Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108865 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chininta Rizka Angelia
"[Penelitian ini dilatarbelakangi oleh persaingan kompetitif antar produsen yang mendorong produsen untuk menyusun strategi pemasaran demi terserapnya kelimpahruahan produksi. Produsen berupaya menciptakan imaji kebutuhan melalui sistem tanda pada media sosial dengan konsep endorsement. Penelitian ini bertujuan untuk membongkar pemanfaatan sistem tanda pada media sosial yang dilakukan produsen untuk membangkitkan konsumsi. Berbasis teori Masyarakat Konsumsi dari Jean Baudrillard, penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan metode analisis semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produsen menyelipkan aktivitas pemasaran melalui sistem tanda pada foto endorser di Instagram. Temuan lain dalam penelitian ini adalah terdapat relasi saling memasarkan antara produsen dan endorser.

This study's motivated by competitive rivalry among producers which encourage them to develop a marketing strategy for the sake of absorption abundance of production. The producer created artificial need through system of signs on social media. This study aimed to dismantle the use of system of signs on social media that carried producers to raise consumption. According to Consumer Society Theory by Jean Baudrillard, this study used critical paradigm with
Semiotic Analysis Method of Roland Barthes. The result showed that the producer slipped marketing activities through system of signs in endorser's photos on Instagram. Other finding in this study's there's a mutual relationship between producer and endorser. This study's motivated by competitive rivalry among producers which encourage them to develop a marketing strategy for the sake of absorption abundance of production. The producer created artificial need through system of signs on social media. This study aimed to dismantle the use of system of signs on social media that carried producers to raise consumption. According to Consumer Society Theory by Jean Baudrillard, this study used critical paradigm with
Semiotic Analysis Method of Roland Barthes. The result showed that the producer slipped marketing activities through system of signs in endorser's photos on Instagram. Other finding in this study's there's a mutual relationship between producer and endorser., This study‟s motivated by competitive rivalry among producers which
encourage them to develop a marketing strategy for the sake of absorption
abundance of production. The producer created artificial need through system of
signs on social media. This study aimed to dismantle the use of system of signs on
social media that carried producers to raise consumption. According to Consumer
Society Theory by Jean Baudrillard, this study used critical paradigm with
Semiotic Analysis Method of Roland Barthes. The result showed that the producer
slipped marketing activities through system of signs in endorser‟s photos on
Instagram. Other finding in this study‟s there‟s a mutual relationship between
producer and endorser.]
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Estiani
"Dengan filter dan fitur mengedit lainnya, Instagram seringkali dilihat sebagai platform yang memungkinkan pengguna untuk menyempurnakan foto. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana pengguna Instagram usia dewasa dini menggunakan situs jejaring sosial tersebut untuk mempresentasikan diri. Melalui analisis tematik data dari photo-elicitation interview dengan tiga individu berbeda, temuan menunjukkan bahwa pengguna menunjukkan potret diri ideal melalui foto Instagram agar bisa diterima di lingkungan pergaulan. Presentasi diri melalui foto tersebut menunjukkan karakteristik mereka masing-masing, namun juga dibentuk faktor lain di luar diri pengguna.

Armed with filters and photo-editing tools, Instagram is known to have the builtin abilities to idealise images. This research aims to know how early adult users utilise the social networking site to present themselves. Through thematic analysis of data obtained from photo-elicitation interview with three different individuals, findings show that users present an ideal self-image through their Instagram photos based on the motive to be socially accepted. This self-presentation shows their unique characteristics, but is "socialised" by other factors outside themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nariswari Nayadheyu
"ABSTRAK

