Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Delima Ernawati Septiana
"ABSTRAK
Penelitian ini melihat bagaimana keputusan rumah tangga migran dalam menyekolahkan anak. Rumah tangga migran didefinisikan sebagai rumah tangga yang memiliki setidaknya satu anggota rumah tangga yang sedang bermigrasi ke luar provinsi atau ke luar negeri. Teori menjelaskan bahwa migrasi dapat mendatangkan remittance (kiriman uang) yang kemudian dapat melonggarkan kendala anggaran yang dihadapi rumah tangga dalam menyekolahkan anak. Namun, migrasi juga dapat menciptakan biaya peluang lebih tinggi bagi setiap anggota rumah tangga yang ditinggalkan termasuk anak, misalnya karena anak kehilangan figure hidup atau pembimbing dalam belajar sehingga dapat mengurangi motivasi belajar di sekolah dan meningkatkan kejadian putus sekolah. Dengan demikian, rumah tangga migran dapat mengalami peningkatan biaya nonfinansial dalam menyekolahkan anaknya.
Dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2000 dan 2007, tesis ini menggunakan Cox Proportional Hazard Model untuk mengestimasi pengaruh migrasi terhadap probabilitas putus sekolah anak. Hasil estimasi menunjukkan bahwa probabilitas putus sekolah anak menurun 54 persen pada rumah tangga migran. Hal ini menunjukkan bahwa remittance telah berperan penting bagi rumah tangga penerima remittance untuk melonggarkan kendala anggaran sehingga anak di rumah tangga penerima mampu bertahan lebih lama di sekolah.

ABSTRACT
The present research investigate how household's schooling decisions in migrant households. Migrant households are defined as households that have one or more member of the household who are migrating to other provinces or abroad. From the economic point of view, migration can raise income because of remittances that expand household?s budget constraint so that children acquire more schooling attainment. However, remittances are not the only consequence of migration to the migrant household. Migration can change opportunity cost for each household, including children left behind. Children lost adult role model and may increase the household responsibilities of older children that reduce the motivation to school and increase the incidence of dropout. Thus, migrant households may increase non-financial costs to send their children to school.
Using data from Indonesia Family Life Survey (IFLS) in 2000 and 2007, this thesis using the Cox Proportional Hazard Model to estimate the effect of migration on the probability of dropping out of school children. The estimation results indicate that the probability of dropping out of school declined 54 percent in migrant households. This shows that the remittance from migrant is more have role so that children in migrant households able to last longer in school."
2016
T45470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Arif Listiyanto
"Pemerintah Indonesia menerapkan program voucher sekolah yang disebut Program Indonesia Pintar (PIP) untuk mencegah siswa putus sekolah. PIP merupakan pengembangan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Studi ini secara empiris menganalisis dampak PIP dalam mengurangi kemungkinan putus sekolah di setiap jenjang pendidikan. Metode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Probit dan Marginal Effect. Studi ini juga membandingkan efektivitas kebijakan BSM dan PIP serta memasukkan Program PKH (Program Keluarga Harapan) sebagai salah satu variabel kontrol. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kebijakan PIP lebih efektif dibandingkan BSM dalam mengurangi kemungkinan putus sekolah pada setiap jenjang pendidikan, baik untuk keseluruhan sampel maupun subsample siswa dari keluarga dengan tingkat pengeluaran dibawah garis kemiskinan. PIP memiliki pengaruh yang lebih signifikan pada subsampel siswa dari keluarga miskin daripada sampel keseluruhan. Siswa dari keluarga miskin yang menerima PIP lebih kecil kemungkinannya untuk putus sekolah sebesar 1,9 persen untuk jenjang pendidikan SD. Sementara pada jenjang pendidikan SMP sebesar 5,1 persen, dan pada jenjang pendidikan SMA sebesar 2,8 persen. Secara umum, tidak ada dampak PKH dalam mengurangi kemungkinan putus sekolah.

