Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmmat Eko Prasetyo
"Pengujian sistem Quantum Dots Sensitized Solar Cell (QDSSC) untuk mendegradasi Fenol menggunakan CdS nanopartikel sebagai sensitizer dan TiO2/UV sebagai counter electrode dengan penambahan reagen Fenton telah berhasil dilakukan. QDSSC termodifikasi terdiri dari dua zona yang terdiri dari TiO2 nanotubes/CdS nanopartikel sebagai zona sensitasi dan TiO2 nanotubes/Pt sebagai zona katalisis. Pada zona katalis digunakan TiO2 sebagai anoda (counter electrode) untuk menggantikan Pt mesh. TiO2 nanotubes ditumbuhkan diatas plat Titanum dengan metode anodisasi sedang CdS dilekatkan pada TiO2 nanotubes menggunakan metode SILAR (succesive ionic layer adsorption and reaction). Karakterisasi yang digunakan adalah FE-SEM untuk mengetahui morfologi permukaan, XRD untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk, FTIR untuk mengetahui vibrasi ikatan dari molekul dan EDX untuk mengetahui elemen yang terkandung. Uji aktifitas fotoelektrokimia menggunakan kurva LSV dan MPA menunjukkan TiO2 aktif dan sensitif pada daerah UV dan TiO2/CdS dapat pada daerah Visible. Dalam uji performa sel untuk mendegradasi Fenol dilakukan uji kondisi tidak dikenai cahaya dan dikenai cahaya, hasilnya sel tidak aktif pada saat kondisi gelap dan aktif pada saat dikenai cahaya dengan penurunan konsentrasi Fenol sebesar 35,81%. Uji degradasi Fenol dengan penambahan reagen Fenton dengan variasi konsentrasi 0,02 M, 0,05 M dan 0,08 M berhasil dilakukan. Hasil yang didapatkan menunjukkan semakin besar konsentrasi Fenton yang ditambahkan akan menambah degradasi Fenol.

Performance testing of modified Quantum Dots Sensitized Solar Cell system for Phenol Degradation using CdS semiconductor nanoparticles as sensitizer and TiO2/UV as counter electrode with Fenton Reagent addition have been successfully conducted. Modified QDSSC consists of two zones consisting of TiO2 nanotubes / CdS nanoparticles as sensitization zone and TiO2 / Pt as catalytic zone. The catalytic zone employing TiO2 as anode (counter electrode) to replace Pt mesh. TiO2 nanotubes were grown by the anodizing Titanium plate and the attachment of CdS into TiO2 nanotubes is using SILAR method (succesive ionic layer adsorption and reaction). Characterization used is FE-SEM to determine the surface morphology, XRD to determine the crystalline phases formed, FTIR to determine the vibration bonding of molecules and EDX to determine the components contained. Photoelectrochemical activity test using LSV curves and MPA showed TiO2 active and sensitive in the UV light and TiO2 / CdS active and sensitive at the Visible light. In a test of the performance of the cell to degrade phenol, the test conditions were (i) not exposed to light and (ii) exposed to light. The result were the cells was not active in the dark conditions and active when exposed to light , where can reduce concentration as much as 35,81%. Phenol degradation test with the addition of Fenton reagent with various concentration of 0.02 M, 0.05 M and 0.08 M successfully performed. The results obtained showed the greater concentration of Fenton added would add to the degradation of phenol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Rifany
"Pengujian kinerja sistem Quantum Dot Sensitized Solar Cell (QDSSC) termodifikasi dengan menggunakan elektroda counter TiO2 nanotubes untuk mendegradasi Methylene Blue pada zona katalisis telah berhasil dilakukan. Metode Successive Ionic Layer Adsorption and Reaction (SILAR) dengan bantuan ultrasonikasi digunakan untuk melekatkan CdS nanopartikel pada permukaan TiO2 nanotubes yang disintesis dengan metode anodisasi. Karakterisasi dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), X-Ray Diffraction (XRD), dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).