Tesis ini membahas objektifikasi dan normalisasi tubuh perempuan yang terjadi pada media sosial, khususnya akun Instagram @dramaojol.id. Akun ini tidak hanya dimanfaatkan untuk pembagian informasi terkait dengan transportasi online, namun juga sebagai tempat hiburan dimana tubuh perempuan seringkali diobjektifikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif. Teori objektifikasi Fredickson & Roberts dan teori kekuasaan Foucault digunakan untuk melihat objektifikasi dan normalisasi tersebut. Data dianalisis melalui semiotika sosial Theo van Leeuwen melalui 3 tahap, yakni metafungsi representasi, interaksi, dan komposisi. Hasil yang ditemukan adalah pada metafungsi representasi, perempuan selalu ditempatkan sebagai tujuan (goal), metafungsi interaksi menunjukkan bahwa perempuan ditampilkan kepada khalayak sebagai penawaran (offer), dan metafungsi komposisi perempuan selalu ditempatkan ditengah sebagai fokus utama. Objektifikasi yang sering ditemukan pada akun ini adalah fungibility, penyamaan tubuh dengan obyek lain. Normalisasi dilakukan melalui wacana humor dengan karakteristik oposisi seksual dan non-seksual serta penggunaan teks maskulin melalui naming and androcentrism, double entendres, dan euphemism and taboo.


ABSTRACT

The focus of this study is objectification and normalization of woman's body that happen in social media, particularly @dramaojol.id's Instagram account. This account is not only used as a place to share information regarding to online transportation, but also as a place for recreation where women's body is often objectified. This research is a qualitative research using critical paradigm. Fredickson & Roberts' objectification theory and Foucault's power theory is used to explain the process of objectification and normalization. The data is analysed by using Theo van Leeuwen's social semiotics through 3 steps of analysis, namely metafunction of representation, interaction and composition. The findings are, at the level of representation woman is always placed as a goal. At the level of interaction, woman is presented as an offer to the followers and at composition woman's body is always placed as a focus to be objectified. It is also found that objectification that often happen in @dramaojol.id Instagram account is fungibility, treating the person as interchangeable with objects. Furthermore, normalization is done through humor with characteristics of sexual and non-sexual opposition whereas masculinity is portrayed by naming and androcentrism, double entendres and euphemism and taboo.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Dwi Fiani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena komersialisasi medium beauty vlog di situs Youtube. Beauty vlog semula merupakan medium konsumen untuk saling berbagi informasi tentang dunia kecantikan, namun pada prakteknya saat ini mulai bergeser menjadi alat pemasaran industri kosmetik. Sebagaimana media yang memiliki tujuan pemasaran pada umumnya, beauty vlog komersial dibuat untuk menciptakan imaji kebutuhan konsumsi melalui sistem tanda. Penelitian ini menggunakan paradigma kritikal konstruktivis dengan teori utamanya adalah Masyarakat Konsumsi dari Jean Baudrillard. Pisau analisis yang digunakan adalah Sosial Semiotic Multimodal SSM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vlogger memanfaatkan tanda-tanda yang membangun makna objektif, amatir, dan personal dan intim . Hal tersebut dilakukan untuk menutupi sifat komersial medium tersebut.

ABSTRACT
This research was based on the phenomenon of beauty vlog commercialization on YouTube site. Beauty vlog was initially used as a medium for consumers to share information about beauty, but is now shifting to a marketing tool for the cosmetics industry. Just like all other marketing oriented media, commercial beauty vlogs are created to generate consumption needs through the use of signal system. According to Cosnumer Society Theory by Jean Baudrilard, this study used critical constructivist paradigm. Using the Sosial Semiotic Multimodal SSM method, this research shows that vloggers are making use of the commercial logics of lsquo objective rsquo , lsquo amateur rsquo and lsquo personal and intimate rsquo . Vloggers create those image to hide the commercial aspect of their content. "
2017
T48089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Rachman
"Adanya perubahan komunikasi pemasaran dari tradisional ke digital membuat pemasar lebih mudah untuk memasarkan produknya. Selain itu, komunikasi pemasaran menggunakan media digital, terutama media sosial diterima baik oleh konsumen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh social media marketing terhadap purchase intention melalui customer relationship pada pengikut akun Instagram Drive-in Senja di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa survei. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang meliputi analisis regresi linier sederhana, analisis regresi linier berganda dan uji Sobel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social media marketing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap purchase intention dengan melalui customer relationship

