Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathia Nabilla
"Indonesia adalah negara ke-4 dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia. Masalah tuberkulosis menjadi lebih berat karena keterkaitannya dengan diabetes melitus. Laporan penelitian ini membahas mengenai faktor yang menyebabkan adanya keterkaitan antara penyakit tuberkulosis dan diabetes mellitus di Jakarta. Faktor yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah status gizi, dengan menggunakan perhitungan indeks massa tubuh (IMT). Penelitian kualitatif ini menggunakan desain deskriptif analitik cross-sectional. Hasil dari penelitian menunjukkan di antara 236 responden ditemukan laki-laki lebih mendominasi, karakteristik usia responden yang paling dominan adalah rentang 21-44 tahun, dan status gizi yang paling mendominasi adalah status gizi normal. Dari 236 responden ditemukan 65 kasus diabetes melitus (27,5%) yang setelah analisis menggunakan SPSS versi 20 ditemukan beda proporsi bermakna pada kejadian diabetes melitus antara pasien tuberkulosis dengan status gizi normal dan status gizi kurang dibandingkan dengan kategori status gizi lainnya. Hal ini diperkirakan karena perjalanan penyakit pasien yang pada umumnya status gizi kurang karena adanya infeksi yang menyebabkan penurunan nafsu makan dan setelah pengobatan status gizi menjadi baik. Penelitian ini menyarankan agar dilakukan penelitian kembali untuk membahas keterkaitan antara kedua penyakit dengan lebih dalam dan dilakukan pemeriksaan rutin baik pada pasien tuberkulosis atau diabetes melitus karena keterkaitan yang ada.

Indonesia is the fourth country with highest tuberculosis cases among other countries all over the world. This problem become more serious because of strong relationship between tuberculosis and diabetes mellitus. The focus of this study is to look for the factor which can make the relationship happen. The main factor focused in this research was nutritional status using body mass index calculation. This qualitative research used analytical descriptive cross-sectional design. Among 236 tuberculosis patients, it was found that male was dominant, age of 21-44 was leading, and normal nutritional status was dominant. Result of this research showed that 65 (27.5%) of 236 tuberculosis patients were also diagnosed as a diabetes mellitus patients. After the data was analyzed using SPSS 20th version, the result showed a significant proportion difference in the prevalence of diabetes mellitus among tuberculosis patients with normal nutritional status and lower nutritional status as compared to other categories of nutritional status. This result might be caused of course of the disease. The researcher suggests the next research about this problem to be explored deeper and also the screening of patients either the patient?s diagnosed as a tuberculosis or diabetes mellitus patient should be done because of strong relationship between these diseases."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Triyanie
"Indonesia merupakan negara berkembang dengan risiko DM dan tuberkulosis yang tinggi. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku pengendalian DM dengan tuberkulosis. Pengambilan data dilakukan pada 291 pasien DM melalui kuesioner, pemeriksaan sputum BTA dan pemeriksaan radiologi didapatkan sebesar 35,7% pasien DM dengan tuberkulosis. Pada penelitian ini didapatkan bahwa proporsi TB positif pada pasien DM yang telah didiagnosis DM <2 tahun, tidak memiliki riwayat hipertensi, mengalami gejala DM mudah lapar, berat badan turun dan lemah badan, tidak menerima edukasi dan tidak menggunakan obat antidiabetes berhubungan dengan kejadian tuberkulosis.