The Indonesian government implemented a school voucher program called Program Indonesia Pintar (PIP) to prevent students from dropping out. PIP is a development of Bantuan Siswa Miskin (BSM). This study empirically analyzes the impact of PIP in reducing the possibility of dropping out at every level of education. The estimation method used in this research is Probit Regression and Marginal Effect. This study compares BSM and PIP's effectiveness and includes PKH (Program Keluarga Harapan) as one of the control variables. The estimation results show that the PIP policy is more effective than BSM in reducing the possibility of dropping out of school at every level of education, both for the full sample and for the subsample of students from families with expenditure levels below the poverty line. PIP has a more significant effect on the subsample of students from poor families than the full sample. Students from poor families who received PIP were 1.9 percent less likely to drop out of school for elementary school. Meanwhile, at the junior high school level, it was 5.1 percent, and at the senior high school level, it was 2.8 percent. In general, PKH has no impact on reducing school dropouts."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isep Sepriyan
"Remaja, masa dimana individu berkembang dan mengalami proses perubahan dari anak-anak menuju dewasa, yang ditandai oleh tanda-tanda menuju kematangan seksual dan mengalami perubahan dan perkembangan fisiologis dan psikologis, serta merupakan situasi transisi dan pencarian identitas tentang siapa aku. Pengaruh diluar dirinya bisa merubah sikapnya. Remaja putus sekolah secara individu sama dengan remaja lainnya yang mempunyai keinginan, harapan dan kebutuhan serta potensi, tetapi karena suatu sebab, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya tidak bisa sekolah atau melanjutkan sekolah formal.
Pola pendidikan non formal yang dilaksanakan oleh Panti Sosial Bina Remaja Taruna Negara Cibabat Cimahi merupakan kegiatan atau program pelayanan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku individu atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, bimbingan dan pelatihan yang dilakukan diluar sekolah formal. Unsur yang mencakup pendidikan non formal adalah; objektif atau tujuan belajar, karakteristik pelajar, pengorganisasian, metodologi belajar dan kontrol. Bentuk bimbingan dan pelatihan yang dilaksanakan ialah bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan. Semua kegiatan dan program belajar mengajar ini salah satunya ditujukan dalam rangka meningkatkan keterampilan sosial remaja putus sekolah.
Keterampilan sosial adalah, kemampuan untuk menciptakan hubungan-hubungan sosial yang serasi dan memuaskan, mengadakan penyesuaian yang tepat terhadap lingkungan sosial, memecahkan masalah sosial yang dihadapi serta mengembangkan aspirasi dan menampilkan dirinya. Ciri individu yang memiliki keterampilan sosial; bertanggung jawab, mentaati peraturan, menerima dan menghargai orang lain dan diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, disiplin, mengetahui tujuan hidup dan mampu membuat keputusan, melalui pendidikan diharapkan keterampilan sosial dapat tumbuh dan meningkat pada remaja putus sekolah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pola pendidikan non formal remaja putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Negara dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didiknya, serta mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya.
Penelitian bersifat studi evaluatif, menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini tidak bermaksud membuat generalisasi, tetapi melakukan studi evaluatif di salah satu lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan pendidikan non formal.
Hasil penelitian menunjukkan, pola pendidikan yang dapat meningkatkan keterampilan sosial remaja putus sekolah, adalah ; objektif belajar untuk memberikan keterampilan sosial dan keterampilan kerja sebagai salah satu yang menimbulkan minat dan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan. Pengorganisasian siswa kedalam sistem kelompok wisma dan kepengurusan siswa memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa saling berkomunikasi, beradaptasi dan disiplin serta menumbuhkan rasa tanggung jawab. Metoda belajar praktek kerja perorangan memberikan kesempatan siswa menyalurkan hasrat, menunjukkan potensi diri dan tanggung jawab serta kemandirian.
Temuan penelitian menunjukkan, terdapat remaja putus sekolah yang memiliki keterampilan sosial yang baik. Ternyata hal itu terjadi selain karena pola pendidikan dari lembaga, juga karena motivasi siswa mengikuti bimbingan dan pelatihan sebagai kebutuhan dan sarana belajar untuk bekal hidup, latar belakang kehidupan yang relatif tetib dan mampu mengetahui serta menentukan tujuan hidup, kemampuan menerima orang lain dan diri sendiri sebagai pendorong tersalurkannya hasrat dan mengeksploitasi potensi dirinya. Kepercayaan yang diberikan oleh teman dan pembina kepadanya menambah kepercayaan diri.
