Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Lenggogini
"[sABSTRAK
Media massa seringkali menampilkan tubuh langsing sebagai standar tubuh ideal bagi perempuan. Tubuh gemuk dikaitkan dengan masalah kesehatan sehingga perempuan gemuk seperti diharuskan untuk menurunkan berat badannya Penelitian ini berusaha mencari tahu bagaimana usaha perempuan gemuk pelaku hidup sehat dalam mencapai harapan masyarakat untuk memiliki tubuh ideal dan bagaimana hegemoni tersebut dipertukarkan melalui interaksi antara keluarga, masyarakat, dan diri perempuan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa hasil interaksi antara keluarga, teman, dan masyarakat yang memberi respons negatif terhadap tubuh gemuk perempuan membuat mereka merasa butuh untuk menurunkan berat badannya. Hegemoni muncul karena pencapaian citra tubuh sehat yang dilakukan tidak cukup. Hal ini karena perempuan menganggap butuh untuk memiliki citra tubuh ideal agar diterima oleh lingkungan sosial sekitarnya.Media massa seringkali menampilkan tubuh langsing sebagai standar tubuh ideal bagi perempuan. Tubuh gemuk dikaitkan dengan masalah kesehatan sehingga perempuan gemuk seperti diharuskan untuk menurunkan berat badannya Penelitian ini berusaha mencari tahu bagaimana usaha perempuan gemuk pelaku hidup sehat dalam mencapai harapan masyarakat untuk memiliki tubuh ideal dan bagaimana hegemoni tersebut dipertukarkan melalui interaksi antara keluarga, masyarakat, dan diri perempuan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa hasil interaksi antara keluarga, teman, dan masyarakat yang memberi respons negatif terhadap tubuh gemuk perempuan membuat mereka merasa butuh untuk menurunkan berat badannya. Hegemoni muncul karena pencapaian citra tubuh sehat yang dilakukan tidak cukup. Hal ini karena perempuan menganggap butuh untuk memiliki citra tubuh ideal agar diterima oleh lingkungan sosial sekitarnya.
ABSTRACT
Mass media often featured slim body as body ideal standard for women. Fat body is associated with health problems so obese women required to lose their weight. This study analyzed how healthy-living obese women?s attempt in order to achieve society?s expectations to have the ideal body. This study also analyzed how hegemony is exchanged through interaction within family, society, and the women herself. The results show the result of interaction that exchanged between family, friends and society who gave negative responses to the obese women?s bodies make them feel the need to lose weight. Hegemony plays the role because the accomplishment of having healthy body is not enough for them. This is because obese women think that they need to have an ideal body in order to be accepted by their particular others and society.
, Mass media often featured slim body as body ideal standard for women. Fat body is associated with health problems so obese women required to lose their weight. This study analyzed how healthy-living obese women’s attempt in order to achieve society’s expectations to have the ideal body. This study also analyzed how hegemony is exchanged through interaction within family, society, and the women herself. The results show the result of interaction that exchanged between family, friends and society who gave negative responses to the obese women’s bodies make them feel the need to lose weight. Hegemony plays the role because the accomplishment of having healthy body is not enough for them. This is because obese women think that they need to have an ideal body in order to be accepted by their particular others and society.
]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Halimatusyadiah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana Nilai-Nilai Yang Dimiliki Motivator (Studi
Interaksionisme Simbolik Pada Motivator KB Pria Pelaku Vasektomi di Sumatera
Utara). Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus dan
paradigma interpretitive. Kasus dalam penelitian dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan konsep interaksionime simbolik dari George Herbert Mead.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam kepada
dua informan (pria) yang dipilih melalui rancangan sampling purposif sesuai
dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa ada berbagai
nilai-nilai yang dimiliki dan disampaikan motivator KB pria terhadap calon
akseptor KB, salah satunya adalah saat seorang pria (ayah) mengambil peran
dalam ber KB dan memutuskan untuk melakukan vasektomi. Peneliti juga
menemukan bahwa nilai tanggung jawab orangtua terhadap anak tercermin saat
ayah berperan dalam Keluarga Berencana dengan cara melakukan vasektomi

