Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Long-term health benefits can be achieved by vegetarian including a lower risk of
cardiovascular disease, some fomms of cancer, and hypertension. Some vegetarians
worry, that they're not getting enough nutrients when they are pregnant. In fact,
there is nothing to be worried about. Pregnant vegetarian could meet good
nutritional status by knowing key nutrients they should eat. Key nutrients for
vegetarian pregnancy include protein, iron, zinc, calcium, vitamin D, vitamin B12,
iodine, and omega-3 fatty acids. A vegetarian or vegan diet can meet requirements
for all of these nutrients although in some instances, fortified foods or supplements
can be especially useful in meeting recommendations. The nutrient content of
supplements targeted to pregnant vegetarians should be evaluated to make sure
nutrient needs are being met. Other important aspect concerning vegetarian diet is
gestational weight gain. Optimal birth weight and outcome are influenced by maternal
weight gain. Low gestational weight gain is associated with poor fetal growth and
risk of pretemi delivery while excessive weight gain affects infant growth, body
fatness in childhood, and the potential for postpartum weight retention and future
obesity. Vegetarian women should also be counseled to follow standard weight gain
recommendations. Ideally, weight gain recommendations should be individualized to
promote the best outcomes while reducing risk for excessive postpartum weight
retention and reducing the risk of later chronic disease for the child and adult. Some
studies (Rosso, 1985; Umniyati, 2009) stated an optimal weight gain for pregnancy
outcome is 20% of ideal matemal weight. In order to calculate a recommendation of
optimal weight gain to be achieved by pregnant mothers, pre-pregnancy weight
should be known. By understanding these aspects, optimal weight gain and
important nutrients needs, vegetarian pregnant mother can get optimal pregnancy
outcomes."
[FKM UI, Universitas Indonesia], 2009
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afifah
"Literasi gizi merupakan suatu kapasitas individu dalam memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi dan pelayanan gizi. Literasi gizi yang rendah dapat menghambat seseorang dalam membuat keputusan terkait gizi. Literasi gizi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu literasi gizi fungsional, interaktif, dan kritikal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat literasi gizi dan perbedaan proporsi tingkat literasi gizi berdasarkan tingkat pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, usia, dan paritas pada ibu hamil di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis desain studi cross sectional. Data diambil menggunakan kuesioner mandiri pada 92 ibu hamil yang sehat dan bisa membaca serta menulis di Puskesmas Kecamatan Cakung, Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan Puskesmas Kelurahan Batu Ampar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi gizi fungsional, interaktif, maupun kritikal pada responden secara umum tergolong masih kurang dan terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pendidikan berdasarkan tingkat literasi gizi interaktif p=0,003; OR=9,412 dan kritikal p=0,039; OR=3,900.

Nutrition literacy is an individual capacity to acquire, process, and understand basic information and nutrition services. Low nutritional literacy can prevent a person from making nutritional decisions. Nutritional literacy is divided into three groups functional, interactive, and critical nutrition. This study aims to see the description of nutritional literacy rate and the difference of nutritional literacy rate based on family income level, education level, age, and parity of pregnant mother in East Jakarta. This research uses quantitative approach with cross sectional study design type. Data were collected using self administered questionnaires in 92 healthy pregnant women who could read and write at Cakung District Health Community Center, Kramat Jati District Health Community Center and Batu Ampar Sub district Health Community Center. The results showed that the level of functional, interactive, and critical nutritional literacy among respondents was generally still low and there was a significant difference between education level based on level of interactive nutrition literacy p 0,003 OR 9,412 and critical p 0,039 OR 3,900. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiatur Rohmah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peer education pendidikan sebaya tentang pengetahuan 1000 HPK dan gizi seimbang terhadap perilaku gizi seimbang pada siswi SMAN 49 Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan SMAN 49 Jakarta sebagai kelompok perlakuan yang akan mendapatkan intervensi peer education dan SMAN 38 Jakarta sebagai kelompok kontrol yang akan mendapatkan intervensi ceramah. Penelitian ini dilakukan kepada 22 siswi pada kelompok perlakuan dan 28 siswi pada kelompok kontrol. Pengambilan data pengetahuan dilakukan pada sesaat sebelum intervensi pre test , sesaat setelah intervensi post test , 7 hari setelah intervensi, dan 21 hari setelah intervensi. Sementara, pengambilan data perilaku dilakukan sebelum intervensi pre test dan 21 hari setelah intervensi post test . Uji statistik yang digunakan adalah uji T independen, uji T berpasangan, chi square, dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel pengetahuan terjadi peningkatan pada masing-masing kelompok secara signifikan, sedangkan pada variabel perilaku peningkatan pada kedua kelompok tidak signifikan. Selain itu, tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Sementara, pada variabel perilaku peningkatan perilaku baik pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

