Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192793 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Oktari Anryanie Arief
"Pendahuluan: Dokter di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) kadang tidak mengenali adanya depresi pada seseorang. Pemberian pelatihan psikiatri untuk dokter di Puskesmas diperkirakan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diagnosis terhadap masalah psikiatri. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun suatu modul pelatihan yaitu Modul Pelatihan General Practitioner Kesehatan Jiwa (GP Keswa). Modul bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter di Puskesmas dalam melakukan deteksi kasus gangguan jiwa yang sering di masyarakat. Modul merujuk pada PPDGJ III.
Tujuan: Mengidentifikasi keefektivan Modul GP Kesehatan Jiwa akan pengetahuan dan keterampilan dokter umum di pelayanan primer dalam menegakkan diagnosis dan tatalaksana pengobatan gangguan depresi.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre dan post test. Subjek penelitian adalah 23 dokter umum yang bertugas di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu Mei-Oktober 2015. Sampel diambil secara simple random sampling. Seluruh subjek penelitian mengikuti pelatihan modul GP Keswa selama satu hari. Pengetahuan dinilai sebelum pelatihan, satu hari dan tiga bulan setelah pelatihan dengan kuesioner pengetahuan yang diisi sendiri oleh subjek. Keterampilan diagnosis dinilai oleh tim penilai, yaitu staf pengajar Departemen Psikiatri FKUI-RSCM.
Hasil: Satu hari setelah pelatihan, 100% subjek mengalami peningkatan pengetahuan. Penilaian tiga bulan setelah pelatihan hanya 8,7% subjek yang tetap mengalami peningkatan pengetahuan. Keterampilan wawancara subjek penelitian hasilnya bervariasi, 12 orang dinyatakan lulus, delapan orang borderline, dan tiga orang tidak lulus.
Kesimpulan: Pemberian pelatihan modul GP Keswa efektif dalam meningkatkan pengetahuan dokter Puskesmas mengenai gangguan depresi satu hari setelah pelatihan, namun tidak dapat bertahan setelah tiga bulan pelatihan. Modul Pelatihan GP Keswa tidak efektif untuk meningkatkan keterampilan wawancara dalam menegakkan diagnosis gangguan depresi.

Introduction: Physicians in Public Health Center (PHC) sometime do not recognize the existence of depression in a person. Provision of psychiatric training for physicians in PHC is expected to enhance the knowledge and skills of physicians to the problem of psychiatric diagnosis.. Ministry of Health has develooped a training module that is General Practitioner (GP). This module aims to enhance the skills of doctors in the health center in case of detection of depression disorder in the community frequently. The module refers to PPDGJIII.
Objective: To assess the effectiveness of training module GP toward physicians to enhance their knowledge and skills to diagnose depressive disorders.
Methods: The study design used was one group pre and post test. Subjects were twenty-three general practitioner who served in Health Center in Banjar, South Kalimantan. The study was conducted in the period Mei-Oktober 2015. Samples were taken by simple random sampling. All recipients GP training modules for one day. Knowledge assessed before training, one day and three months after training with the knowledge questionnaires filled by the subject. Skills diagnosis assessed by assessmet team.
Results: One day after training, 100% of subjects experienced an increase in knowledge. But three months after training only 8.7% of the subjects continued to experience an increase in knowledge. Interview skills outcome is varied, twelve people pass, eight people borderline, and three people did not pass.
Conclusion: Providing GP training modules effective to improve knowledge of physician about depressive disorders one day after training, but can not last three months after training. Providing GP training modules is not effective in improving interviewing skills to diagnose depressive disorder.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Erfan
"ABSTRAK
Dokter di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) kadang tidak mengenali adanya depresi pada seseorang. Pemberian pelatihan psikiatri untuk dokter di Puskesmas diperkirakan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diagnosis terhadap masalah psikiatri. Divisi Psikiatri Komunitas Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah menyusun suatu modul pelatihan yaitu ADAPT (Advance in Depression and Psychosomatic Treatment). Modul bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dokter di Puskesmas dalam melakukan deteksi kasus gangguan jiwa yang sering di masyarakat. Modul merujuk pada PPDGJ III.
