Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risanita Fardian Farid
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program SDLMI dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sosial pada slow-learner. Penelitian ini menggunakan desain subyek tunggal dan efektivitas program diukur dengan membandingkan kondisi sebelum (pretest) dan setelah intervensi diberikan (posttest). Pada penelitian ini, subyek tidak hanya menunjukkan adanya peningkatan keterampilan pemecahan masalah sosial, tetapi juga dapat mempertahankan keterampilan tersebut seminggu setelah diberikan instruksi pemecahan masalah. Edukasi mengenai SDLMI perlu diberikan kepada orangtua dan guru yang menghadapi siswa berkebutuhan khusus atau siswa dengan karakteristik seperti slowlearners.

The purpose of this study is to investigate the efectiveness of SDLMI in increasing social problem solving skills for slow-learner. This research used single subject design and program effectiveness was measured by comparing pretest and posttest data. Research's result not only suggested an improvement but also maintenance in partisipant's problem-solving skill, one week after problem solving instruction was given. Furthermore, educations about SDLMI need to be given for parents and teacher who struggle with special-need or slow-learner student."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arandhya Wikrama Wardana
"Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan apakah pemberian intervensi individual berupa aktivitas motivasional dan strategi membaca BaTaRang Baca, Tanya, Rangkum dapat meningkatkan motivasi membaca dan kemampuan pemahaman bacaan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subjek tunggal pada siswa SMP dengan slow learner. Program diberikan selama 10 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi membaca dan kemampuan pemahaman bacaan pada subjek setelah program diberikan.

The objective of this research is to examine whether individual intervention which consist of motivational activity and RAP Read, Ask, Put reading strategy can increase reading motivation and reading comprehension. This research is conducted using single subject design on middle school student with slow learner. The program was administered for 10 meetings and the result of this research show that by providing motivational activity and RAP reading strategy can increase the subject rsquo s reading motivation and reading comprehension."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destia Anggraini Rahmawati
"Dukungan sosial yang didapatkan dari lingkungan sosial dapat berkontribusi terhadap perilaku belajar yang diterapkan siswa selama proses pembelajaran. Perawat memiliki peran penting dalam membantu siswa mendapatkan dukungan yang maksimal dari keluarga, teman, dan guru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan sosial terhadap perilaku belajar siswa SMP selama melakukan pembelajaran daring. Desain penelitian deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional melibatkan responden sebanyak 500 siswa SMP di Jakarta yang melakukan pembelajaran daring dalam kurun waktu minimal 6 bulan yang dipilih secara cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan mencakup Depression Anxiety and Stress Scale (DASS-21), Multidimensional scale of perceived social support (MSPSS), dan Student Study Behavior Inventory (SSBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama melakukan pembelajaran daring 61,8% siswa mendapatkan dukungan sosial tinggi dan 41,8% siswa menerapkan perilaku belajar baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dan perilaku belajar siswa selama melakukan pembelajaran daring (ρ=0,000; α=0,05). Peneliti merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya melihat faktor lain yang dapat memengaruhi perilaku belajar dan menggunakan metode observasi.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Ariani
"Membaca merupakan salah satu kemampuan terpenting yang diperlukan anak usia sekolah dasar dan sasaran pendidikan bagi siswa sejak usia sekolah dasar (Kishore, 2014; Meisinger, Schwanenflugel, Bradley, & Stahl, 2004, dalam Mursitolaksmi, 2007). Sayangnya, kemampuan membaca masih menjadi fenomena yang bermasalah di Indonesia, yang menunjukkan kompetensi membaca yang rendah dari setiap level pendidikannya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan pemahaman bacaan siswa Indonesia. Palincsar dan Brown (1984) mengajukan model intervensi bernama pendekatan resiprokal yang mengajarkan strategi metakognitif untuk meningkatkan pemahaman bacaan. Pendekatan resiprokal berhasil meningkatkan pemahaman bacaan pada siswa reguler maupun berkebutuhan khusus.
Dalam penelitian ini, N merupakan siswa slow learner di tingkat Sekolah Dasar. N diberikan program intervensi strategi metakognitif dengan pendekatan resiprokal untuk meningkatkan pemahaman bacaannya. Bacaan yang diberikan merupakan teks ekspositori. Tolak ukur keberhasilan dilihat berdasarkan jumlah skor benar dari bacaan yang diberikan serta rangkumannya. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor pada post-test N pada soal pemahaman bacaan, namun penurunan pada rangkuman N.

