Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182081 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karisa Zeisha Sahela
"Corrective maintenance merupakan pemeliharaan yang tidak dapat dihindari ketika kegagalan secara acak terjadi pada suatu asset. Lokomotif kereta api memiliki peran yang penting dalam menunjang kebutuhan trasnportasi darat di Indonesia. Banyaknya jumlah corrective maintenance yang terjadi sebanyak 353 peristiwa dan lamanya waktu untuk menyelesaikan corrective maintenance membuat terganggunya ketersediaan lokomotif. Sehingga, penanganan risiko terhadap corrective maintenance dibutuhkan agar banyaknya jumlah corrective maintenance dan lamanya waktu untuk menyelesaikan corrective maintenance dapat ditangani. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi penanganan risiko terhadap corrective maintenance lokomotif. Penelitian ini menggunakan metodologi Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC) yang melibatkan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) untuk menilai risiko, Pareto Chart untuk mengidentifikasi prioritas risiko, dan Impact Effort Matrix untuk memetakan strategi penanganan risiko. Hasil dari penelitian ini, yaitu terdapat 7 rumusan strategi penanganan risiko terhadap 28 prioritas risiko corrective maintenance pada lokomotif.

Corrective maintenance can not be avoided when failures occur randomly on the asset. Locomotives have an important role in supporting Indonesian land transportation. A large number of corrective maintenance that occurs as much as 353 events and the length of time to complete corrective maintenance make the availability of locomotives is decreasing. Thus, risk management of corrective maintenance is needed so that the number of corrective maintenance and the length of time to complete corrective maintenance can be eliminated. This study aims to formulate risk management strategies of corrective maintenance for Indonesian locomotives. This study uses Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC) approach involving Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) to assess risks, Pareto Chart to identify risks priority, and Impact Matrix Effort to map the strategies. The results of the study showed 7 formulation of risk management strategies of corrective maintenance for Indonesian locomotives."
2015
S62565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Ai Otsuka Mahpud
"Skripsi ini menyelidiki optimalisasi operasi perawatan badan bus melalui integrasi kerangka Maintenance Scorecard dan pendekatan DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control). Sebuah studi kasus dilakukan di bengkel perawatan Carrosserie Bus, produsen bus utama di Indonesia. Analisis data perawatan mengungkapkan masalah yang berhubungan dengan kualitas material, metode yang ketinggalan zaman, diagnosa yang tidak akurat, kurangnya protokol pencegahan, dan kendala ruang kerja. Strategi yang mencakup peningkatan rantai pasokan, adopsi alat canggih, pelatihan berkelanjutan, dan desain ulang infrastruktur diterapkan menargetkan setiap penyebab akar berikut metodologi DMAIC terstruktur. Pilot terfokus 3 bulan dalam unit perbaikan badan yang kurang optimal menyebabkan penyempurnaan sebelum implementasi selama 12 bulan di seluruh organisasi. Pengukuran kontrol termasuk prosedur operasi standar, audit berkelanjutan, dan pelacakan skor kartu memastikan keberlanjutan peningkatan kinerja dalam efektivitas, efisiensi dan keandalan. Penelitian ini memberikan kerangka kerja holistik langkah demi langkah yang menggabungkan penilaian kinerja dan perbaikan proses untuk mendorong keunggulan pemeliharaan di tengah tantangan yang kompleks. Rekomendasi praktis ditawarkan untuk membantu organisasi serupa meningkatkan ketersediaan aset. Arah penelitian ilmiah lebih lanjut disoroti termasuk pengembangan model prediktif dan perluasan aplikasi DMAIC ke fungsi terkait.

