Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Ika Mayasari Atmaputri
"Pare (Momordica charantia Linn.) merupakan tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya diabetes melitus. Komponen bioaktif dari pare yang mempunyai efek hipoglikemik yaitu karantin (C32H53O6), yang merupakan campuran dari dua komponen steroidal saponin, dan diketahui agak sukar larut dalam air.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek antidiabetes fraksi diklormetana buah pare pada tikus diabetes yang diinduksi dengan streptozotosin serta pembuatan mikrosfer fraksi diklormetana buah pare menggunakan metode semprot kering. Fraksi tersebut diperoleh dengan cara partisi ekstrak etanol menggunakan diklormetana dan air secara berturut-turut. Fraksi yang diperoleh kemudian dikarakterisasi dan diuji aktivitas antidiabetesnya. Mikrosfer fraksi diklormetana buah pare dibuat dengan metode semprot kering menggunakan xanthan gum dan gum arab sebagai polimer penyalut. Mikrosfer yang diperoleh kemudian dievaluasi meliputi bentuk dan morfologi, efisiensi penjerapan, distribusi ukuran partikel, dan profil disolusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian fraksi diklormetana buah pare dengan dosis 20, 40, dan 60 mg/kgBB secara per oral selama 3 minggu dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa tikus diabetes. Fraksi dengan dosis 40 mg/kgBB merupakan fraksi yang paling efektif karena dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa tikus sebesar 58,46-88,90%, dengan nilai Area Above Curve 1324,38 mg.hari/dl. Mikrosfer yang dihasilkan berupa serbuk halus berwarna kekuningan, berbentuk bulat dengan permukaan tidak rata. Efisiensi penjerapan diperoleh sebesar 35-46% dan memiliki diameter 26,7-36,6 µm. Jumlah fraksi diklormetana yang terlepas dari mikrosfer dalam medium air selama 6 jam sebesar 98,46-100,37%. Formula mikrosfer F3 dengan perbandingan zat aktif : polimer (1:3), terpilih sebagai formula mikrosfer terbaik.

Bitter melon (Momordica charantia Linn.) is a medicinal plant which can be used to treat various diseases, one of which is diabetes mellitus. Its bioactive compound, which is having hypoglycemic activity is charantin (C32H53O6), a mixture of two streroidal saponin compounds and slightly soluble in water.
This study was aimed to investigate the antidiabetic effect of dichloromethane fraction from bitter melon fruits on streptozotocin-induced diabetic rats, prepare the microspheres of dichloromethane fraction from bitter melon fruits using spray drying method and evaluate the obtained microspheres. The dichloromethane fraction was obtained by partition of the ethanolic extract using dichloromethane and water, respectively. The fraction was then characterized and evaluated for antidiabetic activity. The dichlormethane fraction was microencapsulated by spray drying method using xanthan gum and acacia gum as a coating polymer. The microspheres were then evaluated for their shape and morphology, entrapment efficiency, particle size distribution, and dissolution profile.
The results showed that administration of dichlormethane fraction of bitter melon fruit at oral doses of 20, 40, and 60 mg/kg body weight for 3 weeks could reduce fasting blood glucose levels of diabetic rats. The fraction at a dose of 40 mg/kg body weight was the most effective one that showed 58.46-88.90% reduction of fasting blood glucose levels with Area Above Curve value of 1324.38 mg.day/dl. The obtained microspheres were yellowish powder and have spherical shape with irregular surface morphology. The entrapment efficiency was in the range of 35-46% and diameter of 26.7-36.6 µm. Percentage of dichloromethane fraction released from microspheres in water medium for 6 hours was 98.46-100.37%. Formula F3 of which ratio of fraction : polymer (1:3) was selected as the best microspheres formula."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safina Nadiyah Mujahidah
"Pare Momordica charantia adalah tanaman merambat yang mudah dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan sebagai sayuran maupun untuk pengobatan. Namun, buah pare memiliki kelemahan yaitu rasanya yang pahit sehingga pemanfaatannya kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan pahit pada pare dengan metode mikroenkapsulasi. Mikrokapsul ekstrak kental pare dibuat dengan metode semprot kering menggunakan penyalut maltodekstrin DE-18 dan gom arab. Pada penelitian ini dibuat tiga formula mikrokapsul pare dengan variasi konsentrasi ekstrak kental pare yaitu 28.57 ; 37.5 ; dan 50 . Hasil evaluasi pada uji viskositas larutan formula menunjukkan nilai viskositas di bawah 300 cps sehingga dapat digunakan dalam metode semprot kering.
