Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Pelayanan Berpusat-Pasien penting diterapkan dalam praktik kedokteran sehari-hari sehingga diharapkan tercapai kepuasan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan antara pelayanan berpusat-pasien dengan kepuasan pasien di Klinik Dokter Keluarga FKUI. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pelayanan berpusat-pasien dan kuesioner kepuasan pasien kepada 96 pasien di KDK (Klinik Dokter Keluarga) Kayu Putih dan Kiara. Penelitian ini dadalah pertama kalinya untuk KDK Kayu Putih dan Kiara. Studi potong lintang ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pelayanan berpusat-pasien adalah 3.21 (skala 1 sampai 4), sedangkan skor rata-rata kepuasan pasien 3.98 (skala 1-5). Analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi sedang positif bermakna antara penerapan pelayanan berpusat-pasien di KDK dengan kepuasan pasien (r = 0.383, p <0,001). Kesimpulannya, pelaksanaan pelayanan berpusat-pasien di KDK Kayu Putih dan Kiara berkontribusi untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap klinik, The implementation of patient-centered care is essential in order to achieve patient satisfaction. This study was conducted to learn the correlation between patient centered care and patient satisfaction in FKUI’s family physician clinic by handing out patient-centered and patient satisfaction questionnaires to 96 patients in KDK (Klinik Dokter Keluarga) Kayu Putih and Kiara. This study is the first one that analyze the relationship between patient-centered care and patient satisfaction in both of these KDK. This cross sectional study showed that average score of patient-centered care is 3.21 (scale of 1 to 4), while average score of patient satisfaction is 3.98 (scale of 1 to 5). Correlation analysis showed that there is a positive, moderate, and significant correlation between implementation of patient centered care in KDK and patient satisfaction (r = 0.383, p < 0.001). In conclusion, the implementation of patient-centered care in KDK Kayu Putih and Kiara contributes to increase in patient satisfaction towards clinic]"
[, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan adalah kepuasan pasien. Jumlah kunjungan pasien di Klinik Integrasi RSGMP FKG UI selalu menurun setiap tahun sejak tahun 2010 sebanyak 2034 pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat kepuasan pasien dan mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan mahasiswa profesi dengan tingkat kepuasan pasien di Klinik Integrasi RSGMP FKG UI. Sampel yang diambil dari penelitian ini sejumlah 80 pasien mahasiswa profesi yang telah mendapatkan perawatan lebih dari dua kali diberikan kuesioner berisi 20 item yang menyatakan harapan dan penilaian kinerja mahasiswa profesi. Berdasarkan analisis importance performance ditemukan bahwa dimensi yang paling berkontribusi terhadap tingkat kepuasan pasien adalah dimensi tangible dengan jumlah 74 responden (92,5%) yang puas. Hasil dari uji non-parametrik Chi Square menunjukkan bahwa dimensi reliability, assurance dan responsiveness memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kepuasan pasien. Sedangkan dimensi tangible dan empathy tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kepuasan. Maka dari itu, kepuasan pasien bukanlah diukur hanya dari kinerja mahasiswa profesi semata melainkan juga ekspektasi pasien., Patient satisfaction is one of the indicators of health service success. The number of patient visits in Integration Clinic of RSGMP FKG UI has been decreasing since 2010 as much as 2034 patients. This study aims to see the level of patients’ satisfaction and to know the relationship between clinical students’ service qualities and patient satisfaction in Integration Clinic of RSGMP FKG UI. A total of 80 patients who visited more than twice were given a 20-item questionnaire that states their expectations and to assess student’s health service performance. Based on the importance performance analysis, it is found that the tangible dimension had the most contribution to patient satisfaction level with 74 respondents (92,5%) satisfied. Results from Chi Square tests found that the dimensions reliability, assurance and responsiveness had shown significant relationship with patient satisfaction level. Meanwhile, the dimensions tangible and empathy did not show significant relationship with patient satisfaction level in Integration Clinic of RSGMP FKG UI. Hence, patient satisfaction isn’t merely measured by clinical students’ performances but also patient’s expectations.]"
[, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Vhastia Adityani
"Pasien sebagai konsumen pelayanan kesehatan, akan melihat dan mempertimbangkan banyak faktor dalam memperoleh pelayanan kesehatan dari suatu fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga mendorong fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi pasien untuk memberikan rasa puas pada pasien. Hal tersebut karena kepuasan pasien dipercayai dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur berhasilnya suatu fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien yang dilihat dari ketiga indikator, yaitu janji temu, fasilitas, dan pelayanan kesehatan gigi dengan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dengan menyebarkan kuisioner yang terdiri dari 25 pertanyaan. Hasil penelitian yang didapat adalah nilai p value sebesar 0.06 untuk janji temu, nilai p value sebesar 0.007 untuk fasilitas, dan nilai p value sebesar 0.013 untuk pelayanan kesehatan gigi. Hal tersebut dapat menyimpulkan bahwa dari ketiga indikator, hanya janji temu yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pasien. Klinik dapat menjadikan kepuasan pasien sebagai hal atau aspek yang harus diperhatikan, dijaga, dan ditingkatkan. Selain itu, klinik dapat membuat SOP atau prosedur yang berkaitan dengan sistem janji temu, fasilitas, dan pelayanan kesehatan gigi untuk membantu dan mempermudah berjalannya klinik dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Tenaga kesehatan dan tenaga penunjang juga harus meningkatkan skills dan ilmunya terkait pelayanan dengan mengikuti pelatihan, seperti training, workshop, atau seminar. Selain itu, rekomendasi yang dapat diberikan adalah untuk melanjutkan survey kepuasan pasien sehingga membantu klinik untuk memiliki data dan informasi terkait kepuasan pasien terhadap kinerja klinik.

Patients as consumers of health services, will see and consider many factors in obtaining health services from a health care facility, thus encouraging health care facilities to provide and provide quality health services for patients to provide patient satisfaction. This is because patient satisfaction is believed to be used as a tool to measure the success of a health care facility in carrying out its duties. This study aims to determine patient satisfaction as seen from three indicators, namely appointments, facilities, and dental health services with quantitative research methods with a cross-sectional design by distributing questionnaires consisting of 25 questions.The results obtained are a p value of 0.06 for appointments, a p value of 0.007 for facilities, and a p value of 0.013 for dental health services. It can be concluded that of the three indicators, only appointments do not significantly affect patient satisfaction. Clinics can make patient satisfaction a matter or aspect that must be considered, maintained, and improved. In addition, the clinic can create SOPs or procedures related to the appointment system, facilities, and dental health services to help and facilitate the running of the clinic in providing services to patients. Health workers and supporting staff must also improve their skills and knowledge related to services by attending training, such as trainings, workshops, or seminars. In addition, a recommendation that can be given is to continue the patient satisfaction survey so that it helps the clinic to have data and information related to patient satisfaction with clinic performance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[RSKGM FKGUI merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan bidang kedokteran gigi. Untuk mencapai keberhasilan dalam pelayanan kesehatan diperlukan penilaian berdasarkan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan melihat kepuasan pasien terhadap kualitas sarana dan prasarana yang diberikan RSKGM, salah satunya Klinik Integrasi. Jumlah sampel penelitian 80 pasien dari mahasiswa profesi S1 yang telah mendapatkan perawatan lebih dari dua kali, lalu diberikan kuesioner dengan 18 pertanyaan. Berdasarkan uji nonparametric Chi-Square, dimensi Tangibletidak memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kepuasan pasien berbeda dengan dimensi lain. Sehingga kepuasan pasien tidak hanya dinilai dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan tetapi diukur jugaberdasarkan ekspektasi pasien, RSKGM FKGUI is dental facilities in Indonesia. It will require assessment based on patient satisfaction to achieve success in health services. This study aims to see patient satisfaction toward quality of facilities and infrastructure in Integration Clinic of RSKGM. 80 patients from S1 professional students who received treatment more than twice were given questionnaire questions as many as 18 items. Based on non parametric Chi-Square test, Tangible dimension didn’t have asignificant relationship with level of patient satisfaction that opposed from other dimensions. Thus, patient satisfaction was measured not only by the quality of health services provided, but also patient expectations]"
[, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Zuhry
"Era globalisasi yang menuntut persaingan tinggi disertai program otonomi daerah menuntut kesiapan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kualitas layanan dikaitkan dengan peluang pasar pengembangan industri perumah sakitan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan pasien, melihat hubungan antara karakteristik pasien dengan.kepuasan pasien terhadap layanan keperawatan, menganalisa penyebab ketidak puasan serta melihat gambaran kualitas layanan keperawatan, Penelitian ini dilaksanakan di bagian instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Solok.
Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner kepuasan pasien yang didukung dengan observasi, wawancara maupun diskusi kelompok terarah terhadap perawat di bagian rawat inap maupun dokternya. Dengan demikian kualitas layanan keperawatan yang diamati dapat menjelaskan penyebab ketidak puasan pasien yang harus diantisipasi demi perbaikan pelayanan kesehatan di RSUD Solok.
Analisis statistik yang dipergunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif, dilanjutkan dengan analisis bivariat dan multivariat untuk melihat hubungan karakteristik umum pasien dengan kepuasan pasien. Data penelitian kualitatif diolah dengan menggunakan matriks analisis. Dari analisis bivariat dan multivariat nampak bahwa pekerjaan merupakan variabel yang paling eksist menunjukkan hubungannya dengan gambaran kepuasan pasien. Kelompok tani merupakan kelompok paling puas dibandingkan jenis pekerjaan lain, sebaliknya wiraswasta dan pegawai negeri lebih cenderung tidak puas. Variabel lain yang cenderung memiliki hubungan dengan kepuasan pasien adalah jenis kelamin dan pendidikan. Dari sejumlah keluhan yang terekam bisa menjadi bukti hasil penelitian kuantitatif sebelumnya.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa masih kurang baiknya kualitas iayanan keperawatan yang memunculkan berbagai bentuk keluhan atau ketidak puasan pasien, sehingga perlu dikoreksi dengan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kualitas layanan secara umum di RSUD Solok.

The globalization era make a high competition and desentralisation era make every hospital must be improved quality of health services. Patient satisfactions are each significantly indicator to measure quality of health services integrated with market opportunity for develop hospital industrial.
The goal of the research is to describe the degree of patient satisfaction and provide information on the correlation between patient characteristics with patient satisfaction. And to analyze how patient dissatisfaction correlation with quality of the nurse care. The location of this research is in Solok Municipality General Hospital.
The data was collected through self assased questionaire by patient assesment and was followed by observation, interview and focus group discussion for The nurses and the doctors in patient room care. In this cases a quality of a nurse care that observed can make a clear information how the patient dissatisfaction to be anticipated with a quality of care improvement.
Statistical analysis are used univariate analysis to show descriptive data, followed by bivariate and multivariate analysis for show correlation between patient characteristics with patient satisfaction. The quality data was processed by matrix (content analysis). For the bivariate and multivariate analysis shown that occupation still excisting variables who had a correlation with customer satisfactions. A Farmer group is the mostly satisfied comparable with others occupational, and the other hand a private employee and civil gouvernment have dissatisfied trend reactions. The other variables that have a trend for correlation with customer satisfactions are sex and educational status. For many patient complain that was recorded give an obtaine or information for quantitative study before that moment has occured.
