Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184380 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pameliantoro Dhani Grahutama
"ABSTRAK
Kemacetan di Jakarta menjadi salah satu masalah utama yang belum terselesaikan hingga kini. Salah satu penyebab kemacetan adalah kegiatan pendidikan. Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan (2014) terdapat 16% penduduk jakarta yang terlibat dalam kegiatan pendidikan. Studi duku dinas perhubungan jakarta selatan pada tahun 2013 juga menunjukkan terdapat 10 sekolah penyebab terjadinya kemacetan. Untuk itu, diperlukan penelitian untuk mencari variabel-variabel yang paling berpengaruh dan membentuk model transportasi yang berkaitan dengan perjalanan siswa ke sekolah agar dapat memahami bangkitan perjalanan secara terukur. Model tersebut dibentuk dengan metode Regresi Linierdengan data yang diperoleh dari sampel kuesioner di enam sekolah di Jakarta selatan. Analisa dan validasi model dilakukan dengan membandingkan jumlah Person Trips yang terbentuk dengan hasil metode Category Analysis. Jumlah Trip Generation Rate kemudian dapat dihitung berdasarkan jenjang dan karakteristik lokasi sekolah. Hasil model menunjukkan kondisi sosial ekonomi siswa seperti ukuran keluarga, pendapatan, kepemilikan kendaraan dan komponen perjalanan siswa seperti waktu, biaya dan jarak merupakan variabel-variabel yang paling berpengaruh terhadap jumlah bangkitan perjalanan siswa ke sekolah. Adapun variabel sekolah yang berpengaruh adalah jumlah kelas. Hasil perbandingan menunjukkan jumlah Person Trips dan Trip Generation rate antara model regresi dan Category Analysis mendekati atau sama. Nilai Trip Generation Rate per m2 luas sekolah yang terdiri dari tarikan dan bangkitan perjalanan sekolah adalah sebagai berikut : Sekolah Dasar Negeri (0.23 dan 0.20), Sekolah Menengah Pertama Negeri (0.35 dan 0.32), Sekolah Menengah Atas Negeri (0.25 dan 0.24), sekolah di wilayah perbatasan (0.24 dan 0.22) dan sekolah di pusat kota (0.31 dan 0.29).

ABSTRACT
Congestion in Jakarta became one of the major unresolved problem until now. One of causes is school acitivity. Jakarta Education Agency (2014) stated there is 16% of population which involved in school activity. Study of the South Jakarta Transportation Agency in 2013 indicates there are 10 schools that cause congestion. Therefore, it is necessary to study the most influential variables and create transportation models related to student traveling to school in order to understand measurable trip generation. The models are formed using Linear Regression Methode with data obtained from sample of Bangkitan perjalanan..., Pameliantoro Dhani Grahutama, FT UI, 2016
xii Universitas Indonesia
questionnaires in six schools in South Jakarta. Analysis and validation models were conducted by compare the Person Trips values with the result of Category Analysis method. Then, amount of Trip Generation Rate was calculated based on school level and characteristic of location. The models show that students?s socio-economy such as family size, income, vehicle ownership and component of student travel such as time, cost and distance are the most influential variables on the number of trip generation of student travel to school. The number of class is also the influential variable. The results showed similarity of the number of Person Trips and Trip Generation Rate value are between the regression model and Category Analysis. The values of Trip Generation Rate per m2school area consisting attraction and generation school trip are as :State Elementary School (0.23 and 0.20), State Junior High School (0.35 and 0.32), State High School (0.25 and 0.24), Schools in Border Area (0.24 and 0.22) and Schools in Central City (0.31 and 0.29).
