Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Rahma Putra
"ABSTRAK
Penggunaan polipropilen sebagai bahan dasar pada industry otomotif sudah sangat banyak. Di Indonesia, limbah plastik tersebut tidak dapat terurai. Untuk itu, kombinasi plastik an-organik dengan material yang organik dapat mengurangi permasalahan ini. Pada skripsi ini, bulu ayam dipilih sebagai penguat karena ketersediaannya yang melimpah. Kombinasi antara polipropilen dan serat bulu ayam dibantu dengan unsur tambahan, yaitu coupling agent karena mereka tidak kompatibel. Beberapa jenis coupling agent yang digunakan pada skripsi ini, yaitu: PP-g-MA, pati dan Ap-g-PHMA. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi dengan PP-g-MA memiliki sifat mekanik dan termal yang lebih baik dibandingkan dengan kombinasi dengan pati dan/atau Ap-g-PHMA.

ABSTRACT
Polypropylene has been used in large amount as raw materials in automotive. In Indonesia, those plastic waste would not be degraded by nature. Therefore, combination between those an-organic materials with other organic material would solve this problem. In this project, chicken feather was used as the reinforcement due to its resources. Combination between polypropylene and chicken feather fibre is supported by additives, which is coupling agent, because they are not compatible. Coupling agents that were used in this project are: PP-g-MA, starch and Ap-g-PHMA. The results show that PP-g-MA exhibit better mechanical and thermal properties compare to starch and/or Ap-g-PHMA.
"
2015
S61975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Prabowo
"ABSTRAK
Dewasa ini masalah pencemaran yang disebabkan material petropolimer menjadi perhatian banyak kalangan. Penggunaan material ramah lingkungan sudah mulai dikembangkan. polylactid acid dan serat ijuk adalah salah satu dari material tersebut. Penggunaan kedua material tersebut diharapkan akan mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Penelitian ini menggunakan kedua jenis material tersebut. Masalah yang menjadi perhatian adalah kompatibilitas antara keduanya. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan modifikasi permukaan alkalinisasi. Alkalinisasi dengan larutan NaOH 0,25 M selama 30 menit diharapkan dapat meningkatkan kompatibilitas antara serat terhadap matriks. Jika kompatibilitas meningkat maka sifat mekanik akan bertambah. Hasil pengujian menunjukan bahwa terjadi peningkatan sifat mekanik hingga fraksi volum serat sebesar 20% kemudian mengalami penurunan lalu kembali mengalami kenaikan pada fraksi volum serat 40%. Sifat mekanik menunjukan kenaikan pada komposit dengan serat yang telah dilakukan alkalinisasi. Hal ini diakibatkan karena meningkatnya kompatibilitas.

ABSTRACT
Today, the pollution caused non-degradable material has attracted many researcher to solve this problem. The development of environmental-friendly material are already being used. Polylactid acid and ijuk fiber is one of the material. This material is expected to reduce the impact of environmental pollution. This study uses two types of these materials. The problem is compatibility between them. Alkalization is method to modify surface to solve this problem. Alkalization with 0.25 M NaOH solution for 30 minutes is expected to improve the compatibility between the fibers of the matrix. If compatibility increases the mechanical properties will increase. The tensile test results showed that an increase in the mechanical properties of fiber volume fractions until 20% then decreased and increased again to volume fraction 40%. Mechanical properties shows an increase after alkalization. It is caused due to the increased compatibility.
"
2014
S54299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Pramana Kusuma
"Material kuningan yang memiliki kekerasan yang tinggi, kekuatan tarik yang tinggi, ketangguhan yang baik, machineability yang baik dan low cost semakin dibutuhkan dan diinginkan. Salah satu metode efektif untuk menjawab kebutuhan tersebut adalah dengan metode penghalusan butir seperti ECAP (equal channel angular pressing) dengan diberikan post heat treatment.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari post heat treatment pada material ECAP 4 pas Cu-30%Zn terhadap sifat mekanis dan ukuran butirnya. Pengujian kekerasan mikro vickers, uji tarik, serta SEM pada perpatahannya dilakukan untuk mengevaluasi sifat mekanis tersebut dan pengujian metalografi dilakukan untuk mengevaluasi struktur mikro beserta pengukuran ukuran butirnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ECAP 4 pas akan mengurangi ukuran butir rata-rata dari 34 μm pada sebelum ECAP hingga menjadi 1,402 μm, meningkatkan kekerasan dari sebesar 92 HV menjadi 248 HV, tensile strength dari 379 MPa menjadi 878 MPa, yield strength dari 212 MPa menjadi 627 MPa, dan penurunan elongasi dari 64 % menjadi 19%.