This thesis investigates the optimization of bus body maintenance operations through integrating a Maintenance Scorecard framework and the DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) approach. A case study was conducted at the maintenance workshop of Carrosserie Bus, a major bus manufacturer in Indonesia. Maintenance data analysis revealed issues related to material quality, outdated methods, inaccurate diagnostics, lack of preventive protocols, and workspace constraints. Strategies encompassing supply chain enhancements, advanced tool adoption, continuous training, and infrastructure redesign were implemented targeting each root cause following a structured DMAIC methodology. A focused 3-month pilot within the underperforming body repair unit led to refinements before a 12-month organization-wide rollout. Control measures including standard operating procedures, ongoing auditing, and scorecard tracking ensure sustainability of performance gains in effectiveness, efficiency and reliability. The research delivers a holistic step-by-step framework blending performance assessment and process improvement to drive maintenance excellence amidst complex challenges. Practical recommendations are offered to help similar organizations boost asset availability. Further scholarly directions are highlighted including predictive model development and expansion of DMAIC application to adjacent functions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Pratiwi
"

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait, yaitu Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Barat melakukan kegiatan pemeliharaan pompa stasioner dengan melibatkan secara langsung perusahaan manufaktur pompa itu sendiri atau perwakilan yang produknya dipakai. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus untuk membuat Prosedur Operasional Baku yang sesuai dengan standar agar kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien. Berdasarkan data pemeliharaan pompa stasioner, kondisi eksisting yang dilaksanakan hanya tindakan corrective maintenance saja. Oleh karena itu, preventive maintenance merupakan usulan yang dilakukan Penulis dalam praktik keinsinyuran ini. Analisis data yang diolah menggunakan dua metode, yaitu corrective maintenance dan preventive maintenance. Setelah melakukan analisis, dapat disimpulkan: 1) Setelah dilakukan analisis kerusakan terhadap data pada pompa stasioner, diperoleh kemungkinan penyebab dan penanganannya; 2) Selanjutnya, dilakukan tindakan perawatan yang meliputi preventive maintenance dan corrective maintenance yang dapat dilakukan secara mandiri maupun oleh pihak ketiga; 3) Menetapkan aktifitas alur pelaporan dan proses pemeliharaan pompa; 4) Menetapkan aktifitas alur kerja perbaikan pompa oleh pihak ketiga; 5) Penerapan prosedur alur pelaporan dan proses pemeliharaan pompa serta prosedur alur kerja perbaikan pompa oleh pihak ketiga (Vendor/ ATPM) dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai kode etik dan etika profesi Insinyur.


Provincial Government of the Special Capital Region of Jakarta through the relevant Regional Work Unit, namely the Water Resources Office of the West Jakarta Administrative City, conducts stationary pump maintenance activities by directly involving the pump manufacturing company itself or representatives whose products are used. This needs special attention to make Standard Operating Procedures that are in accordance with standards so that activities run effectively and efficiently. Based on stationary pump maintenance data, the existing conditions carried out are only corrective maintenance actions. Therefore, preventive maintenance is a proposal made by the author in this engineering practice. Data analysis is processed using two methods, namely corrective maintenance and preventive maintenance. After analyzing, it can be concluded: 1) After analyzing the damage to the data on the stationary pump, the possible causes and handling are obtained; 2) Furthermore, maintenance actions are carried out which include preventive maintenance and corrective maintenance which can be carried out independently or by third parties; 3) Establish reporting flow activities and pump maintenance processes; 4) Establish pump repair workflow activities by third parties; 5) Implementation of reporting flow procedures and pump maintenance processes as well as pump repair workflow procedures by third parties (Vendors / ATPM) is carried out by taking into account the values of the code of ethics and professional ethics of Engineers.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Prawira
"ABSTRAK
Enterprise Resources Planning (ERP) merupakan sistem yang secara luas diterapkan sebagai tulang punggung di banyak perusahaan jasa dan manufaktur. Pada tahap setelah menerapkan sistem ERP, seringkali tantangan yang nyata akan muncul dan risiko yang lebih kritis dapat terjadi. Risiko yang tidak dinginkan pada tahap setelah menerapkan sistem dapat mengubah keberhasilan awal ERP menuju kegagalan dan mengakibatkan kebangkrutan bisnis perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap risiko dan membentuk prioritas kontrol risiko setelah menerapkan sistem ERP pada industri di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC), metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Performance Evaluation Matrix (PEM), dan Quality Function Deployment (QFD) yang melibatkan dua pendapat ahli, 68 responden,. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya 20 risiko yang berada di luar zona kinerja. Metode QFD menghasilkan 5 prioritas kontrol risiko setelah menerapkan sistem ERP.

