Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denta Prayudana Adji
"Klub Motor X merupakan salah satu klub motor yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia, namun untuk penelitian kali ini hanya dibatasi wilayah Jabodetabek saja. Klub motor ini memiliki agenda rutin yaitu melakukan turing. Dalam perjalanan turing tersebut, ditemukan berbagai risiko yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan. Meski tidak tercatat secara detail, diketahui telah ada kasus kecelakaan bahkan sampai memakan jiwa selama yang terjadi selama perjalanan turing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dengan menggunakan metode Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Kemudian permasalahan terkait gegagalan dari sistem pertahanan HFACS yang banyak ditemukan adalah adverse physiological states, adverse mental states, personal readiness, routine violations, dan perceptual errors. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan pada tingkat individu untuk kegagalan aktif dan tingkat organisasi untuk kegagalan laten guna mengurangi atau bahkan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang telah teridentifikasi sehingga akan memperkuat ketahanan sistem terhadap terjadinya risiko kecelakaan.
Motorcycle Club X is a motorcycle club whose members are scattered throughout Indonesia, but for the present study is limited only Greater Jakarta area alone. The motorcycle club has a regular agenda is to do touring. In the course of touring, found a variety of risks that could lead to accidents. Although not recorded in detail, is known to have no accidents even to eat the souls during that occurred during the trip turing. This study was conducted to describe any risks that can cause accidents by using Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Then the problems related gegagalan of HFACS defense system that are found are adverse physiological states, adverse mental states, personal readiness, routine violations, and perceptual errors. The analysis of research suggests corrective actions at the individual level for the failure of active and latent level of the organization for failure to reduce or even eliminate the errors that have been identified that will strengthen the resilience of the system against the risk of accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovvyasa Wayka Putri
"Tesis ini mengkaji kecelakaan kerja di PT XYZ tahun 2015 dengan menggunakan framework Human Factors And Classification System (HFACS). Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan desain studi deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini adalah lapisan dari HFACS yang paling banyak kelemahannya adalah unsafe act sebanyak 11 dari total 11 kecelakaan yang diteliti dengan elemen decision error menjadi faktor yang paling lemah, lalu disusul dengan precondition of unsafe act sebanyak 10 dengan elemen conditions of operator menjadi faktor yang paling banyak berkontribusi terhadap kecelakaan, lalu disusul dengan unsafe supervision sebanyak 7 dengan elemen inadequate leadership menjadi faktor yang paling banyak berkontribusi terhadap kecelakaan, dan yang terakhir organizational influences sebanyak 5 dengan elemen organizational climate dan resource management menjadi faktor yang paling banyak berkontribusi terhadap kecelakaan. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan di tiap tingkatan HFACS baik pada perbaikan kegagalan aktif maupun laten dengan penekanan pada perbaikan di lapisan unsafe act.

This thesis assess the accident in PT XYZ 2015 by using Human Factors And Classification System (HFACS) framework. This research is a semi-quantitative with design study analytical descriptive. Results from this study are a layer of HFACS most weakness is unsafe act at 11 from total 11 accidents with the elements of decision error becomes a factor of the number one weakness, then followed with a precondition of unsafe act at 10 with the elements of conditions of service to be the factors that most contribute to accidents, followed by unsafe supervision at 7 with inadequate leadership element is the factor that most contributed to the accident, and the latter as much as 5 of organizational influences with elements of organizational climate and resource management is the factor that most contributed to the accident. The analysis of research suggests corrective actions at each level of HFACS, not only for active failures but also latent failures with reinforcing corrective action at the unsafe act layer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaria Penny
"Tinginya angka prevalensi perilaku tidak aman berisiko menimbulkan sebuah kecelakaan ataupun insiden yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian secara finansial bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman pada pekerja Preparation dan Assembling di PT X Tahun 2016. Faktor yang di teliti merupakan faktor personal (Pengetahuan, Masa Kerja, dan Tingkat Pendidikan) dan daktor pekerjaan (Ketersediaan Informasi K3 dan Pengawasan). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 77,92% pekerja mempunyai perilaku tidak aman, dengan 61,7% diantaranya mempunyai risiko rendah dan 38,3% lainnya berisiko tinggi. Selain itu juga terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, tingkat penddikan, dan ketersediaan informasi terhadap perilaku tidak aman pekerja preparation dan assembling dimana tingkat pendidikan merupakan faktor paling dominan terhadap perilaku tidak aman setelah dikontrol dengan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan perbaikan terhadap perilaku pekerja.