Reading has been one of the most important skills that is needed for school age and for the education for elementary students (Kishore, 2014; Meisinger, Schwanenflugel, Bradley, & Stahl, 2004, in Mursitolaksmi, 2007). Unfortunately, reading skills is still a troubled phenomenon in Indonesia, that shows a low reading skills in every school grades. It happens because Indonesia students have low reading comprehension skill. Palincsar and Brown (1984) offers an intervention model called reciprocal teaching that teaches metacognitive strategies to improve reading comprehension skill. Reciprocal teaching succeeded in improving reading comprehension on regular nor special needs students.
In this research, N is an elementary student and diagnosed as a slow learner. N is being given metacognitive strategies intervention through reciprocal teaching to improve her reading comprehension skill. The kind of text that is being used is the expository text. The measurement is based on the right amount of scores from the text and the summary. The research showed an improvement in N`s post-test on her reading comprehension, but a decline on N?s summary score.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T44924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhissa Qonita
"Siswa dengan ADHD komorbiditas lamban belajar memiliki kesulitan dalam menyelesaikan PR atau kinerja mengerjakan PR. Pada umumnya siswa dengan kondisi tersebut tidak menyelesaikan PR, menyelesaikan namun lalai mengumpulkan PR, membuat kesalahan karena tidak mendengarkan dan tidak menyiapkan materi yang dibutuhkan. Kesulitan tersebut membutuhkan penanganan yang perlu dilakukan untuk menghindari kegagalan akademik melalui kegiatan pengerjaan PR sebagai komponen penilaian akademik siswa. Penerapan intervensi manajemen diri merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja mengerjakan PR. Penelitian ini merupakan penelitian subjek tunggal yang bertujuan menguji penerapan intervensi manajemen diri dalam meningkatkan kinerja mengerjakan PR pada siswa SMP dengan ADHD komorbiditas lamban belajar. Data diperoleh dari insepeksi visual pada grafik pemantauan harian dan pengujian statistik reliability change index RCI pada alat ukur Homework Management Scale HMS , Homework Performance Questionnaire Parent HPQ-P dan Teacher HPQ-T . Hasil menunjukkan bahwa intervensi manajemen diri dapat meningkatkan kinerja mengerjakan PR dilihat dari peningkatan stabil pemantauan harian dan peningkatan signifikan nilai RCI pada alat ukur HMS RCI= 2.87, signifikan pada p<0.01).