The other results of this research shows in general a poor quality of a nurse care can make some patient complain or dissatisfaction, there are must be corrected by improvement for quality of health services in Solok Municipality General Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Maryam
"ABSTRAK
Penelitian ini dengan jenis deskriptif korelatif dengan pendekatan cross seksional ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran “Hubungan penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan kepuasan pasien di Irna Bedah dan Medik RSU Dr. Soetomo Surabaya”. Populasi penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Irna Bedah dan Medik RSU Dr. Soetomo Surabaya berjumlah 112
responden berdasarkan rumus uji beda proporsi. Analisis data menggunakan langkah-langkah univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perhatian pada rupa dan nama obat (p=0,633), pengendalian cairan elektrolit pekat (p=0,803), kebersihan tangan (p=0,298), pencegahan salah sambung slang (0,153), dan kepastian tindakan yang benar pada sisi yang benar (p=0,056) dengan
kepuasan pasien. Terdapat hubungan yang bermakna antara identifikasi pasien (p=0,001), komunikasi saat operan (p=0,024), injeksi (p=0,030), dan akurasi ketepatan pemberian obat (p=0,000) dengan kepuasan pasien. Faktor yang paling berhubungan pada penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat dengan
kepuasan pasien adalah akurasi ketepatan pemberian obat (p=0,000 O R=34,818 CI 95% 4,819-224,870). Usulan penelitian selanjutnya diantaranya merekomendasikan untuk penelitian lanjutan yang bertujuan menggali lebih dalam penerapan program keselamatan pasien di rumah sakit.

ABSTRACT
This research is merely a descriptive correlative design with a cross sectional approach which has purposed to identify “The relationship between Patient Safety Implementation conducted by Nurses and Patient’s Satisfaction at Irna Medical and Surgical at RSU Dr.Soetomo Surabaya”. The population of this research was patient, who stayed at Irna Surgical and Medical ward at RSU Dr.Soetomo Surabaya. A hundred and twelve respondents were involved in the study. The
univariat, bivariat and multivariat were used to analyze the data. The results revealed that there are no significant correlation between color and names of the drugs, control of concentrated electrolyte solution, hand hygiene, prevention of catheter and tubing mis-connections, and ensuring the correct procedure on correct body location site with patient’s satisfaction. There is a significant
correlation between patient identification, communication during patient hand overs, single use of injection devices, and drug accuracy and patient’s satisfaction. The most correlating factor in applying patient safety intervention conducted by nurses toward patient’s satisfaction is drug accuracy. Further, recommendation is directed to have further research in order to explore deeper on the implementation of patient safety program.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widiasari
"ABSTRAK
Kepuasan Pasien terhadap Penerapan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Abstrak Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di Indonesia mayoritas masih kurang puas. Penyebab ketidakpuasan pasien di antaranya faktor kesalahan identifikasi, komunikasi, pemberian obat, dan risiko jatuh. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan penerapan keselamatan pasien dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit X. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan menyebarkan kuesioner kepada 143 pasien, pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Data dianalisis menggunakan independent t-test dan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan penerapan keselamatan pasien dengan kepuasan pasien p= 0,001, OR=1,216 . Karakteristik pasien berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kelas rawat tidak berhubungan dengan kepuasan pasien p= 0,331; 0,818; 0,949, 1,000; dan 0,382 . Hasil penelitian juga didapatkan bahwa penerapan aspek keselamatan pasien berupa reassessment pasien risiko jatuh dan dimensi kehandalan memberi petunjuk ketika melakukan tindakan keperawatan masih belum optimal sehingga menjadi saran untuk ditingkatkan agar kepuasan pasien di rumah sakit X semakin meningkat.