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T44846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Aulia Puteri
"Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 31 ayat (1) UUD 1945, pendidikan ialah hak setiap warga. Kendati demikian, rendahnya indeks aksesibilitas transportasi di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu masih terjadi dan berakibat pada disparitas hak-hak masyarakat, salah satunya hak atas pendidikan yang layak. Lebih lanjut, dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka partisipasi sekolah yang diukur dengan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kepulauan Seribu hanya 35 persen atau setara dengan kabupaten-kabupaten di Indonesia yang secara konstitusional ditetapkan sebagai daerah tertinggal. Untuk itu, perlu dilakukan studi ini guna menganalisis pola perjalanan sekolah, faktor atau variabel yang memengaruhi perjalanan sekolah, serta model persamaan bangkitan perjalanan sebagai untuk memprediksi permintaan perjalanan. Adapun penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan metode cross-sectional dalam pengumpulan data. Terdapat data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian form kuesioner dan data sekunder yang dikumpukan dengan melakukan observasi dan permintaan data langsung kepada pihak sekolah terkait. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan metode regresi linear dengan jumlah trip production berbasis rumah tangga dan trip attraction berbasis sekolah sebagai variable dependen. Dalam pemodelan regresi, didapatkan bahwa variabel pendapatan dan jumlah anggota keluarga berusia sekolah memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah trip production, sementara variabel luas bangunan sekolah memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah trip attraction. Penelitian ini dapat digunakan oleh regulator, dalam hal ini Dinas Perhubungan DI Jakarta untuk bahan evaluasi dalam perencanaan dan pengembangan transportasi penumpang kepulauan.

As stated in Pasal 31 ayat (1) UUD 1945, education is the right of every citizen. However, the low transportation accessibility index in the Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu still happens and results in disparities in community rights, one of which is the right to proper education. Furthermore, as reported by Badan Pusat Statistik (BPS), the school participation rate measured by the Angka Partisipasi Murni (APM) in Kepulauan Seribu is only 35 percent or equivalent to districts in Indonesia that are constitutionally designated as disadvantaged areas. For this reason, it is necessary to conduct this study to analyze school travel patterns, factors or variables that influence school travel, and travel generation equation models to predict travel demand. The research was conducted quantitatively with a cross- sectional method in data collection. There are primary data collected using questionnaire form research instruments and secondary data collected by conducting observations and direct data requests to the relevant schools. The analysis in this study was conducted using linear regression method with the number of trip production and trip attraction as the dependent variable. In the regression modelling, it was found that the variables of income and number of school-age family members have the most significant influence on the number of trip production, while the variable of school building area has the most significant influence on the number of trip attraction. This research can be used by regulators, in this case the Dinas Perhubungan DI Jakarta, for evaluation in planning and developing island passenger transportation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audrien Diego Aden
"Kepulauan Seribu memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) melalui PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010–2025, serta masuk dalam 10 daerah prioritas KSPN berdasarkan PERPRES Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Sektor pariwisata merupakan pilar ekonomi utama di Kepulauan Seribu, di mana mayoritas penduduk bekerja di sektor jasa, terutama pariwisata, yang menyerap 30% tenaga kerja, dan 24% lainnya bekerja di sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang dipengaruhi oleh aktivitas pariwisata, sesuai dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (2022). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola perjalanan rekreasi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan mengembangkan model persamaan bangkitan perjalanan dengan tujuan rekreasi di Kepulauan Seribu. Pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional digunakan dalam pengumpulan data, di mana data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Analisis regresi linear menunjukkan pendapatan keluarga kurang dari Rp1.500.000, antara Rp6.500.000 hingga Rp8.000.000, lebih dari Rp15.000.000, serta jumlah anggota keluarga yang bekerja memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah produksi perjalanan. Selain itu, luas wilayah wisata juga memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah atraksi perjalanan. Penelitian ini membantu perencana transportasi dan pembuat kebijakan dalam merencanakan dan mengembangkan transportasi penumpang di Kepulauan Seribu.

