Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112865 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Pencahayaan yang baik sangat diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan. Salah satunya adalah dalam dunia penerbangan. PT. Dirgantara Indonesia membutuhkan rancangan kokpit yang ergonomis dan salah satunya mencakup bidang pencahayaan, yaitu untuk mengetahui jenis dan titik pemasangan domelight terbaik pada rancangan pesawat perintis XYZ. Domelight sejatinya digunakan untuk membantu pilot maupun kopilot dalam menyiapkan prosedur penerbangan dalam kondisi gelap terutama di malam hari. Kemudian dari hasil perhitungan, lampu 6500K memiliki hasil yang paling baik pada segi performa maupun dari segi kenyamanan. Untuk itu berdasarkan pada penelitian ini diusulkan domelight yang digunakan adalah dengan lampu 6500K yang diletakkan di posisi 2 karena memiliki waktu performa yang terbaik dan nilai kenyamanan tertinggi dibandingkan dengan kombinasi yang lainnya. Dengan didapatkannya hasil tersebut diharapkan kombinasi tersebut nantinya akan bisa membantu pilot dan kopilot dalam melakukan prosedur penerbangan terutama di malam hari., Good lighting is very necessary to do a job especially in aviation. PT. Dirgantara Indonesia requires the design of an ergonomic cockpit and one of them includes the fields of lighting to know the type and the mounting point of the best aircraft design domelight in pioneer plane type XYZ. Domelight are essentially used to help pilot or co-pilot doing flight procedures in dark conditions especially in the evening. Then from the results of the calculation, the light 6500K have the best results on in terms of performance as well as in terms of convenience. For it is based on this research proposed domelight used is 6500K with lights placed at position 2 because it has the best performance time and highest comfort values compared with other combinations. With the expected results he obtained such combinations will be able to help the pilot and co-pilot of flight procedures in performing mainly at night.]"
[, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S62210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dolly Syukur
"Petir merupakan kejadian alam yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Indonesia merupakan negara dengan nilai Isokeraunik Level yang tergolong tinggi. Berdasarkan data BMKG wilayah depok memiliki nilai IKL 55.15 dengan jumlah hari guruh pertahun sebesar 201. Sambaran petir memiliki pengaruh pada gedung dikarenakan besarnya nilai arus petir yang mengalir pada konduktor pentanahan. Gedung Mochtar Riady Plaza Quantum Fakultas Teknik Universitas Indonesia merupakan gedung yang dibuat dengan tujuan untuk riset mahasiswa, sehingga diperlukan sistem proteksi petir internal untuk melindungi alat-alat yang sensitif pada gedung. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gedung MRPQ tergolong pada tingkat proteksi IV dengan nilai arus petir sebesar 100 kA. Besar kenaikan tegangan pada pembumian adalah 299 kV. Tegangan induksi yang membentuk loop yang terbentuk adalah pada kabel catu daya sebesar 0.957 kV, pada kabel telekomunikasi konfigurasi vertikal sebesar 80 V dan pada konfigurasi horizontal sebesar 150 V. Besar tegangan lebih pada panel distribusi berkisar dari 0.02964 kV sampai 1.4972 kV. Ruangan yang perlu dipasangkan proteksi adalah Lab Nano, Lab Kendali, Ruang Telekomunikasi, Ruang EPES, motor pompa, dan motor lift, sehingga pemasangan SPD akan diletakkan pada MDP dan SDP cabang P.Lp 1, P. Lp 2, P. Lp 4, dan P. Pompa. SPD yang akan dipasang pada MDP adalah SPD Schneider electric PRD1 25r modular Surge Arrester – 3 poles + N – 350 V with remote transfer dan pada SDP adalah Schneider electric IPRD8 modular Surge Arrester – 3P + N – 350 V.
