersangkutann untuk kurun waktu satu tahun selama tahun 2015. Sistem manajemen biaya yang diusulkan adalah Activity Based Costing dalam mengalokasikan biaya dalam rangka menghitung harga pokok produksi per satuan unit produksi. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa lintas yang mengalami kerugian. Sistem Activity Based Costing ternyata mampu untuk membantu perusahaan dalam mengalokasikan biaya dan memberikan informasi mengenai kinerja kapal di masing-masing lintasan.

This thesis study aims to help design cost management system in one of the branches of PT. ASDP Indonesia Ferry Persero in order to provide useful information in making decisions on the performance of the vessels that operate in several different traffic. The data usesd is data from the financial statements of the branch itself for a period of one year during 2015. The management sytem proposed is Activity Based Costing in allocating cost in order to calculate the cost of production per unit of production. The result showed there were some traffic incurred loss. Activity Based Costing system was able to assist the company in allocating costs and provides information on the performance of the ship on each track."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Hambadi
"Karya akhir ini memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) membuktikan bahwa sistem akuntansi biaya tradisional yang digunakan pada saat ini menghasilkan informasi yang kurang akurat; dan (2) memberikan usulan penerapan dan mendemonstrasikan keunggulan ABC dalam menghitung biaya produksi.
Industri pakaian jadi merupakan industri yang sarat dengan persamgan, dimana jumlah pemain dalam industri tersebut cukup banyak, dan krisis ekonomi Indonesia tahun 1997 semakin menyulitkan hidupnya industri tersebut.
Dengan semakin rumitnya lingkungan usaha serta ketatnya persaingan, maka manajemen perusahaan perlu memperhatikan dengan cermat biaya produk mereka. Biaya produk yang kurang akurat akan menyebabkan distorsi harga jual produk. Perusahaan sangat membutuhkan informasi biaya produk yang akurat, sehingga dapat mengukur dengan tepat biaya produknya agar dapat mengambil keputusan dan strategi yang tepat.
PT X sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri garmen sangat membutuhkan sistem manajemen biaya yang handal untuk memberikan masukan dalam pengambilan keputusan mengenai penetapan harga jual produk.
Setelah mengkaji secara mendalam mengenai proses produksi, sistem manajemen biaya yang diterapkan oleh PT X, penulis berkesimpulan bahwa sistem manajemen biaya memiliki andil yang cukup besar dalam penurunan kinerja PT X. Penulis mengusulkan sistem ABC untuk memperbaiki distorsi dari informasi biaya produk dari sistem yang sudah ada.
Activity-Based Costing System (ABC System) adalah sistem yang pertama kali menelusuri biaya pada kegiatan kemudian pada produk. Aktivitas merupakan apa yang orang atau sistem lakukan dalam suatu organisasi. Aktivitas mengkonsumsi sumber daya untuk menghasilkan output. Sistem ABC dirancang dengan landasan pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya.
Dalam sistem ABC, digunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemicu untuk menentukan berapa besar biaya yang terjadi. Hal ini penting untuk mendapatkan keakuratan biaya, dan menghilangkan distorsi dalam penentuan harga pokok produk. Dalam penerapannya, ABC kemudian berkembang menjadi ABM (Activity Based Management), suatu istilah yang lebih luas, yang mencakup tentang bagaimana mengelola biaya yang dikeluarkan perusahaan sehingga menjadi lebih efisien. Dengan demikian, konsep ABC dan ABM saling berkaitan satu sama lain.
Penulis memilih PT. X yang bergerak dalam bidang manufaktur sebagai obyek penelitian. Penulis akan membandingkan sistem penghitungan biaya yang sudah diterapkan perusahaan dengan sistem Activity Based Costing dan bagaimana keunggulan dan pengaruh sistem ABC terhadap perusahaan, dalam hal ini untuk menentukan harga pokok produksi perusahaan dalam menjalankan operasinya.
Analisis harga jual produk dengan sistem ABC menggambarkan bahwa harga jual yang ditetapkan oleh PT X dapat merupakan suatu kelemahan bagi PT X, dan sebaliknya. Dengan sistem ABC, produk-produk bervolume tinggi masih memiliki ruang untuk melakukan perubahan harga ke arah yang lebih menguntungkan bagi konsumen yaitu dengan menurunkan harga jual. Sedangkan bagi produk-produk bervolume rendah, PT X tampaknya harus menyesuaikan harga jual dengan cara menaikkan harga, atau bahkan menolaknya jika mendatangkan kerugian bagi perusahaan.