Kepulauan Seribu has great potential in the tourism sector and has been designated as Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) through PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010–2025, as well as included in the 10 KSPN priority areas based on PERPRES Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. The tourism sector is the main economic pillar in Kepulauan Seribu, where the majority of the population works in the service sector, especially tourism, which absorbs 30% of the workforce, and another 24% work in the trade, hotel and restaurant sector which is influenced by tourism activities, according to Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (2022). This study aims to analyze recreational travel patterns, the factors that influence them, and develop a travel generation equation model with recreational purposes in Kepulauan Seribu. A quantitative approach with a cross-sectional method was used in data collection, where primary data was collected through questionnaires and secondary data was obtained from relevant agencies. Linear regression analysis showed that family income of less than IDR1,500,000, between IDR6,500,000 to IDR8,000,000, more than IDR15,000,000, and the number of working family members have a significant influence on the amount of trip production. In addition, the size of the tourist area also has a significant influence on the number of travel attractions. This research helps transportation planners and policy makers in planning and developing passenger transportation in Administrative District of Kepulauan Seribu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Dwihadi Maulana Rosyadi
"Penelitian ini menganalisis model permintaan perjalanan penumpang berbasis rumah tangga dengan tujuan berbelanja di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Penelitian ini menjawab tiga pertanyaan utama: pola perjalanan belanja, faktor-faktor yang memengaruhi bangkitan dan tarikan perjalanan, serta pengembangan model matematis yang memprediksi bangkitan dan tarikan perjalanan tersebut. Pengumpulan data melibatkan sumber primer dan sekunder, dengan data primer dikumpulkan melalui survei di sebelas pulau berpenghuni Kepulauan Seribu. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi untuk memodelkan proses bangkitan dan tarikan perjalanan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor sosial ekonomi. Hasil utama menunjukkan bahwa karakteristik rumah tangga, seperti jumlah anggota keluarga berdasarkan usia, dan karakteristik tempat perbelanjaan, seperti jumlah pedagang, berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perjalanan berbelanja. Model regresi yang dikembangkan memberikan wawasan tentang hubungan antara variabel sosial ekonomi dan permintaan perjalanan yang berkontribusi pada pemahaman dinamika kompleks sistem transportasi kepulauan dan menawarkan dasar untuk perencanaan kebijakan pada masa depan guna meningkatkan kualitas hidup dan peluang ekonomi bagi penduduk Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

This research analyzes the household-based passenger travel demand model with the aim of shopping in the Administrative District of Kepulauan Seribu. It addresses three main questions: shopping travel patterns, factors influencing trip generation and attraction, and the development of a mathematical model to predict these trip generations and attractions. Data collection involved both primary and secondary sources, with primary data gathered through surveys across eleven inhabited islands in Kepulauan Seribu. The study employs regression analysis to model the trip generation and attraction processes, considering various socio-economic factors. Key findings indicate that household characteristics, such as family size, and shopping location characteristics, such as the number of vendors, significantly affect shopping trip frequency. The developed regression model provides insights into the relationship between socio-economic variables and travel demand, contributing to a better understanding of the complex dynamics of the island transportation system. This offers a foundation for future policy planning to enhance the quality of life and economic opportunities for the residents of the Administrative District of Kepulauan Seribu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Yoselyn Nashwa
"Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Mengingat pentingnya logistik laut di Indonesia, diperlukannya kajian mengenai pemodelan freight trip generation moda kapal di wilayah kepulauan. Kabupaten Kepulauan Seribu, yang terletak di Provinsi DK Jakarta, merupakan salah satu dari banyak wilayah kepulauan kecil di Indonesia yang menggunakan transportasi laut sebagai transportasi utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi bangkitan dan tarikan perjalanan kapal terkait pergerakan barang di wilayah studi Kepulauan Seribu serta untuk mengembangkan model bangkitan dan tarikan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis regresi linear, di mana jumlah perjalanan kapal menjadi variabel terikat yang ditinjau. Variabel bebas yang digunakan dalam analisis meliputi luas wilayah pulau, jumlah penduduk, dan jarak terdekat pulau ke pelabuhan di Pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap bangkitan dan tarikan perjalanan barang adalah jumlah penduduk dan jarak terdekat pulau ke pelabuhan di Pulau Jawa. Temuan ini dapat digunakan oleh perencana transportasi untuk mengestimasi jumlah bangkitan perjalanan di kepulauan kecil di masa mendatang. Hasil estimasi tersebut dapat menjadi pertimbangan penting dalam perencanaan sarana dan prasarana pendukung transportasi laut, terutama terkait perjalanan barang.