Lightning is a natural event which its occurence cannot be predicted. Indonesia is a country with a relatively high level of Isokeraunic Level. Based on BMKG data the Depok region has an IKL value of 55.15 with a number of thunder days per year of 201. Lightning strikes have an influence on buildings due to the large value of lightning current flowing on earth conductors. The Mochtar Riady Plaza Quantum Building, Faculty of Engineering, University of Indonesia is a building created for the purpose of student research, so an internal lightning protection system is needed to protect sensitive equipment in the building. Based on the results of the study found that the MRPQ building belongs to the IV protection level with a lightning current value of 100 kA. The magnitude of the voltage increase in earthing is 299 kV. Induction voltage that forms a loop that is formed is the power supply cable of 0.957 kV, the vertical configuration telecommunication cable of 80 V and the horizontal configuration telecommunication cable of 150 V. The excess voltage in the distribution panel ranges from 0.02964 kV to 1.4972 kV. The rooms that need to be fitted with protection are Nano Lab, Control Lab, Telecommunication Room, EPES Room, pump motors, and elevator motors, so that SPD installation will be placed on MDP and SDP branches P.Lp 1, P. Lp 2, P. Lp 4, and P. Pumps. SPD to be installed on MDP is SPD Schneider electric PRD1 25r modular Surge Arrester - 3 poles + N - 350 V with remote transfer and on SDP is Schneider electric IPRD8 modular Surge Arrester - 3P + N - 350 V."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisgumantika Suha
"Pencahayaan adalah salah satu aspek yang paling mendukung arsitektur. Pencahayaan membuat efek visual tertentu yang mempengaruhi persepsi manusia. Ruang komersial memiliki tujuan utama untuk menjual, sehingga pencahayaan juga dimanfaatkan untuk mempersuasi calon pembeli. Supermarket adalah jenis retail yang menjual beragam jenis produk dan berukuran besar dengan berbagai bagian berdasarkan jenis barang yang dijual. Supermarket mendisplay barang-barang yang dijualnya dengan pencahayaan tertentu supaya bisa menarik pembeli. Supermarket menggunakan sistem self-service dan memiliki banyak bagian, sehingga pengunjung biasa menghabiskan waktu cukup lama di dalamnya. Selain display yang menarik, alur dan atmosfir ruang juga merupakan aspek penting untuk meningkatkan kenyamanan yang berdampak juga pada penjualan.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem tata cahaya supermarket dan pengaruhnya terhadap pengunjung untuk membeli dan berkeliling dalam supermarket. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur dan studi kasus. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori cahaya, persepsi visual, pencahayaan interior, pencahayaan ruang komersial, dan prilaku konsumen. Studi kasus dilakukan dengan mengamati tata cahaya artifisial secara umum dalam supermarket dari pintu masuk sampai keluar, dan secara khusus mengamati pengaruhnya pada pengunjung atau pembeli pada satu bagian supermarket yang memiliki tata cahaya tertentu.

Lighting is one of the most supporting aspect in architecture Lighting could give visual effect thaLighting is one of the most supporting aspect in architecture. Lighting could give visual effect that affect human perception. Commercial space has main objective to sell, therefore, lighting also used to persuade buyers. Supermarket is a kind of retail store that provide a wide range of products, usually with large space and several sections according to product variety. Supermarket display their products with spesific lighting to attract buyers. With the self-service system and the variety of sections, customers usually spend some time in supermarket. Beside the attractive display, the atmosphere of space is also important to increase comfortness that could affect sales.
This thesis aims to determine the lighting system in supermarket and how it affects customers. I use literature studies and case studies as a method in this thesis. Literature studies done by studying lighting theory, visual perception, interior lighting, lighting for commercial space, and consumer behavior. Case studies done by observing artificial lighting in general and the impact to customers in particural sections.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Agustin
"Sistem penerangan di anjungan minyak dan gas lepas pantai masih didominasi lampu konvensional meliputi Fluorescent light, metal halide dan high pressure sodium (HPS). Lampu-lampu tersebut harus memiliki spesifikasi khusus (tahan terhadap ledakan/explossion proof) sehingga layak digunakan di area berbahaya. Industri minyak dan gas lebih memilih untuk menggunakannya. Seiring dengan perkembangan teknologi, lampu LED sebagai alternatif solusi penerangan menjadi layak digunakan di anjungan. Berdasarkan analisis perbandingan alternatif yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa lampu LED layak digunakan pada anjungan minyak dan gas lepas pantai. Jumlah kebutuhan lampu yang diperlukan untuk menerangi anjungan adalah 1907 lampu untuk jenis lampu konvensional sementara jika menggunakan lampu LED dibutuhkan 1169 lampu. Total penggantian lampu pertahun untuk lampu konvensional adalah sebanyak 1379 kali, sementara penggantian untuk lampu LED hanya dibutuhkan 164 kali. Sedangkan kebutuhan energi listrik untuk penggunaan lampu konvensional adalah sebesar 1.233.342 kWh sementara lampu LED memerlukan energi sebesar 611.871 kWh. Emisi CO2 yang dihasilkan dari penggunaan lampu konvensional adalah senilai 579.239 kg sementara lampu LED menghasilkan emisi senilai 287.365 kg.