The high number of unsafe act prevalence could yield incidents which cause lose financially to company. The aim of this study is to analyse factors that correlated to unsafe act of workers in preparation and assembling department. This research was conducted in PT X on April to July 2016. These factors divided into two categories, personal factors (knowledge, work experience, and education level) and job factors (OHS Information and Supervision). The result shows that 72,92% of workers have performed unsafe act in which 61,7% of it is high risk and 38,3% low risk. Moreover, there are siginificant correlations between education level, knowledge, and availibity of OHS information with unsafe act whereas education level predominantly contributes to unsafe act after has been controlled with other factors. Therefore, company should commit several attempts to reduce unsafe act on its workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogar Baskoro
"Penelitian mengenai analisis penilaian risiko kesehatan kerja di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2015 dilakukan karena ditemukan beberapa pekerja terkena penyakit DHF. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran risiko kesehatan kerja pada seluruh pekerja di FKM. Penelitian ini menggunakan metode analisis semi kuantitatif yang mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dan tabel risiko Fine. Besaran risiko didapatkan dari perkalian tiga aspek yaitu consequence, exposure, dan probability.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada basic risk terdapat 7 aktivitas yang termasuk dalam level very high. Pada existing risk, masih terdapat 5 aktivitas dengan risiko very high. Dalam penelitian ini juga diberikan predictive risk dengan rekomendasi pengendalian, sehingga risiko-risiko yang ada dapat diturunkan sampai pada level acceptable.

The research about analysis occupational health risk assessment at Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, in 2015 is conducted on account of DHF illnes which was caused by mosquitoes and found in several staffs. This research aims to understand and recognize the risk value of occupational health of the whole workers at the faculty. This research applies semi-quantitative analysis method which refers to AS/NZS 4360:2004 standard and Fine risk table. The risk value is generated by multiplying three elements which consists of consequence, exposure, and probability.
The result shows there are 7 activities in basic risk as well as 5 activities in existing risk categorised as very high level. The outcome also suggests predictive risk with recommendation for prevention to minimise the risks up to acceptable level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Jainer
"Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamata n Kerja dan Lingkungan, atau yang lebih dikenal dengan SMK3L, mutlak dimiliki oleh semua perusahaan dengan jumlah karyawan minimal seratus orang dan atau dengan tingkat resiko tinggi. Di Indonesia, hal ini diatur dalam Undang -Undang No 1 Tahun 1970 yang de tailnya ada di Peraturan Menteri Tenaga Kerja N0 5 Tahun 1996. Selain diatur oleh undang-undang, mayoritas perusahaan minyak dan gas bumi asing yang beroperasi di Indonesia juga mempunyai persyaratan SMK3L bagi perusahaan-perusahaan yang hendak menjadi rekanan, baik barang maupun jasa. Sebagai perusahaan yang mempunyai mayoritas pelanggan adalah perusahaan minyak dan gas bumi, PT. "X" dituntut untuk memiliki SMK3L yang memenuhi persyaratan undang-undang dan pelanggan. Pengembangan SMK3L di PT. "X" di lakukan dengan cara melakukan tinjauan resiko untuk mencari kontrol resiko apa saja yang dibutuhkan PT. "X", yang dapat berupa prosedur, alat pelindung diri (APD), pelatihan, tanda -tanda peringatan dan lainnya, lalu dianalisis dengan cara membandingkan ter hadap persyaratan undang-undang dan pelanggan. Dalam hal ini, persyaratan pelanggan yang akan digunakan sebagai acuan adalah persyaratan SMK3L PT. "Y" yang terdapat dalam CoRMaP (Contractor Risk Management Program) . SMK3L yang baik (dan memenuhi persya ratan), akan memberikan rasa aman pegawai dalam bekerja dan juga memberikan dampak positif dalam mutu perusahaan secara menyeluruh.