Students with ADHD co morbidity slow leaner have difficulty in completing homework or homework performance. Generally students with this condition do not complete homework, complete but didn rsquo t collect homework, make the mistake of not listening and not preparing material needed. This difficulties need special treatment to prevent academic failure through homework as a component of academic grades. Implementation of self management intervention is one of alternative to improve homework performance. This study is a single subject design that aims examine of self management interventions in enhance homework performance on junior high school student with ADHD co morbidity slow learner. Data were obtained from visual inspection on daily monitoring graphs and statistical testing on Homework Management Scale HMS , Homework Performance Questionnaire Parent HPQ P and Teacher HPQ T measurements. The results show that self management interventions can enhance the homework performance who can be seen from stable enhance of daily monitoring and significant RCI values from HMS RCI 2.87, significant at p <0.01)."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ratna Wulan
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektvitas problem solving therapy untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada remaja pria pelanggar status. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kenakalan remaja dan perilaku yang membahayakan kesehatan terkait dengan minimnya keterampilan pemecahan masalah, yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada rendahnya performa akademis. Usaha intervensi bagi remaja pelanggar status banyak dilakukan untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sosial, salah satunya melalui Problem Solving Therapy (PST) yang berdasarkan pada prinsip terapi kognitif behavioral (D'Zurilla & Nezu, 2007).
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang remaja pria pelanggar statusberusia 14 tahun. Intervensi diberikan dalam 7 sesi yang dibuat berdasarkan panduan umum PST. Untuk melihat keberhasilan program, dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan program dengan menggunakan alat ukur berupa pedoman wawancara dan kuesioner problem solving test yang dirancang oleh Nezu, Nezu, & D'Zurilla (2013).
Hasilnya menunjukkan bahwa program intervensi yang dirancang, belum efektif untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Program ini berhasil memberi pengetahuan mengenai langkah-langkah pemecahan masalah yang efektif dan meningkatkan keyakinan subjek untuk berubah, namun belum berhasil mengubah orientasi masalah subjek menjadi lebih positif.
Beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain melakukan pengujian alat ukur secara psikometrik, berusaha mempertahankan rapport yang baik dengan subjek selama berlangsungnya program, melakukan sesi follow-up untuk melihat hasil generalisasi keterampilan pemecahan masalah dalam situasi natural, serta melakukan pelatihan keterampilan sosial sebelum pelatihan keterampilan pemecahan masalah.

This study is aimed to investigate the effectiveness of problem solving therapy (PST) to improve problem solving skill in a male adolescent status offender. Previous study showed that juvenile delinquency and health-risk behaviour are related to lack of problem solving skill which then affect academic performance. Intervention for adolescent status offender were conducted frequently to improve social problem solving skill, one of them is PST which based on cognitive behavioral therapy principles. (D'Zurilla & Nezu, 2007).
Subject in this study is a male adolescent status offender aged 14 year. Intervention was performed in 7 session which designed based on general guidelines of PST. To determine the effectiveness of the intervention, measurement were performed before and after program using interview guideline and problem solving test questionnaire designed by Nezu, Nezu, & D'Zurilla (2013).
Result showed the intervention was not yet effective to improve problem solving skill. This progam is effective to deliver knowledge about steps of effective problem solving and enhance subject's willingness to change, but failed to change subject's problem orientation to be more positive.
Some suggestions for future study are to evaluate psychometric properties of the measure, to maintain good rapport with the subject during intervention,to provide follow-up session purposed to observe generalization of problem solving skill in natural setting, and to provide social skill training before problem solving skill training.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Novia Sabati
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas program esteem builders dalam meningkatkan security dan selfhood pada remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP). Security dan selfhood merupakan dua dari lima komponen pembentuk harga diri. Security merupakan prasyarat terbentuknya keempat komponen lain (selfhood, affiliation, mission, dan competence). Sementara selfhood merupakan pondasi pembentuk harga diri karena mempengaruhi penilaian individu secara akurat terhadap diri.
Subjek penelitian ini adalah A seorang remaja perempuan yang memiliki harga diri yang rendah karena belum terbentuknya kelima komponen harga diri. Membangun harga diri adalah proses yang bertahap dengan memperhatikan setiap komponen yang terbentuk (Borba, 1989), maka intervensi ini berupaya menyasar peningkatan dua komponen dasar yaitu security dan selfhood dengan menggunakan program esteem builders Borba yang terdiri dari 7 langkah pada setiap sesinya yaitu dengan meningkatkan kemampuan membangun kepercayaan dalam membina hubungan dengan orang lain, meningkatkan kemampuan mengetahui hal yang diharapkan dengan menetapkan dan menerapkan aturan secara konsisten, meningkatkan kesempatan merasakan lingkungan yang positif, meningkatkan kemampuan deskripsi diri secara akurat, memberi kesempatan mengetahui peristiwa yang mempengaruhi diri individu, membangun kesadaran kualitas diri yang unik, serta meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi.
Penelitian ini merupakan single subject design tipe AB yang terdiri dari 7 pertemuan selama 3 minggu. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan melalui behavioral checklist B-SET (Borba Self Esteem Tally) dan kemajuan subjek yang memenuhi indikator pada setiap pertemuan maka dapat disimpulkan bahwa program esteem builders efektif meningkatkan security dan selfhood pada remaja SMP.