ABSTRACT
This study focuses on identifying the effect of peer education scaling up nutrition movement and balanced diet towards balanced diet behavior in SMAN 49 Jakarta rsquo s female students. The design of this study is quasi experimental, where SMAN 49 Jakarta rsquo s student become participant in experimental group and SMAN 38 Jakarta rsquo s student become participant in control group and had been given lecturing method as its intervention. There were 22 female students in experimental group and 28 female students in control group. The data about knowledge were collected before, right after, 7 days after, and 21 days after intervention, whereas data about behavior were collected before and 21 days after intervention. The statistical analysis consists of independent t test, paired t test, chi square, and ANOVA. The result of the study shows that there was a significant increasing score for knowledge variable for both groups and an increasing score of behavior variable only in experimental group although it rsquo s not significant. There is no difference of increasing score for knowledge variable between control group and experimental group but in behavior variable, the increasing of good behavior in experimental group is higher than control group."
2017
S68494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valerie Gracia
"Latar Belakang: Asam folat merupakan salah satu vitamin yang penting bagi embriogenesis, khususnya pembentukan tabung neural. Karena itu, asam folat sangat penting bagi ibu hamil khususnya pada trimester pertama saat terjadinya pembentukan tabung neural. Sudah ada program suplementasi folat yang disebutkan dapat menaikkan konsentrasi kadar folat. Namun, masih belum terdapat informasi mengenai bagaimana status folat ibu hamil di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan asam folat dengan kadar folat darah pada ibu hamil trimester pertama.
Metode: Studi cross-sectional dari 119 ibu hamil di RSIA Bunda dan RSIA Budi Kemuliaan pada tahun 2013-2014.
Hasil: Dari 119 ibu hamil yang diteliti, nilai tengah usia 28 19 ndash; 35 tahun, sebagian besar 58 tidak bekerja, sebagian besar 52,9 memiliki pendidikan yang tinggi, dan sebagian besar 72,3 memiliki pendapat keluarga sangat tinggi. Terdapat 57,1 responden yang asupan folatnya kurang. Nilai tengah kadar folat darah responden 19,36 10,59-34,94 ng/mL dengan sebaran 58,8 memiliki kadar folat serum normal dan 41,2 memiliki kadar folat serum meningkat. Uji korelasi Spearman yang dilakukan menunjukkan tidak adanya korelasi antara asupan folat dengan kadar folat darah r=0,061; p=0,509.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara asupan asam folat dengan kadar folat darah ibu hamil trimester pertama.