Remaja putus sekolah yang kemampuan keterampilan sosialnya kurang, ternyata motivasi mereka mengikuti kegiatan bimbingan dan pelatihan karena dorongan kewajiban sebagai siswa dan melaksanakan tugas sebagai pengurus siswa, serta menghindari sanksi, bukan atas dorongan kebutuhan dirinya. Merasa selalu diperhatikan orang lain dan menganggap kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai beban bagi dirinya, membuat sikap yang ditampilkannya tidak spontan dan tidak wajar. Dengan adanya beban tersebut maka remaja putus sekolah tersebut terhambat peningkatan kemampuan keterampilan sosialnya.
Pelaksanaan pola pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan remaja, mendorong terciptanya kondisi yang memungkinkan meningkatnya keterampilan sosial pada remaja putus sekolah. Dengan dasar tersebut maka perlu dilakukan perbaikan serta penyempurnaan pelaksanaan pola pendidikan non formal di PSBR, khususnya metoda belajar materi bimbingan sosial kelas dan pelaksanaan kontrol serta komunikasi antar pelaksana kegiatan, yang mengarah kepada penyaluran minat dan bakat dalam rangka pengembangan potensi diri remaja putus sekolah, yang pada gilirannya mampu meningkatkan keterampilan sosial remaja putus sekolah dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Indryati
"Permasalahan mengenai anak sering menjadi topik pembicaraan yang menarik. Anak sebagai generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan pembangunan dan keberlangsungan hidup bangsa Indonesia justru mengalami kondisi yang memprihatinkan. Permasalahan mengenai kesejahteraan anak terutama mengenai masalah pendidikan mereka. Banyak anak Indonesia yang tidak bisa merasakan pendidikan yang seharusnya mereka terima. Anak-anak ini bagaimanapun akan tetap menjalani kehidupan mereka. Mereka tetap ada harapan, impian atau cita-cita yang ingin mereka wujudkan. Tujuan dari skripsi ini adalah menggambarkan bagaimana stratega adaptasi yang mereka lakukan dalam rangka mencapai aspirasi masa depan yang mereka inginkan. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Padurenan Bantar Gebang Bekasi, satu lokasi yang masih banyak terdapat anak-anak putus sekolah. Didapatkan 7 kasus anak putus sekolah di RT 02/ RW 03 dari kasus-kasus ini dapat ditemukan pola adaptasi pada mereka, kebanyakan dari mereka melakukan adaptasi dengan cara konformitas dengan mengikuti pendidikan gratis, namun ditemukan juga dua pola lain yaitu dengan cara inovasi dan dan ritualisme. Pendidikan gratis ternyata mendapat sambutan dari kalangan anak-anak yang memiliki keinginan untuk bersekolah namun terbentur dengan kondisi ekonomi yang mereka alami. Munculnya pola adaptasi dengan cara inovasi akibat kurangnya kontrol yang ketat dari pihak-pihak yang terkait dan pengetahuan masyarakat yang masih rendah. Berupa tindakan melanggar hukum dengan memalsukan ijasah. Hal ini seharusnya bisa dicegah seharusnya bisa dicegah jika ada pengawasan yang ketat dalam hal pembuatan ijasah, Masyarakat dengan pengetahuan yang kurang melihat permalsuan ijasah sebagai hal yang biasa terlebih lagi pemalsuan ini berhasıl sehingga persepsi masyarakat menjadi salah Selain itu kurangnya kepedulian masyarakat akan pentingnya pencatatan kelahiran masih kurang sehingga ditemukan kasus anak yang memiliki tanggal kelahiran yang berbeda, hal ini dapat menimbulkan masalah baru yang berkaitan dengan identitasnya terutama jika akan melamar pekerjaan atau mengurus surat-surat penting.

