Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisah Rahma
"Fenomena stres oksidatif berperan dalam berbagai patogenesis penyakit termasuk infertilitas pada pria. Meningkatnya peroksidasi lipid pada membran sel spermatozoa menyebabkan penurunan kualitas sperma. Tingkat kerusakan sel akibat stress oksidatif dapat diukur dengan kadar malondialdehid (MDA). Bekatul merupakan hasil samping proses penggilingan padi yang diketahui memiliki kandungan antioksidan; vitamin E dan oryzanol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bekatul terhadap kadar MDA testis tikus yang diinduksi CCl4. Dua puluh empat sampel tikus dibagi ke dalam 6 kelompok; kontrol (K), bekatul 200 mg/kg BB (P1), bekatul 400 mg/kg BB (P2), CCl4 (P3), 200 mg/kg BB+ CCl4 (P4), dan 400 mg/kg BB+CCl4 (P5). Tikus diadaptasi selama 7 hari. Pemberian bekatul pada kelompok P1, P2, P4, dan P5 dilakukan selama 8 hari setelah adaptasi. Sedangkan induksi CCl4 0,55mg/kg BB pada kelompok P3, P4, dan P5 dilakukan pada hari ke 9-11. Pemberian CCl4 pada kelompok P3 menghasilkan kadar MDA yang lebih tinggi bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0,028). Pemberian bekatul pada kelompok P2 menunjukkan kadar MDA yang lebih rendah bermakna dibandingkan kontrol (p=0,046). Kadar MDA yang lebih rendah secara signifikan juga terlihat pada kelompok P4 dan P5 dibandingkan kelompok P3 dengan nillai p berturut-turut 0,037 dan 0,005.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian bekatul dapat menghasilkan kadar MDA yang lebih rendah pada testis tikus yang diinduksi CCl4. Ini membuktikan potensi bekatul sebagai agen protektif terhadap peroksidasi lipid pada jaringan testis tikus.

The phenomenon of oxidative stress involves in pathogenesis of several diseases including infertility in men. High lipid peroxidation on membrane of spermatozoa decreases sperm quality. Cell damage caused by oxidative stress can be measured with malondialdehyde (MDA). Rice bran as a byproduct of the rice milling process is known to have antioxidant properties;vitamin E and oryzanol.
This research aimed at evaluating the effect of rice bran on MDA level in rat?s testes induced by CCl4. Twenty four male Sprague dawley rats were divided into six groups; Untreated (K), rice bran 200 mg/kg BW (P1), rice bran 400 mg/kg BW (P2), CCl4 (P3), rice bran 200 mg/kg BW+ CCl4 (P4), and rice bran 400 mg/kg BW+ CCl4 (P5). Rats were adapted on 7 days. Group P1, P2, P4, and P5 were administered with rice bran on 8 days after adaptation. Group P3, P4, and P5 were administered with CCl4 0,55mg/kg BW from day 9-11. Administration of CCl4 on group P3 caused a greater MDA level compared to the untreated group (p=0.028). Administration of rice bran on group P2 showed a lower MDA level compared to the untreated group (p=0.046). The MDA levels of group P4 and P5 were also significantly lower compared to group P3 with p value consecutively 0.037 and 0.005.
This study shows that the administration of rice bran results in a lower MDA level in rat?s testis induced by CCl4. It proves the potency of rice bran as protective agent against lipid peroxidation in rat?s testes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Melia Utami
"Radikal bebas merupakan senyawa reaktif yang memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Peningkatannya dalam tubuh menimbulkan kerusakan oksidatif. Salah satu organ yang rentan adalah otak. Antioksidan endogen tidak cukup menetralkan radikal bebas. Konsumsi antioksidan eksogen dibutuhkan untuk membantu menangkal radikal bebas, salah satunya adalah bekatul.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bekatul terhadap otak tikus yang diinduksi CCl4 dengan parameter kadar MDA. Sampel menggunakan 24 ekor tikus jantan Sprague-Dawley berusia 6 - 8 minggu dengan BB + 100 - 200 g yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kontrol normal (P1), kontrol negatif diberi CCl4 (P2), bekatul 200 mg/kgBB (P3), bekatul 400 mg/kgBB (P4), bekatul 200 mg/kgBB+CCl4 (P5), bekatul 400 mg/kgBB+CCl4 (P6). Setelah perlakuan dilakukan pengukuran kadar MDA.