Indonesia is one of the largest archipelagic countries in the world. Considering the importance of maritime logistics in Indonesia, it is necessary to study the modelling of freight trip generation for ship mode in archipelagic regions. The Kepulauan Seribu Regency, located in the DK Jakarta Province, is one of the many small archipelagic regions in Indonesia that relies on sea transportation as its primary mode of transport. This study aims to analyze the factors affecting the generation and attraction of ship trips related to freight movement in the Kepulauan Seribu study area and to develop a model for such generation and attraction. This research employs a quantitative approach using linear regression analysis, with the number of ship trips as the dependent variable. The independent variables used in the analysis include the island area, population size, and the nearest distance of the island to a port in Jawa Island. The results of the study indicate that the most influential variables on the generation and attraction of freight trips are the population size and the nearest distance of the island to a port in Jawa Island. These findings can be utilized by transportation planners to estimate the number of freight trips generated in small archipelagic regions in the future. These estimates can serve as important considerations in the planning of infrastructure and support facilities for maritime transport, especially concerning freight movements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz Naufal
"Kota Depok mengalami pertumbuhan demografi dan ekonomi yang pesat pada setiap tahunnya sehingga menyebabkan tingginya tingkat permintaan transportasi. Apabila hal ini tidak didukung oleh perencanaan yang sesuai dapat menyebabkan permasalahan transportasi. Penulisan ini bertujuan untuk melihat karakteristik perjalanan dan membangun model bangkitan perjalanan yang mampu menggambarkan banyaknya permintaan transportasi di masa mendatang. Model bangkitan perjalanan dibangun dengan menggunakan metode regresi linier berbasis zona kelurahan dengan menggunakan data sampel hasil survei wawancara rumah tangga dan data sampel yang diekspansi.
Dengan menggunakan uji korelasi, uji t, dan uji F didapat variabel bebas yang digunakan adalah populasi (X1) dan jumlah pekerja atau pelajar (X2) sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah perjalanan per kelurahan (Y). Model bangkitan perjalanan yang didapatkan untuk perjalanan bekerja kategori pendapatan rendah, menengah, tinggi, dan tanpa kategori adalah Y = 0.992X2 + 1.054, Y = 0.379X1 + 3.309, Y = 1.086X2 ? 1.080, dan Y = 0.392X1 + 0.111. Sedangkan untuk perjalanan sekolah adalah Y = X2 + 0.239, Y = 1.003X2 + 0.416, Y = 1.012X2 ? 0.008, dan Y = 1.002X2 + 0.052.

Depok experienced economic and demographic growth in every year, so that the demand for transportation became very high. If this is not supported by proper planning can cause transportation problems. This research is aiming to look at the characteristics of the journey and developing model of trip generation that is able to describe the number of transportation demand in the future. The trip generation model is developed with linear regression method using sampling data from household interview survey and also the expanded sampling data.
Correlation test, t-test, and F-Test are used to determine the variables where independent variable used is the population (X1) and total workers or students (X2); for dependent variable is the number of trips each zone (Y). The best models obtained for working trip for the low, middle, and high income categorys and also uncategorized respectively are Y = 0.992X2 + 1.054, Y = 0.379X1 + 3.309, Y = 1.086X2 ? 1.080, dan Y = 0.392X1 + 0.111. And for education trip are Y = X2 + 0.239, Y = 1.003X2 + 0.416, Y = 1.012X2 ? 0.008, dan Y = 1.002X2 + 0.052.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Ngurah Purnama Jaya
"Kondisi arus lalu lintas di Kota Jakarta semakin hari semakin memburuk. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah lokasi maupun luasan kemacetan yang terjadi terutama pada kondisi jam puncak pagi dan sore hari. Kemacetan ini tidak hanya dapat diatasi dengan peningkatan supply dan bahkan peningkatan supply merangsang tumbuhnya keinginan untuk melakukan perjalanan. Kemacetan lalu lintas akan menimbulkan inefisiensi ekonomi, dampak pisikalogis, dan meningkatnya biaya sosial yang menjadi beban pengguna jalan. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan upaya untuk mengatur dan mengeIola demand kemudian di buat kebijaksanaan transport sedemikian sehingga efisiensi waktu secara keseluruhan jaringan dapat dioptimalkan.