Post heat treatment yang dilakukan setelah proses ECAP akan menyebabkan terekristalisasinya shear band menjadi butir-butir ultra halus yang equiaxed sehingga kekerasan, tensile strength, dan yield strength menurun, sedangkan elongasinya meningkat. Post heat treatment 300°C selama 15 menit dipilih sebagai nilai optimum karena rekristalisasi sempurna telah terjadi.

Brass material which has a high hardness, high tensile strength, good toughness, good machineability, and low cost are increasingly required and desired. One of effective method for answering the demand is by using grain refinement methods such as ECAP (equal channel angular pressing) with post heat treatment.
This study was conducted to determine the effect of post heat treatment on material 4 pass ECAP Cu-30% Zn against mechanical properties and grain size. Vickers microhardness testing, tensile testing, and SEM fraktography of tensile testing were used for evaluating the mechanical properties and metallographic tests were used for evaluating the microstructure with grain size measurement. Results of this study showed that ECAP 4 pass will reduce the average grain size of 34 μm at before ECAP up to 1.402 μm, increased the hardness from 92 HV to 248 HV, tensile strength from 379 MPa to 878 MPa, yield strength from 212 MPa to 627 MPa, and the elongation decreased from 64% to 19%.
Post heat treatment that done after ECAP process will make the shear band recrystallized into equiaxed ultra fine grains so the hardness, tensile strength, and yield strength will decreased, while the elongation increased. Post heat treatment of 300°C for 15 minutes was chosen as the optimum value because of the fully recystallization already occurred.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wira Akira
"Pada penelitian ini dilakukan pembuatan komposit guna aplikasi sebagai blok rem kereta api. Komposit dibuat dengan matriks paduan Al A356 dan variasi penambahan fraksi volume Al2O3 sebagai penguat pada komposit. Variasi yang digunakan yaitu 2%, 5%, 8%, 10%, dan 15%. Komposit Al A356/Al2O3 dibuat melalui metode Stir Casting. Magnesium sebesar 10% ditambahkan untuk meningkatkan kemampubasahan antara partikel Al2O3 dengan Al A356. Penambahan Magnesium diharapkan dapat membentuk fase spinel MgAl2O4 didaerah antarmuka Al2O3 dengan Al A356. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit Al A356/Al2O3 2% fraksi volume memiliki kekuatan tarik yang lebih baik dibanding dengan variabel lain. Nilai kekuatan tariknya mencapai 131,55 MPa lalu elongasinya sebesar 4,35%. Akan tetapi, nilai kekuatan tarik ini masih dibawah dari Al A356 As cast. Hal tersebut disebabkan akibat adanya porositas dan aglomerasi partikel Al2O3 yang ditemukan pada struktur mikro komposit Al A356/Al2O3. Di sisi lain, Nilai kekerasan meningkat dari material monolitiknya Al A356 as cast, mencapai 37,43 HRB.