Hasil penelitian diperoleh kadar MDA pada P3 dan P4 lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol normal. Dan kadar MDA pada kelompok P2 lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol normal. Selain itu, kadar MDA pada kelompok P5 lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol negatif sedang pada kelompok P6 lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol negatif. Penelitian diuji dengan One-Way Anova memperoleh perbedaan bermakna dengan nilai p<0,05. Pemberian bekatul 400mg/kgBB pada otak yang diinduksi CCl4 menurunkan kadar MDA. Hal ini mengindikasikan potensi bekatul sebagai antioksidan.

Free radical is a reactive compound which has unpaired electron in its outer orbital. Its increased in the body cause oxidative stress. One of the organs which at risk to have oxidative stress is brain. Endogenous antioxidants are insufficient to neutralize free radicals in the body. Consumption of exogenous antioxidant is needed to support neutralizing free radicals, one of them is rice bran.
This study was aimed to measure the effect of rice bran extract as antioxidant in rat's brain induced by CCl4. The parameter used was MDA levels. Samples were 24 male Sprague-Dawley 6-8 year old rats weighted + 100-200 g. Samples were divided into 6 groups. Those were normal control (P1), negative control were given CCl4 (P2), 200 mg/kg BW rice bran (P3), 400 mg/kg BW rice bran (P4), 200 mg/kg BW rice bran+CCl4 (P5), 400 mg/kg BW rice bran+CCl4 (P6). MDA levels were measured after intervention.
The result shows MDA levels in P3 and P4 group lower than normal control group. And MDA levels in P2 group higher than normal control group. Moreover, MDA levels in P5 group higher than negative control group and MDA levels while in P6 group lower than negative control group. According to One-Way Anova test result, there was a significant difference with p value < 0.05. Effect of 400 mg/kg BW rice bran feeding to brain induced by CCl4 may reduce MDA levels. Those results indicated a potential rice bran as antioxidant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rohmawati
"Stres oksidatif dihasilkan sebagai akibat dari jumlah ROS (reactive oxygen spesies) yang berlebih di dalam tubuh yang dapat merusak jaringan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara oksidan (ROS) dan antioksidan sebagai penangkalnya. Kadar antioksidan di dalam tubuh dapat ditingkatkan dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung zat antioksidan, misalnya bekatul. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bekatul sebagai antioksidan dengan mengukur kadar GSH pada ginjal tikus diintoksikasi dengan karbon tetraklorida (CCl4).
Pada penelitian ini menggunakan 24 tikus jantan galur Sparague Dawley yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok kontrol normal (K1) tidak mendapat perlakuan, kelompok kontrol negatif (K2) diberikan CCl4 0,55 mg/kg BB. Perlakuan 1 (P1) dan P2 diberikan bekatul 200 mg/kg BB. P3 dan P4 diberikan bekatul 400 mg/kg BB. Kemudian, kelompok P2 dan P4 diberikan CCl4 dengan dosis 0,55 mg/kg BB. Masing-masing kelompok tersebut dilakukan pengukuran kadar GSH. Setelah itu, dilakukan analisis data dengan menggunakan One Way Anova.
Hasil penelitian didapatkan kadar GSH pada K2, P1 dan P2 lebih tinggi dibandingkan kontrol normal dan kadar GSH P3, P4 lebih tinggi dibandingkan kontrol negatif. Peningkatan kadar GSH yang bermakna terdapat pada kontrol negatif serta kelompok bekatul 400 dengan bekatul 200 + CCl4 dengan nilai p< 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bekatul berpotensi sebagai antioksidan apabila dilihat secara grafik, karena kadar GSH pada rata-rata kelompok perlakuan cenderung mengalami peningkatan dibandingkan dengan kontrol normal dan kontrol negatif.