Problems regarding children are often an interesting topic of conversation. Children as the nation's next generation who will continue the development and survival of the Indonesian nation are actually experiencing worrying conditions. Problems regarding children's welfare, especially regarding their education. Many Indonesian children cannot experience the education they should receive. These children will still live their lives anyway. They still have hopes, dreams or aspirations that they want to make come true. The aim of this thesis is to describe the adaptation strategies they carry out in order to achieve their desired future aspirations. This research was conducted in the Padurenan Bantar Gebang Bekasi sub-district, a location where there are still many out-of-school children. There were 7 cases of children dropping out of school in RT 02/RW 03. From these cases, a pattern of adaptation could be found in them, most of them adapted by conformity by taking free education, but two other patterns were also found, namely by innovation and ritualism. Free education has been welcomed by children who have the desire to go to school but are hampered by the economic conditions they are experiencing. The emergence of a pattern of adaptation by means of innovation is due to the lack of strict control from the parties involved and the public's knowledge is still low. In the form of breaking the law by falsifying a diploma. This could have been prevented, it should have been prevented if there was strict supervision regarding the production of diplomas. People with insufficient knowledge see forgery of diplomas as a normal thing, what's more, this forgery is successful so that people's perceptions become wrong. Apart from that, the lack of public awareness of the importance of birth registration is still lacking, so cases of children who have different birth dates are found, this can give rise to new problems related to their identity, especially if they are applying for a job or taking care of important documents."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ali Akbar Velayatie
"Sekolah nonformal muncul sebagai alternatif bagi individu untuk mengisi kekurangan yang dimiliki oleh sekolah formal. Sekolah nonformal dianggap dapat melengkapi kebutuhan individu dalam mengenyam pendidikan. Namun, pendidikan nonformal juga dianggap menjadi alternatif bagi masyarakat kelas bawah yang tidak mendapatkan akses terhadap pendidikan formal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program Sekolah Nonformal yang didirikan oleh Sahabat Anak yang ditujukan untuk anak jalanan yaitu Pusat Kegiatan Anak Sahabat Anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan wawancara mendalam serta menggunakan model analisis SWOT, Main Analytical Categories dan juga Means-end Analysis dalam menganalisis kegiatan di dalam program sekolah nonformal ini. Penggunaan model SWOT dipilih karena peneliti ingin melihat dari aspek internal program Pusat Kegiatan Anak. Model analisis SWOT dirasa oleh peneliti sebagai model yang pas dalam menilai kekuatan dan juga kelemahan dari suatu program dari dalam komunitas tersebut. Untuk model analisis Main Analytical Categories dipilih karena peneliti ingin melihat bagaimana program PKA Sahabat Anak ini memiliki dampak dan juga efektivitas dalam menjalankan programnya. Sedangkan, untuk mean-ends analysis digunakan untuk membuat mapping dari program PKA ini mulai dari input sampai impact.

Non-formal schools emerged as an alternative for individuals to fill the gaps possessed by formal schools. Non-formal schools are considered to be able to complete the needs of individuals in receiving education. However, non-formal education is also considered to be an alternative for the lower class people who do not have access to formal education. This study aims to evaluate the Non-formal School program established by Sahabat Anak aimed at street children, namely the Sahabat Anak Child Activity Center. This study uses qualitative methods and in-depth interviews and uses a SWOT analysis model, Main Analytical Categories and also Means-end Analysis in analyzing activities in this non-formal school program. The use of the SWOT model was chosen because the researcher wanted to see from the internal aspects of the Children's Activity Center program. The SWOT analysis model is considered by researchers as the right model in assessing the strengths and weaknesses of a program from within the community. The Analysis model was Main Analytical Categories chosen because the researcher wanted to see how the Sahabat Anak PKA program had an impact and also the effectiveness in running the program. Meanwhile, the mean-ends analysis is used to create a mapping of the PKA program from input to impact."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Agung Saryanto