Hasil pengukuran photocurrent menggunakan potensiostat menunjukkan bahwa TiO2 nanotubes aktif pada daerah UV sedangkan TiO2 nanotubes/CdS nanopartikel aktif pada daerah visible. Pada uji performa sistem QDSSC termodifikasi dengan menggunakan elektroda counter TiO2 nanotubes untuk mendegradasi Methylene Blue, diperoleh hasil degradasi optimum sebesar 42,67% pada kondisi zona solar cell disinari lampu visible dan elektroda counter TiO2 nanotubes disinari lampu UV.

A performance testing of modified Quantum Dot Sensitized Solar Cell (QDSSC) employing TiO2 nanotubes as a counter electrode to degrade the Methylene Blue at the catalytic zone has been successfully carried out. Successive Ionic Layer Adsorption and Reaction (SILAR) method with ultrasonication used to attach the CdS nanoparticles on the surface of TiO2 nanotubes were grown on titanium plate by anodization method. Characterization was performed using Scanning Electron Microscopy (SEM), X-Ray Diffraction (XRD), and Fourier Transform Infra Red (FTIR).
The Results of photocurrent measurements using the potentiostat indicates that TiO2 nanotubes were active in the UV region while TiO2 nanotubes/CdS nanoparticles were active in the visible region. In the modified QDSSC system with employing TiO2 nanotubes as a counter electrode performance test to degrade the Methylene Blue, the results indicate an optimum degradation of 42.67% on the condition solar cell?s zone illuminated by visible light while TiO2 nanotubes counter electrode illuminated by UV light.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Yogi Handoyo
"Pengujian sistem quantum dots Sensitized Solar Cell dengan menggunakan semikonduktor CdS nanopartikel sebagai dyes telah berhasil dillakukan. CdS nanopartikel dilekatkan dengan metode SILAR (succesive ionic layer adsorption and reaction) pada TiO2 nanotubes yang ditumbuhkan di atas plat titanium dengan metode anodisasi. Karakterisasi yang digunakan adalah FE-SEM untuk mengetahui morfologi permukaan, UV-Vis DR untuk mengetahui band gap TiO2, XRD untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk, FTIR untuk mengetahui vibrasi ikatan dari molekul. Kurva linier sweep voltametry menunjukkan TiO2 aktif pada daerah UV sedangkan CdS/TiO2 aktif pada daerah visible. Dalam uji performa sel untuk mendegradasi fenol didapatkan hasil optimum pada konsentrasi sistem CdS/TiO2 yang disiapkan dari larutan prekursor CdS sebesar 0,020 M dengan % degradasi sebesar 49,225 %.

Performance testing of quantum dots sensitized solar cell system using CdS semiconductor nanoparticles as dyes have been successfully conducted. The CdS nanoparticles was attached by SILAR (succesive ionic layer adsorption and reaction) method on TiO2 nanotubes, which were grown on titanium plate by anodization method. The characterizations were performed by FE-SEM to determine the surface morphology, UV-Vis DR to determine the band gap of TiO2, XRD to determine the crystalline phase, FTIR to determine the vibration bonding of molecules. The linear sweep voltametry curve showed that TiO2 is active in the UV region while CdS/TiO2 is active in the visible region. Performance test of typical modified DSSC system to degrade phenol indicate that optimum results (% degradation of 49.23 %) was found in a CdS/TiO2 system which was prepared from CdS precursor solution of 0.020 M."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Oemardy
"Tirosinase merupakan enzim monooksigenase yang berperan dalam katalisis dua reaksi tahap pertama pembentukan melanin. Pigmen melanin melindungi kulit dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, tetapi produksi melanin yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan kulit seperti melasma dan bintik-bintik hitam pada kulit. Oleh Karena itu, saat ini inhibitor tirosinase banyak digunakan dalam dunia kosmetik dan pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya potensi penghambatan aktivitas tirosinase dan mengidentifikasi golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi teraktif kulit buah markisa. Ekstraksi dilakukan secara berturut-turut menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Setiap ekstrak diuji penghambatan aktivitas tirosinase menggunakan spektrofotometer yang dilengkapi dengan microplate reader melalui pengukuran serapan L-dopakrom yang terbentuk pada panjang gelombang 490 nm. Ekstrak teraktif yaitu ekstrak n-heksan dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dan dilakukan uji penghambatan tirosinase terhadap fraksi gabungan. Golongan senyawa kemudian diidentifikasi pada ekstrak n-heksan dan fraksi dengan persen penghambatan tertinggi yaitu FG 5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan memiliki potensi penghambatan tirosinase tertinggi dengan IC50 85,46 μg/mL dan mengandung senyawa steroid-terpen; FG 5 juga mengandung senyawa steroid-terpen, namun tidak memiliki potensi penghambatan tirosinase.