Oxidative stress produced as a result of the amount of ROS (reactive oxygen species) are excessive in the body that can damaged tissue. This is caused by an imbalance between oxidants (ROS) and antioxidant as an antidote. Levels of antioxidants in the body can be increased by eating foods that contain antioxidants, such as bran. Therefore, the aim of this study was to determine the potential of rice bran as an antioxidant by measuring the levels of GSH in kidney diintoksikasi rats with carbon tetrachloride (CCl4).
In this study using 24 male rats Sparague Dawley strain were divided into 6 groups. Normal control group (K1) untreated, negative control group (K2) is given CCl4 0.55 mg / kg. Treatment 1 (P1) and P2 given bran 200 mg / kg. P3 and P4 are given bran 400 mg / kg. Then, the group P2 and P4 are given CCl4 with a dose of 0.55 mg / kg. Each group measured levels of GSH. After that, data analysis using One Way Anova.
The result showed the levels of GSH on K2, P1 and P2 higher than normal control and GSH levels P3, P4 higher than the negative control. A significant increase in GSH levels found in the negative controls as well as groups with bran bran 400 200 + CCl4 with a value of p <0.05. Thus, it can be concluded that the bran potential as an antioxidant when seen in the chart, because the levels of GSH in the average treatment groups tends to increase as compared with normal controls and negative controls.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Abdi Zil Ikram
"Stres oksidatif di hati dapat terjadi akibat peningkatan produksi radikal bebas berlebih seperti ROS yang akhirnya menyebabkan kerusakan hepatoseluler. Glutation GSH , antioksidan non enzimatik, berperan dalam memberikan efek proteksi melawan radikal bebas. Selama ini, bekatul diperkirakan mempunyai potensi antioksidan pada hati. Peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bekatul padi Oryza sativa varietas IPB3S terhadap kadar GSH pada organ hati tikus yang diinduksi karbon tetraklorida CCl4 . Dua puluh empat ekor tikus jantan Sprague Dawley dibagi ke dalam enam kelompok yaitu, tanpa perlakuan, CCl4, bekatul 150 mg/kgBB, bekatul 150 mg/kgBB CCl4, bekatul 300 mg/kgBB, dan bekatul 300 mg/kgBB CCl4. Kadar GSH jaringan hati tikus diukur pada tiap kelompok perlakuan menggunakan metode Ellman. Data kemudian dianalisis menggunakan One-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kadar GSH jaringan hati tikus yang bermakna pada kelompok bekatul 150 mg/kgBB p=0,01 dan bekatul 150 mg/kgBB CCl4 p=0,046 dibandingkan dengan kelompok tanpa perlakuan dan CCl4 saja. Sebaliknya, tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok bekatul 300 mg/kgBB p=0,118 dan bekatul 300 mg/kgBB CCl4 p=0,247 terhadap kelompok tanpa perlakuan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak bekatul mempunyai potensi sebagai antioksidan terhadap jaringan hati jika dilihat dari adanya peningkatan kadar GSH.