Menggunakan sistem ABC untuk keperluan penghitungan biaya produksi, dimana PT X dapat menghitung biaya produksi yang lebih relevan untuk kedua jenis produk dimana volume produksi kedua jenis produk tersebut amatlah berbeda dengan jumlah yang sangat signifikan. Dengan sistem ABC, PT X dapat mendapatkan nilai biaya produksi yang memberikan dasar argumentasi yang lebih baik.
Penelitian dalam karya akhir ini menggambarkan distorsi yang ditimbulkan oleh sistem tradisional cukup signifikan, bahkan sudah memberikan "arah yang sesat" bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Penelitian menggambarkan penggunaan sistem ABC dalam penghitungan biaya produksi ini berguna dalam menentukan arah operasi perusahaan ini selanjutnya.
Secara keseluruhan dari langkah-langkah yang dilakukan dalam sistem ABC menggambarkan sistem ABC merupakan sarana yang sangat baik untuk mengenal operasi dari perusahaan, tidak saj a dari segi finansial tetapi juga operasional. Sehingga gambaran operasional perusahaan akan lengkap dalam artian keputusan-keputusan yang diambil oleh perusahaan didasarkan pada data yang lebih akurat dan menyeluruh.
Aplikasi sistem ABC juga mendorong perusahaan untuk mulai melakukan pencatatan data operasional yang dibutuhkan untuk perhitungan ABC, seperti data activity driver atau resources driver juga diharapkan dengan diperhatikannya data operasional ini maka akan bisa membuka kesempatan untuk manajemen untuk menganalisa operasional perusahaan dengan lebih baik, demi perbaikan di masa datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nurul Fatimah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain Activity Based Costing ABC pada PT X dan menganalisis perbandingan hasil perhitungan beban pokok penjualan BPP metal fastener MF , vislon fastener VF , dan plastic fastener PF tipe open dan close antara sistem akuntansi biaya tradisional dan sistem ABC. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan metode deskriptif. Hasil yang didapat adalah penerapan sistem ABC pada PT X dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: mengidentifikasi aktivitas, membebankan biaya sumber daya ke aktivitas dan membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Terdapat perbedaan hasil perhitungan BPP antara sistem ABC dengan sistem akuntansi biaya tradisional, yaitu terjadi overpricing pada produk PF open dan PF close dan underpricing pada produk MF open, MF close, VF open, dan VF close.

ABSTRACT
This research aims to analyze and formulate Activity Based Costing ABC in PT X and Activity based costing of Cost of Goods Sold COGS result calculation, metal fastener MF , vislon fastener VF , and plastic fastener PF open and close type between traditional cost accounting system and ABC. This research method is library research, field research, and descriptive method. Obtained result is the ABC system implementation at PT X can be done in three stages, which are activity identification, charge resource costs to activity and charge activity costs to object costs. Different COGS calculation results obtained between ABC system with traditional cost accounting system, which occured overpricing on product of PF open and PF close and underpricing on product of MF open, MF close, VF open and VF close."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Everson, Rolan
"Dewasa ini perusahaan semakin dituntut lebih efisien disamping tetap mempertahankan kualitas produk dan/atau jasa yang dihasilkannya. Hal ini disebabkan karena persaingan diantara dalam satu industri semakin ketat dalam usaha untuk merebut dan/atau mempertahankan pangsa pasar.
Di lain pihak, konsumen semakin kritis terutama mengenai masalah kualitas dan harga yang kompetitif. Produsen semakin tidak mempunyai pilihan. Selain dituntut untuk memenuhi kehendak konsumen dalam hal kualitas dan harga.
Untuk meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya berpengaruh pada harga jual suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan.
Agar pihak perusahaan dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan, perusahaan dituntut untuk mengetahui bagaimana terjadinya dan mengapa terjadi biaya tersebut.
Sebagaimana diketahui, biaya dikeluarkan karena adanya aktivitas yang dilakukan. Jadi dengan memahami aktivitas yang dilakukan dalam menghasilkan produk dan/atau jasa, maka perusahaan akan dapat untuk mengendalikan biaya.