Tujuan: Mengetahui efektivitas pemberian pelatihan modul ADAPT dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mendiagnosis gangguan depresi pada dokter di Puskesmas.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre dan post test. Subjek penelitian adalah lima belas dokter umum yang bertugas di Puskesmas Wilayah Kecamatan Tebet Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu Juli 2012 ? Oktober 2012. Sampel diambil secara convenient. Seluruh subjek penelitian mengikuti pelatihan modul ADAPT selama satu hari. Pengetahuan dinilai sebelum pelatihan, segera, satu bulan dan tiga bulan setelah pelatihan dengan kuesioner pengetahuan yang diisi sendiri oleh subjek. Keterampilan diagnosis dinilai sebelum pelatihan, satu hari, satu bulan dan tiga bulan setelah pelatihan dengan cara peneliti dan subjek memeriksa pasien yang sama di ruang yang berbeda. Data diolah secara deskriptif.
Hasil: Segera setelah pelatihan, 100% subjek mengalami peningkatan pengetahuan. Penilaian satu dan tiga bulan setelah pelatihan hanya 66,7% subjek yang tetap mengalami peningkatan pengetahuan. Satu hari setelah pelatihan sebanyak 93,3% subjek mengalami peningkatan keterampilan diagnosis. Satu bulan setelah pelatihan 73,3% subjek mengalami peningkatan keterampilan diagnosis. Tiga bulan setelah pelatihan hanya 60% subjek yang tetap mengalami peningkatan keterampilan diagnosis.
Kesimpulan: Pemberian pelatihan modul ADAPT efektif dalam meningkatkan pengetahuan dokter Puskesmas mengenai gangguan depresi segera setelah pelatihan. Satu bulan dan tiga bulan setelah pelatihan <70% subjek yang masih mengalami peningkatan pengetahuan. Pemberian pelatihan modul ADAPT efektif dalam meningkatkan keterampilan dokter Puskesmas dalam mendiagnosis gangguan depresi satu hari dan satu bulan setelah pelatihan. Tiga bulan setelah pelatihan <70% subjek yang masih mampu mendiagnosis gangguan depresi.

ABSTRACT
Introduction: Physicians in Public Health Center (PHC) sometime do not recognize the existence of depression in a person. Provision of psychiatric training for physicians in PHC is expected to enhance the knowledge and skills of physicians to the problem of psychiatric diagnosis.. Division of Community Psychiatry Departement of Psychiatry School of Medicine University of Indonesia has developed a training module that is ADAPT (Advance in Depression and Psychosomatic Treatment). This module aims to enhance the skills of doctors in the health center in case of detection of mental disorders in the community frequently. The module refers to PPDGJ-III.
Objective: To assess the effectiveness of training module ADAPT toward physicians to enhance their knowledge and skills to diagnose depressive disorders.
Methods: The study design used was one group pre and post test. Subjects were fifteen general practitioner who served in Tebet Sub Regional Health Center in South Jakarta. The study was conducted in the period July 2012 - October 2012. Samples were taken at convenient. All recipients ADAPT training modules for one day. Knowledge assessed before training, immediately, one month and three months after training with the knowledge questionnaires filled by the subject. Skills diagnosis assessed before training, one day, one month and three months after the training of researchers and subjects by examining the same patient in a different room. Data processed descriptively.
Results: Immediately after training, 100% of subjects experienced an increase in knowledge. But one and three months after training only 66.7% of the subjects continued to experience an increase in knowledge. One day after training, 93.3% of subjects experienced an increase in diagnosis skills. One month after training 73.3% of subjects experienced an increase in diagnosis skills. But three months after training only 60% of subjects were still at increased diagnosis skills.
Conclusion: Providing ADAPT training modules effective to improve knowledge of physician about depressive disorders immediately after training. However, one month and three months after training <70% of subjects were still experiencing an increase in knowledge. Providing ADAPT training modules effective in improving the ability physician skills clinic to diagnose depressive disorder one day and one month after the training. But three months after the training <70% of subjects who are capable of diagnosing depressive disorders."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darien Alfa Cipta
"Latar Belakang: Gangguan depresi merupakan gangguan jiwa yang lazim pada masyarakat dengan angka kesenjangan pengobatan sebesar 91% dan memiliki prevalensi sebesar 5-20% di layanan kesehatan primer. Untuk mengatasi kesenjangan pengobatan pada gangguan depresi tersebut, integrasi antara layanan kesehatan jiwa ke dalam layanan primer menjadi hal yang penting. Pengetahuan dokter keluarga tentang pengelolaan gangguan depresi diperlukan untuk dapat melakukan deteksi dini dan tatalaksana agar luaran klinis menjadi lebih baik. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dokter keluarga tentang pengelolaan gangguan depresi serta faktor-faktor yang terkait.