Oxidative stress in the liver can occur as a result of increased production of excess free radicals such as ROS that eventually cause hepatocellular damage. Glutathione GSH , a non enzymatic antioxidant, plays a role in providing protection against the effects of free radicals. Recently, rice bran has been predicted to have antioxidant potential in the liver tissue. Researcher wanted to determine the effect of rice bran variety IPB3S Oryza sativa extract to level of GSH in the rats liver induced by carbon tetrachloride CCl4 . Twenty four male Sprague Dawley rats were divided into six groups which are control, CCl4, rice bran extract 150 mg kgBW, rice bran extract 150 mg kgBW CCl4, rice bran extract 300 mg kgBW, and rice bran extract 300 mg kgBW CCl4. GSH levels in rats liver tissue in each treatment group were measured using Ellman 39 s method. Data were analyzed using One way ANOVA. The results showed a significant increase in rats liver tissue GSH levels in 150 mg kgBW rice bran extract group p 0.01 and 150 mg kg rice bran extract CCl4 group p 0.046 compared to the control group and CCl4 group alone. In contrast, there were no significant differences in the 300 mg kgBW rice bran extract group p 0.118 and 300 mg kgBW rice bran extract CCl4 group p 0.247 compared to control group. This study suggested that rice bran extracts had antioxidant potential on liver tissue observed from elevated level of GSH.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Kamal Nasser
"Radikal bebas merupakan molekul yang mengandung oksigen dan bersifat sangat reaktif. Peningkatan radikal bebas di dalam tubuh menyebabkan kerusakan oksidatif. Salah satu organ yang rentan terhadap kerusakan oksidatif adalah testis karena laju pembelahan sel yang cepat pada proses spermatogenesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bekatul varietas IPB3S terhadap organ testis tikus yang diinduksi karbon tetraklorida CCl4 menggunakan parameter glutation GSH . Duapuluh empat ekor tikus Sprague-Dawley jantan berusia 6-8 minggu dibagi kedalam 6 kelompok perlakuan yaitu kontrol, CCl4 0,55 mg/KgBB, bekatul 150 mg/KgBB, bekatul 150 mg/KgBB CCl4 0,55 mg/KgBB, bekatul 300 mg/KgBB, bekatul 300 mg/KgBB CCl4 0,55 mg/KgBB. Setelah perlakuan dilakukan pengambilan organ testis tikus untuk dihitungan kadar GSH dengan menggunakan metode Ellman kemudian dianalisis menggunakan software SPSS. Hasil penelitian didapatkan peningkatan kadar GSH pada kelompok pemberian bekatul dan penurunan GSH pada kelompok yang diinduksi CCl4 bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan tertinggi dimiliki kelompok dengan perlakuan bekatul dosis 300 mg/KgBB. Peningkatan kadar GSH pada kelompok perlakuan bekatul mengindikasikan potensi ekstrak bekatul sebagai antioksidan.

Free radical is a molecule containing oxygene which is very reactive. Increase in free radical in the body cause oxidative damage. One of the organs which at risk to have oxidative damage is testes due to high cell division rate in spermatogenesis process. The present study was aimed at evaluating the protective effects of IPB3S rice bran extract against carbon tetrachloride CCl4 induced oxidative stress and testes injury in male adult Sprague Dawley. The parameter used was glutathion GSH levels. Twenty four male Sprague Dawley were devided equally into 6 groups for the assesment. Rats of group I received no treatments. Rats of group II were treated with CCl4 0,55 mg KgBB. Rats of group III were treated with rice bran extract 150 mg KgBB. Rats of group IV were treated with rice bran extract 150 mg KgBB CCl4 0,55 mg KgBB. Rats of group V were treated with rice bran 300 mg KgBB, and rats of group VI were treated with rice bran 300 mg KgBB CCl4 0,55 mg KgBB. GSH levels in testes organ were measured using Ellman rsquo s method after the intervention. The results showed elevation of GSH levels in bekatul treated group and decrease of GSH levels in CCl4 treated group with respect to control group. Group of rice bran extract 300 mg KgBB showed the highest elevation of GSH levels. Those results indicates a potential rice bran extracts as antioxidants.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Nanda Pribawa
"Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan kerusakan jaringan salah satunya pada ginjal. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan antioksidan yang cukup dengan cara mengonsumsi makanan kaya antioksidan. Salah satu makanan yang berpotensi memiliki kandungan antioksidan adalah bekatul. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian bekatul varietas IPB-3S terhadap kadar malondialdehid MDA pada ginjal tikus yang diinduksi karbon tetraklorida CCl4 . Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan sampel 24 tikus jantan galur Sprague Dawley. Sampel dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok kontrol K1 tanpa perlakuan, kelompok kontrol negatif K2 diberikan CCl40,55 mg/kgBB, kelompok P1 dan P3 diberikan bekatul IPB-3S dengan dosis 150 mg/kgBB, serta kelompok P2 dan P4 diberikan bekatul IPB-3S dengan dosis 300 mg/kgBB. Kelompok P3 dan P4 juga diberikan CCl4 0,55 mg/kgBB. Setiap kelompok dilakukan pengukuran MDA dengan metode Thiobarbituric Acid Reacting Substances TBARS . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian CCl4 dapat meningkatkan kadar MDA ginjal dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Imbalance between free radicals and antioxidants can cause oxidative stress. Oxidative stress cause tissue damage in kidney. Certain level of antioxidants in the diet, such as rice bran, are required to prevent oxidative stress. The aim of this study was to determine the effect of IPB 3S rice bran extract on malondialdehyde MDA level in CCl4 induced rat kidneys. This study include 24 male Sprague dawley rats which divided into 6 groups.Untreated control group K1 , control negative group K2 given CCl4 0.55 mg kg body weight, group P1 and P3 given IPB 3S rice bran extract 150 mg kg body weight, and group P2 and P4 given IPB 3S rice bran extract 300 mg kg body weight. CCl4 0.55 mg kg body weight also given to group P4 and P5. MDA levels of each sample measured using Thiobarbituric Acid Reacting Substances TBARS assay. The result of this study showed that MDA level of group given CCl4 0.55 mg kg body weight is higher than control group p 0.05 . It was also revealed that group given IPB 3S rice bran extract group P1, P3, and P4 significantly decrease MDA levels compared with CCl4 group.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Rizky Melati
"Bekatul merupakan produk samping penggilingan padi (Oryza sativa) yang umumnya digunakan sebagai pakan ternak. Bekatul telah diketahui mengandung vitamin E (tokoferol dan tokotrienol) dan γ-orizanol yang memiliki efek antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antioksidan ekstrak bekatul terhadap kadar GSH dalam paru tikus yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Sebanyak 24 ekor tikus jantan Sprague-Dawley dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kontrol (K) dan perlakuan (P). Kelompok P1 dberikan bekatul 200 mg/kgBB, P2 bekatul 400 mg/kgBB, P3 bekatul 200 mg/kgBB dan CCl4 0,55 mg/kgBB, P4 bekatul 400 mg/kgBB dan CCl4 0,55 mg/kgBB, dan P5 CCl4 0,55 mg/kgBB. Hari ke-19, paru tikus diambil dan dilakukan pengukuran kadar GSH dengan metode Ellman. Kadar GSH meningkat pada P1 dan P2 dibandingkan Kontrol (p=0,021). Kadar GSH P2 lebih tinggi dari P1 (p=0,021). Kadar GSH meningkat pada P3 dan P4 dibandingkan P5 (p=0,021). Kadar GSH pada P3 lebih tinggi dari P4 (p=0,021). Kadar GSH P5 menurun dibandingkan Kontrol (p=0,149). Antioksidan dalam bekatul efektif dalam meningkatkan kadar GSH pada paru tikus. Dosis bekatul yang lebih tinggi berbanding lurus dengan kadar GSH yang lebih tinggi pula. Antioksidan dalam bekatul juga efektif dalam meningkatkan kadar GSH paru tikus sebelum diinduksi CCl4. Adanya fenomena khusus serta tingkat kualitas bekatul diduga berpengaruh terhadap hasil penelitian ini, dimana kadar GSH pada kelompok yang diberikan bekatul 200 mg/kgBB + CCl4 lebih tinggi dibandingkan pada kelompok bekatul 400 mg/kgBB + CCl4.