Salah satu komponen biaya yang sulit untuk dikendalikan karena tidak dapat secara langsung dihubungkan ke obyek biaya adalah biaya tak langsung (overhead).
Dengan pengalokasian biaya tak langsung, metode Activity Based Costing berbeda dengan metode tradisional dalam penggunaan pemicu (driver). Pemicu yang digunakan mencerminkan aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing obyek biaya. Jadi, metode Activity Based Costing sangat berkepentingan dengan aktivitas dalam melakukan proses produksi.
Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan agar penggunaan metode Activity Based Costing dapat diimplementasikan dengan lebih baik, yaitu besarnya biaya tidak langsung dan beragamnya produk yang ditawarkan.
Sebagai perusahaan di bidang produksi Asphalt Hotmix yang memiliki 9 jenis produk, PT. X perlu menerapkan metode Activity Based Costing dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP), untuk menghasilkan HPP yang lebih akurat.
Disamping itu, dengan menerapkan metode Activity Based Costing, dapat dipilah-pilah aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan yang tidak bernilai tambah, sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien.

Nowadays company was asked to be efficient to survive its product quality and 1 or its service. This condition was caused by tight competition among industries in every business to complete and/or maintains its market share.
In other side, consumers become critical especially about quality problems and competitive price. Producer has no choice. They were asked to fulfill consumer's will in quality and prices.
To improve efficiency at last influencing to company selling price a company was forced to control its expenses.
In order controlling the expenses, company was asked to know how and why the expenses occur.
As we know, expenses occur because of activities. So by understanding the activities done to produce the product and/or service, company can control its expenses.
One of the expenses components that were hard to be controlled because it is indirectly connect to the expenses object is overhead.
By allocating overhead, Activity Based Costing method is different from traditional method in driver usage. Driver we use to express activity consumed by expenses objects. Activity Based costing method being concerned with activity in doing production process
Few conditions that must be concerned in order to implement Activity Based Costing Method, that is how much the overhead and how many products were offered.
As an Asphalt Hot mix production company, it has 9 products, PT. X need to implement Activity Based Costing to decide Production Cost Price (PCP), to produce accurate PCP.
Besides by implement Activity Based Costing, we can separate activities that give additional value and not, so production expenses become more efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sunardi
"Dalam suatu produk, bahan baku dan upah langsung dengan mudah dapat ditelusuri, sedangkan biaya tidak langsung sangat sulit untuk ditelusuri. Salah satu konsep yang dikembangkan untuk membebankan atau mengalokasikan biaya tidak langsung secara lebih akurat ke dalam suatu produk adalah system Activity Based Costing (ABC).
Perbedaan mendasar antara system ABC dengan sistem tradisional terletak kepada tahapan pembebanannya atau pengalokasiannya. Dalam sistem tradisional pengalokasian biaya tidak langsung hanya dilakukan dengan satu tahapan saja, yaitu dari biaya atau sumber daya kepada unit produk. Dalam system ABC pembebanan biaya tidak langsung dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama adalah mengalokasikan biaya atau sumber daya ke dalam aktivitas-aktivitas. Tahap kedua adalah mengalokasikan aktivitas-aktivitas ke dalam suatu cost pool, yang bisa berupa unit produk, customer atau jenis produk dan sebagainya. Dengan system pengalokasian secara dua tahap, diyakini pembebanan akan menjadi jauh lebih akurat, yang pada gilirannya akan berpengaruh kepada perhitungan harga pokok produksi suatu produk.
Manfaat dalam hal keakuratan sistem ABC dibandingkan dengan sistem tradisional itulah yang membuat karni merasa perlu untuk mengusulkan aplikasinya di PT X. PT X adalah sebuah perusahaan manufaktur dan eksportir produk produk furniture terbuat dari rotan dan kayu. Perubahan lingkungan eksternal yang ditandai dengan tingkat persaingan global yang semakin ketat, memaksa PT X untuk melakukan langkah-langkah strategic guna menjamin eksistensinya di kemudian hari. Langkah peningkatan kualitas produk yang mampu bersaing secara global telah dilakukan oleh PT X dengan mengarah kepada system manajemen mutu ISO. Sedangkan dalam hal perhitungan harga jual, PT X belum melakukan langkah apapun. Pada titik inilah system ABC dapat merupakan salah satu alternatif yang mungkin dapat mengisi kekosongan langkah strategic dari PT X tersebut di atas.