There is a change in marketing communications from traditional to digital makes marketers easier to sell its products. In addition, the marketing communication through digital media, especially social media is accepted well by the customers. This study aims to analyze the effect of social media marketing on purchase intention through customer relationship on Followers of Drive-in Senja’s Instagram in DKI Jakarta. The research uses social media marketing variable as an independent variable, purchase intention variable as a dependent variable, and customer relationship as a mediator variable. This study uses a quantitative approach with data collection techniques in the form of surveys. The number of samples from this study are 100 peoples. The research data are analyzed using descriptive statistics analysis and inferential statistics which included simple linear regression analysis, multiple linear regression analysis and sobel test. The results show that social media marketing had a positive and significant effect on purchase intention through customer relationship"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalita Amelia Nugrahaningsih
"Maraknya hijaber yang bermunculan menciptakan sebuah fenomena yang unik, seperti hijaber syar rsquo;i dan modis. Di satu sisi, dapat mengajak perempuan untuk mengenakan hijab, akan tetapi di sisi lain juga melakukan tindakan-tindakan yang memberikan keuntungan ekonomi pada beberapa pihak. Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana bentuk-bentuk komodifikasi nilai-nilai muslimah dalam media sosial. Metode yang digunakan adalah analisis semiotika Barthes.
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat mitos kecantikan, tubuh ideal, dan peran-peran domestik pad perempuan, bentuk komodifikasi agama antara hijaber syar rsquo;i dan modis dilakukan dengan cara yang berbeda satu sama lain, serta penggunaan agama sebagai alat untuk memudahkan komodifikasi.

The rise of emerging hijabers creates a unique phenomenon, such as the hijaber syar 39 i and fashionable. On the other hand, it can invite women to wear hijab, but on the other hand also perform actions that provide economic benefits to some people. This research will discuss about how the forms of commodification of muslimah values in social media.
Using Barthes semiotics analysis, this study know that there are beauty myths, ideal bodies, and domestic roles in women, the form of religious commodification between hijaber syar 39 i and fashion is done in different ways from each other, and the use of religion as a means to facilitate commodification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Surya Anantatama
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji hiperrealitas Modest Fashion yang dilakukan oleh influencer fashion traveler melalui foto perjalanan berwisata yang diunggah di Instagram. Dian pelangi merupakan seorang fesyen desainer dan juga influencer fashion traveler yang memiliki pengaruh di Indonesia. Rekam gambar dari aktivitas berwisata yang dilakukan dengan penggunaan modest fashion di abadikan melalui teknologi kamera yang diunggah di Instagram ini kemudian dijelaskan melalui pemikiran Jean Baudrillard yang dimulai dari masyarakat konsumeris hingga hiperrealitas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara crawling data akun media sosial Instagram Dian Pelangi kemudian gambar yang sesuai dengan konsep terkait influencer fashion traveler di analisis menggunakan semiotika sosial guna menampilkan sumber semiotik yang kemudian dielaborasi dengan gagasan yang dimiliki oleh Baudrillard terkait masyarakat konsumeris dan hiperrealitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hiperrealitas modest fashion yang dilakukan oleh Dian Pelangi melalui unggahan foto perjalanan wisata di Instagram untuk menaikkan nilai yang sebelumnya melekat pada nilai kegunaan Modest Fashion sebagai pakaian sederhana menjadi nilai simbol baru. Dian Pelangi sebagai influencer fashion traveler melakukan aktivitas berwisata guna membedakan dirinya dengan influencer fashion lainya sehingga apa yang tampak dari penggunaan modest fashion Dian Pelangi berbeda dengan influencer modest fashion lainnya. Kemudian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unggahan foto penggunaan modest fashion dalam berwisata di Instagram menampilkan sisi berbeda dalam pembentukan nilai baru dalam penggunaan modest fashion di media sosial Instagram