Tyrosinase is monooxygenase enzyme that plays an important role in two major reactions of melanin production. Melanin pigment protects skin from free radical that may lead skin damage, but an excessive production of melanin may cause skin disorder such as melasma and freckles. Therefore, nowadays many tyrosinase inhibitor are used in cosmetic and medical field. This study was conducted to find out potential inhibition of tyrosinase activity and to identify compound group in extract and the most active fraction of passion fruit rind. Extraction was carried out sequentially using three solvents with increasing polarity; n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Each extract was tested using microplate-reader spectrophotometer by measuring L-dopachrome absorbance at 490 nm. The most active extract, n-hexane extract was separated using column chromatography and tyrosinase inhibition assay was performed in the combined fractions. Compound group then was identified in n-hexane extract and fraction with the highest inhibition percentage, FG 5. The result showed that n-hexane extract had the highest inhibition potential with IC50 value of 85,46 μg/mL and contained steroid-terpene; FG 5 also contained steroid-terpene, but it did not have tyrosinase inhibition potential."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonita Risky Aprilenia
"Paparan sinar UV yang berlebih dari matahari dapat menyebabkan gangguan pigmentasi pada kulit. Radiasi UV dapat menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS) yang akan memicu proses pembentukan melanin pada kulit dengan mengaktivasi tirosinase. Aktivitas tirosinase dapat dihambat oleh senyawa yang bersifat antioksidan, seperti fenol dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi metode ekstraksi secara konvensional dan mengetahui penghambatan aktivitas tirosinase batang Litsea oppositifolia Gibbs. Batang Litsea oppositifolia Gibbs diekstraksi dengan metode maserasi dan refluks menggunakan pelarut etanol 70%. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri AlCl3 dengan kuersetin sebagai standar. Penghambatan aktivitas tirosinase dilakukan dengan L-DOPA sebagai substrat dan asam kojat sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak yang diperoleh dari metode refluks dan maserasi adalah 5,22% dan 4,64%. Kadar flavonoid total yang diperoleh dari metode maserasi dan refluks sebesar 3,870 mg EK/g ekstrak dan 3,012 mg EK/g ekstrak. Hasil uji penghambatan tirosinase dari ekstrak etanol 70% batang Litsea oppositifolia Gibbs menunjukkan bahwa ekstrak tidak mempunyai penghambatan aktivitas terhadap tirosinase. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rendemen ekstrak metode refluks lebih tinggi dibandingkan dengan maserasi dan ekstrak etanol 70% batang Litsea oppositifolia Gibbs tidak mempunyai penghambatan aktivitas terhadap tirosinase.