This study conducted composite manufacture to applications as railway brake blocks. Composites made with a matrix of Al alloy A356 and the addition volume fraction of variations Al2O3 as reinforcement in composites. Variations used is 2%, 5%, 8%, 10% and 15%. Al composite A356 / Al2O3 is made through methods Stir Casting. Magnesium of 10% is added to improve wettability between Al2O3 particles with Al A356. Addition of Magnesium is expected to form the spinel phase MgAl2O4 in interface area Al2O3 with Al A356.The results showed that the composite Al A356/Al2O3 2% volume fraction have a better tensile strength compared with other variables. Tensile strength value reached 131.55 MPa and elongation 4.35%. However, the value is still below the tensile strength of Al A356 As cast. It is caused due to the porosity and the agglomeration of Al2O3 were found in the microstructure of the composite Al A356/Al2O3. On the other side, hardness value increased from material monolithic Al A356 as cast, reaching 37.43 HRB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Aidilichsan Muliawan
"Paving block merupakan komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Beberapa studi telah melakukan usaha untuk menggunakan plastik sebagai agregat pada paving block sebagai salah satu bentuk usaha daur ulang plastik. Lignin yang merupakan limbah dalam industri kertas merupakan polimer bipolar yang memiliki dua muka sehingga dapat dimanfaatkan sebagai coupling agent dalam pencampuran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat pencampuran antara plastik, lignin, dan agregat pada paving block. Eksperimen ini menggunakan plastik tipe polipropena dengan penambahan variasi konsentrasi lignin sebesar 0; 0,1; 0,3; dan 0,5 wt%. Pengujian sudut kontak dilakukan untuk mengetahui tegangan permukaan yang dimiliki oleh masing-masing komponen. Pengujian FT-IR dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang dimiliki oleh campuran. Pengujian SEM dilakukan untuk mengamati morfologi yang terbentuk dari campuran yang dihasilkan. Hasil pengujian sudut kontak menunjukan polipropena dan lignin yang kompatibel karena persamaan sifat hidrofobisitas yang dimiliki. Ikatan gugus fungsi yang dihasilkan dengan variasi konsentrasi lignin menunjukan tidak terdapat ikatan baru yang dihasilkan setelah komponen-komponen dicampurkan. Morfologi yang dihasilkan menunjukan terdapat celah antara polipropena dengan campuran yang mengindikasikan lignin tidak menjembatani plastik dan agregat secara baik.

Paving block is a composition of building materials made from a mixture of Portland cement or similar hydraulic adhesives, water and aggregates used as road pavement materials. Several studies have made an effort to use plastic as aggregate replacements in paving blocks as a form of plastic recycling. Lignin which is a waste in the paper industry is a bipolar polymer that has two faces so that it can be used as a coupling agent in the mixture. The purpose of this study is to investigate the mixing properties of plastics, lignin, and aggregates in paving blocks. This experiment uses polypropylene with mixing proportions of 0; 0.1; 0.3; and 0.5 wt% lignin. Contact angle testing were carried out to determine the surface tension of each component. FT-IR were carried out to identify the functional of the mixture. SEM were carried out to observe the morphology formed from the resulting mixture. The contact angle test results show that polypropylene and lignin are compatible because of the similarity in their hydrophobicity properties. The functional groups of resulting mixture showed there is no new bonds were formed after the components were mixed. The resulting morphology shows that there is a gap between polypropylene and the mixture which indicates that lignin does not bridge the plastic and aggregate properly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Akbar
"Aluminium paduan seri 5083 banyak digunakan pada aplikasi perkapalan karena ketahanan korosinya yang baik di lingkungan laut dan kekuatan spesifik yang baik. Namun pada proses pengelasannya, aluminium sering terdapat porositas di daerah lasannya. Salah satu cara untuk mengurangi porositas dalam pengecoran aluminium adalah dengan memberikan getaran saat pengecoran dilakukan dan ini coba diterapkan pada pengelasan aluminium. Hasil penelitian tidak menunjukkan pengaruh yang berarti pada jumlah porositas yang terbentuk. Untuk nilai rata-rata uji tarik yang tertinggi terdapat pada spesimen yang tidak digetarkan, dengan nilai 231 Mpa. Sedangkan nilai rata-rata kekerasan tertinggi pada weld metal terdapat pada spesimen yang digetarkan dengan nilai 81,68 HVN.