Dengan jumlah item produk yang mencapai ribuan, maka penerapan system ABC akan sulit seandainya langsung mengacu kepada item per item produk. Oleh karena itu dalam tulisan ini, cost pool bukanlah item produk melainkan jenis produk yang dihasilkan oleh PT X, yaitu jenis produk mebel terbuat dari rotan, jenis produk mebel terbuat dari kayu dan jenis produk keranjang rotan. Alokasi biaya tidak langsung ke dalam ketiga jenis produk tersebut selama ini belum dilakukan dengan cara perhitungan yang sistematis akan tetapi masih berdasarkan kepada pengalaman semata.
Hasil perhitungan dengan menggunakan metode ABC menunjukkan perbedaan mencolok dengan sistem tradisional yang sedang eksis sekarang ini, untuk jenis produk mebel kayu. Sedangkan untuk jenis produk mebel rotan dan keranjang rotan menunjukkan hasil yang hampir setara dengan perhitungan berdasarkan system ABC."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Marvianti
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis penerapan Activity Based Costing pada PT X. Dengan menggunakan metode Activity Based Costing, penelitian akan menunjukkan gambaran tingkat profitabilitas pada PT X berdasarkan segmen usaha dan customer. Selanjutnya, analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat untuk menangani pelanggan yang dimilikinya.
Metode penelitian yang digunakan dalam karya akhir ini adalah metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif analitis dengan melakukan analisis studi kasus pada PT X melalui observasi, wawancara, dan data-data internal yang dimiliki perusahaan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Activity Based Costing, perusahaan dapat mengetahui tingkat profitabilitas segmen usaha maupun pelanggan secara detail. Selanjutnya, berdasarkan analisis tersebut, perusahaan dapat melakukan evaluasi performance pelanggan. Pada akhirnya, perusahaan dapat menentukan strategi yang lebih tepat untuk memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan daya saing.

This research is aimed to conduct an analysis on the application of Activity Based Costing at PT X. Using the method of Activity Based Costing, the research will present the overview of profitability level at PT X based on business and customer segments. Further, the analysis can be used as to base a company’s proper strategy in handling customers.
The research method used in this thesis is qualitative research method. The approach used is analytical and descriptive with the case at PT X through observations, interviews, and internal data owned by PT X.
The conclusion of the research is that by applying the Activity Based Costing method, a company may acknowledge the profitability level of both business and customer segments. Moreover, based on the analysis, a company may conduct evaluation on customers’ performance. In the end, a company may determine precise strategies to optimize profits and to increase competitive ability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjokorda Gde Indraputra
"Perusahaan manufaktur menghadapi meningkatnya persaingan dalam pasar global dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan berbiaya rendah. Untuk menghasilkan suatu keputusan tepat, suatu perusahaan harus mempunyai informasi biaya produksi yang akurat dan up-to-date. Sistem akuntansi biaya tradisional yang berdasarkan pengalokasian volume produksi (volume-based costing) bagi biaya overhead telah kehilangan relevansinya dalam suatu lingkungan manufaktur yang menunjukkan peningkatan yang tajam dalam biaya overhead dan adanya pengurangan yang signifikan dalam tenaga kerja langsung suatu produksi dengan menghasilkan suatu perhitungan biaya produk yang terdirtorsi dan mengarahkan pada pembuatan keputusan strategis perusahaan yang kurang menguntungkan perusahaan.
Satu inovasi metode manajemen biaya untuk informasi biaya produk yang akurat dan mengatasi kekurangan sistem biaya tradisional tersebut adalah Activity-Based Costing. Data menunjukkan banyaknya implementasi ABC di perusahaan manufaktur besar, tetapi hanya sedikit di perusahaan manufaktur kecil. Perusahaan manufaktur kecil berbeda dari perusahaan manufaktur besar di antaranya kurangnya kelengkapan data, sumber daya teknis, sumber daya keuangan, dan komputerisasi yang mencukupi. Yang paling utama yaitu kelengkapan data disebabkan masalah pengumpulan dan pemrosesan data sesuai dengan format ABC dengan biaya yang minimal. Karena informasi yang dibutuhkan ternyata mahal dan perusahaan kecil menghadapi keterbatasan keuangan.