Hasil uji morfologi menunjukkan bahwa mikrokapsul berbentuk bulat namun tidak sferis sempurna atau ada cekung di permukaannya. Uji distribusi ukuran partikel memberikan hasil diameter mikrokapsul pada rentang 12,72 7,16 hingga 14,69 7,92 nm. Kadar air yang terkandung dalam mikrokapsul pare berkisar antara 2,89 0,03 hingga 3,59 0,03 . Hasil uji rasa pahit menunjukkan adanya perbedaan rasa pahit pada standar rasa pahit yaitu ekstrak kental pare dengan ketiga formula mikrokapsul pare. Mikrokapsul pare yang menggunakan maltodekstrin dan gom arab sebagai penyalut dapat menutupi rasa pahit pare, dimana Formula 2 paling baik dalam menutupi rasa pahit.

Bitter melon is a vine that is easy to be grown and can be used as a vegetables or for treatment. However, bitter melon rsquo s fruit has a weakness because its bitter taste. This study aims to overcome the bitter problem by microencapsulation method. Microcapsule of bitter melon extract is made by spray drying method using maltodextrin DE 18 and gum arabic as coating polymers. Bitter melon microcapsules were formulated with 3 variation of bitter melon concentration 28.57 37.5 and 50. The viscosity result of formula solutions indicated that the formula had viscosity below 300 cps so it can be used in spray drying method.
The morphological test result showed that the three microcapsule formulas are round but not perfectly spheris or have concave on the surface. The particle size distribution test result is microcapsule diameter in the range 12,72 7,16 to 14,69 7,92 nm. Water content in bitter melon microcapsules range from 2,89 0,03 to 3,59 0,03 . Result of bitter taste test showed a difference in bitter taste standard and three formulas of bitter melon microcapsules. Bitter melon microcapsules that use maltodextrin and gum arabic as coatings can mask the bitter taste of bitter melon extract, which Formula 2 is the best at masking bitter taste.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Utami Putri
"Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi karena pankreas tidak memproduksi insulin secara cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Salah satu terapi untuk diabetes melitus adalah menggunakan inhibitor a-glukosidase. a-Glukosidase merupakan enzim yang berfungsi untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak etanol daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) memiliki penghambatan aktivitas a-glukosidase dengan nilai IC50 9,11 μg/ml.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh fraksi paling aktif dari ekstrak metanol daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) yang dapat menghambat aktivitas a-glukosidase dan identifikasi golongan senyawa dari fraksi paling aktif. Serbuk simplisia daun jambu mete diekstraksi secara bertingkat dengan metode reflux menggunakan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Ekstrak metanol kering kemudian difraksinasi menggunakan kromatografi kolom dengan Sephadex LH-20 dan eluen metanol 50%.
Hasil menunjukkan bahwa fraksi E dari ekstrak metanol memiliki penghambatan paling kuat terhadap aktivitas a-glukosidase dengan nilai IC50 49,37 μg/ml. Uji kinetika enzim menunjukkan bahwa fraksi E dari ekstrak metanol mempunyai aktivitas penghambatan kompetitif. Golongan senyawa kimia yang terdapat pada fraksi E daun jambu mete adalah flavonoid, tanin, dan saponin.

Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that occurs either when the pancreas can't produce enough insulin or when the body can't effectively use insulin. One therapy used in treating DM is a-glucosidase inhibitor. a-Glucosidase is an enzyme that breaks down carbohydrates into simple sugars. Ethanolic extract of cashewnut (Anacardium occidentale L.) leaves has proved to inhibit a-glucosidase activity with IC50 values 9.11 μg/ml.