Maksud studi ini adalah melakukan penjadualan keberangkatan perjalanan dengan membangun program sub modul penjadualan. Sedangkan tujuan studi ini adalah melakukan simulasi penjadualan dengan batasan V/C dan batasan waktu keberangkatan setiap aktivitas sekolah (S), bekerja (P), dan aktivitas lainnya (L).
Batasan studi meliputi wilayah DKI Jakarta dan penjadualan dilaksanakan pada jam puncak pagi 6.00 - 10.00. Methodologi study ini mempergunakan Program STUE (Stochastic Taxonomi User Equilibrium) yang dikembangkan oleh Sutanto Soehodo - Alhadi (2003), dengan program ini dapat mengetahui zona-zona (zpq) yang ikut menyumbangkan kemacetan pada suatu ruas jalan. Selanjutnya dilakukan penyusunan penjadualan trip (QSik) dengan program sub modul schedulling, yaitu dengan memecahkan besaran trip dari tiap zona penyumbang arus pada link yang macet untuk dibebankan ke link yang lainnya pada penjadualan berikutnya.
Ruang lingkup Penjadualan pola perjalanan meliputi batasan waktu yang diinginkan yaitu : untuk kegiatan sekolah (S), waktu keberangkatan minimal jam 6.00 dan maksimal jam 9.00, kegiatan bekerja (P) jam 6.00-10.00, kegiatan lain-lainnya (L) jam 6.00-10.00 sedangkan batasan V/C (Rvc) yang digunakan untuk melaksanakan penjadualan adalah V/C ≥ 0,8. Penjadualan dilaksanakan pada seluruh kegiatan dengan mengutamakan sekolah (S) menyusul bekerja (P) dan terakhir lainnya (L), sehingga kegiatan yang pertama untuk dipindah (dipotong) adalah kegiatan lainnya (L).
Dari setiap ruas-ruas macet yang mempunyai rasio V/C > 0,8 diberi indeks (Lp). Kemudian dilaksanakan penentuan zona-zona (zpq) yang melalui (Lp). Dihitung jumlah fraksi (S,P,L) tiap zona yang menyebabkan macet selanjutnya di pindahkan jadwal keberangkatannya. Waktu penjadualan (∆t) adalah waktu tempuh paling lama pada saat Rvc = 0,8, dalam hal ini ditentukan 15 menit. Selanjutnya dilaksanakan iterasi dengan program sub modul schedulling.
Dari hasil penjadualan, dapat dilihat bahwa trip cenderung berangkat lebih awal mengingat trip yang ada akan dibebankan pada rute yang memiliki V/C < 0,8 Disamping itu dari hasil penjadualan secara keseluruhan diperoleh V/C maximum < 0,8 di seluruh jaringan dan terjadi penghematan waktu yang dilihat dari trip hour (Trip jam). Namun dalam penghematan waktu ini disarankan perlunya kesediaan orang untuk berangkat lebih awal dari seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA : 24"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Leo Amstrong
"Dapat dimengerti bahwa terdapat keinginan untuk mengatur kinerja jalan pada suatu nilai tertentu, agar tercipta pola lalu lintas yang baik dengan melakukan pembatasan trip pada ruas jalan, sebagai pemecahan problema kemacetan yang umum berlangsung di kota besar. Pemikiran tersebut memerlukan telaahan mendalam karena terdapat trade off antara pembatasan kinerja jalan pada satu sisi dengan pengaruhnya terhadap kinerja ruas jalan yang lain maupun trip yang melalui ruas jalan tersebut.
Melalui studi kasus koridor Blok M - Kota, yang merupakan kawasan macet di DKI Jakarta, dilakukan simulasi dengan model penjadualan yang dikembangkan dalam penelitian ini, guna memecahkan masalah hubungan antara pengaturan kinerja suatu ruas jalan terhadap trip dan kinerja ruas jalan yang lain.
Dari simulasi, dengan ditingkatkannya batasan VC ratio pada koridor Blok M-Kota, akan menyebabkan turunnya trip, peningkatan travel time serta perbaikan VC ratio pada ruas-ruas jalan di koridor tersebut. Hal tersebut juga terjadi pada ruas-ruas yang memotong koridor yang bersangkutan. Dari hubungan ini dapat dinyatakan bahwa ruas eksternal yang memotong koridor merupakan feeder bagi ruas koridor dengan tujuan utama adalah aktifitas pada kawasan Blok M - Kota.