Health, Safety and Environmental Management System, knows as HSE MS, is a mandatory system to have for a company with medium to high risk act ivities and or employees more then one hundred person. In Indonesia, it is regulated under the Act No 1 of 1970 On Safety, and described in the Regulation of Ministry of Workmanship No 5 of 1996 of Health and Safety Management System. Along with the state regulation, most of the foreign oil and gas company that operates in Indonesia, has their own requirement of safety management system for their vendors, goods or services supplier. PT. "X" serves most of oil and gas companies in Indonesia, need to have a safety management system in order to fulfill the law regulation and also doing their bussiness, which comply to both regulations. The developent of safety management system for PT. "X" is done by doing a risk assessment in order to find all of the risk control required in form of procedures, Personal Protective Equipment (PPE), trainings, and so on, then analyzed by comparing the fact findings to the requirement by the law and customer requirement. Customer requirement to be used as refference, will ref er to PT. "Y" requirement stated in CoRMaP (Contractor Risk Management Program). A good safety management system will provide a safe and secure working environment, and would produce a positive impact to company quality overall."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S36226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Elyana Amalia
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26580
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Kurniawan Anggoro
"Industri tambang merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dimana menempati urutan jumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain PT S merupakan kontraktor tambang permukaan yang telah menerapkan Sistem Manajemen Integrasi namun hasil observasi menunjukkan banyaknya pelanggaran dan ketidakpedulian terhadap permasalahan keselamatan dankesehatan kerja Perlu dilakukan kajian persepsi risiko pada pekerja sektor tambang permukaan sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan pendekatan psikometri Desain penelitian crosssectional menggunakan kuesioner analisis data menggunakan univariat danbivariat
Hasil penelitian menunjukkan gambaran persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada kategori seimbang antara persepsi risiko baik dan persepsi risiko buruk Persepsi risiko baik terdapat pada dimensi kesegeraan dampak keparahan konsekuensi dan pengendalian risiko Sedangkan persepsi burukterdapat pada dimensi kesukarelaan terhadap risiko pemahaman risiko berdasarkan pengalaman potensi dampak reaksi yang ditimbulkan pengetahuan terhadap risiko dan kebaruan risiko Disarankan bagi PT S untuk melakukan upaya promotif melalui pelatihan yang terencana memaksimalkan forum safety talk dan toolbox meeeting meningkatkan pengawasan kerja melalui inspeksi pembuatan rencana kerja yang sistematis dan terperinci serta menerapkan sistem hadiah dan hukuman.

The mining industry is one of the industries that have high hazard potential foraccidents It ranks the highest number of accidents compared to other sectors PT S is a Surface Mining contractors who has implemented Management System Integration but the results of the observation showed many violations and disregard for occupational health and safety issues Necessary to study the perception of risk in surface mining sector workers as efforts to control the risk of work accidents The purpose of this study was to describe the perception of safety and health risks using psychometric paradigm Cross sectional study design questionnaire data analysis using univariate and bivariate.
The results showed the risk perception picture of health and safety in the category of a good balance between good risk perception and bad risk perception Good risk perception dimensions contained in Immediacy of Effect Severity of Consequences and Controllability Over Risk While there is a bad perception of the dimension of Voluntariness of Risk Known to expose of risk Chronic Chatastropic Common Dread Known to science and Newness of Risk Recommendation for PT S to conduct promotive through well planned training to maximize the safety talk and toolbox meeting enhance supervision through inspection work work plan and detailed systematic and implement a system of reward and punishment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Winda Kusuma Ningrum
"PT. X merupakan perusahaan skala nasional yang sudah memiliki standar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai Permenaker No.05 tahun 1996/SMK3, namun K3 perusahaan belum efektif mencegah terjadinya kecelakaan. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan bermaksud untuk meningkatkan K3 menjadi budaya di perusahaan.