Indonesia is a development country with high risk of DM and tuberculosis. This research has design of cross sectional study to know association between behavior control of DM with prevalence of tuberculosis. It was applied to 291 patients with DM by using questionnaire instrument, BTA sputum, and radiology examination. 35.7% patients were diagnosed as TB. In this research, it can be concluded that proportion of positive TB in patients with DM who was diagnosed as DM <2 years, had no hypertension, had symptoms of DM (feeling very hungry, weight loss, fatigue), not accepted education and did not use oral antidiabetic have association with prevalence of tuberculosis in patients with DM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfathonah Aryana
"Tuberkulosis dan diabetes melitus masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia karena angka kematian akibat dua penyakit ini masih tinggi. Beberapa penelitian mengungkapkan adanya hubungan antara kedua penyakit ini. Penulis ingin mengetahui besar angka kejadian TBDM dan hubungan dari faktor pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap kejadian TBDM di Jakarta.
Subjek yang diteliti adalah pasien tuberkulosis di 12 puskesmas di Jakarta dan 2 klinik dokter keluarga FKUI. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 242 orang. Data diperoleh melalui pengisan kuesioner dan melakukan pengecekan kadar glukosa darah puasa. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan uji bivariat pada SPSS 20.0.
Dari 236 pasien tuberkulosis yang memenuhi kriteria inklusi, sebanyak 65 orang (27,5%) mengalami DM, 171 orang (72,5%) tidak mengalami DM. Kejadian diabetes melitus berdasarkan kategori pendidikan, sebanyak 46 orang pasien memiliki karakteristik pendidikan rendah dan 28 orang pasien berasal dari subjek yang memiliki pendapatan rendah-menengah. Pada analisis bivariat antara tingkat pendidikan dan TBDM diperoleh hasil adanya perbedaan proporsi bermakna sedangkan analisis bivariat tingkat pedapatan dan TBDM tidak diperoleh perbedaan proporsi bermakna.
Tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran individu untuk melakukan pengecekan kesehatan dengan kata lain mempengaruhi kesadaran pasien akan faktor risiko dari TBDM. Rendahnya pendapatan yang dimiliki oleh subjek tidak memberikan dampak yang berarti bagi kejadian TBDM.

Tuberculosis and diabetes mellitus are still a health problem in Indonesia because the number of deaths are still high. Several studies have revealed the relation between tuberculosis and diabetes mellitus. From this study, the writer want to know the prevalence of diabetes mellitus among tuberculosis patients and the relation between income and educational levels on the prevalence of diabetes mellitus in tuberculosis patients in Jakarta.
The subjects were tuberculosis patients at 12 Puskesmas in Jakarta and 2 Family Physician Clinics Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Data obtained by questionnaires and checking fasting blood glucose levels. Then, from 242 subjects were analysed using bivariate test in SPSS 20.0.
The 236 tuberculosis patients who met the inclusion criteria, as many as 65 people (27.5%) had DM, 171 (72,5%) did not have diabetes. Based on the category of education, as many as 46 patients had characteristics of low education and 28 patients had a low-middle income. Level of education and diabetes mellitus showed significant proportion difference in bivariate analysis, income level and diabetes mellitus not showed a significant proportion difference.
The level of education affects the awareness of individuals to perform health checks, or in other words will affect the tuberculosis patient's awareness of the risk factors of diabetes mellitus. Low income did not give a meaningful impact for patients."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hanindio Suryokusumo
"The incidence of type 2 diabetes mellitus increase each year in Indonesia. A good nutritional status in patients with type 2 diabetes may improve their quality of life and avoid the complications that may arise in type 2 diabetes mellitus. This study aims to find the factors that can affect nutritional status of type 2 diabetes mellitus patients. A cross ndash sectional study was conducted on 57 patients rsquo medical records obtained from Husada Hospital. The result showed that patients with type 2 diabetes mellitus who have the nutritional status of obese commonly found in women 94.1 , aged 50 64 years 64.7 , active physical activity 52.9 , currently on pharmacological treatment 100 , with the intake of nutrients such as low energy intake 64.7 , high fat consumption 58.8 , and adequate carbohydrates 100 and protein consumption 100 . No association was found statistically significant between the sexes, energy intake, carbohydrates intake, fat intake, protein intake, physical activity, and currently on pharmacological treatment on the nutritional status of patients with type 2 diabetes p 0.05 . A statistically significant relationship was found between age p 0,011, fisher test on the nutritional status of patients with type 2 diabetes. In conclusion, only age of patient is found significant to the nutritional status of type 2 diabetes mellitus patient."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sumartiningsih
"WHO 2013 menunjukan bahwa ada sekitar 9,0 juta kasus baru TB di dunia dan Indonesia menduduki peringkat ke-5 tertinggi di dunia. Sama halnya dengan penyakit DM, data International Diabetes Federation 2013 ada sekitar 382 juta jumlah kasus DM dan Indonesia menjadi negara ke-7 dengan jumlah kasus DM terbesar di dunia. Peningkatan prevalensi DM memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah kasus TB pada periode waktu yang sama ataupun sebaliknya. Perilaku merokok dan mengonsumsi alkohol banyak dikaitkan dengan kedua penyakit tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan DM dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol pada pasien TB di Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Subjek penelitian adalah pasien TB yang mengisi kuesioner penelitian dan diambil dari dua klinik dokter keluarga IKK FKUI dan dua belas Puskesmas di dua belas Kecamatan yang terdapat di Jakarta.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan DM dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol pada pasien TB di Jakarta tahun 2013-2014 karena mempunyai nilai p > 0,05 yaitu masing-masing 0,111 dan 0,523. Namun, peneliti menemukan kelompok berisiko tinggi penyakit degeneratif sebanyak 45,3% pasien TB laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok dan juga mengonsumsi alkohol.Disarankan untuk penelitian selanjutnya menyempurnakan beberapa pertanyaan pada kuesioner agar lebih spesifik seperti kadar alkohol yang dikonsumsi dan kumulatif waktu pasti durasi merokok subjek penelitian. Disarankan juga agar informasi besarnya angka kelompok beresiko tinggi untuk penyakit degeneratif diterima Puskesmas sehingga dapat mengambil tindakan preventif untuk mengendalikan timbulnya penyakit.