Excessive exposure to UV rays from the sun can cause skin pigmentation disorders. UV light produces reactive oxygen species (ROS), which will activate tyrosinase to initiate melanin formation in the skin. Tyrosinase activity can be inhibited by antioxidants such as phenols and flavonoids. This study aimed to optimize the conventional extraction method and tyrosinase inhibitory activity of Litsea oppositifolia Gibbs stems. Litsea oppositifolia Gibbs stems were extracted by maceration and reflux methods using 70% ethanol as the solvent. Total flavonoid content was measured using the AlCl3 colorimetric method with quercetin as the standard. Tyrosinase inhibitory activity was determined using L-DOPA as substrate and kojic acid as a positive control. The yields obtained from the reflux and maceration methods were 5,22% and 4,64%, respectively. The total flavonoid content obtained from the maceration and reflux method were 3,870 mg EK/g extract and 3,012 mg EK/g extract, respectively. The ethanol extract of Litsea oppositifolia Gibbs stem showed that the extract did not have tyrosinase inhibitory activity. The results concluded that the yield value of the reflux method was higher compared to the maceration method and the 70% ethanol extract of Litsea oppositifolia Gibbs stems did not have tyrosinase inhibitory activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Kusuma Vardhani
"Penggunaan bahan alam sebagai produk perawatan kulit sudah dilakukan oleh wanita Indonesia secara turun temurun, seperti penggunaan lulur bagi wanita Jawa dan bedak dingin bagi wanita Kalimantan yang berbahan dasar beras. Bekatul, lapisan terluar dari beras, memiliki potensi yang masih dapat dikembangkan salah satunya sebagai pencerah kulit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat ekstrak etanol bekatul beras hitam (Oryza sativa L. indica) sebagai pencerah kulit dalam bentuk sediaan losion. Pada penelitian ini, kadar gamma oryzanol ditentukan menggunakan KCKT (Kromatografi Cepat Kinerja Tinggi). Penetapan total phenolic compound (TPC) atau kadar fenol total dilakukan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu dan dibaca serapannya oleh microplate reader pada panjang gelombang 720 nm. Sedangkan uji penghambatan in vitro enzim tirosinase dibaca serapannya oleh microplate reader pada panjang gelombang 490 nm. Ekstrak etanol bekatul beras hitam kemudian diformulasikan dalam losion minyak dalam air untuk dilakukan uji manfaat secara in vivo. Kadar gamma oryzanol dan fenol total pada ekstrak bekatul beras hitam secara berturut-turut yakni sebesar sebesar 118,57 mg/g dan 175,48 mg/g. Ekstrak etanol bekatul beras hitam menghambat enzim tirosinase secara in vitro dengan nilai IC50 sebesar 74,8 µg/ml. Losion berisi ekstrak diaplikasikan pada lengan relawan (n=34), dan pada lengan lain diaplikasikan losion kontrol. Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi GraphPad Prism 8.3.0, data diuji menggunakan t-test berpasangan dan didapatkan hasil penurunan secara signifikan pada indeks melanin (p<0,0001) dan indeks eritema (p<0,0001) pada lengan yang dioleskan losion berisi ekstrak bekatul beras hitam. Kesimpulannya, losion mengandung ekstrak bekatul beras hitam lebih efektif dalam mencerahkan kulit dibanding dengan losion kontrol.

Nature based skincare has been used empirically by Indonesian women. Javanese women apply rice based traditional bodycare called lulur, while Kalimantan women apply rice based face care called bedak dingin. Rice bran, the outer layer of rice grain, has potential to be utilized as skin lightening. The aim of this study is to determine the efficacy of lotion containing black rice bran (Oryza sativa L. indica) extract as skin lightening. In this study, high performance liquid chromatography was performed to measure gamma oryzanol content. Folin-Ciocalteu reagent was added to determine total phenolic content of black rice bran (Oryza sativa L. indica) and measured under microplate reader wavelength 720 nm. In vitro tyrosinase inhibitor was measured under microplate reader wavelength 490 nm and the results was simbolized with IC50. Gamma oryzanol content and total phenolic content in black rice bran (Oryza sativa L. indica) ethanolic extract were 118,57 mg/g and 175,48 mg/g respectively. Ethanolic extract had potential to inhibit tirosinase enzyme in vitro with IC50 of 74,8 µg/ml. Black rice bran (Oryza sativa L. indica) ethanolic extract was formulated into oil in water (o/w) lotion to be tested in vivo. 34 women were applying lotion containing black rice bran extract at one side forearm and base placebo lotion as control at the other side forearm. The results were tested with paired t-test by GrapdPad Prism 8.3.0 application. There was significant decreasing of melanine index and erythema index with both p value <0,0001 in forearm with lotion containing black rice bran ethanolic extract. As the resume, lotion containing black rice bran extract is more effective to be applied as skin brightening than placebo lotion."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Agustin
"ABSTRAK
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak metanol 80% daun Cassia
fistula L. serta fraksi-fraksinya berpotensi sebagai antitirosinase sehingga dapat
menghambat pembentukan melanin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
sediaan krim yang mengandung fraksi nonpolar, yaitu fraksi n-heksana dari
ekstrak etanol 96% daun trengguli, yang mempunyai aktivitas antioksidan dan
antitirosinase, stabil dan aman. Metode untuk menguji aktivitas antioksidan
adalah metode DPPH, sedangkan untuk pengujian aktivitas antitirosinase
dilakukan dengan mengukur penurunan intensitas warna yang menunjukkan
penghambatan pembentukan dopakrom dalam reaksi tirosinase-L-DOPA.