Penelitian ini bermaksud untuk mengukur sejauh mana tingkat kematangan budaya K3 di PT. X. Peneliti menggunakan dasar teori Dominic Cooper untuk menggambarkan budaya K3 di perusahaan melalui sudut pandang organisasi, person dan job kemudian mengukur tingkat kematangannya dengan didasarkan pada teori Hudson (2007) yang membagi tingkat kematangan budaya K3 kedalam 5 tingkatan yaitu: patologik, reaktif, kalkulatif, proaktif dan generatif.
Penelitian ini menggunakan metodologi analisis univariat untuk menggambarkan budaya K3 secara umum dan menurut pandangan kelompok pekerja yang dibagi menurut jenjang jabatan, status pegawai dan masa kerja. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk mengukur hubungan antara 3 dimensi pembentuk budaya yaitu: organisasi, person dan job.
Dari hasil analisis univariat didapatkan gambaran orientasi budaya K3 di PT.X diprioritaskan pada upaya untuk menekan angka kecelakaan. Perusahan masih mengabaikan komunikasi dan upaya untuk mengembangkan program K3, hal ini di perkuat lagi melalui hasil analisis multivariat yaitu bahwa organisasi sangat dominan pada hubungan interelasi antara dimensi organisasi, person dan job sehingga hubungan timbal balik antara ketiganya tidak berjalan, sehingga peneliti merekomendasikan untuk membangun komunikasi dua arah baik vertikal maupun horizontal dan meningkatkan upaya pengembangan program K3.

PT. X is a national company wich already has standard safety and health management in accordance Permenaker No.05 1996/SMK3 year, but the Occupational Health and Safety (OHS) companies have not effectively prevent accidents. In connection with this, the company intends to increase the K3 into corporate culture.
This research aims to measure the extent to which the level of cultural maturity OHS in PT. X. Researchers used a Cooper Dominic theoretical basis for describing OHS corporate culture in through the organizational, person and job perspective then measure of the level of maturity is based on the theory of Hudson (2007) which divides the level of cultural maturity OHS into 5 levels, namely: pathological, reactive, calculative, proactive and generative.
This study using univariate analysis methodology to describe the culture in general OHS and the prespective view of a group of workers who were divided according to level of the position, employment status and work period. Then performed multivariate logistic regression analysis to measure the relationship between the 3 dimensional of culture shapers are: organization, person and job.
From the results of the univariate analysis found that picture in the OHS program orientation culture PT.X priority on efforts to reduce the number of accidents. Companies still ignore the communication and efforts to developing OHS program, It strengthened again by the results of multivariate analysis is that the organization strongly influence person and job meaning that the interrelationships between the three cultures forming OHS not running, so the researchers recommend to establish two-way communication both vertically and horizontally and increase the OHS program development efforts through.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridl Wicaksono
"Kecelakaan rumah tangga adalah kecelakaan yang terjadi di rumah tangga atau lingkungan rumah tangga pada radius sekitar 500 meter dari rumah korban. Penelitian yang dilakukan pada Perumahan Depok Mulya I Depok, Jawa Barat, tahun 2014, menunjukkan bahwa pada sektor rumah tangga masih terdapat berbagai risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Melalui teori yang ada diperoleh bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuannya. Dari penelitian didapatkan berbagai variasi pengetahuan masyarakat terkait keselamatan dan kesehatan kerja di rumah tangga. Variasi pengetahuan masyarakat ini dikarenakan paparan sumber informasi yang berbeda-beda. Hal ini pula lah yang menyebabkan timbulnya berbagai variasi terkait pemahaman Masyarakat Depok Mulya I, Depok, Jawa Barat, tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkatan pengetahuan Masyarakat Perumahan Depok Mulya I, Depok, Jawa Barat, terhadap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah tangga. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional (potong lintang) dengan pendekatan deskriptif analitik. Tahapan penelitian ini dimulai dengan menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, melakukan proses pengambilan data dengan instrumen berupa kuisioner, hingga proses analisa data dengan menggunakan piranti lunak SPSS 13.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 48% responden memiliki pengetahuan yang baik, dan 52% masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang mengenai aspek K3 di rumah tangga. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan (p=0,035) dan pekerjaan seseorang (p=0,048) dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai aspek K3 di rumah tangga.