ABSTRACT
Enterprise Resource Planning (ERP) is a system widely implemented as the backbone in many services and manufacturing industries. At the post-implementation stage, real challenges arise and more critical risks can occur. Unwanted risks in ERP post-implementation can change the initial success of ERP to failure and can also lead to bankruptcy of company's business. The purpose of this study is to assess risk and establish a risk control on post-implemention of ERP in Indonesian Industries. This study uses the Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC) approach, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Performance evaluation matrix (PEM), and Quality Function Deployment (QFD) method, that involves two expert opinions, 68 respondents. The results of study showed 20 risks beyond the performance zone. QFD method resulted 5 risk control priorities on ERP post-implemention"
2015
S58922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Clarissa Aulia
"Untuk memiliki desain manajemen risiko yang baik di industri penerbangan, khususnya dalam proses bisnis perawatan kendaraan pengisian bahan bakar pesawat, metode House of Risk (HOR) pun digunakan dalam penelitian ini. Proses bisnis perawatan kendaraan pengisian bahan bakar pesawat ditentukan oleh berbagai risiko sebagai faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian, sangat penting untuk melakukan manajemen risiko di dalam setiap prosesnya, khususnya di PT Indopelita Aircraft Services. Penelitian ini menentukan kejadian risiko dalam aktivitas proses bisnis pemeliharaan dan mengidentifikasi agen risiko yang dapat memicu kejadian risiko terpilih. Lalu, mitigasi risiko dikembangkan dengan memprioritaskan tindakan pencegahan terbaik. Identifikasi risiko dilakukan melalui kuesioner dan survei dengan para ahli di bidangnya masing-masing. Perhitungan Cronbach’s Alpha dilakukan untuk mengukur konsistensi internal kuesioner. Kerangka HOR pun digunakan dalam menilai risiko yang dipilih dan memilih prioritas tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 jenis kejadian risiko dan 16 agen risiko. Risiko yang paling signifikan dalam penelitian ini adalah kesalahan manusia. Terakhir, 14 tindakan pencegahan telah ditentukan dan diidentifikasi bahwa tindakan yang paling efektif adalah pengadaan CMMS sebagai sistem yang terintegrasi di dalam perusahaan.

To have a good design risk management in the aviation industry, specifically in the business process of aircraft refueler vehicles maintenance, House of Risk (HOR) is being carried out. The aircraft refueler vehicle maintenance business process is determined by various risks as factors that may influence the company in reaching its objectives. Thus, it is crucial to carry out risk management in the business process of aircraft refueler maintenance, especially at PT Indopelita Aircraft Services. This research determines risk events in maintenance business process activities and identifies the risk agent that triggers selected risk events. Then, risk mitigation is developed by prioritizing the best preventive actions. Risk identification is made through the questionnaire and survey of experts in their respective fields. Cronbach’s Alpha calculation was executed to measure the internal consistency of the questionnaire. Also, the HOR framework was used in assessing selected risks and choosing the prioritization of preventive actions to diminish the risks. The result shows that there are 15 types of risk events and 16 risk agents. The most significant risk in this research is human error. Lastly, 14 preventive actions were determined and it is identified that the most significant effective action is CMMS procurement as an integrated system within the company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Makrem Krit
"The aim of this paper is to propose a general model to illustrate the joint effect of corrective and preventive maintenance on repairable systems. The intensity of the failure process without maintenance is characterized in bathtub form. The maintenance effect is expressed by the change induced on the failure intensity before and after maintenance. It takes into account the possibility of dependent maintenance times with different effects. The likelihood functions are derived, so parameter estimations and assessment of the maintenance efficiency are possible. The properties of the parameters estimators have to be theoretically studied. Finally, results are applied to a real maintenance data set."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2013
UI-IJTECH 4:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widhi Bayu Aji
"Communications-Based Train Control (CBTC) merupakan salah satu jenis persinyalan modern yang berbasis pada komunikasi dua arah menggunakan gelombang radio antara perangkat Wayside dengan perangkat On-Board. Belum banyak sistem perkeretaapian di berbagai negara yang menggunakan sistem persinyalan ini. Salah satunya dikarenakan sistem yang serba otomatis membuat banyak komponen yang perlu dilakukan perawatan agar tidak terjadi Failure. Untuk itu diperlukan sebuah penilaian pada Failure tersebut sehingga dapat diketahui tingkat keparahan. Berfokus pada perangkat On-Board CBTC metode Reliability Centered Maintenance (RCM) digunakan sebagai upaya untuk mengetahui tingkat keparahan pada Failure yang terjadi dan kebutuhan perawatan perangkat On-Board CBTC. Motode FMEA dan FTA juga menjadi bagian dalam metode RCM untuk dapat melakukan penilaian. Diperoleh bahwa Remote Input Output (RIO) menjadi peralatan yang sering mengalami gangguan, dalam keadaan parah menyebabkan Emergency brake dan mengancam keselamatan penumpang. Diketahui bahwa laporan petugas lapangan sering kali kurang jelas dan ada perbedaan arahan dari OC berdampak pada penanganan tidak maksimal. Lebih lanjut sebagai tujuan dari penelitian ini selain pada kebutuhan perawatan perlu dibuat juga pedoman dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP) penanganan Failure ketika terjadi di lapangan saat jam operasional. SOP yang ada akan diturunkan menjadi Instruksi Kerja (IK) untuk dapat menyamakan persepsi pada setiap tim dalam bekerja.