WHO in 2013 showed that there were about 9.0 million new cases of TB in the world and Indonesia was ranked the fifth highest in the world. Similarly to DM, data from the International Diabetes Federation in 2013 there were approximately 382 million the number of cases of diabetes and Indonesia became the 7th country with the largest number of cases of diabetes in the world. Increased prevalence of DM contributed to the increase in the number of TB cases in the same time period, or vice versa. The behavior of smoking and alcohol consumption are linked to both diseases. This study aims to determine the relationship of diabetes with smoking and alcohol consumption in tuberculosis patients in Jakarta. This type of research is descriptive analytic method with cross sectional study. Subjects were patients with TB who filled out questionnaires and were taken from two research clinics family physician IKK FKUI and twelve primary health care in twelve sub-district located in Jakarta.
Statistical test results showed that there was no association of DM with smoking and alcohol consumption in tuberculosis patients in Jakarta in 2013-2014 because it has a value of p> 0.05, respectively 0.111 and 0.523. However, researchers found that high-risk group of degenerative diseases of TB patients as much as 45.3% of men who have the habit of smoking and alcohol consumption. It is advisable to study further perfected several questions on the questionnaire to be more specific as the level of alcohol consumed and the cumulative time duration of smoking certainly the subject of research. It is also recommended that information about large numbers of high-risk groups for degenerative diseases received health centers/primary health care so that they can take preventive measures to control the disease.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nela Lutfiana
"Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Saat ini, diketahui bahwa Diabetes Melitus (DM) berasosiasi dengan kejadian TB. Orang dengan DM memiliki risiko tinggi berkembangnya TB laten menjadi TB aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi TB pada pasien DM yang berobat di Puskesmas di DKI Jakarta serta faktor demografi yang mempengaruhi.
Penelitian menggunakan desain potong lintang dan dilakukan dari bulan November 2013 sampai Januari 2014 pada 291 responden. Penentuan TB dilakukan berdasarkan gejala klinis dari hasil kuesioner, pemeriksaan radiologi serta sputum BTA. Prevalensi TB pada pasien DM di DKI Jakarta adalah sebesar 35,7%. Terdapat perbedaan bermakna proporsi TB berdasarkan kelompok usia (p=0,001), jenis kelamin (p<0,001), pekerjaan (p=0,004), status pernikahan (p=0,005) dan pendapatan perkapita (p=0,037).