Home accidents is accident which occur in home or its environment with 500 meters radius from victim’s home. This research, which is located in Depok Mulya I Residence, Depok, West Java, 2014, show that the risks of occupational health and safety at home are still high. Obtained through existing theory that a person’s behavior is influence by knowledge. Data from research show that there are still a lot of variations in society’s knowledge level about occupational health and safety at home. Those variations come from different sources of informations which occur around society in Depok Mulya I Residence. This research’s main objective is to find out how is the society’s knowledge level about occupational health and safety at home in Depok Mulya I Residence, Depok, West Java, 2014. The design of study that used in this research is cross sectional, with descriptive-analytic approach. The stages for this research starts from determine the samples, pick up the data by using questionnaire as an instrument, until analyze the data by using SPSS 13.0 for Windows software. The results of this research showed that 48% of respondents have good knowledge, and the others 52% of respondents have less knowledge about HSE aspects in households. There is a significant relationship between education level and citizens job with level of knowledge about HSE aspects in households.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwy Izati Ramadani
"Unit Vaksinasi Covid-19 pada Rumah Sakit X bertujuan untuk menurunkan risiko angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19; mencapai herd immunity (kekebalan kelompok); melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh; menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi. Pada unit tersebut, tenaga kesehatan terpajan oleh berbagai bahaya. Skripsi ini menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Unit Vaksinasi Covid-19 Rumah Sakit X Tahun 2021. Penelitian ini bersifat semi-kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, menggunakan pendekatan observasional. Identifikasi bahaya menggunakan Job Safety Analysis (JSA) dan analisis risiko menggunakan standar semikuantitatif William.T Fine, pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan observasi langsung dan wawancara kepada tenaga kesehatan terkait. Penilaian risiko dilakukan dengan menghitung risiko residual dan risiko prediktif sehingga diketahui tingkat risiko pada setiap penilaian tersebut dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah ada selanjutnya diberikan rekomendasi pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 59 tugas yang memiliki 146 risiko dari bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial, dan keselamatan. Didapatkan nilai existing risk dengan didapatkan,1 risiko dikategorikan very high, 25 risiko dikategorikan priority 1, 38 risiko dikategorikan substantial, 73 risiko dikategorikan priority 3, 9 risiko dikategorikan acceptable. Hasil juga menunjukkan perlu adanya pengendalian dengan segera yaitu bahaya biologi pada petugas skrining awal dan verifikasi data karena memiliki tingkat risiko very high.

Hospital X Covid-19 Vaccination Unit functions to reduce the risk of morbidity and mortality due to Covid-19; achieve herd immunity (herd immunity); protect and strengthen the health system as a whole; maintain productivity and minimize social and economic impacts. In these units, health workers are exposed to various hazards. This thesis assesses occupational safety and health risks in the Covid-19 Vaccination Unit of Hospital X in 2021. This study is semi-quantitative with a descriptive research design, using an observational approach. Hazard identification uses Job Safety Analysis (JSA) and risk analysis uses William.T Fine semi-quantitative standards, data collection is carried out by direct observation and interviews with related health workers. The risk assessment is carried out by calculating residual risk and predictive risk so that the level of risk in each assessment is known by considering existing controls and then given control recommendations. The results showed that there were 59 tasks that had 146 risks from physical, chemical, biological, ergonomic, psychosocial, and safety hazards. The value of existing risk is obtained, 1 risk is categorized as very high, 25 risks are categorized as priority 1, 38 risks are categorized as substantial, 73 risks are categorized as priority 3, 9 risks are categorized as acceptable. The results also indicate the need for immediate control, namely biological hazards in early screening officers and data verification because they have a very high risk level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>