Communications-based train control (CBTC) is a type of modern signalling based on two-way communication using radio waves between Wayside devices and On-Board devices. There are not many railway systems in various countries that use this signaling system. One of them is because the fully automated system makes many components that need to be maintained so that Failure does not occur. For this reason, an assessment of the Failure is needed so that the severity can be known. Focusing on On-Board CBTC devices, the Reliability Centered Maintenance (RCM) method is used as an effort to determine the severity of Failures that occur and the maintenance needs of CBTC On-Board devices. FMEA and FTA methods are also part of the RCM method for conducting assessments. It was found that Remote Input Output (RIO) became equipment that often experienced interference, in severe circumstances causing Emergency brakes and threatening passenger safety. It is known that field officer reports are often unclear and there are different directions from the OC resulting in not optimal handling. Furthermore, as the purpose of this study, in addition to maintenance needs, it is also necessary to make guidelines in the form of Standard Operating Procedures (SOP) for handling Failure when it occurs in the field during operational hours. The existing SOP will be reduced to Work Instructions (IK) to be able to equalize perceptions in each team at work."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Atika Putri
"Saat ini tren penggunaan kosmetik di Indonesia tidak untuk wanita saja, namun telah berinovasi pada produk kosmetik bagi pria maupun anak-anak. Hingga tahun 2019, pemerintah Indonesia mencatat terdapat sebanyak 797 perusahaan kosmetik dalam negeri baik dari skala kecil, menengah maupun besar dimana angka tersebut meningkat dari jumlah pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 760 perusahaan. Kinerja industri kosmetik juga mengalami pertumbuhan sebesar 5.59% pada tahun 2020 dan berhasil menyumbang devisa negara dengan nilai ekspor mencapai USD 317 juta atau mengalami kenaikan sebesar 15.2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Aliran rantai pasok dalam akivitas bisnis tentunya merupakan hal yang rumit untuk dibicarakan karena aktivitas, koneksi dan keterkaitan antar elemen dari hulu ke hilir penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model risiko rantai pasok pada industri kosmetik di Indonesia, sehingga pengelolaan risiko dan ketidakpastian dalam jaringan rantai pasok dapat dieksplor lebih lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan mitigasi risiko yang tepat. Terdapat 3 metode yang digunakan pada penelitian ini, pertama adalah literature review untuk mengumpulkan indikator risiko rantai pasok di industri kosmetik dari penelitian sebelumnya, kedua adalah metode CVI untuk melakukan validasi dari indikator yang telah diperoleh dari hasil literature review serta terakhir adalah DEMATEL berbasis ANP untuk mengetahui bobot dan pengaruh antar dimensi. 20 indikator dalam 6 dimensi telah berhasil tervalidasi dari 36 indikator oleh 5 expert di bidang industri kosmetik dengan rata-rata nilai I-CVI sebesar 0,91. Dimensi pada risiko rantai pasok di industri kosmetik yang paling kuat pengaruhnya adalah dimensi pasokan dan logistik, sementara dimensi keuangan dinilai sebagai dimensi yang paling mudah terpengaruh.