Rice bran is a by-product of rice milling (Oryza sativa), which are commonly used as animal feed. Rice bran has been known to contain vitamin E (tocopherols and tocotrienols) and γ-orizanol which have antioxidant effects. This research aims to know the effect of rice bran extract antioxidants against the levels of GSH in rat lung induced by carbon tetrachloride (CCl4). A total of 24 male Sprague-Dawley were divided into 2 groups, the controls (K) and the treatment (P). Treatment group 1 (P1) is given 200 mg/kgBB rice bran, P2 400 mg/kg rice bran, P3 200 mg/kgBB rice bran and 0.55 mg/kgBB CCl4, P4 400 mg/kgBB rice bran and 0.55 mg/kgBB CCl4, and P5 0.55 mg/kgBB CCl4. At day 19th, the rat lung was taken and carried out measurements of the levels of GSH by Ellman method. GSH levels of P1 and P2 increased compared to Control (p=0.021). GSH levels of P2 higher than P1 (p=0.021). GSH levels of P3 and P4 increased compared to P5 (p=0.021). GSH levels of P3 higher than P4 (p=0.021). GSH levels of P5 decreased compared to Control (p=0.149). Antioxidants in rice bran is effective in increasing the levels of GSH in the rat lung. Higher dose of rice bran is directly proportional to the increasement of GSH levels. Antioxidants in rice bran is also effective in increasing the levels of GSH in the rat lung prior to CCl4-induced. A special phenomenon and the rice bran level of quality allegedly influence the results of this study, where the levels of GSH in group given 200 mg/kgBB rice bran + CCl4 higher than group of 400 mg/kgBB rice bran + CCl4 rice bran."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Yudha Irawan
"ABSTRAK
Radikal bebas dapat merusak komponen sel seperti lipid, protein, dan DNA. Kerusakan ini dapat terjadi di berbagai jaringan, termasuk di jantung. Antioksidan dapat menjaga jaringan dari proses oksidatif akibat radikal bebas. Berbagai antioksidan terdapat di dalam tubuh, yaitu antioksidan enzimatik seperti katalase, superoxide dismutase SOD , dan glutathione peroxidase GSH serta antioksidan nonenzimatik seperti vitamin E dan vitamin C. Bekatul diketahui mengandung tokoferol dan tokotrienol, yang merupakan jenis vitamin E. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh efek antioksidan bekatul dari beras varietas IPB3s terhadap aktivitas spesifik katalase dibandingkan dengan vitamin E pada jantung tikus yang diinduksi CCl4 sebagai penghasil radikal bebas. Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimental dengan menggunakan sampel 30 ekor tikus jantan galur Rattus novergicus. Seluruh tikus dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok tikus yang digunakan, yaitu satu kelompok kontrol dan sembilan kelompok perlakuan. Aktivitas spesifik katalase dari jantung tikus di setiap kelompok kemudian diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas spesifik katalase pada kelompok tikus yang diberi ekstrak bekatul lebih tinggi dari kelompok kontrol dan kelompok yang diberi vitamin E meskipun tidak berbeda bermakna secara statistik. Penulis menyimpulkan bahwa bekatul beras varietas IPB3s memiliki efek antioksidan.

ABSTRACT
Free radicals can damage cell components such as lipid, protein, and DNA. They can damage many tissues, including cardiac tissue. The oxidative damage caused by free radicals can be prevented by antioxidant. There are many antioxidants in our body, which are enzymatic antioxidants such as catalase, superoxide dismutase SOD , and glutathione peroxidase GSH and non enzymatic antioxidants such as vitamin E and vitamin C. Rice bran contains tocopherol and tocotrienol, subgroups of vitamin E. This experiment aims to know the antioxidant effect in rice bran variety IPB3s on specific activity of catalase in comparison to vitamin E in CCl4 induced rat heart. Experimental design is used in this study using thirty Rattus novergicus rats as samples. Rats were placed in ten groups for this experiment, in which one group was control group and the rest were experimental groups. The specific activity of catalase in rat heart of each group is then measured. The result showed that the specific activity of catalase in groups treated with rice bran is higher than control and vitamin E treated groups, although the differences are not statistically significant. This indicates that rice bran variety IPB3s has antioxidant effect."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zackie Alfian Rizaldy
"ABSTRAK
Stres oksidatif disebabkan ketidak seimbangan mekanisme pertahanan tubuh dengan radikal bebas. Radikal bebas dapat menginisiasi peroksidasi lipid yang berakibat kerusakan jaringan salah satunya pada jantung. Salah satu cara mengatasi hal ini dengan mengkonsumsi antioksidan eksogen dari makanan, yaitu bekatul. Bekatul mengandung tokoferol vitamin E . Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui efek antioksidan bekatul varietas IPB3s dibandingkan vitamin E terhadap kadar malondialdehid MDA pada jantung tikus yang diinduksi karbon tetraklorida CCl4 . Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan sampel 30 tikus jantan galur wistar. Sampel dibagi menjadi sepuluh kelompok dan masing-masing kelompok dilakukan pengukuran kadar MDA dengan metode Thiobarbituric Acid Reacting Substances TBARS . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian CCL4 tidak signifikan meningkatkan kadar MDA jantung dibandingkan kelompok kontrol. Pemberian bekatul IPB3s secara bermakna menurunkan kadar MDA jantung dibandingkan dengan pemberian CCl4. Tidak terdapat perbedaan kadar MDA bermakna antara pemberian bekatul dibandingkan dengan pemberian vitamin E. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bekatul dapat dijadikan sumber alternatif vitamin E.