Tuberculosis (TB) is one of the major public health problems in Indonesia. Studies show that TB is strongly associated with Diabetes Mellitus (DM). People with diabetes are at higher risk of developing TB than those without diabetes. This relationship may be influenced by many factors, including socio-demographic factors. This study aims to assess the prevalence of TB among DM patients in DKI Jakarta as well as the relationship of the prevalence regarding these factors.
This study is conducted using cross sectional design. The data collection has been conducted starting from November of 2013 to January of 2014. Data were analyzed using Chi-square and Fischer test. Total amount of respondents is 291. The result of this study shows that the prevalence of TB in DM patients in Jakarta is 35,7%. The result shows that age (p=0,001), sex (p<0,001), occupation (p=0,004), marital status (p=0,005), and income (p=0,037) are associated with TB in DM patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mada Taruna Sakti Anwar
"Hiperglikemia melemahkan imunitas sehingga pasien DM lebih rentan terkena TB. Imunitas juga bisa melemah akibat rokok dan alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi TB pada pasien DM terkait dengan perilaku merokok dan minum alkohol. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan kepada pasien DM di beberapa puskesmas Jakarta padaNovember 2013 sampai Januari 2014.
Penelitian ini melibatkan 291 pasien DM dan 35,7% didiagnosis TB.Adanya riwayat merokok, tidak adanya riwayat merokok dalam seminggu terakhir, perokok derajat sedang-berat, dan adanya riwayat minum alkohol berhubungan (p<0,05) dengan prevalensi TB pada pasien DM. Sementara itu, tidak adanya riwayat minum alkohol dalam sebulan terakhir dan sering minum alkoholtidak (p>0,05).

Hyperglycemia weakens immunity so that patients with DM are easier to have TB. The immunity can be weaker because of smoking and drinking alcohol. This research had purpose to know prevalence of TB in patients with DM and its association with smoking and drinking alcohol. It used design of cross sectional and was applied to patients with DM in some primary health centres in Jakarta from November 2013 until January 2014.
It involved 291 patients with DM and 35.7% are diagnosedas TB. Smoking in the past time, no smoking in one week before, moderate-heavy smoker, and drinking alcohol in the past time have association (p<0,05) with the prevalence, whereas no smoking in one month before and often drinking alcohol don’t (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Prihatini
"Diabetes melitus merupakan faktor risiko independen aktivasi infeksi TB laten. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perilaku berobat pasien DM dengan kemungkinan terjadinya tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner, pemeriksaan sputum dan rontgen. Didapatkan 104 (35,7%) pasien dengan TB dari 291 pasien DM. Waktu yang dibutuhkan pasien untuk mencari pengobatan ketika sakit, cara pasien mengatasi gejala, transportasi untuk menjangkau fasilitas layanan kesehatan, punya asuransi atau jaminan kesehatan dan memiliki tabungan kesehatan keluarga berhubungan dengan kejadian TB (p<0,05).

Diabetes mellitus is an independent risk factor of activation of latent TB infection. The purpose of this research is to know relation between characteristics of treatment behavior of DM patient with prevalence of TB.The design of this research is cross-sectional study. Data is collected by questionnaire, sputum test and radiology test.104 (35.7%) from 291 patients with DM are diagnosed as TB.Time needed by patients to seek for treatment,how people take care of their symptoms, how patients go to primary health center, are they having an insurance or government assurance and having family savings for health is related with prevalence of TB (p<0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Bin Syeh Abubakar
"Diabetes Melitus Gestasional (DMG) merupakan salah satu tipe DM yang hanya muncul saat kehamilan. DMG dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi yang sedang dikandung sehingga perlu diatasi dan dicegah. Terdapat beberapa faktor risiko dari DMG, yang dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai hubungan status gizi (IMT) yang merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan kejadian DMG di Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan case control pada ibu hamil di Kota Tidore Kepulauan tahun 2019 hingga 2021. Studi ini menggunakan data yang diambil dari rekam medis Puskesmas di Kota Tidore Kepualuan dengan metode consecutive sampling. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji Chi- square dengan nilai kemaknaan p<0,05. Terdapat 90 ibu hamil yang diinklusi pada penelitian ini, yang sebagian besar berusia 20-35 tahun. Uji bivariat menunjukkan hubungan bermakna antara Status Gizi (IMT) dengan kejadian DMG. Semakin tinggi IMT seseorang, risiko mengalami DMG akan semakin tinggi, dengan odds ratio yang didapat sebagai berikut: IMT ≥ 25 kg/m2 (OR 3,368; 95%CI 1,404-8,08), IMT 25-29.9 kg/m2 (OR 2,8; 95%CI 1,095-7,163), IMT ≥ 30 kg/m2 (OR 5,5; 95%CI 1,463-20,670). Terdapat hubungan antara status gizi (IMT) dengan kejadian DMG pada ibu hamil di Kota Tidore Kepulauan.