The lighting system for oil and gas offshore platforms is still dominated by conventional lamps includes fluorescent lights, metal halide and high pressure sodium (HPS). These lamps must have special specifications (resistant to blast / explossion proof) so it feasible to be used in hazardous areas. Oil and gas industry prefer to use it. Along with the development of technology, LED lighting as an alternative lighting solutions become feasible to use in the platform. Comparative analysis of alternatives conducted in this study showed that the LED lights feasible for use on oil and gas offshore platforms. Total needs light required to illuminate the bridge were in 1907 for this type of conventional light bulbs while if using LED light bulbs are needed in 1169. The total of lamp replacements per year for conventional lights is as much as 1379 times, while the replacement for LED lamps only required 164 times. Electrical energy needs for the use of conventional lamps is equal to 1,233,342 kWh while the LED light requires an energy of 611 871 kWh. CO2 emissions resulting from the use of conventional lamps is equal to 579 239 kg while the LED lamp produces emissions by 287 365 kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turner, Janet
London: B.T. Batsford, 1994
R 729.28 TUR l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Watson, Lee
New York: McGraw-Hill, 1990
R 621.38 WAT l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Frederick Marshall Allo Linggi
"Penerangan merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar yang berkisar 20 %-25 % dari total konsumsi energi listrik yang terpakai sehingga diperlukan pemilihan penggunaan lampu yang hemat energi. Lampu LED adalah inovasi teknologi penerangan yang lebih hemat energi dibandingkan Lampu Hemat Energi (LHE). Maka dari itu dilakukan penelitian dengan menggunakan lampu LED 10 Watt dan LHE 14 Watt bermerek sama. Pengujian yang dilakukan adalah Pengujian Penuaan 100 jam untuk menganalisis kebenaran spesifikasi lampu dan Pemeliharaan Fluks Cahaya 480 jam untuk membandingkan laju perubahan spesifikasi yang terjadi dari lampu terhadap waktu pada tiga tegangan kerja yaitu 198 V, 220 V, dan 231 V berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 06/2011 , SNI IEC 60969 : 2009 ,dan SNI 04-0227-2003. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tegangan operasi terbaik dari kedua lampu adalah tegangan 220 V. Setelah pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya pada tegangan 220 V didapatkan lampu LED dengan spesifikasi 10 Watt 800 lumen 80 lumen/watt, diperoleh hasil 9,7 Watt, 851,17 lumen, 87,75 lumen/watt dan LHE spesifikasi 14 Watt, 810 lumen, 58 lumen/watt, diperoleh hasil 12,5 Watt, 727,5 lumen, 58,2 lumen/watt.

Lighting is one of the biggest electrical usage, taking 20% 25% of the total consumption, so that the selection of an efficient, low power lamp is a necessity. LED lamp is a lighting technology innovation which has a better efficiency compared to that of a Compact Flourescent Lamp (CFL). From this fact, a research is done by using a 10 watt LED and a 14 watt CFL from the same brand. The measurements done are a 100 hour ageing test to analyze the validation of the lamp's spesification and a 480 hour lumen maintenance to compare the rate of the spesification change of the lamp on three operating voltage: 198 V, 220 V, and 231 V based on the Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources Number 06/2011, SNI IEC 60969 : 2009, and SNI 04-0227-2003. From the measurement done, the best operating voltage for both lamps is 220 V. From the ageing and lumen maintenance test, the 10 Watt and 800 lumens with 80 lumen/watt LED lamp results in 9,7 watt and 851,17 lumen, with 87,75 lumen/watt and the 14 watt and 810 lumen with 58 lumen/watt CFL lamp results in 12,5 watt, 727,5 lumen, with 58,2 lumen/watt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Andri Pangestu
"Tingkat pencahayaan yang baik dapat berimplikasi pada peningkatan produktivitas dalam melakukan pekerjaan dalam ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan audit sistem pencahayaan pada gedung kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Dairi, Sumatera Utara dan melakukan penggantian sumber pencahayaan. Hasil audit menunjukkan 100% ruangan pada kantor belum memenuhi standar pencahayaan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu SNI 03-6575-2001, dengan persentase kesesuaian tingkat pencahayaan hanya sebesar 29,11% untuk pengukuran cahaya alami dan buatan, serta 11,18% untuk pengukuran cahaya buatan saja. Skenario penggantian lampu terdiri dari dua jenis. Pada skenario pertama dilakukan penggantian tanpa mengubah jumlah titik lampu aktual dengan jumlah lampu pengganti total sebanyak 26 lampu. Pada skenario kedua, dilakukan penggantian dengan mengubah jumlah titik lampu dengan penambahan hingga 6 titik per ruangan. Lampu pengganti yang digunakan pada kedua skenario adalah lampu hemat energi jenis LED merek Philips dengan fluks cahaya yang bersesuaian dengan hasil perhitungan matematis. Hasil analisis iluminasi cahaya menunjukkan penggantian lampu tiap skenario dapat memperbaiki tingkat pencahayaan setiap ruangan dengan rata-rata persentase kesesuaian dengan standar masing-masing sebesar 112,29 dan 118,06%. Penggunaan lampu hemat energi jenis LED pada kedua skenario dapat meningkatkan efikasi cahaya setiap ruangan rata-rata sebesar 139,95 dan 88,43%. Hasil analisis energi menunjukkan peningkatan konsumsi energi listrik per hari dari lampu masing-masing sebesar 3,874 dan 6,936 kWh dari kondisi aktual 4,328 kWh. Hasil analisis biaya, menunjukkan kenaikan biaya instalasi lampu masing-masing skenario sebesar Rp64.617.146,36 dan Rp13.950.031,57 dan kenaikan biaya operasional sebesar Rp1.119.498,03 dan Rp2.005.243,60 per tahun.