"Migrasi mempengaruhi perkembangan sumber daya manusia, termasuk anak-anak. Meski migrasi berpotensi meningkatkan kesejahteraan keluarga, namun dampaknya terhadap perkembangan anak-anak yang tertinggal masih menjadi pertanyaan. Anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya untuk bermigrasi merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah selama tumbuh kembangnya. Kemampuan kognitif mungkin terganggu jika orang tua bermigrasi. Tesis ini membahas tentang pengaruh migrasi orang tua terhadap perkembangan kognitif anak tertinggal dengan menggunakan data IFLS 4 dan 5. Dari estimasi model OLS diketahui bahwa ketidakhadiran orang tua akibat migrasi oleh ayah berpengaruh positif terhadap kemampuan kognitif anak. Sedangkan migrasi ibu berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap skor kognitif anak. Sedangkan model 2SLS menjelaskan pengaruh migrasi orang tua dan kognitif anak melalui jalur peningkatan kesejahteraan keluarga. Hasilnya, migrasi ayah berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pengeluaran rumah tangga, dimana peningkatan pengeluaran ini dapat sangat meningkatkan kecerdasan anak. Terakhir, penelitian ini juga membuktikan bahwa kemampuan kognitif anak juga dipengaruhi oleh karakteristik dan masukan anak saat lahir, keluarga, dan kondisi sosial ekonomi

Migration affects the development of human resources, including children. Although migration has the potential to improve family welfare, its impact on the development of children who are left behind is still a question. Children who are left by their parents to migrate are a group that is vulnerable to problems during their development. Cognitive abilities may be impaired if parents migrate. This thesis discusses the effect of parental migration on the cognitive development of underdeveloped children using IFLS 4 and 5 data. From the estimation of the OLS model, it is known that the absence of parents due to migration by fathers has a positive effect on children's cognitive abilities. Meanwhile, maternal migration has a negative but not significant effect on children's cognitive scores. Meanwhile, the 2SLS model explains the effect of parent and child cognitive migration through the pathway of increasing family welfare. As a result, father migration has a positive and significant effect on increasing household expenditure, where this increase in expenditure can greatly increase children's intelligence. Finally, this study also proves that children's cognitive abilities are also influenced by the characteristics and input of children at birth, family, and socio-economic conditions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Adi Pramono
"Tesis ini membahas tentang ?Pengaruh Pendidikan Orang Tua, Sosio Ekonomi Keluarga dan Lingkungan Pendidikan terhadap Risiko Anak Putus Sekolah di Kota Bekasi dalam Perspektif Ketahanan Keluarga?. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan observasi dan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan terhadap risiko anak putus sekolah di Kota Bekasi dalam perspektif ketahanan keluarga. Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif pada tingkat sangat kuat antara pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan secara bersama- sama dengan risiko anak putus sekolah dengan nilai r sebesar 0,986.
Dari hasil analisis regresi juga memperlihatkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan secara bersama-sama terhadap risiko anak putus sekolah adalah positif dan signifikan dengan nilai R Square sebesar 0,973 dan F hitung sebesar 1123,294. Hal ini berarti 97,3 % risiko anak putus sekolah dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, lingkungan pendidikan dan 2,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan, jika pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan ditingkatkan, maka dapat mengurangi risiko anak putus sekolah dan kesempatan melanjutkan pendidikan menjadi lebih besar.

This thesis discusses about ?The Effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education to Children Dropout risk in Kota Bekasi in The Perspective of Family Resilience?. This Research using quantitative method by observation and surveys. The results showed that there is a significant effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education to Children Dropout risk in Kota Bekasi in The Perspective of Family Resilience. Correlation analysis showed there was a positive relationship at a very strong level of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education in common with dropout children by r value 0.986.
From the results of the regression analysis also showed that the effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education jointly against dropout children is positively and significantly to the value of R Square 0.973 and F count of 1123,294. This means that 97,3% dropout children affected by Parent Educational Background, Family Socio Economic, Environmental Education and 2,7% affected by other factors. According with the analysis can be concluded that if The Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education enhanced accordingly can be reduced Children Dropout risk and the continuing education opportunities will be even greater."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Sabatini
"Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh karakteristik rumah tangga terhadap kemungkinan menerima Bantuan Siswa Miskin (BSM). Data yang digunanakan merupakan data sekunder yaitu Susenas Juli 2009, dengan metode logit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dummy desil 1, pendidikan kepala rumah tangga, jawa, jenis kelamin, jumlah angota rumah tangga, lokasi desa kota, dan variabel pengeluaran per kapita memiliki pengaruh yang signifikan dengan hubungan negatif terhadap kemungkinan menerima BSM. Sementara itu, variabel dummy tingkat pendidikan siswa dan status pekerjaan kepala rumah tangga memiliki pengaruh signifikan dengan hubungan positif terhadap kemungkinan menerima BSM.