This study is conducted to understand the effectiveness of esteem builders program in increasing security and selfhood of junior high school adolescent. Security and selfhood are two of the five fundamental building blocks of self-esteem. Security is a prerequisite formation of four other components (selfhood, affiliation, mission, and competence). While selfhood is forming the foundation of self-esteem because it affects the accurate evaluation of the individual.
The participant of this study is A teenage girl who have low self-esteem because of the lack of all components of self-esteem. Building self-esteem is a gradual process with attention to the formation of each component (Borba, 1989), therefore this intervention seeks to target the enhancement of two basic components, namely security and selfhood by using esteem builders program that have 7 steps to do, namely improving the ability of build trusting relationships, improving the ability to know what is expected by establishing and applying rules consistently, increasing the chance of a positive and caring environment, reinforce more accurate self description, provide the opportunities to discover major sources of influences on the self, build an awareness of unique qualities, and enhance the ability to identify and express emotions and attitudes.
This study is a single subject design type AB engage in 7 intervention session for 3 weeks. Based on the measurements that has been done using behavioral checklist B-SET and progress indicators that meet the subject at each meeting, it can be concluded that the esteem builders program effectively increase security and selfhood of junior high school adolescent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardillah Ariati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode word building yang
diberikan melalui intervensi pada anak slow learner usia 7-8 tahun efektif
meningkatkan kemampuan membaca. Metode word building merupakan metode
untuk mengajarkan hubungan huruf-suara. Aplikasi metode ini menggunakan
kartu-kartu huruf yang disusun menjadi kata. Aktivitas di dalam metode ini,
memberi kesempatan kepada anak untuk melihat secara langsung bahwa
pengubahan satu huruf di dalam satu kata dapat menghasilkan kata baru.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian the-before-and-after-study design
atau dikenal juga dengan sebutan pre-test/post-test design. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari metode kualitatif dan
kuantitatif, dengan menggunakan t-test dan hasil observasi. Hasil perhitungan
statistik menunjukkan kemampuan membaca responden mengalami peningkatan
walaupun tidak signifikan.

ABSTRACT
The purposes of this research is to determine whether a word building method
that given through intervention in slow learner children age 7-8 years old,
effectively improve reading ability. Word building is a method to teach lettersound.
Application of this method is using letter cards that arranged into a word.
Activity in this method is giving children opportunities to experience the effects on
a word of changing one letter. The-before-and-after-study design or known as
pre-test/post-test design is used in this research. This research using quantitative
and qualitative for data analysis: t-test and observation. The result indicates that
there is an improvement reading ability, before and after intervention, although
not significant."
2013
T35252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Dwi Ariyanti
"ABSTRAK
Masa perpindahan dari SD ke SMP umumnya berkaitan dengan perubahan pada
lingkungan sekolah, aktifitas akademis, dan aktifitas sosial, perubahan-perubahan
tersebut dihadapi oleh siswa remaja awal bersamaan dengan perubahan yang
berasal dari dalam dirinya karena masa pubertas. Bagi kebanyakan siswa remaja
awal kondisi tersebut bisa menjadi pemicu munculnya stress (stressor). Dalam
menghadapi stress setiap siswa memiliki perbedaan karena disebabkan oleh
kemampuan coping yang dimilikinya dan dukungan sosial yang diterimanya.
Penelitian dilakukan pada partisipan sebanyak 106 orang yang berasal dari SMP N
2 Depok, dan memiliki karakteristik anak laki-laki maupun anak perempuan yang
sedang menjalani semester pertama sekolah. Seluruh partisipan diukur mengenai
pengalaman stress menggunakan Perceived Stress Scale (Cohen, Kamarck, &
Mermelstein, 1983), pengalaman stressor menggunakan lembar checklist,
penggunaan strategi coping menggunakan Cope Scale (Carver, Scheier, &
Weintraub, 1989), dan dukungan sosial menggunakan Social Support
Questionnaire for Children (Gordondise, 2011). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semua partisipan mengalami stress namun pada tingkat yang berbeda-beda,
situasi khawatir dengan hasil raport jelek merupakan salah satu situasi yang
banyak dialami siswa sekaligus dianggap sebagai stressor, strategi coping terpusat
emosi sering digunakan oleh paling banyak partisipan, dan dukungan sosial yang
sangat sesuai ialah dari orang tua baik dalam bentuk instrumental maupun
emotional. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu seluruh pihak
yang terlibat dalam tumbuh kembang siswa remaja awal untuk bisa lebih
memahami pengalaman stress, stressor, strategi coping, serta dukungan sosial
pada siswa remaja awal di SMP.