The purpose of this research was to get the fraction which had the highest a-glucosidase inhibitory activity from the methanol extract of cashewnut leaves and to identify phytochemical compounds from the most active fraction. The powder was extracted by reflux using n-hexane, ethyl acetate and methanol. Dry methanolic extract then fractionate by column chromatography using Sephadex LH-20 and 50% methanol as the eluent. Fraction E had the highest a-glucosidase inhibitory activity with IC50 values 49.37 μg/ml.
The result of enzyme kinetics showed that fraction E has a competitive inhibitory activity. Phytochemical identification showed that fraction E contained flavonoids, tannins, and saponins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43065
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Handika
"ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein yang ditandai dengan hiperglikemia. Diabetes melitus tipe II dapat diobati dengan pemberian obat hipoglikemik, salah satunya obat inhibitor α-glukosidase. Obat ini berkerja secara kompetitif menghambat penguraian disakarida menjadi glukosa pada epitel mukosa usus kecil. Berdasarkan pengujian secara in vitro, diketahui ekstrak metanol Garcinia porrecta Laness. memiliki nilai IC50 sebesar 54,774 μg/mL dalam menghambat α-glukosidase. Oleh karna itu, dilakukan isolasi senyawa yang dapat menghambat aktivitas α-glukosidase dari ekstrak metanol Garcinia porrecta Laness. Ekstrak metanol G. porrecta dipisahkan dengan kromatografi kolom, dimana fase diam silika gel dan fase gerak n-heksan, etil asetat, dan metanol yang ditingkatkan kepolarannya. Fraksi yang diperoleh sebanyak 7 fraksi, dimana fraksi yang diperoleh di uji aktivitas dalam menghambat α-glukosidase secara in vitro. Fraksi teraktif memiliki persentase penghambatan sebesar 47,21% dan nilai IC50 sebesar 15,62 μg/mL. Fraksi teraktif selanjutnya dipisahkan dan dimurnikan menggunakan KCKT preparatif. Fraksi yang diperoleh dari pemisahan sebanyak 2 senyawa. Senyawa pertama berbentuk cairan kental berwarna coklat kehitaman, sedangkan senyawa kedua berbentuk serbuk amorf berwarna bening. Spektrum UV-Vis senyawa pertama memiliki satu kurva pada panjang gelombang 249,9 nm dan senyawa kedua memiliki satu kurva pada panjang gelombang 202,4 nm.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is abnormality in carbohydrate, fat, and protein metabolism characterized by hyperglycemia, DM type II can be treated with administration of hypoglycemic drugs, one of them is a-glucosidase inhibitor. This drug works competitively inhibits hydrolysis disaccharide to glucose in the small intestine mucosal epithelium. Based on in vitro test, methanol extract of Garcinia porrecta Laness. is known to had 54,774 μg/mL IC50 value in α-glukosidase inhibitory activity. This research, will be carried isolation of compounds that can inhibit α-glukosidase activity from methanol extract from Garcinia porrrecta. Methanol extract of G.porrecta separated by column chromatography which silica gel as stationary phase and the mobile phase n-hexana, ethyl acetate, and methanol were increased polarity. This study obtained 7 fraction, and the fraction is then tested for activity in inhibiting α-glukosidase based on in vitro test. The most active fraction has inhibition percentage of 47,21% and had 15,62 μg/mL IC50 value. The most active fraction in then separated and purified using preparative HPLC. Fraction obtained from separation process is 2 componds. The first compond is an viscous liquid blackish-brown colored. While, the second componds is an amorphous powder formed in translucent colored. UV-Vis spectrum of the first compond has a curve at a wavelength of 249,9 nm and the second compond has a curve at a wavelength of 202,4 nm.;"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Kartika
"Diabetes adalah suatu keadaan kadar glukosa tinggi dalam darah. Salah satu terapi farmakologi dalam pengobatan diabetes melitus adalah dengan menghambat α-glukosidase yang bertanggung jawab terhadap pemecahan ikatan oligosakarida atau disakarida menjadi monosakarida. Ekstrak etanol, metanol, dan etil asetat herba meniran (Phyllanthus niruri L.) diketahui memiliki penghambatan aktivitas terhadap α-glukosidase yang baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi teraktif yang dapat menghambat α-glukosidase dan mengetahui golongan senyawa yang terkandung di dalamnya. Substrat (p-nitrofenol-α-D-glukopiranosida) dan enzim akan menghasilkan p-nitrofenol yang berwarna dan memberikan serapan pada panjang gelombang 405 nm dengan metode mikroplat.