ABSTRACT
Oxidative stress is caused by the imbalance of the body s defense mechanism with free radicals. Free radicals can initiate lipid peroxidation resulting in cardiac tissue damage. One way to overcome this by consuming exogenous antioxidants from food, such rice bran. Rice bran contains tocopherol vitamin E . The aim of this study was to know the antioxidant effect of rice bran varieties IPB3s compared to vitamin E to the levels of malondialdehid MDA in the cardiac tissue of rats induced carbon tetrachloride CCl4 . This study used an experimental design with a sample of 30 male rats of wistar strain. The samples were divided into ten groups and each group performed the measurement of MDA levels measured using Thiobarbituric Acid Reacting Substances TBARS assay. The results of this study showed that the administration of CCL4 did not significantly increase cardiac MDA levels compared to the control group. It was also revealed the administration of rice bran varieties of IPB3s significantly decreased MDA level of cardiac tissue compared with CCl4 group. There was no significant difference in MDA levels between rice bran and vitamin E intake. Based on the research results can be concluded that rice bran can be used as an alternative source of vitamin E."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Dwi Oktavianda
"Prevalensi penyakit degeneratif di dunia, termasuk di Indonesia, semakin meningkat tiap tahunnya. Salah satu faktor yang sangat berhubungan dengan penyakit degeneratif adalah peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas merupakan hasil metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel, salah satu indikatornya adalah kadar malondialdehida MDA . Di samping itu, otak merupakan salah satu organ yang rentan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas, karena kadar antioksidan endogen di otak relatif rendah. Konsumsi makanan tinggi antioksidan sangat dianjurkan, salah satunya adalah bekatul Oryza sativa varietas IPB-3S. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak bekatul terhadap kadar MDA otak tikus yang diinduksi CCl4. Penelitian ini menggunakan sampel otak 24 ekor tikus jantan galur Sprague-dawley yang berusia 6 ndash; 8 minggu dengan BB 150 ndash; 300 gram yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan, antara lain kontrol normal K.1 , kontrol negatif yang diinduksi CCl4 K.2 , ekstrak bekatul 150 mg/kgBB P.1 , ekstrak bekatul 150 mg/kgBB CCl4 P.2 , ekstrak bekatul 300 mg/kgBB P.3 , dan ekstrak bekatul 300 mg/kgBB CCl 4 P.4 . Setelah perlakuan, kadar MDA jaringan otak sampel diukur dengan metode Wills dan dibandingkan antar kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bekatul dapat menurunkan kadar MDA secara signifikan.

The prevalence of degenerative diseases in the world, including in Indonesia, increases every year. One of the factors associated with degenerative diseases is the increase of free radicals. Free radicals are the result of the metabolism process that can cause cell damage, one of the indicators is malondialdehyde MDA level. In addition, the brain is one of the susceptible organs to cell damage caused by free radicals, because the levels of the endogenous antioxidants are relatively low. Consumption of high antioxidants foods is highly recommended, one of which is Oryza sativa variety IPB 3S rice bran. Therefore, this study was conducted to analyze the effect of rice bran extract towards MDA levels in the brain induced by CCl4. This study used 24 brain samples from Sprague Dawley male rats aged 6 ndash 8 weeks with BW 150 ndash 300 grams, divided into 6 intervention groups, including normal control K.1 , negative control induced CCl4 K .2 , 150 mg kg rice bran extract P.1 , 150 mg kg rice bran extract CCl4 P.2 , 300 mg kg rice bran extract P.3 , and 300 mg kg rice bran extract CCl4 P.4 . After the intervention, the MDA levels of brain sample were measured by Wills method and compared each group. The results of this study showed that the administration of rice bran extract significantly lowered MDA levels.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>