ABSTRACT
This research discusses about the Values Owned Motivator (Interactionism
Symbolic Studies toward Vasectomy Motivators and also Performers in North
Sumatera). Case study and interpretative paradigm are qualitative method
approach used to complete this research. George Herbert Mead concept about
symbolic interactionism was used to analyze the research data descriptively. Data
collection performed through observation, in-depth interviews with two male
informants, which selected in accordance with the objective of the research
through the purposive sampling design, furthermore the research found a range of
values that are owned and delivered by vasectomy motivator to the prospective
acceptors, one of which is when a man ( father ) take part in family planning and
decided to do a vasectomy. Researchers also found that the value of parental
responsibilities towards children reflected when the father role in family planning
by performing vasectomy"
2016
T46439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thasya Adillah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten pacaran dalam aplikasi TikTok sebagai wujud dari fenomena Public Display of Affection (PDA) di dunia digital. Penelitian ini berangkat dari keterbatasan studi-studi sebelumnya mengenai PDA yang lebih banyak dianalisis dalam perspektif komunikasi dan psikologi, serta melihat PDA hanya dalam konten media sosial secara umum sebagai wujud eksistensi diri akan status hubungan. PDA menggambarkan fenomena baru yang disebut sebagai intimasi digital, dimana dewasa ini intimasi difasilitasi dan dimobilisasi melalui teknologi. Secara sosiologis berdasarkan teori interaksionisme simbolik, budaya dan kewajaran tersebut dihasilkan melalui interaksi sosial, dimana dalam prosesnya individu saling bertukar simbol dan makna dalam interaksi yang terjalin. Aktor yang terlibat dalam proses ini tidak hanya terbatas pada individu di dalam hubungan saja, melainkan juga melibatkan pengguna lain sebagai audiens, serta lingkungan terdekat seperti teman dan keluarga. Peneliti menemukan bahwa feedback dari pengguna lain menjadi indikator atau simbol utama dari keberhasilan individu dalam menggambarkan hubungannya. Peneliti juga menemukan bahwa feedback yang diperoleh dari konten tersebut dapat dimonetisasi melalui kegiatan endorsement, sehingga PDA yang dilakukan tidak hanya terbatas pada keintiman dan relationship. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan observasi dan wawancara mendalam bersama beberapa informan yang memproduksi konten PDA di aplikasi TikTok.

This research aims to analyze dating content on the TikTok application as a manifestation of the phenomenon of Public Display of Affection (PDA) in the digital world. The study departs from the limitations of previous studies on PDA, which were mostly analyzed from communication and psychology perspectives, and considers PDA only in the context of social media content in general as a manifestation of self-existence in relationship status. PDA illustrates a new phenomenon referred to as digital intimacy, where intimacy is currently facilitated and mobilized through technology. Sociologically, based on symbolic interactionism theory, this culture and rationality are generated through social interaction, wherein individuals exchange symbols and meanings in the process of interaction. The actors involved in this process are not limited to individuals in the relationship alone but also include other users as the audience and the immediate environment such as friends and family. The researcher found that feedback from other users serves as the primary indicator or symbol of an individual's success in portraying their relationship. The researcher also found that feedback obtained from such content can be monetized through endorsement activities, expanding the scope of PDA beyond mere intimacy and relationship. This study was conducted using a qualitative case study method with observations and in-depth interviews with several informants who produce PDA content on the TikTok application."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Apriyani
"Menopause baik secara alami maupun tidak, menimbulkan gejala yang dapat mempengaruhi kesehatan, kehidupan seksual, dan berdampak pada kualitas hidup. Bahkan, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan terutama Cardiovascular Disease dan osteoporosis jika tidak dikelola dengan baik melalui perilaku hidup sehat dan meningkatkan sexual self-efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perilaku hidup sehat dan sexual self-efficacy perempuan menopause. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif pada 110 orang responden berusia 45 hingga 65 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan dipilih menggunakan metode single cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Health Behaviors Scale-16 (HBS-16) dan Sexual Selfefficacy for Female Functioning (SSES-F). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar memiliki perilaku hidup sehat yang baik dan sexual self-efficacy yang rendah. Perempuan menopause harus memiliki kesadaran akan pentingnya menerapkan perilaku hidup sehat yang baik dan meningkatkan sexual self-efficacy. Dengan meningkatkan kesadaran, menerapkan perilaku hidup sehat serta meningkatkan keyakinan diri seksual, akan berdampak pada kualitas hidup.

Menopause, whether natural or not, causes symptoms that can affect health, sexual life, and impact quality of life. It can increase the risk of health problems, especially cardiovascular disease and osteoporosis if not managed properly through healthy living behaviors and enhance sexual self-efficacy. This study aims to identify the description of healthy living behaviors and sexual self-efficacy of menopausal women. The research method used was descriptive quantitative on 110 respondents aged 45 to 65 who met the inclusion criteria and were selected using the single cluster random sampling method. Data collection used the Health Behaviors Scale16 (HBS-16) and Sexual Self-efficacy for Female Functioning (SSES-F) questionnaires. The results showed that most had good health behaviors and low sexual self-efficacy. Menopausal women must be aware of the importance of implementing good healthy living behaviors and improving sexual self-efficacy. Raising awareness, implementing healthy living behaviors, and improving sexual self-efficacy will have an impact on quality of life. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blumer, Herbert
London: University of California Press, 1998
302 BLU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Prathama Gilang Wagiono Putera
"Saat ini Indonesia mengalami perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM) salah satunya penyakit kanker yang berdampak membengkaknya biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah, serta menurunnya produktivitas masyarakat dan daya saing negara, sehingga akan berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sehingga diperlukan perubahan perilaku dan perbaikan lingkungan yang sistematis dan terencana agar tujuan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dapat tercapai sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang pedoman pelaksanannnya diatur dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017, dan Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 161 Tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dan implementasi peraturan perundang-undangan tersebut. Analisis efektivitas perundang-undangan tentang GERMAS dilaksanakan dengan metode yuridis normative, sedangan desain cross sectional digunakan untuk menilai implementasi pelaksanaan GERMAS. Sebanyak 102 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dianalisis melalui kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peraturan perundang-undangan GERMAS adalah valid namun tidak efektif menurut Teori Hans Kalsen. Sedangkan hasil analisis implementasi perundang-undangan GERMAS di DKI Jakarta masih belum berjalan dengan baik.