Hasil menunjukkan bahwa salah satu fraksi dari ekstrak etil asetat memiliki nilai IC50 terbaik dengan nilai 31,85 μg/mL. Pada fraksi tersebut mengandung senyawa glikosida, dan terpen.

Diabetes is a condition of high glucose levels in blood. One pharmacologic therapy used in treating diabetes mellitus is inhibiting α-glucosidase which responsible for hydrolysis the oligosaccharides or disaccharides into monosaccharide. Extract methanol, ethanol, and ethyl acetate of Phyllanthus niruri are known to have inhibitory activity against α-glucosidase.
The purpose of this study was to determine the active fraction that can inhibit α-glucosidase and discover the compounds contained in the active fraction. The substrate (p-nitrophenol- α-D-glucopiranoside) and enzyme will produce p-nitrophenol which has yellow color and gives absorption at wavelength 405 nm with microplate reader.
The result showed that one of fraction of Ethyl Acetate extract has the best IC50 value, 31,85 μg/mL. This fraction contained glycosides, and terpenes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43650
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Tri Susanti
"Diabetes melitus dianggap sebagai suatu masalah kesehatan yang serius. Komplikasi diabetes melitus seperti komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular, sering menimbulkan kecacatan dan kematian. Inhibitor α-glukosidase dapat digunakan sebagai terapi diabetes melitus karena memiliki potensi untuk menormalkan kadar gula darah. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase yang kuat dengan IC50 = 2,32 μg/mL. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa fraksi metanol dari ekstrak etanol herba meniran merupakan fraksi paling aktif (IC50 = 1,67 μg/mL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penghambatan aktivitas α-glukosidase pada fraksi-fraksi dari ekstrak metanol herba meniran dan golongan senyawa dari fraksi paling aktif. Serbuk herba meniran direfluks berturut-turut dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Ekstrak metanol dikromatografi menggunakan fase diam Sephadex LH-20 dan metanol 50% sebagai eluennya. Enam fraksi terpilih diuji penghambatan aktivitas α-glukosidase. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan dengan metode spektrofotometri menggunakan microplate reader. Nilai IC50 dari fraksi paling aktif adalah18,82 μg/mL. Fraksi ini memiliki jenis penghambatan nonkompetitif. Penapisan fitokimia menunjukkan bahwa fraksi paling aktif mengandung flavonoid dan glikosida.

Diabetes mellitus is recognized as a serious global health problem. The complications of diabetes mellitus such as microvascular and macrovascular complications, often resulting in morbidity and mortality. α-Glucosidase inhibitors have been used as therapy of diabetes mellitus because of the potential to normalize blood-glucose level. The previous study showed the ethanolic extract of Phyllanthus niruri herb had a potent α-glucosidase inhibitory activity with IC50=2.32 μg/mL. The other study showed the methanolic fraction from ethanolic extract of Phyllanthus niruri herb as the most active fraction (IC50= 1.67 μg/mL). This research aims to know α-glucosidase inhibitory activity from fractions of methanolic extract of Phyllanthus niruri herb and the class compounds from the most active fraction. The powder of Phyllanthus niruri herb was refluxed by nhexane, ethyl acetate, and methanol, successively. The methanolic extract was chromatographed by Sephadex LH-20 as stationery phase and 50% methanol as mobile phase. Selected six fractions were assayed for α-glucosidase inhibition activity. The α-glucosidase inhibition assay was performed by spectrophotometric method with microplate reader. The IC50 value of the most active fraction was 18.82 μg/mL. This fraction had a noncompetitive inhibitory activity. Phytochemical screening showed the most active fraction contained flavonoid and glycoside."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wulandah Fitriani
"Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan dua atau lebih obat secara bersamaan, termasuk penggunaan obat sintetik dengan obat herbal. Kombinasi glibenklamid dengan sari buah mengkudu seringkali digunakan pasien diabetes melitus untuk pemeliharaan kadar glukosa darah yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah mengkudu terhadap glibenklamid dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan yang dibuat diabetes. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang terbagi dalam 6 kelompok. Sebelum diberi perlakuan, hewan uji dibuat diabetes dengan diinduksi aloksan (32 mg/200 g bb tikus) terlebih dahulu, kecuali kelompok 1 yang merupakan kontrol normal. Kelompok 2 merupakan kontrol diabetes yang tidak diberikan bahan uji. Kelompok 3 dan 4 adalah kelompok kontrol tunggal dari masing-masing bahan uji, yaitu glibenklamid (0,9 mg/200 g bb tikus) dan sari buah mengkudu (2,5 ml/200 g bb tikus). Kelompok 5 dan 6 adalah kelompok uji interaksi glibenklamid (0,9 mg/200 g bb tikus) dengan sari buah mengkudu (2,5 ml atau 5,0 ml/200 g bb tikus) dengan selang waktu pemberian satu jam. Kadar glukosa darah ditentukan menggunakan metode spektrofotometri dengan pereaksi o-toluidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah mengkudu dengan dosis 5,0 ml/200 g bb tikus dapat memperbesar penurunan kadar glukosa darah oleh glibenklamid setelah dua minggu pemberian.