Dua tahapan dalam pelaksanaan model Activity-Based Costing pada perusahaan kecil. Pertama, biaya-biaya ditetapkan pada suatu penampungan biaya berdasarkan atas suatu penyebab biaya. Kedua, biaya dialokasikan kepada produk berdasarkan atas jumlah aktivitas yang dikonsumsi menggunakan penyebab biaya tahap kedua. Pengumpulan informasi bobot adalah bagian panting dalam implementasi ABC pada perusahaan manufaktur kecil. Setiap aktivitas mengkonsumsi suatu porsi dari suatu kategori biaya. Setiap produk mengkonsumsi suatu porsi dari suatu aktivitas. Suatu porsi yang dikonsumsi pada tahapan tersebut diwakili oleh suatu proporsi (bobot). Tiga bentuk akurasi data dipergunakan dalam menentukan bobot, yaitu: (a) kumpulan data aktual. (b) perkiraan berdasarkan pengalaman, situasi dimana data aktual tidak dapat dikumpulkan, perkiraan berdasarkan pengalaman dilakukan. (c) proses analisa hirarki, Cara yang lebih scientific untuk memperkirakan proporsi dengan teknik sistematis seperti Analytic Hierarchical Process yang dicetuskan oleh Thomas L. Saaty.
PT. Kuta Kidz, perusahaan manufaktur pakaian jadi skala kecil, sebagian besar produksinya bagi pasar ekspor, membutuhkan suatu perencanaan, koordinasi, komunikasi, serta pengendalian yang baik dari semua kegiatan perusahaan dengan sistem informasi akuntansi biaya yang tepat. Sistem biaya yang diterapkan dinilai kurang efektif karena terdapatnya distorsi biaya dari berbagai produk dengan jumlah volume yang berbeda. Perusahaan menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional di mana total unit output digunakan sebagai alat penggerak aktivitas biaya. Dilakukan modifikasi dalam membebankan rate biaya overhead dengan membebankan sebesar 100%, 75%, 50%, dan terakhir proporsional 167% dengan alasan persaingan dan tingkat penjualan produk. Struktur biaya produksi dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tak langsung yang mendominasi sebesar 50,28% dari biaya produksi, yang ternyata cukup signifikan untuk mempertimbangkan penggunaan sistem akuntansi ABC sebagai alternatif.
Didapatkan perbedaan yang cukup siginifikan antara kedua sistem akuntansi biaya. Bagi produk ekspor, tiga produk diberikan beban yang overcast, tiga jenis produk dibebankan undercost karena lebih besar dari 20%, satu di antaranya bahkan undercost mencapai 177%. Bagi produk toko, keseluruhan jenis produk diberikan beban undercost. Lima produk di antaranya mencapai 20% bahkan satu mencapai undercost lebih dari 180%. Didapatkan perbedaan perolehan yang cukup signifikan antara pendapatan yang diperoleh berdasarkan kedua sistem akuntansi. Modifikasi yang dilakukan bagi pendapatan perusahaan menghasilkan pengaruh negatif sebesar Rp. 101.844.283,- atau sebesar 11,8% dari total biaya overhead perusahaan yang berjumlah Rp. 864.573.715,﷓.
Perbedaan antara kedua sistem memberikan pengaruh yang cukup material dalam merumuskan masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian biaya overhead perusahaan. Sistem akuntansi ABC jika diterapkan dapat memberikan hasil yang akurat pada beban overhead pada setiap jenis produk. Hasil evaluasi memperlihatkan beban overhead terdistribusi secara akurat dan seimbang dengan beban overhead yang dikeluarkan perusahaan. Implementasi ABC sebaiknya dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat terus diperbaiki secara kesinambungan sehingga mendekati sempurna sesuai dengan kondisi yang ada. Seandainya diperlukan restrukturisasi organisasi berdasarkan sistem akuntansi ABC dilakukan bertahap sehingga tidak menimbulkan gejolak di dalam organisasi dan menerapkan sistem ini secara komprehensif dan menggunakannya sebagai dasar bagi semua keputusan manajemen. Keberhasilan sistem akuntansi ABC juga akan sangat dipengaruhi oleh dukungan dari semua manajemen puncak, dipahami oleh seluruh karyawan perusahaan, dapat menjangkau semua pemakai yang potensial, dan mempunyai rasa memiliki terhadap sistem yang diimplementasikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>