ABSTRACT
This study examines the Modest Fashion hyperreality carried out by influencer fashion travelers through photos of travel trips uploaded on Instagram. Dian Pelangi is a fashion designer and influencer of fashion traveler who has influence in Indonesia. Image recordings of travel activities carried out with the use of modest fashion are captured through camera technology uploaded on Instagram and then explained through Jean Baudrillard`s thoughts, starting from consumerist society to hyperreality. Data collection was done by crawling data from Dian Pelangi`s Instagram social media account and then drawing in accordance with the concepts related to influencer fashion traveler in an analysis using social semiotics to display semiotic sources which were then elaborated on Baudrillard`s ideas related to consumerism and hyperreality. The results showed that there was a modest hyperreality of fashion carried out by Dian Pelangi through uploading travel photos on Instagram to increase the value previously attached to the value of the usefulness of Modest Fashion as simple clothing into a new symbol value. Dian Pelangi is a fashion traveler influencer to do activities to distinguish herself from other fashion influencers so that what appears from the use of Dian Pelangi`s fashion modest is different from other fashion modest influencers. Then, the results of this study indicate that uploading photos of the modest use of fashion in traveling on Instagram show a different side in forming new values ​​in the use of modest fashion on Instagram social media.
"
2019
T53068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisha Sestri Musdalifah
"Penelitian ini mengkaji hiperrealitas simbol status yang dilakukan oleh foodographers melalui unggahan foto-foto makanan di Instagram. Foodographers merupakan mereka yang memiliki predikat pada aplikasi direktori restoran nomor 1 di Indonesia, yaitu Zomato. Fenomena unggah foto makanan di Instagram ini dijelaskan melalui pemikiran Jean Baudrillard yang dimulai dari masyarakat konsumeris hingga hiperrealitas. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi terhadap empat orang foodographers pengunggah foto-foto makanan di Instagram sebagai informan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hiperrealitas simbol status yang dilakukan oleh foodographers melalui unggahan foto-foto makanan di Instagram untuk menaikkan simbol statusnya agar terlihat lebih berkelas. Foodographers sebagai pengunggah foto makanan di Instagram tidak hanya membeli makanan sebagai pemenuhan kebutuhan primer, melainkan juga membeli tanda dan mengondisikan tanda pada makanan agar terlihat berkelas ketika difoto. Lebih jauh lagi, penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan unggahan foto makanan di Instagram dilakukan atas hasrat untuk menampilkan eksistensi dirinya pada virtual reality, yaitu media sosial Instagram.