Drug interactions can occur in the use of two or more drugs simultaneously, including the use of synthetic drug with herbal medicine. Combination of glibenclamide with noni juice (Morinda citrifolia Linn.) often used by diabetic patient to decrease their blood glucose level. The aim of this research was to know the interaction between glibenclamide and noni juice administration on blood glucose level. This research used 24 Sprague-Dawley male rats which were divided into 6 groups. Before the experiment, the rats were first induced by alloxan, except group 1, which was the normal control. Group 2 was the control of diabetic without given any drugs. Group 3 and 4 were the control of glibenclamide (0.9 mg/200 g body weight of rat) and control of noni juice (2.5 ml/200 g body weight of rat). Group 5 and 6 were the interaction test group which were given glibenclamide (0.9 mg/200 g body weight rat) and noni juice (2.5 ml or 5.0 ml/200 g body weight of rat) with an hour interval. Measurement of blood glucose level used spectrophotometer with o-toluidine as reagent. The result of this research shows that noni juice at a dose 5.0 ml/200 g body weight rat is able to enlarge the reduction of blood glucose levels from glibenclamide after two weeks administration."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S197
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Steffianti Gunawan
"Gliklazid merupakan salah satu obat oral antidiabetes golongan sulfonilurea generasi kedua yang bekerja dengan cara menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus dengan rnerangsang sel P pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi dan validasi metode analisis gliklazid dalam plasma in vitro dengan kromatografi cair kinerja ultra tinggi - tandem spektrometer massa (UPLC-MS/MS). Pemisahan menggunakan pompa waters acquity UPLC Pump, detektor Waters Triple Quadropole (TQ), dan kolom UPLC BEH C18 1,7µm, 2,1 x 50 mm. Fase gerak yang digunakan metanol– asam format 0,1% (90:10, v/v) dengan laju alir 0,15 mL/menit. Baku dalam yang digunakan adalah glibenklamid dengan deteksi MS/MS pada m/z 324,14 >126,99 untuk gliklazid dan 494,10 > 368,94 untuk glibenklamid. Sampel plasma yang digunakan 500 µL diekstraksi menggunakan benzene-isopropil (98:2,v/v) sebanyak 3 mL dikocok dengan vorteks selama 90 detik dan disentrifugasi pada kecepatan 35000 rpm selama 15 menit. Metode ini linear pada rentang 10 – 4000 ng/mL dengan r = 0,999749 dan nilai LLOQ yang diperoleh untuk gliklazid adalah 10 ng/mL. Nilai % diff dan koefisien variasi (KV) untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari selama tiga hari tidak lebih dari 15% dan tidak lebih dari 20% pada konsentrasi LLOQ. Nilai perolehan kembali absolut dari gliklazid sebesar 88 – 89%. Hasil uji stabilitas memperlihatkan gliklazid stabil dalam plasma pada suhu -200C selama 30 hari.