ABSTRACT
Patient Satisfaction Against Application of Patient Safety at Hospital Abstract The level of patient satisfaction on nursing service in Indonesia majority still less satisfied. The causes of patient dissatisfaction include the factors of misidentification, communication, drug delivery, and risk of falls. The study aimed to identify the relationship of patient safety implementation with patient satisfaction in Hospital X. The research design used cross sectional approach by distributing questionnaires to 143 patients, sampling using cluster random sampling. Data were analyzed using independent t test and chi square test. The result of the research shows that there is relationship of patient safety implementation with patient satisfaction p 0.001, OR 1.216 . Patient characteristics of age, sex, education, occupation, and nursing class were not related to patient satisfaction p 0.331, 0.818, 0.949, 1.000 and 0.382 . The result of the research also found that the application of patient safety aspect in the form of reassessment of patient risk and fall dimension of reliability giving guidance when doing nursing action still not optimal so become suggestion to be improved so patient satisfaction in hospital X increasing"
2018
T49757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Sauna Mentari
"Puskesmas merupkan suatu pusat kesehatan yang terdapat pada wilayah kota maupun kabupaten yang akan bertanggungjawab untuk meningkatkan kesehatan di wilayah kerjanya.  Kota Banda Aceh menyediakan 11 puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh dengan karakteristik yang berbeda-beda. Permasalahan pada mutu pelayanan puskesmas yang ada di Provinsi Aceh maupun di Kota Banda Aceh akhirnya berdampak terhadap kurangnya kepuasan masyarakat dalam melakukan kunjungan ke puskesmas. Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh rutin melakukan survey kepuasan masyarakat tehadap puskesmas yang ada di Kota Banda Aceh. Adanya perbedaan hasil yang beragam terkait kepuasan layanan puskesmas yang dikeluarkan oleh pihak dinas kesehatan Kota Banda Aceh dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa puskesmas  menjadi pemicu untuk melihat kesenjangan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di delapan puskesmas lain yang tersebar di Kota Banda Aceh. Metode penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional dimana akan dilakukan pengumpulan data kuantitatif. responden pada penelitian ini berjumlah 220 orang yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan metode random sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat kesenjangan pada seluruh dimensi mutu pelayanan yang perlu diperbaiki yaitu dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Terdapat hubungan antara karakteristik pasien terhadap kepuasan pasien pengguna layanan  Puskesmas di Kota Banda Aceh, jeis kelamin (p =0,027);  usia (p <0,001); tingkat pendidikan (p-=0,002); usia (p-value <0,001); jenis pekerjaan (p <0,001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan di 11 puskesmas Kota Banda Aceh yan cukup memuaskan, namun masih ada beberapa atribut yang perlu diperbaiki pada keseluruhan dimensi.

Puskesmas is a health center located in a city or district area which is responsible for improving health in its working area.  Banda Aceh City provides 11 health centers spread across 9 sub-districts in Banda Aceh City with different characteristics. Problems with the quality of community health center services in Aceh Province and Banda Aceh City ultimately have an impact on the lack of public satisfaction in visiting community health centers. The Banda Aceh City Government, especially the Banda Aceh City Health Service, routinely conducts community satisfaction surveys with community health centers in Banda Aceh City. The existence of various differences in results regarding satisfaction with community health center services issued by the Banda Aceh City health service and the results of research conducted in several community health centers has become a trigger to see the gap in patient satisfaction with health services in eight other community health centers spread across Banda Aceh City. This research method is quantitative using a cross sectional design where quantitative data will be collected. There were 220 respondents in this study who were collected through questionnaires using a random sampling method who met the inclusion criteria. The research results showed that there were gaps in all dimensions of service quality that needed to be improved, namely the tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy dimensions. The results of this research showed that there was a relationship between patient characteristics and patient satisfaction using Puskesmas services in Banda Aceh City, gender (p = 0.027);  age (p < 0.001); education level (p-=0.002); age (p-value<0.001); type of work (p <0.001). The conclusion of this research is that the service at 11 community health centers in Banda Aceh City is quite good, but there are still several attributes that need to be improved in all dimensions.some attributes that need to be improved on the overall dimensions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhaputra Tristanto
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini pihak pengelola pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Di Kabupaten Lampung Utara pemanfaatan puskesmas sebesar 45,2%. Oleh Yudha,dkk, di Puskesmas Banjit tahun 1997 menghasilkan angka dengan kepuasan pasien sebesar 87%. Survai pendahuluan dilakukan bulan Maret 2002 di 4 puskesmas didapatkan 68% responden tidak puas terhadap layanan petugas. Sayang sekali data diatas, belum secara spesifik menggali tentang data kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan di Kabupaten Lampung Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan dan mutu layanan balai pengobatan serta bagaimana hubungan kepuasan dan mutu layanan setelah dlcontrol dengan karakteristik pasien, yaitu : jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan. Penelitian ini dilakukan melalui analisis kuantitatif, dan pendekatan cross sectional untuk menganalisa korelasi antara faktor penyebab dan akibat melalui observasional-pengumpulan data sekaligus pada suatu saat pada 378 pasien balai pengobatan dari tanggal 22-25 April 2602 di 17 puskesmas Kabupaten Lampung Utara, guna mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan pada tahun 2002. Untuk memperoleh alasan ketidakpuasan yang timbul akibat proses pelayanan digunakan pendekatan kualitatif.