Parameter adanya aktivitas ditunjukkan oleh persentase inhibisi dan nilai IC50. Uji
stabilitas fisik terhadap krim dilakukan selama 12 minggu dan uji keamanan
kepada sukarelawan menggunakan metode single application closed patch
epicutaneous test under occlusion. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan
ekstrak etanol 96% daun trengguli dan fraksi n-heksana memiliki nilai IC50
sebesar 70,196 μg/mL dan 141,459 μg/mL secara berurutan. Pengujian aktivitas
antitirosinase menunjukkan nilai IC50 ekstrak etanol 96% daun trengguli 393,264
μg/mL dan nilai IC50 fraksi n-heksana 188,239 μg/mL. Konsentrasi fraksi nheksana
dalam krim dibuat menjadi 3 macam, yaitu 0,1; 0,5; dan 2,5%. Hasil uji
stabilitas terhadap krim selama 12 minggu menunjukkan ketiga konsentrasi krim
bersifat stabil. Uji keamanan ketiga konsentrasi krim terhadap sukarelawan tidak
menimbulkan reaksi iritasi sehingga aman diaplikasikan ke kulit.

ABSTRACT
Previous study reported that methanol 80% extract of Cassia fistula L. leaves and
its fractions have potency as antityrosinase which can inhibit melanin production.
This research was conducted to obtain nonpolar fraction (n-hexane fraction)-
containing cream from ethanol 96% extract of Cassia fistula L. leaves, which was
considered potent as antioxidant and antityrosinase, stable, and safe. DPPH
method was used to determine antioxidant activity, while antityrosinase activity
assay performed by measuring the decreasing in color intensity which inhibit
dopachrome formation resulted in tyrosinase-L-DOPA reaction. Parameter for
identifying activity were determined by inhibitory percentage and IC50. Physical
stability test was done for 12 weeks and safety test in human used single
application closed patch epicutaneous test under occlusion method. The result of
antioxidant activity test showed that ethanol 96% extract of Cassia fistula L.
leaves and n-hexane fraction had IC50 values 70,196 μg/mL and 141,459 μg/mL,
respectively. Antityrosinase test showed that IC50 value of ethanol 96% extract of
Cassia fistula L. leaves was 393,264 μg/mL, while IC50 values of n-hexane
fraction was 188,239 μg/mL. Fraction of n-hexane was formulated into cream for
3 concentrations, which are 0,1; 0,5; and 2,5%. The stability test of the creams for
12 weeks indicated that creams were stable. The result of safety test of creams
showed that creams have no irritation effect so it was safe for topical application
in human skin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T35692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliawati Addawiyah
"Karbon dioksida CO2 merupakan gas yang terbentuk dari hasil pembakaran bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. konversi CO2 secara fotokatalitik menggunakan semikonduktor TiO2 merupakan salah satu teknologi konversi terbarukan yang sangat menjanjikan, karena mampu mengubah CO2 menjadi metanol. Namun keterbatasan TiO2 yang hanya dapat menyerap cahaya pada daerah UV menjadi salah satu kendala sehingga perlu dilakukan modifikasi TiO2 agar dapat menggeser daerah serapan hingga ke daerah sinar tampak material quantum dot dan sulfide logam adalah salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan performa fotokatalitik TiO2.Pada penelitian ini Konversi CO2 menjadi metanol menggunakan sistem CdS-QDSSC termodifikasi zona katalisis dengan elektroda counter TiO2/NiS. TiO2 nanotubes yang ditumbuhkan di atas plat titanium menggunakan metode anodisasi sedangkan modifikasi TiO2 nanotube menjadi TiO2/CdS dan TiO2/NiS menggunakan metode Sucsesive ionic Layer Absorbtion Reaction SILAR . Adapun karakterisasi yang dilakukan adalah scanning electron microscopic-energy diffraction X-ray spectroscopy SEM-EDX untuk mengetahui morfologi permukaan dan komposisi senyawa, diffuse reflectance spectroscopy UV-Vis UV-Vis DRS untuk mengetahui nilai energy celah pita band gap , X-Ray Difraction Spectroscopy XRD untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk, FTIR untuk mengetahui vibrasi ikatan dari molekul, Potensiostat digunakan untuk menguji aktifitas fotokatalitik dan GC-FID digunakan untuk mengidentifikasi senyawa metanol yang dihasilkan dari konversi CO2.Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukan bahwa penggunaan elektroda counter FTO/NiS di zona CdS-QDSSC menghasilkan power konversi effisiensi sebesar 0.25 , sedangkan dengan menggunakan FTO/Pt sebesar 0.11 . dengan sistem CdS-QDSSC termodifikasi zona katalisis menggunakan counter elektroda NiS pada zona katalisis terbukti berhasil menkonversi CO2 menjadi metanol dengan konversi sebanyak 2.20 selama 1 jam penyinaran.