Aluminum alloy 5083 series is widely used in marine applications due to good corrosion resistance in marine environments and good specific strength. But in the process of welding, porosity is often found in the weldment of aluminum. One way to reduce porosity in the aluminum casting is to provide a vibration when casting is performed so it is trying to be applied to the welding of aluminum. The results of the study showed no significant effect on the amount of formed porosity. The highest average value of tensile strength is in the specimens that are not vibrated, with a value of 231 MPa. While the highest average value of hardness in weld metal is in the specimens that vibrated with a value of 81.68 HVN.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramlan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Honorius Rachmantio
Yogyakarta: Tabernakelindo, 2004
620.11 HON p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono
"Variasi komposisi penambahan Trass dan Limestone sebagai material suplemen Ordinary Portland Cement dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menurunkan harga tanpa mengurangi sifat kuat tekan. Kuat tekan yang diharapkan dari variasi material pada penelitian ini bisa melebihi kuat tekan Ordinary Portland Cement. Trass dan limestone divariasi dengan jumlah total substitusi 21% berat, dan semen dipertahankan pada 79% berat. Hasil pencampuran trass, limestone dan semen dipertahankan pada kehalusan 5000 cm²/gram. Semen hasil variasi ini dipilih yang terbaik berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan semen yang tidak ditambahkan trass dan limestone. Perubahan mineralogi atau kristal akibat variasi komposisi material akan diamati dengan X-RD dan SEM.. Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sebagai produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kuat tekan, diharapkan terindentifikasi pada pengamatan ini. Hasil penelitian menunjukkkan kuat tekan dari variasi dengan komposisi trass 14% dan limestone 7% lebih tinggi dari variasi komposisi trass dan limestone yang lain, baik pada umur pengujian 3, 7 dan 28 hari. Kuat tekan variasi komposisi trass 14% dan limestone 7% berturut turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari adalah 224 kgf/cm², 282 kgf/cm², dan 365 kgf/cm². Berturut-turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari, kuat tekan semen tanpa penambahan trass dan limestone adalah 261 kgf/cm², 352 kgf/cm², dan 448 kgf/cm². Hasil diatas disebabkan pada semen tanpa penambahan trass dan limestone terbentuk kristal CSH jenis kristal Rosenhandrite yang cukup banyak daripada pada semen dengan tambahan trass dan limestone. Kristal Rosenhandrite ini mempunyai kontribusi terhadap kuat tekan lebih tinggi daripada CSH yang lain seperti C2SH alpha, C6S3H gamma delaite, dan afwillite. Pengamatan SEM pada sampel semen tanpa trass dan limestone terlihat adanya kristal CSH yang berbentuk plat dengan bulu-bulu lembut yamg dihubungkan jarum-jarum kecil (ettringite), sedang pada semen variasi trass dan limestone berbentuk plat tanpa bulu-bulu dan tanpa jarum-jarum kecil.

Composition Variation of Trass and Limestone addition as supplement material in Ordinary Portland Cement is done in the research with the goal to reduce cost without decreasing compressive strength. It is even expected that the compressive strength of cement added with suitable variation of trass and limestone wiil exceed that of Ordinary Portland Cement . Trass and limestone is varied with a total substitution of 21% wt, and cement is kept 79% wt. The fineness Trass, Limestone and Cement mixture is kept on 5000 cm²/gram Optimum variation of Trass and Limestone addition is determined by compressive strength compared to OPC without additives, and the mineralogy and crystalline phase is like CSH as observed using XRD and SEM. The research results showed that compressive strength of composition variation of 14% Trass and 7% Limestone has compressive strength higher than others. The compressive Strength of optimum variation are 224 kgf/cm², 282 kgf/cm² and 365 kgf/cm for samples tested at 3, 7, and 28 days respectively .The compressive strength of cement without additive are 261 kgf/cm², 352 kgf/cm² and 448 kgf/cm² for samples tested 3, 7, and 28 days respectively. The difference in compressive strength between cement with and without additive is attributed to the formation of Rosenhandrite, which is a crystalline CSH. Large quantity of Rosenhandrite is formed in cement without addition of trass and limestone. It is assumed that Rosenhandrite is the dominant phase that contribute to compressive strength relative to the other CSH phases as like C2SH Alpha, C6S3H Gamma Dellaite, and Afwillite. Under the SEM, CSH phases in cement without additive showed plate shape with smooth hairy which is connected with small needles (ettringite), while for cement with composition variation of Trass and Limestone showed plate shape without smooth hairy and small needle."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T25260