This study examines hyperreality of status symbols performed by foodographers for uploading photos of food to Instagram. Foodographers are those who have predicate on an application of the number one restaurant directory in Indonesia, Zomato. The phenomenon of photo uploading in Instagram is explained with Jean Baudrillard's thought, which started from consumer society to hyperreality. The data were collected through in-depth interviews and observations of four foodographers who constantly upload food pictures in Instagram. The results showed that hyperreality performed by foodographers for uploading photos of food in Instagram to raise their status symbol in order to look classier. Foodographers as food photo uploaders in Instagram not only buy food as their primary fulfillment, but also buy symbols by pointing them out in pictures of food to look classy when photographed. Furthermore, this study shows that the food consumption and food photos uploaded on Instagram as indications of people's desire to display its existence in virtual reality, that is Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Aztira Arbi
"Media baru membawa berbagai fungsi baru. Internet telah menarik perhatian masyarakat karena perannya dalam membangun dan menjaga ikatan sosial antara individu seperti melalui Instagram dan Facebook. media sosial seperti YouTube, Flickr, dan blog juga berfungsi sebagai outlet untuk mengekspresikan diri. Dari perkembangan media ini lahirlah istilah baru, seperti selebgram yang muncul sebagai perkembangan dari media sosial instagram, istilah selebgram ditujukan pada user atau pemilik akun instagram, yang memiliki ribuan hingga jutaan followers. Dalam setiap postingannya baik foto ataupun video, para selebgram biasanya benar-benar melakukan dengan totalitas yang luar biasa untuk mendapatkan banyak ldquo;love';, komentar ataupun followers. Tanpa disadari telah memasuki ranah kekerasan simbolik baik dari selebgram yang ,melakukan postingan maupun dari follower yang memberikan komentar.
Jurnal ini menggunakan konsep kekerasan simbolik dari Pierre Bourdieu yang berdasarkan konsep habitus, capital dan arena dalam menganalisis kekerasan halus di dalam postingan dan komentar dalam akun selebgram, dengan, menggunakan metode semiotika sosial dari Theo van Leeuwen. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengidentifikasi habitus pelaku baik selebgram sebagai engunggah maupun followers sebagai pemberi komentar, pemanfaatan kapital dan strategi pemanfaatan kapital dalam arena media sosial, bentuk-bentuk kekerasan simbolik yang dihadapi selebgram sebagai korban dan strategi bahasa yang digunakannya dalam mempertahankan dirinya dalam arena media sosial instagram.

New media bring new functions. Internet has attracted the attention of the public because of its role in developing and maintaining social relationships Between individuals such as through Instagram and Facebook. Social media like YouTube, Flickr, and blogs also serve as an outlet for self expression. The development of the new media, brought some new terms such as selebgram that came up from social media instagram, The term of selebgram is aimed at users or the owners of instagram account, who have thousands or millions of followers. In every single post either photo or video, selebgram usually do everything with so much efforts and totality to get 'love', 'comment' and followers. Without realizing it has entered the field of symbolic violence both from the selebgram and the commentator.
This journal uses the concept of symbolic violence from Pierre Bourdieu which is based on the concept of habitus, capital and field in analyzing the smooth violence on instagram posts and comments on selebgram account, with ,Using social semiotics methods from Theo van Leeuwen. The purpose of this study is to identify the habitus of selebgram as an actor and also followers as commentator, Capital utilization and capital utilization strategy in the social media field, symbolic violence forms and Symbolic violence forms and the language strategies that used the field of social media instagram.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Ruhullah Aslam
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengklarifikasi konsep hubungan parasocial dalam konteks media sosial khususnya pada aplikasi media sosial Instagram dan juga untuk meneliti pengaruhnya terhadap customer equity driver. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 159 yang merupakan konsumen produk L rsquo;oreal Paris yang telah membeli serta menggunakan produk tersebut dan juga mengikuti akun media sosial Instagram dari selebriti Dian Sastrowardoyo. Metode yang digunakan dalam mengolah data penelitian ini adalah Structural Equiation Modelling SEM . Studi ini menunjukkan bahwa: 1 Motivasi penggunaan media sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terhadap hubungan parasocial; 2 Kredibilitas sumber memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap hubungan parasocial; 3 Hubungan parasocial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude pengguna media sosial; 4 Attitude pengguna media sosial memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap customer equity drivers; 5 Hubungan parasocial memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap customer equity drivers.

ABSTRACT
The purpose of this study is to clarify the concept of parasocial relationships in the context of social media, especially the instagram application, and also to examine its effect on customer equity driver. The amount of sample for this research is 159 people, which is the customers of L rsquo oreal Paris that purchase and use its product and also the followers of Dian Sastrowardoyo Instagram account. This research uses Structural Equation Modelling SEM method. The study shows 1 motivation to use social media doesn rsquo t afffect parasocial relationship 2 celebrity source credibility positively affect parasocial relationships 3 parasocial relationships doesn rsquo t affect attitute toward using social media 4 attitude toward using social media positively affect customer equity drivers 5 parasocial relationship positively affect customer equity drivers."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>