Carbon dioxide CO2 is a gas formed from the combustion of fossil fuels that could cause the greenhouse effect. CO2 conversion by photo catalytic using semiconductor TiO2 is one of the renewable conversion technology is very promising, because it is able to convert CO2 into methanol. But the limitations of TiO2 which can absorb light in the UV region into one of the obstacles that need to be modified TiO2 in order to shift the absorption area to the area of visible light. quantum dot material and metal sulfide is one of the ways in which to improve the performance of photo catalytic TiO2. In this study the convertion of CO2 to methanol using CdS QDSSC modified catalysis zone with a counter electrode TiO2 NiS. TiO2 nanotubes were grown on titanium plate using anodizing method, while modification TiO2 nanotube to TiO2 CdS and TiO2 NiS used Successive Ionic Layer Absorption Reaction SILAR method. The characterization used is a scanning electron microscopic energy diffraction X ray spectroscopy SEM EDX to determine the surface morphology and composition of the compound, diffuse reflectance spectroscopy, UV Vis UV Vis DRS to determine the value of the band gap energy, X Ray Spectroscopy Diffraction XRD to determine the formed of crystal phases, FTIR to determine the vibration bonding of molecules, potentiostat is used to test the photo catalytic activity and GC FID is used to identify the methanol from CO2 conversion. The results obtained show that power conversion efficiency PCE of 0.25 is use the counter electrode FTO NiS in the CdS QDSSC zone while using FTO Pt power conversion efficiency PCE of 0,11 . the CdS QDSSC modified catalysis zone using counter electrode TiO2 NiS on catalysis zone successfully to convert CO2 into methanol by conversion as much as 2,20 under illumination for 1 hour."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T47820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Nurfaozi
"Titanium dioksida (TiO2) adalah fotokatalis yang paling banyak dipelajari dengan sifat semikonduktor tipe-n karena efisiensi tinggi, stabilitas, non-toksik, biaya rendah, kelimpahan dialam, dan sintesis mudah. Keterbatasan TiO2 yang memiliki band gap lebar menyebabkan TiO2 hanya aktif pada sinar UV sehingga berefek pada aktivitas fotokatalitiknya. TiO2 hitam dengan celah pita yang menyempit sehingga memperluas penyerapan penuh spektrum sinar matahari dan mendorong peningkatan aktivitas fotokatalitik, dengan memperkenalkan gangguan permukaan pada TiO2. Pengembangan fotoanoda black TiO2 nanotube array (BTNA) yang didoping Ni menghadirkan sejumlah besar Ti3+ dan kekosongan oksigen, yang memastikan kemampuan tinggi menyerap cahaya tampak dan inframerah (Liu et al., 2015). Pada penelitian ini penggunaan metode anodisasi dan dip coating dilakukan untuk membuat fotoanoda black TiO2 nanotube termodifikasi NiO dengan memvariasikan banyaknya siklus pencelupan terhadap kinerja fotoelektrokimianya. Teknik dip coating mudah dilakukan, sederhana, menggunakan suhu rendah, dan hasil yang merata. NiO/BTNA dikarakterisasi dengan SEM, FTIR, dan UV-Vis DRS. Uji aktivitasnya juga dilakukan terhadap degradasi fenol. NiO/BTNApada variasi terbaik yaitu 3 kali siklus pencelupan berhasil meningkatkan performa fotoelektrokimia dari fotoanoda dengan kemampuan mendegradasi fenol sebesar 48,67% pada kondisi sinar tampak, dimana persentase lebih besar didapatkan ketika dibandingkan dengan BTNA.