Hasil yang didapat menunjukkan tingkat ketidak kepuasan pasien sebesar 48,7%. Tingkat mutu layanan dimana yang menyatakan tidak ada tanggung jawab manajemen sebanyak 80,2%, sedangkan tidak ada proses penyerahan jasa sebanyak 50,5%. Pada uji bivariat dengan chi-quare didapat terdapat hubungan signifikan antara mutu layanan dengan tingkat kepuasan pasien balai pengobatan puskesmas di Kabupaten Lampung Utara tahun 2002, dimana pada faktor tanggung jawab manajemen variabel yang merupakan konfonder adalah pendidikan dan pekerjaan, sedangkan pada faktor proses penyerahan jasa variabel konfondennya jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Pada penelitian ini didapat indikator kepuasan yang diprioritaskan adalah : keterampilan pemeriksa, menerangkan cara minum obat yang akan diberikan, mengajak bila pasien sakit untuk berobat kembali.
Disarankan pada pembuat kebijakan pemerintah daerah dalam hal ini pihak dinas kesehatan Kabupaten agar : Mengadakan simulasi aplikasi pemeriksaan pasien sesuai dengan protap pelayanan standar minimal balai pengobatan puskesmas yang telah dibuat oleh Dinas kesehatan Kabupaten, mengadakan penyegaran bagi petugas balai pengobatan tentang perjalanan penyakit dan penatalaksanaan pengobatan sederhana serta tata cara pemberian obat-obatan di puskesmas, mengadakan penyegaran penyusunan program kerja puskesmas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, dan mengadakan survei berkala untuk pengukuran kepuasan pasien dengan periode waktu tertentu (misalnya setiap akhir tahun anggaran), sehingga diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat digunakan sebagai batas perencanaan peningkatan mutu layanan dimasa yang akan datang.

Relationship between Service Quality and Patient Satisfaction at Puskesmas in the District of North Lampung 2002In the recent globalization and free-trade era, the health care manager requires improving the service quality in the health care. Community Health Center (Puskesmas) utilization in the District of North Lampung is 45,2%. Yudha et.al revealed that patient satisfaction in Puskesmas Banjit in 1997 was 87%. The preliminary survey that conducted in March 2002 in 4 Puskesmas showed that 68% of respondents not satisfied with the provider's service. Unfortunately, the data that mentioned above was not specifically explained yet about the patient satisfaction on service quality at Puskesmas in the District of North Lampung.
The aims of this study were to find the level of satisfaction among patients and the service quality of health center as well as to find the relationship between patient satisfaction and service quality after being controlled by characteristics of patients such as sex, education, occupation, and knowledge. This study used the quantitative analysis and cross sectional approach to analyze relationship between causal factor and effect factor through observation. Data collecting was conducted to 378 patients of health center on April 22-25, 2002 at 17 Puskesmas in the District of North Lampung. To gain the reasons among unsatisfied patients on the service process given, this study used the qualitative approach.