This study aims to determine the impact of household characteristic on the probability to receive Cash Transfer for Poor Students (BSM). The data used are secondary data, namely Susenas 2009, using logit models. This study found that the dummy variable of decile1, jawa, gender, household members, rural, per capita expenditure has a significant effect with a negative relationship to the probability to receive BSM. Meanwhile, the dummy variable of education and working status of household head has a significant positive effect on the probability to receive BSM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status sekolah (negeri dan swasta) dan kondisi geografis (sekolah yang berlokasi di wilayah dataran rendah, campuran, dan pengumuman) terhadap prestasi belajar siswa SD yang diukur dari hassil UN (Rerata Nilai UN SD). data yang dianalisis adalah sata populasi SD peserta UN sebanyak total 640 satuan pendidikan dengan memanfaatkan data hasil UN tahun pelajaran 2012/2013 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. metode analisis menggunakan ANOVA Dua Faktor dengan Rerata Nilai UN sebagai variable dependen dan status sekolah serta kondisi geografis wilayah sebagai variable independen. hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan faktor status sekolah dan kondisi geografis wilayah sekitar sekolah terhadap prestasi belajar siswa. secara umum terdapat kesenjangan prestasi yang signifikan antara siswa SD negeri dengan SD swasta dan perbedaan yang signifikan dalam prestasi belajar antara siwa-siswa yang lokasi sekolahnya berada di wilayah dataran rendah dengan yang berada di wilayah campuran (dataran rendah dan pegunungan) serta yang lokasi sekolahnya berada di wilayah pegunungan."
JDSP 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Siti Marliah
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah mengenai Variabel-variabel Lingkungan yang berperan terhadap Perkembangan Kemampuan Spasial. Lingkungan tersebut terdiri dari lingkungan fisik dan sosial, dan perkembangan kemampuan spasial ditinjau berdasarkan hubungan spasial topologi, proyektif, euclidis. Perkembangan kemampuan spasial ini diawali dengan mengenal objek, mengenal hubungan objek dengan objek berdasarkan persepsi terhadap lingkungan dan melalui aktivitas sensori-motor serta melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap objek di lingkungannya. Ini berarti bahwa tata letak fisik adalah merupakan sarana bagi anak untuk melakukan aktivitasnya tersebut. Selain lingkungan fisik, lingkungan sosial juga tidak kalah pentingnya dalam memberikan kesempatan bagi anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Dalam hal ini orang tua merupakan unsur yang berperan dalam memberikan kesempatan tersebut.
Terbatasnya kesempatan, balk yang berasal dari tata Ietak fisik maupun dari orang tua dapat berakibat terhadap perkembangan kemampuan anak, khususnya kemampuan spasial.
Penulis ingin mengetahui, sejauh manakah ada hubungan antara variabel-variabel lingkungan fisik dan lingkungan sosial terhadap perkembangan kemampuan spasial? Apakah ada perbedaan antara kemampuan spasial anak yang tinggal di pemukiman Padat dan Tidak Padat? Seberapa besarkah peranan masing-masing variabel lingkungan dalam menemukan perkembangan kemampuan spasial? Apakah ada hubungan antara kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika? Apakah ada perbedaan antara kemampuan spasial anak laki dan anak perempuan? Untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan di atas, dilakukan penelitian ex post facto. Variabel yang diteliti adalah variabel lingkungan fisik: variabel kepadatan sosial yaitu luas bangunan/jumlah orang, luas jumlah penduduk, variabel struktur fisik yang berupa restriksi fisik yaitu luas bangunanljumlah orang, luas R.T.Ijumlah bangunan dan kepadatan perabot, variabel organisasi fisik. Variabel lingkungan sosial: variabel restriksi orang tua terhadap tingkah laku eksplorasi dan mobilitas fisik, variabel status sosial ekonomi.
Sampel penelitian ini adalah anak usia sekolah, berusia 7-11 tahun dan duduk di kelas 3 dan 4 sekolah dasar. Berasal dari daerah pemukiman Padat dan Tidak Padat. Jumlah sampel adalah 220 anak, yaitu 110 dari daerah pemukiman Padat yang terdiri dari 55 anak laki-laki, dan 55 anak perempuan, dan 110 anak dari daerah pemukiman Tidak Padat yang terdiri dari 55 anak laki-laki dan 55 anak perempuan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, tes kemampuan spasial, observasi terstuktur, kuesioner restriksi orang tua, kuesioner mobilitas fisik, dan Stanford Diagnostic Mathematics Test.
Lokasi penelitian adalah Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dan Kelurahan Ciganjur, Kecamatan jagakarsa, Jakarta Selatan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D389
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>