Gestational Diabetes Mellitus (GDM) is a type of DM that only appears during pregnancy. GDM can endanger the health of the mother and the babies so it need to be overcomed and prevented. There are several risk factors for GDM, which is divided into modifiable and non-modifiable risk. Therefore, this study aims to determine the association between nutritional status (BMI), which is one of the modifiable risk with the incidence of GDM in Tidore Kepulauan. This study is a quantitative research with case control approach to pregnant women in Tidore Kepulauan from 2019 to 2021. This study using data from medical records of the Public Health Center in Tidore Kepulauan that were collected consecutively. The association between nutritional status and the incidence of GDM was analyzed using Chi-square test with a significance value p<0,05. There are 90 pregnant women included in this study, which most of them aged 20-35 years old. The Chi-square test showed a significant association between nutritional status (BMI) and the incidence of GDM. People with morbid obese has a higher risk to develop GDM, which is shown in the odds ratios are as followed: BMI ≥ 25 kg/m2 (OR 3,368; 95%CI 1,404-8,08), BMI 25-29.9 kg/m2 (OR 2,8; 95%CI 1,095-7,163), BMI ≥ 30 kg/m2 (OR 5,5; 95%CI 1,463-20,670). There is a significant association between nutritional status (BMI) and the incidence of GDM in pregnant women in Tidore Kepulauan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Susilo Saputri
"Diabetes melitus (DM) dan tuberkulosis (TB) merupakan double burden disease yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia. Tingginya prevalensi TB dan DM tidak lepas dari peran tenaga kesehatan dalam mendiagnosis dan mendokumentasikan pasien yang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian berdesain cross-sectional ini melihat perbedaan persentase penemuan kasus DM pada pasien TB yang berobat ke dokter dan tenaga kesehatan nondokter. Dengan metode consecutive sampling, didapatkan 242 pasien TB yang terdaftar di 12 Puskesmas dan 2 klinik di Jakarta yang diminta kesediaannya melakukan pengisian kuesioner dan pemeriksaan GDP/TTGO.
Hasil penelitian menunjukkan kejadian DM lebih tinggi pada pasien TB dibandingkan dengan populasi umum (27,5%, n=236). Persentase penemuan kasus DM pada pasien TB yang berobat ke dokter lebih tinggi dibandingkan yang berobat ke tenaga kesehatan nondokter namun tidak berbeda bermakna (28% vs 19%, p=0,361). Pembandingan persentase penemuan kasus juga dilakukan menurut gejala DM: polifagi, polidipsi, poliuri, berat badan turun, lemah badan, kesemutan, dan penglihatan memburam. Dari seluruh gejala, persentase penemuan kasus DM pasien yang berobat ke dokter masih lebih tinggi dibandingkan yang berobat ke tenaga kesehatan nondokter. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan kewaspadaan mengenai gejala DM yang mungkin ada pada pasien TB sebagai bentuk deteksi dini guna mengantisipasi akibat yang tidak diinginkan.

Diabetes mellitus (DM) and tuberculosis (TB) are double burden diseases whose prevalence is still high in Indonesia. The high prevalence of both diseases cannot be separated from the role of health professionals in recording the diagnosis of TB patient who went to health care facilities. This cross-sectional study is conducted to see the difference between casefinding of DM among TB patients who went to doctors and other health professionals. Using consecutive-sampling-method, obtained 242 TB patients who were registered in twelve PHCs and two clinics in Jakarta. Data were collected by filling the questionnaire and FBG/OGT test.
The result showed that the percentage of DM is higher in TB patients compared with the general population (27,5%, n=236). The percentage of DM case-finding in TB patient who went to the doctor was higher than those who went to other health professionals (28% vs 19%, p=0,361). Benchmarking percentage of case-finding was also done by comparing through DM manifestations include: poliphagia, polydipsia, polyuria, weight loss, weakness, numbness, and blurred vision. From all of the manifestations, the percentage of case-finding was higher in patients who went to the doctor, but it?s not statistically significant. According to the result, health professionals are expected to increase awareness about DM manifestations that may be presented in TB patients in order to detect cases earlier and anticipate the unwanted impacts."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>