The trend of using cosmetic products in Indonesia is not only exclusively for women but also has expanded for men and children. Until 2019, the Indonesian government recorded 797 domestic cosmetic companies from small, medium, and large scale, which increased compared to 760 companies in the previous year. The cosmetics industry's performance also grew by 5.59% in 2020 and contributed to foreign exchange for export with USD 317 million, increasing 15.2% compared to the previous year. Supply chain flow in business activities is undoubtedly a complicated issue to discuss because the activities, connections, and interrelationships between elements from upstream to downstream are full of risks and uncertainties. This study aims to conceptualize a supply chain risk model in the Indonesian cosmetics industry to ensure the development of appropriate risk mitigation strategy. This research used qualitative data in a questionnaire assessment by experts, processed using a Content Validity Index (CVI) approach. This research used 3 methods, literature review for collecting supply chain risk indicators, CVI method for validating the indicators collected from literature review, and DEMATEL based ANP for find the weight and relation between each indicator and dimension. A total of 20 indicators in 6 dimensions have been successfully validated from 36 indicators by five experts in the cosmetics industry with an average I-CVI value of 0.91. The highest influence dimension in supply chain risk in cosmetic industry is the supply and logistic indicator, meanwhile the finance dimension is rated as the most easily affected dimension."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Prameswari
"Penelitian ini membahas mengenai manajemen persediaan material MRO pada salah satu industri minyak dan gas di Indonesia. Permasalahan terkait persediaan yang terjadi pada perusahaan tersebut adalah tidak tercapainya target stock out level sebesar 0,50% di mana dapat berakibat pada menurunnya service level serta mengganggu jadwal kegiatan produksi akibat kekurangan material MRO.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sistem manajemen persediaan material MRO yang optimal untuk meminimalisasi stock out serta mendapatkan peningkatan service level dan penurunan total biaya persediaan yang dihasilkan.
Penelitian ini mencakup tiga tahapan besar, yaitu klasifikasi material, peramalan konsumsi material, dan pengendalian persediaan material MRO dengan model pendekatan pengendalian probabilistik. Model pengendalian probabilistik terdiri atas continuous review system dan periodic review system di mana penentuannya akan berdasar pada hasil analisis terhadap kategori material dan pola data historis konsumsinya.
Penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis perbandingan pencapaian service level serta total biaya persediaan aktual dan hasil penelitian dengan pendekatan Time Phased Order Point (TPOP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencapaian service level dapat ditingkatkan sebesar 69,03% dan dimaksimalkan pada setiap periode serta penurunan total biaya persediaan sebesar 46,23% juga dapat diperoleh.

This research discusses about the inventory management of MRO materials in one of oil and gas company in Indonesia. Inventory-related issue occuring in the company is yet to achieve their stock out level target of 0,50% which may result in a service level reduction and production schedule disruption due to lack of MRO materials.
This research aims to obtain an optimal inventory management system of MRO materials that minimizes stock out and derive an improved service level as well as a reduction in the total inventory cost.
This research includes three major phases which are materials classification, materials consumption forecasting, and materials inventory control with probabilistic model approach. Probabilistic model consists of continuous review system and periodic review system that the decision will strongly be based on the analysis of materials categorization and consumption pattern.
This research also comes with a comparative analysis of service level and total inventory cost derived between actual and research with Time Phased Order Point (TPOP) approach. The results show that service level can be increased by 69,03% and maximized at each period, while a decrease in total inventory cost amounted to 46,23% also can be obtained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>