Hal yang berbeda terjadi pada ruas jalan yang paralel dengan koridor, dimana dengan pembatasan yang dilakukan pada koridor Blok M - Kota, akan meningkatkan trip, pengurangan tavel time dan meningkatkan VC ratio pada ruas-ruas jalan tersebut. Hal ini menyatakan bahwa dengan pembatasan koridor utama membuat jalan tersebut menjadi kurang menarik dan menyebabkan perpindahan sebagian rute pelaku perjalanan walupun dalam tingkat yang lebih kecil dari koridor Blok M - Kota.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa hasil simulasi menunjukkan terdapatnya kecenderungan yang sama antara ruas jalan pada koridor dengan ruas yang memotongnya, serta cenderung terbalik terhadap ruas jalan yang paralel dengan koridor yang diatur. Tampak pula semakin besar batasan yang diberikan akan semakin besar pula nilai perbedaan yang timbul. Secara implisit hal ini menyatakan bahwa pengaturan pada suatu koridor jalan tertentu harus dilakukan terpadu dengan ruas jalan yang paralel dengan ruas tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti Ramadhanti
"Dalam beberapa dekade terakhir ini aktivitas fisik anak-anak dan remaja di seluruh dunia telah menurun secara signifikan. Cara yang menjanjikan untuk meningkatkan aktivitas fisik anak adalah dengan menggunakan transportasi aktif seperti bersepeda dan berjalan kaki ke dan dari sekolah. Transportasi aktif ke dan dari sekolah merupakan hal yang paling murah dan mudah untuk dilakukan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 44 Tahun 2019 tentang kebijakan zonasi sekolah dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Adanya sistem zonasi sekolah ini merupakan salah satu cara Menteri Pendidikan Indonesia untuk mendukung pemerataan kualitas dan layanan pendidikan serta meningkatkan penggunaan transportasi aktif ke sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak dari zonasi sekolah terhadap tingkat penggunaan transportasi aktif ke sekolah. Metode yang digunakan adalah survey kuesioner kemudian di analisis dengan statistik deskriptif, teori discrete choice model, dan ArcGIS. Dari sembilan sekolah yang ditinjau, faktor yang mempengaruhi para siswa dalam menggunakan transportasi aktif untuk perjalanan ke sekolah adalah waktu tempuh, jarak, dan kondisi trotoar.

In recent decades the physical activity of children and teenagers around the world has decreased significantly. A promising way to increase physical activity of them is to use active transportation such as cycling and walking to school. Active transportation to school is the cheapest and easiest thing to do. The Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia issued Ministerial Regulation Number 44 of 2019 concerning school zoning policies in the new student admission system. The existence of this school zoning system is one way for the Indonesian government to support equal distribution of quality and education services and increase the use of active transportation to schools. The purpose of this study is to analyze the impact of school zoning on the level of using active transportation to school. The used method is a questionnaire survey and afterwards analyzed with descriptive statistics, discrete choice model theory, and ArcGIS. From nine schools reviewed, the factors that influence students use of active transportation to school are travel time, distance, and pavement conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Nugroho
"ABSTRAK
Dengan semakin banyaknya pembangunan kawasan pemukiman baru di sekitar kata besar di Indonesia, dapat dilihat sebagai sumber bangkitan perjalanan baru bagi jalan yang ada.
Studi ini bertujuan melakukan pendekalnn estimasi pola bangkitan perjalanan dari kawasan terpadu dimana dalam kasus ini adalah kawasan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai.
Dengan menggunakan regresi linier dalam penurunan model-model matematika diharapkan dapat diidentifikasikasi karakteristik dari variabel bebas yang sesuai dengan kondisi daerah studi.
Pengumpulan data dilakukan dengan survei wawancara terhadap 1575 responden dari 318 keluanga. Faktor-faktor yang diamati meliputi: jumlah anggota keluarga, pemilikan kendaraan bermotor, maksud perjalanan.

"
1996
S35053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>