Currently, Indonesia is experiencing a change in disease patterns from communicable diseases to non-communicable diseases (NCDs), one of which is cancer, which has an impact on increasing health service costs borne by the community and the government, as well as decreasing community productivity and the country's competitiveness, which will have an impact on socio-economic conditions. public. So systematic and planned behavioral changes and environmental improvements are needed so that the goals of the Healthy Living Community Movement (GERMAS) can be achieved in accordance with the Instruction of the President of the Republic of Indonesia Number 1 of 2017 concerning the Healthy Living Community Movement, the implementation guidelines of which are regulated in the Regulation of the Minister of National Development Planning/Head of Division National Development Planning of the Republic of Indonesia Number 11 of 2017, and Regulation of the Governor of the Special Capital Region of Jakarta Number 161 of 2019. The aim of this research is to analyze the effectiveness and implementation of these laws and regulations. Analysis of the effectiveness of legislation regarding GERMAS was carried out using normative juridical methods, while a cross sectional design was used to assess the implementation of GERMAS. A total of 102 respondents who met the inclusion and exclusion criteria were analyzed through a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The results of this research show that GERMAS legislation is valid but not effective according to Hans Kalsen's theory. Meanwhile, the results of the analysis of the implementation of GERMAS legislation in DKI Jakarta are still not going well."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Maria Yulianti Bara Bai
"Pemerintah telah berupaya mencegah dan mengurangi angka kejadian penyakit dengan Inpres No.1 Tahun 2017 tentang GERMAS. GERMAS adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan GERMAS di Puskesmas Kota Depok tahun 2019. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan data dikumpulkan dari 30 Puskesmas di Kota Depok. Analisis data statistik univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan chi-square dan analisis multivariat dengan korelasi logistik Hasil penelitian menunjukkan 83,3% Puskesmas melaksanakan sosialisasi GERMAS dan edukasi sehat, 100% Puskesmas melakukan penyuluhan ASI ekslusif, 83.3 % Puskesmas melakukan kegiatan deteksi dini penyakit, IVA dan Ca mammae dan 80% Puskesmas melakukan kegiatan sosialisasi gemar aktivitas fisik. Ketersediaan sumber daya manusia, dana, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan GERMAS di Puskesmas Kota depok memadai, namun belum adanya petunjuk pelaksana/SK dari Dinas Kesehatan maupun SK Kepala Puskesmas untuk pelaksanaan GERMAS di Puskesmas. Saat ini petunjuk pelaksana yang dipakai sebagai pedoman kegiatan GERMAS masih mengikuti Perwal yang ada. Perencanaan dan pengorganisasiannya belum mempunyai roadmap pelaksanaan GERMAS di Puskesmas dan 70 % Puskesmas pengawasannya baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara sarana dan prasarana terhadap kegiatan GERMAS (p-value<0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan terhadap kegiatan GERMAS (p-value >0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan pelaksanaan GERMAS . Analisis multivariat menunjukkan faktor yang dominan mempengaruhi kegiatan GERMAS adalah pengawasan. Puskesmas diharapkan meningkatkan sosialiasi dan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan GERMAS.