The results of this study showed that the level of satisfaction among patients was 48,7%. Based on the level of service quality stating the lack of management responsibility was 80,2%, while no availability of the process of service delivery was 50,5%. A Chi-square test revealed the availability of significance between service quality and the level of patient satisfaction at Puskesmas in the District of North Lampung. As confounder variables in the management responsibility factor were education and occupation, while confounder variables in the process of service delivery factor were sex, education, and occupation. This study also found that the indicators of satisfaction having priority to be done are health provider's skill, explanation how to take the medicines, and suggest doing the examination again if the patient were sick.
The recommendations for the policy maker of district government, especially for the Health District, are to conduct simulation of examination for patient based on the minimal standard operational procedure of Puskesmas, to review Puskesmas program planning that focused on the customer satisfaction, and to conduct a periodic survey (at the end of the fiscal year) so it could determine the factors related to the patient satisfaction. And it is hoped that they could be used to improve the service quality in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T-9279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ag. Sri Oktri Hastuti
"Kondisi psikologis pada saat pasien akan dirawat di rumah sakit merupakan hal yang sangat perlu diberi perhatian. Penjelasan berbagai hal tentang pelayanan keperawatan menjadi interaksi awal antara pasien dan perawat yang dapat menumbuhkan hubungan saling percaya yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran?pengaruh penerapan program orientasi pasien baru terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta?.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan pengumpulan data secara cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien yang dirawat di RS Panti Rapih selama bulan Mei 2009 dengan jumlah 72 responden pada kelompok intervensi dan 72 responden pada kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah berupa panduan orientasi yang disusun oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian dan kuesioner kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan 5 (lima) dimensi mutu, yaitu tangibles (bukti langsung), reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan) dan emphaty (empati) yang merupakan pengembangan dari instrumen SERVQUAL. Instrumen ini terdiri dari 22 pertanyaan tentang harapan pasien dan 22 pertanyaan terkait dengan persepsi (kenyataan) terhadap pelayanan keperawatan yang diterimanya selama menjalani rawat inap di RS Panti Rapih. Hasil ujicoba validitas dan reabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai 0,900.
Hasil penelitian adalah rata-rata kepuasan pasien yang mendapatkan perlakuan orientasi lebih tinggi (7,30) daripada kepuasan pasien yang tidak mendapatkan perlakuan orientasi (-3,45). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan/pengaruh yang bermakna antara perlakuan tindakan orientasi pada saat awal masuk terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan selama menjalani rawat inap di RS Panti Rapih Yogyakarta (p value 0.000). Variabel karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah pendidikan. Orientasi pasien pada awal masuk penting dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien.

Psychologically problem of new patient is an urgent thing to be attention. Explanation of the treatment is a starting point relationship between nurses and the patient. A good relationship of them can be influencing the patient satisfaction. This research in aimed to gain the description on ?The effect of new patient orientation toward patient satisfaction at the nursing service at caring room Panti Rapih Hospital in Jogjakarta.
The design of this research was quasi experiment with cross sectional method. Numbers of respondents are 144 patients treated in May 2009 divided into intervention and control group, each group consist of 72 people. In the research, the instrument used is a form of orientation guide of patient satisfaction of nursing services based on 5 quality dimensions: tangibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy developed from SERVQUAL. The instruments consist of the 22 questions on expectation and 22 questions on perception. Test of validity and reliability of these instruments utilized Alpha Cronbach (0,900).
The result indicated that mean of satisfaction of the patient with orientation reached 7,30 and patients without orientation reached -3,45. The analysis demonstrated that orientation program in the caring room of Panti Rapih Hospital in Jogjakarta during the first come had significant impacts to patient satisfaction (p value 0,000). The caracteristic variable that has connection with satisfaction is the education level of the patients. Patient orientation during the first come is recommended to improve patient satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>