Good lighting levels can have implications for increasing productivity in doing indoor work. This study aims to audit the lighting system in the office building of the National Unity and Politics Agency of Dairi Regency, North Sumatra and replace lighting sources. The audit results show that 100% of the rooms in the office do not meet the lighting standards used in this study, namely SNI 03-6575-2001, with the percentage of appropriate lighting levels of only 29.11% for natural and artificial light measurements, and 11.18% for artificial light measurement only. There are two types of lamp replacement scenarios. In the first scenario, replacement is carried out without changing the actual number of lamp points with a total of 26 lamps. In the second scenario, replacement is done by changing the number of light points by adding up to 6 points per room. The replacement lamps used in both scenarios are Philips LED energy-saving lamps with luminous fluxes that correspond to the results of mathematical calculations. The results of the analysis of light illumination show that replacing lamps in each scenario can improve the lighting level of each room with an average percentage of conformity with standards of 112.29 and 118.06%, respectively. The use of LED energy-saving lamps in both scenarios can increase the light efficacy of each room by an average of 139.95 and 88.43%, respectively. The results of the energy analysis show an increase in the consumption of electrical energy per day from lamps by 3.874 and 6.936 kWh, respectively, from the actual condition of 4.328 kWh. The results of the cost analysis showed an increase in the cost of installing lamps for each scenario of Rp64,617,146.36 and Rp13,950,031.57 and an increase in operating costs of Rp1,119,498.03 and Rp2,005,243.60 per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dean Dzaky Azka
"ABSTRACT
Sistem pencahayaan yang baik dibutuhkan agar manusia dapat beraktifitas secara maksimal baik ketika siang hari ataupun malam hari. Namun sistem pencahayaan pada lapangan sepak bola stadion UI masih kurang baik. Oleh karena itu pada penelitian ini dirancang sistem pencahayaan untuk lapangan sepak bola stadion UI. Perancangan sistem pencahayaan dibantu menggunakan aplikasi dialux, kemudian iluminasi rata-rata dan uniformity pencahayaan dihitung menggunakan metode point by point. Sistem pencahayaan yang dirancang menggunakan empat buah tiang yang terletak di setiap sudut lapangan dimana masing-masing tiang diletakan tiga lampu sorot jenis Phillips ArenaVision MVF404. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, didapatkan iluminasi rata-rata sebesar 159,86 lux dan uniformity pencahayaan sebesar 0,512. Setelah dilakukan optimasi sudut sorot cahaya pada masing-masing lampu, nilai iluminasi rata-rata mengalami peningkatan menjadi 168 lux dengan uniformity pencahayaan sebesar 0,57. Mengacu pada standar sistem pencahayaan FIFA, sistem pencahayaan yang telah dibuat telah memenuhi standar sistem pencahayaan FIFA kategori kelas I dengan nilai iluminasi rata-rata minimal 75 lux dan uniformity 0,5.

ABSTRACT
A good lighting system is needed in order to maximize human activity either during the day or night. But the lighting system on the UI stadium football field is still not good Therefore in this study designed lighting system for football field stadium UI. Lighting system design is assisted using dialux application, then average illumination and uniformity of lighting is calculated using point by point method. Based on the calculations performed, it obtained an average illumination of 159.86 lux and uniformity lighting of 0.512. After optimizing the angle of light shooting on each lamp, the average illumination value has increased to 168 lux with uniformity of 0.57 illumination. Referring to the standard FIFA lighting system, the lighting system that has been made meets the standard FIFA lighting system category I class with an average illumination value of at least 75 lux and uniformity 0.5. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>