Gliclazide is one of oral antidiabetic drugs which include to sulfonylureas second generation. This drugs decrease the blood sugar levels by increasing pancreatic β cell ability to produce more insulin. In this research, optimization and analytical method validation were performed to analyze concentration of gliclazide in human plasma using ultra performance liquid chromatography - tandem mass spectrometry. Chromatography was performed on a Acquity UPLC BEH C18 column (1,7 µm, 2,2 mm × 50 mm) under isocratic elution with methanol – formic acid -(90:10 v/v), and flow rate of 0,15 mL/min. Glibenclamide was used as internal standar in this study and detection point were at m/z 324,14 > 126,99 for gliclazide and 494,10 > 368,94 for glibenclamide. Plasma extraction was performed by liquid-liquid extraction using 3 mL of benzene-isopropil (98:2,v/v), be shaken with vortex for 90 second, then centrifuged on 35000 rpm for 15 minutes. This method fulfill the criteria of linearity in range 10 – 4000 ng/mL with r = 0,999749 and LLOQ for gliclazide 10 ng/mL. This method also fulfill the criteria for accuracy and precision intra and inter day in three days by % diff and coefficient of variation (CV) not more than 15% and not more than 20% for LLOQ concentration. The recovery from plasma is 88-89% and stability in plasma until 30 days in freezer storage condition.
"
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuti Haqqi Aliyan
"Diabetes mellitus (DM) ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Dalam upaya mencari pengobatan alternatif dengan resiko yang sedikit untuk diabetes, beberapa ekstrak tanaman telah diuji aktivitas antidiabetesnya, salah satunya adalah biji Mahoni yang sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penghambatan aktivitas alfa-glukosidase dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi aktif ekstrak biji mahoni (Swietenia macrophylla King). Penghambatan aktivitas alfaglukosidase diukur menggunakan Spektrofotometer.
Hasil menunjukan bahwa fraksi yang memiliki penghambatan aktivitas alfa-glukosidase paling baik dengan nilai IC50 15,44 ppm adalah fraksi petroleum eter. Uji kinetika fraksi petroleum eter memiliki penghambatan kompetitif dan kandungan senyawa kimia yang terdapat didalam fraksi petroleum eter adalah senyawa terpen.

Diabetes mellitus (DM) is characterized by high blood sugar levels along with impaired metabolism of carbohydrates, lipids and proteins as a result of insufficiency of insulin function. In an effort to seek alternative treatment with little risk for diabetes, several plant extracts have been tested antidiabetic activity, one of which is Mahogany seeds that have been used by the people of Indonesia.
The purpose of this study was to determine the inhibitory activity of alpha-glucosidase and identify classes of chemical compounds from active fractions of mahogany seed (Swietenia macrophylla King) extract. The inhibition of alpha-glucosidase activity is measure using Spectrophotometry.
The result showed that fraction has the best inhibitory activity alpha-glucosidase with IC50 values of 15,44 ppm is petroleum ether fraction. Kinetics tested of petroleum ether fraction has a competitive inhibition and chemical compounds that consist in petroleum ether fraction is terpene.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1847
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julyarni
"Jumlah penduduk perkotaan cenderung meningkat setiap tahunnya, hal tersebut berdampak pada meningkatkan masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang lazim dialami oleh masyarakat perkotaan di dunia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan masalah psikososial keputusasaan pada masyarakat perkotaan yang mengalami diabetes mellitus. Intervensi yang dilakukan untuk masalah psikososial keputusasaan yaitu mengembangkan harapan positif, melatih kemampuan positif dalam diri klien dan pemberian infomasi sesuai kebutuhan klien. Hasil dari penerapan intervensi ini menunjukkan bahwa mengembangkan harapan positif dan melatih kemampuan positif pada klien mampu secara efektif menurunkan gejala keputusasaan.

The urban population is increasing every year, it has an impact on improving the health problems in urban communities. Diabetes mellitus is a common disease which is experienced by the urban communities in the world. The aim of this essay is to describe the psychosocial problem, hopelessness, in urban communities who suffered from diabetes mellitus. Interventions for hopelessness psychosocial problem are developing positive expectations, positive skill enchancement within the client and providing information as per client requirements. The result of the implementation of this intervention showed that developing positive expectations and positive skill enchancement to the client could effectively decrease the hopelessness symptoms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>