ABSTRACT
The transition from elementary school to junior high school is generally
associated with changes in the school environment, academic activities, and social
activities, the changes faced by students in conjunction with the change that
comes from within him or her because of the onset of puberty. For most students
these conditions could trigger the emergence of stress (stressors). In the face of
stress every student has a different because their own capability of coping and
social support their received. Participants totaled 106 people from SMP N 2
Depok, and has the characteristics of boys and girls who are undergoing the first
semester of school. All participants were measured on experience of stress using
the Perceived Stress Scale (Cohen, Kamarck, & Mermelstein, 1983), the
experience of stressor using a checklist sheet, the use of coping strategies using
the Cope Scale (Carver, Scheier, & Weintraub, 1989), and social support using
Social Support Questionnaire for Children (Gordondise, 2011). The results
showed that all participants experienced stress but on a different level, the
situation concerned with the results of bad report cards is one of the situations
experienced by most students at once regarded as a stressor, coping strategies
centered emotions often used by most participants, and social support particularly
appropriate is from parents in the form of instrumental and emotional. From the
results of this research can help all parties involved in the development of early
adolescent students to better understand the experience of stress, stressors, coping
strategies, and social support on early adolescent students in junior high school."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristya Puspita Adi Wardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari intervensi kognitif-perilaku dalam menurunkan kecemasan sosial pada siswa SMA di lingkungan akademik. Intervensi ini disusun berdasarkan tiga level tujuan intervensi kognitif-perilaku yang dikemukakan oleh Stallard (2005). Penelitian ini menggunakan mixed method design, yaitu dengan menggabungkan data secara kualitatif dan kuantitatif untuk melihat sejauhmana kecemasan sosial subjek penelitian sebelum dan setelah pemberian intervensi kognitif-perilaku. Data kualitatif diperoleh dengan wawancara terhadap subjek, guru dan teman sekolah dengan berpedoman pada tiga subskala kecemasan sosial dari La Greca dan Lopez (1998). Data kuantitatif diperoleh dengan mengukur tingkat kecemasan subjek menggunakan alat ukur Social Anxiety Scale for Adolescent (SAS-A) yang telah diadaptasi oleh Oktarani (2014).
Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa intervensi kognitif-perilaku ini dapat menurunkan tingkat kecemasan sosial subjek di lingkungan akademik. Agar mendapatkan hasil penelitian yang optimal, penting untuk membangun kepercayaan terhadap subjek penelitian dan melibatkan orang lain di sekitar subjek saat intervensi dilakukan.

The intervention program based on three levels of cognitive-behavioral intervention objectives defined by Stallard (2005). This research study uses mixed method design, by combining data qualitatively and quantitatively to see the extent of social anxiety of the research participant before and after the cognitive-behavioral intervention is given. The qualitative data were obtained by interviewing the participant, participant's teachers, and participant's schoolmates. The interviewing guide is based on three social anxiety subscales defined by La Greca and Lopez (1998). Therefore, the quantitative data were obtained by measuring the level of anxiety of the participant using the Social Anxiety Scale for Adolescent (SAS-A) that had been adapted to Bahasa Indonesia by Oktarani (2014).
The result showed that cognitive-behavioral intervention can reduce the level of social anxiety of the participant in the academic environment. Building trust with the participant and involving other people around the participant-such as parents and teacher- are important in order to get the optimum research results.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>