Metode: Penelitian merupakan penelitian observasional dengan desain potong lintang. Sampel sebanyak 83 dokter keluarga didapatkan dari anggota Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI). Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner demografis, kuesioner penilaian pengetahuan, dan kuesioner care coordinator scale (CCS). Data dianalisis dengan regresi linier multivariat.
Hasil: Pengetahuan dokter keluarga tentang gangguan depresi pada domain preventif, diagnostik, dan tatalaksana farmakologis belum sesuai harapan. Berdasarkan uji multivariat, didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan adalah faktor edukasi pengobatan (p=0,006) dan faktor tindak lanjut (p=0,04) pada skala CCS, dengan R2 sebesar 0,077.
Simpulan: Diperlukan intervensi untuk memperkuat kapasitas dokter keluarga dalam melakukan pengelolaan gangguan depresi, dengan fokus pada aspek tatalaksana farmakologis.

Background: Depressive disorder is a common mental disorder with a treatment gap of 91%, with a prevalence of 5-20% in the primary care setting. To address the treatment gap for depressive disorder, integrating mental health services into primary care is essential. Fair knowledge of the management of depressive disorder is required to provide early detection and initial treatment for a better clinical outcome. The aim of this study is to understand the level of knowledge of family physicians about the management of depressive disorders and the factors associated with it.
Methods: This is an observational study with a cross-sectional design. A sample of 83 family physicians was obtained from The Association of Indonesian Family Physician members. Data were collected using a demographic questionnaire, knowledge assessment questionnaire, and care coordinator scale (CCS) questionnaire. Data were analysed using multivariate linear regression.
Results: The knowledge of family physicians of depressive disorder management in the domains of prevention, diagnostic, and pharmacological management, has not met expectations. Medication education (p=0,006), and follow-up care plan (p=0,04) domains of CCS are factors associated with family physicians’ knowledge of the management of the depressive disorder in the multivariate analysis, with R2 of 0,077.
Conclusion: Interventions to strengthen the capacity of family physicians in managing depressive disorder are required, with a focus on the pharmacological management aspect.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Huberty, Thomas J.
"Anxiety and depression in children and adolescents offers a developmental psychology perspective for understanding and treating these complex disorders as they manifest in young people. Adding the school environment to well-known developmental contexts such as biology, genetics, social structures, and family, this significant volume provides a rich foundation for study and practice by analyzing the progression of pathology and the critical role of emotion regulation in anxiety disorders, depressive disorders, and in combination. Accurate diagnostic techniques, appropriate intervention methods, and empirically sound prevention strategies are given accessible, clinically relevant coverage. Illustrative case examples and an appendix of forms and checklists help make the book especially useful. Featured in the text: Developmental psychopathology of anxiety, anxiety disorders, depression, and mood disorders. Differential diagnosis of the anxiety and depressive disorders. Assessment measures for specific conditions. Age-appropriate interventions for anxiety and depression, including CBT and pharmacotherapy. Multitier school-based intervention and community programs. Building resilience through prevention."