Titanium dioxide (TiO2) is the most studied photocatalyst with n-type semiconductor properties due to its high efficiency, stability, non-toxicity, low cost, abundance in nature, and easy synthesis. The limitation of TiO2 which has a wide band gap causes TiO2 to be only active in UV light which has an effect on its photocatalytic activity. Black TiO2 with a narrow band gap thus broadens the full absorption spectrum of sunlight and promotes increased photocatalytic activity, by introducing surface interference on TiO2. The development of Ni-doped black TiO2 nanotube array (BTNA) photoanodes presents a large amount of Ti3+ and oxygen vacancies, which ensures a high ability to absorb visible and infrared light (Liu et al., 2015). In this study, the use of anodization and dip coating methods was carried out to make NiO-modified black TiO2 nanotube photoanodes by varying the number of immersion cycles on the photoelectrochemical performance. The dip coating technique is easy, simple, uses low temperatures, and produces even results. NiO/BTNA was characterized by SEM, FTIR, and UV-Vis DRS. The activity test was also carried out on phenol degradation. NiO/BTNA at the best variation of 3 dyeing cycles succeeded in increasing the photoelectrochemical performance of the photoanode with the ability to degrade phenol by 48.67% under visible light conditions, where a higher percentage was obtained when compared to BTNA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Tigor Pantoro
"Senyawa Fenol banyak ditemukan dalam jumlah yang cukup besar mengkontaminasi air permukaan yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan sekitarnya apabila tidak diolah dengan tepat. Penelitian ini merupakan studi tentang kavitasi hidrodinamika menggunakan orifice plate untuk mendegradasi kandungan fenol pada limbah cair sintetik. Larutan fenol disirkulasikan menggunakan pipa biasa lalu dilakukan kuantifikasi senyawa pengoksidasi dengan titrasi KMnO4 melalui jumlah lubang orifice plate optimum (17 lubang). Degradasi fenol dilanjutkan dengan perbandingan metode penginjeksian H2O2, variasi pH awal (4,7, dan 10), dan variasi konsentrasi reagen H2O2(25 mg/L, 50 mg/L, dan 75 mg/L). Tujuan penggunaan reagen H2O2 pada penelitian kali ini adalah untuk meningkatkan produksi radikal hidroksil yang akan bereaksi dengan senyawa polutan dan berfungsi untuk meningkatkan tingkat degradasi kandungan fenol pada limbah cair sintetik.

Phenol Chemicals had been found in huge amount in water in such areas that are endangered humans and enviroments if the treatment is not right. The Study is abour Hydrodynamics Cavitation method that are using Orificemeter to degrade the content of Phenol in the synthetic waste. Phenol Solutions are then circulated using a normal pipe and then we quantifiy the oxydation compound with the titration method with KMnO4, Also with 17 amount of tube from the orificemeter. Phenol Degradation is then continued with Comparison of H2O2 injection method, variations of pH 4,7, dan 10), H2O2 reagent Concentration Variations (25 mg/L, 50 mg/L, dan 75 mg/L), The Purpose of using H2O2reagent in this study is to increase the production of the hydroxyl radicals that will react with the polutans and can be useful to increase the phenol degradation in the waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>