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono
"Variasi komposisi penambahan Trass dan Limestone sebagai material suplemen Ordinary Portland Cement dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menurunkan harga tanpa mengurangi sifat kuat tekan. Kuat tekan yang diharapkan dari variasi material pada penelitian ini bisa melebihi kuat tekan Ordinary Portland Cement. Trass dan limestone divariasi dengan jumlah total substitusi 21% berat, dan semen dipertahankan pada 79% berat. Hasil pencampuran trass, limestone dan semen dipertahankan pada kehalusan 5000 cm²/gram. Semen hasil variasi ini dipilih yang terbaik berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan semen yang tidak ditambahkan trass dan limestone. Perubahan mineralogi atau kristal akibat variasi komposisi material akan diamati dengan X-RD dan SEM.. Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sebagai produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kuat tekan, diharapkan terindentifikasi pada pengamatan ini. Hasil penelitian menunjukkkan kuat tekan dari variasi dengan komposisi trass 14% dan limestone 7% lebih tinggi dari variasi komposisi trass dan limestone yang lain, baik pada umur pengujian 3, 7 dan 28 hari. Kuat tekan variasi komposisi trass 14% dan limestone 7% berturut turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari adalah 224 kgf/cm², 282 kgf/cm², dan 365 kgf/cm². Berturut-turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari, kuat tekan semen tanpa penambahan trass dan limestone adalah 261 kgf/cm², 352 kgf/cm², dan 448 kgf/cm². Hasil diatas disebabkan pada semen tanpa penambahan trass dan limestone terbentuk kristal CSH jenis kristal Rosenhandrite yang cukup banyak daripada pada semen dengan tambahan trass dan limestone. Kristal Rosenhandrite ini mempunyai kontribusi terhadap kuat tekan lebih tinggi daripada CSH yang lain seperti C2SH alpha, C6S3H gamma delaite, dan afwillite. Pengamatan SEM pada sampel semen tanpa trass dan limestone terlihat adanya kristal CSH yang berbentuk plat dengan bulu-bulu lembut yamg dihubungkan jarum-jarum kecil (ettringite), sedang pada semen variasi trass dan limestone berbentuk plat tanpa bulu-bulu dan tanpa jarum-jarum kecil.

Composition Variation of Trass and Limestone addition as supplement material in Ordinary Portland Cement is done in the research with the goal to reduce cost without decreasing compressive strength. It is even expected that the compressive strength of cement added with suitable variation of trass and limestone wiil exceed that of Ordinary Portland Cement . Trass and limestone is varied with a total substitution of 21% wt, and cement is kept 79% wt. The fineness Trass, Limestone and Cement mixture is kept on 5000 cm²/gram Optimum variation of Trass and Limestone addition is determined by compressive strength compared to OPC without additives, and the mineralogy and crystalline phase is like CSH as observed using XRD and SEM. The research results showed that compressive strength of composition variation of 14% Trass and 7% Limestone has compressive strength higher than others. The compressive Strength of optimum variation are 224 kgf/cm², 282 kgf/cm² and 365 kgf/cm for samples tested at 3, 7, and 28 days respectively .The compressive strength of cement without additive are 261 kgf/cm², 352 kgf/cm² and 448 kgf/cm² for samples tested 3, 7, and 28 days respectively. The difference in compressive strength between cement with and without additive is attributed to the formation of Rosenhandrite, which is a crystalline CSH. Large quantity of Rosenhandrite is formed in cement without addition of trass and limestone. It is assumed that Rosenhandrite is the dominant phase that contribute to compressive strength relative to the other CSH phases as like C2SH Alpha, C6S3H Gamma Dellaite, and Afwillite. Under the SEM, CSH phases in cement without additive showed plate shape with smooth hairy which is connected with small needles (ettringite), while for cement with composition variation of Trass and Limestone showed plate shape without smooth hairy and small needle."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39866
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>