New York: Springer, 2012
e20395982
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Harrington, Richard
John Wiley & Sons: New York, 1993
616.852 7 Har d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Ruli Winarti
"Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menimbulkan keluhan penyerta, sehingga dapat mempengaruhi kondisi psikologis pasien. Salah satu gangguan psikologis yang dapat mucul adalah depresi. Kehadiran depresi dan kecemasan pada pasien diabetes akan memperburuk prognosis diabetes, meningkatkan ketidakpatuhan terhadap perawatan medis, mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penyakit diabetes mellitus
sebagai risiko depresi yang berbasis pada pelayanan kesehatan dasar, karena Puskesmas
Cilandak menerapkan aplikasi e-jiwa dalam android untuk pendeteksian dini gangguan
kesehatan mental. Desain studi dalam penelitian ini adalah case control, dimana kriteria kasus dan kontrol adalah sama, kasus adalah subyek penelitian yang berobat jalan di Poli Umum dan Poli Penyakit Tidak Menular yang menjawab "iya" ≥ 5 nomor pada pertanyaan nomor 1-20 dan kontrol adalah yang menjawab "iya" ≤ 4 nomor pada pertanyaan nomor 1-20 pada SRQ 29. Hasil penelitian ini responden yang mengalami diabetes mellitus beresiko 2,34 kali untuk terkena depresi dibandingkan dengan
responden yang tidak mengalami diabetes mellitus setelah dikontrol tingkat pendidikan
dan penghasilan (95%CI; 1,37-3,99). Puskesmas sebaiknya membuat program untuk masyarakat yang datang ke Posbindu jika GDS ≥ 200 mg/dl maka akan dilakukan skrining gangguan kesehatan mental dengan menggunakan aplikasi e-jiwa, kemudian jika hasil skrining kuning dan merah maka pasien dirujuk ke Puskesmas untuk pemeriksaan dan pendiagnosaan lebih lanjut oleh dokter umum di Poli Konseling dan mendapatkan layanan konseling dengan psikolog klinis. Untuk masyarakat yang berkunjung rawat jalan di Puskesmas, perlu adanya skrining e-jiwa dan konseling oleh psikolog klinis di Poli Penyakit Tidak Menular sesuai tatanan yang ada.

Diabetes is a chronic disease that can cause comorbid complaints, which can affect the psychological condition of the patient. One of the psychological disorders that can arise is depression. The presence of depression and anxiety in diabetic patients will worsen the prognosis of diabetes, increase non-compliance with medical care, reduce quality of life and increase mortality. This study aims to determine the potential of diabetes mellitus as a risk of depression based on basic health services, because the Cilandak Health Center implements e-jiwa applications in android. The study design in this study was case control, where the criteria for cases and controls were the same, the case was the subject of outpatient research at the General Poly and the Non-Communicable Disease Poly who answered "yes" ≥ 5 numbers in question and controls were those answer "yes" ≤ 4 numbers in question number 1-20 in SRQ 29. The results of this study respondents who have diabetes mellitus are at risk of 2.34 times for depression compared with respondents who did not have diabetes mellitus after being controlled by education and income levels (95% CI; 1.37-3.99). Puskesmas should make a program for Posbindu if GDS ≥ 200 mg/dl, then screening using e-jiwa application, then if the results of screening are yellow and red the patient is referred to the Puskesmas for further examination and diagnosis. General practitioner at Poli Counseling and get counseling services with a clinical
psychologist. For people who visit outpatient care in Puskesmas, it is necessary to have
e-jiwa screening and counseling by a clinical psychologist at the Poly Non-Communicable Disease according to the existing order.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feighner, J.P.
Chichester: John Wiley & Sons, 1991
616.852 7 FEI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Tri Pagita
"Depresi banyak ditemui pada orang dengan penyakit kronis, antara lain diabetes mellitus tipe 2. Salah satu penelitian menemukan bahwa sekitar 45% dari seluruh menderita diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami gangguan depresi namun tidak menjadi perhatian. Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang depresi mengalami dampak yang cukup besar terhadap kualitas hidup. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif potong lintang (cross sectional) untuk mengetahui adanya hubungan antara gangguan depresi dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSCM. Hasil dari penelitian ini menyatakan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami gangguan depresi secara keseluruhan lebih buruk dibandingkan yang tidak mengalami gangguan depresi. Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami gangguan depresi memiliki dampak yang cukup besar terhadap kualitas mereka.

Depression is commonly found in people with chronic diseases, such as diabetes mellitus type 2. One study found that approximately 45% of all diabetes mellitus type 2 who suffered from depression but was not a concern. Type 2 diabetes mellitus patients with depression experience a considerable impact on quality of life. The methodology of this study is a cross-sectional quantitative analytic to investigate the relationship between depression and quality of life of patients with diabetes mellitus type 2 in the Endocrine Clinic RSCM. The results of this study states the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus who have depressive disorders are generally worse than that is not experiencing depression. Patients with type 2 diabetes mellitus who experience depression have a considerable impact on their quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Papolos, Demitri F.
"Buku yang berjudul "Overcoming depression" ini ditulis oleh Demitri F. Papolos dan Janice Papolos. Buku ini membahas tentang cara-cara mengatasi depresi."
New York: HarperPerennial, 1992
R 616.852 7 PAP o
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Evans, Dwight L.
New York: McGraw-Hill, Medical Publishing Division, 2006
616.895 EVA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>