The government has tried to prevent and reduce the incidence of disease with Presidential Instruction No.1 Year 2017 concerning GERMAS. GERMAS is a systematic and planned action carried out jointly by all components of the nation with awareness, willingness and ability to behave in a healthy manner to improve the quality of life. Puskesmas are the spearhead of health services in Indonesia. This study aims to determine the implementation of the GERMAS in Depok City Health Center in 2019. The design of this study was cross-sectional and data were collected from 30 Puskesmas in Depok City. Univariate statistical data analysis with frequency distribution, bivariate analysis using chi-square and multivariate analysis with logistical correlations The results showed 83.3% of Puskesmas conducted GERMAS socialization and healthy education, 100% of Puskesmas conducted exclusive breastfeeding, 83.3% Puskesmas conducted early detection activities disease, IVA and Ca mammae and 80% of Puskesmas conduct socialization activities like physical activity. The availability of human resources, funds, facilities and infrastructure in the implementation of the GERMAS in the Depok City Health Center is adequate, but there are no implementing instructions/decree from the Health Office or SK Head of the Health Center for the implementation of the GERMAS in the Health Center. At present the implementing instructions used as guidelines for GERMAS activities still follow the existing Supervisory Regulations. The planning and organization does not yet have a roadmap for implementing GERMAS in Puskesmas and 70% of Puskesmas have good supervision. There is a significant relationship between facilities and infrastructure of the GERMAS activity (p-value <0.05). There is no significant relationship between planning, organizing and implementing GERMAS activities (p-value> 0.05) and there is a significant relationship between supervision and GERMAS implementation. Multivariate analysis shows that the dominant factor influencing GERMAS activities is supervision. Puskesmas are expected to increase socialization and community empowerment efforts in implementing GERMAS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dravinda Adeera Putri
"Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth, pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat, dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.

In this constant changing environment, architecture and health are strongly interrelated which affect the environment. People often consider factors that affect their health within their surroundings. It is important that proper response to the local environment condition is addressed thoroughly through the building itself. Thus, a considerable architecture performance is required as the base of planning which protect the public?s health. Based on the problems in a specific suburb in Perth, the idea of healthy living challenges the creation of mixed-use building development, which generate the aspects of healthy environment into architecture. A healthy living building is an approach where activities are mainly designed with the help of natural elements and providing as much open spaces as possible, which catalyzes maximum social interaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Maulana Faturohman
"Sejak Pandemi Covid-19 melanda indonesia, kesehatan menjadi hal yang utama. Gaya hidup sehat menjadi hal yang sangat penting untuk menaikkan imunitas. Penelitian WHO menunjukkan adanya penurunan aktifitas fisik dan pola hidup sehat selama masa Pandemic. Mayoritas penurunan perilaku hidup sehat terjadi di kalangan remaja. Dalam berbagai penelitian lain, gaya hidup tidak sehat pada remaja mendorong seseorang untuk menggunakan narkoba pada masa dewasanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko penyalahgunaan narkoba serta upaya untuk meningkatkan imunitas di masa pandemic ini adalah melalui perubahan tingkah laku hidup sehat yang dapat dijalankan melalui program di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji intervensi self as doer dalam meningkatkan gaya hidup sehat siswa di salah satu sekolah di daerah Bekasi. Studi baseline yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pola hidup tidak sehat serta siswa yang menyalahgunakan narkoba di Sekolah ini cukup banyak. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental dengan two group pretest posttest design, studi dengan menggunakan siswa kelas X (n= 57) dari salah satu sekolah di Bekasi. Instrumen yang digunakan adalah Exercise Orientation Questionnaire (EOQ) untuk mengukur tingkat gaya hidup sehat siswa. Hasil uji beda menunjukkan peningkatan gaya hidup sehat signfikan (p<0.05) setelah intervensi Self as doer yang dijalankan selama satu bulan. Diindikasikan bahwa intervensi memiliki efektivitas pada sampel siswa kelas X sekolah menengah atas tersebut, namun validitas eksternal dan dampak pada pencegahan penyalahgunaan napza membutuhkan studi dengan sampel penelitian lebih besar dan desain penelitian yang lebih sistematis.

Since the Covid-19 pandemic occure in Indonesia, health has become the main thing. A healthy lifestyle is very important to increase immunity. WHO research shows a decrease in physical activity and healthy lifestyles during the Pandemic. The majority of the decline in healthy living behavior occurs among adolescents. In various other studies, unhealthy lifestyles in adolescents encourage someone to use drugs in adulthood. One of the efforts that can be done to reduce the risk of drug abuse as well as efforts to increase immunity during this pandemic is through changes in healthy living behavior that can be carried out through programs in schools. The purpose of this study was to examine the self as doer intervention in improving the healthy lifestyle of students in a school in the Bekasi area. The baseline study conducted in this study shows that there are quite a lot of unhealthy lifestyles and students who abuse drugs in this school. The purpose of this study was to examine the self as doer intervention in improving the healthy lifestyle of students in a school in the Bekasi area. The baseline study conducted in this study shows that there are quite a lot of unhealthy lifestyles and students who abuse drugs in this school. This study used a quasi-experimental design with a two group pretest posttest design, the study used class X students (n = 57) from a school in Bekasi. The instrument used is the Exercise Orientation Questionnaire (EOQ) to measure the level of students' healthy lifestyle. The results of the different test showed a significant increase in a healthy lifestyle (p<0.05) after the Self as doer intervention which was carried out for one month. It is indicated that the intervention has effectiveness in this sample of class X senior high school students, but its external validity and impact on drug abuse prevention requires a study with a larger research sample and a more systematic research design."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Gloria Katharina
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>