Background: Folic acid is one of the vitamins which are important in embryogenesis, particularly neural tube formation. So, folic acid is very important for pregnant women in the first trimester, when formation of neural tube takes place. There has been folate supplementation program that can increase blood folate concentration. But, there has not been adequate information about folate status in pregnant women in Indonesia.
Aim: To know the relation between folic acid intake and blood folate levels in pregnant women in the first trimester.
Methods: Cross sectional study from 119 pregnant women in RSIA Bunda and RSIA Budi Kemuliaan year 2013 2014.
Results: From 119 pregnant women studied, the median of age is 28 19 35 years old, and the majority is working 58, high educated 52,9, and having high income 72.3. There were 57.1 women having low intake of folic acid. The median of blood folate levels is 19.36 10.59 34.84 ng mL which 58.8 has normal serum folate levels and 41.2 has elevated serum folate levels. Spearman corellation test showed no corellation between folic acid intake and blood folate levels r 0.061 p 0.509.
Conclusion: There is no significant relation between folic acid intake and blood folate levels in pregnant women in the first trimester.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mediani Retno Putri
"Latar Belakang. Indonesia masih memiliki masalah gizi kurang, salah satu faktor yang mempengaruhi erupsi gigi sulung adalah status gizi, baik status gizi ibu prenatal maupun status gizi anak.
Tujuan. Mengetahui hubungan antara status gizi ibu prenatal dan anak usia 6 - 37 bulan terhadap pola erupsi gigi sulung di kecamatan Beji, Depok.
Metode. Penelitian cross-sectional dilakukan pada ibu dan anaknya yang berusia 6 - 37 bulan di lima posyandu kecamatan Beji, Depok. Informasi status gizi ibu dan anak didapatkan dari buku KIA/KMS subjek.
Hasil. Terdapat perbedaan bermakna.

Background. Indonesia still have poor nutritional status problems, one of the factors that influence the eruption of primary teeth are mothers prenatal nutritional status and child nutritional status.
Objective. To identify the relationship between mothers prenatal nutritional status and 6 ndash 37 month children to primary teeth eruption pattern in the district Beji, Depok.
Methods. This cross sectional study conducted on mothers and their children in five posyandus in Beji District, Depok. The nutritional status information of mothers and children obtained from books KIA KMS subject.
Results. There is significant differences.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Septi Hajar
"Prevalensi berat badan lebih dan obesitas meningkat pada wanita usia subur. Obesitas pada kehamilan berhubungan dengan komplikasi kehamilan dan persalinan. Pada obesitas terjadi peningkatan respon inflamasi. Interleukin-6 (IL-6) adalah salah satu mediator inflamasi yang dapat digunakan sebagai penanda inflamasi. Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar IL-6 serum akibat proses inflamasi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar IL-6 serum dengan indeks massa tubuh (IMT) pada perempuan hamil trimester 1. Penelitian dilakukan di RS Budi Kemuliaan selama bulan Maret 2013 sampai April 2013. Pengambilan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling, didapatkan 47 orang subyek yang dianalisis. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, asupan energi total dengan metode tanya ulang serta proporsi karbohidrat, lemak dan protein. Pengukuran antropometri yaitu IMT untuk menilai status gizi dan pemeriksaan laboratorium kadar IL-6 serum. Hasil penelitian didapatkan rerata usia 27,3±3,9 tahun, asupan energi total 95,7% subyek memiliki asupan kurang dari anjuran angka kecukupan gizi (AKG) Indonesia, 55,3% subyek memiliki berat badan lebih, rerata IMT adalah 23,8+3,7 kg/m2. Hasil pengukuran kadar IL-6 serum didapatkan rerata 1,9±1,2 pg/ml. Didapatkan korelasi positif tidak bermakna antara kadar IL-6 serum dengan IMT pada perempuan hamil trimester 1 (r=0,28, p=0,057).

The prevalence of overweight and obesity increases in the reproductive women. Obesity is related to complication in pregnancy dan parturition. Interleukin-6 (IL-6) is one of inflammatory cell that can be used as a marker of inflammation which increases in patient with obesity. Serum IL-6 level had been found increases in pregnancy related to inflammation proccess. The aim of this cross sectional study was to find the correlation between serum IL-6 level and body mass index (BMI) in first trimester pregnancy. Data collection was conducted during March 2013 to April 2013 on Budi Kemuliaan Hospital, Jakarta. Subjects were obtained using consecutive sampling method. A total of 47 pregnant women in first trimester subjects had met the study criteria. Data were collected through interviews including age, educational status, income status, total energy intake and proportion of carbohidrat, fat, protein. Anthropometry measurements of BMI to assess the nutritional status and laboratory examination i.e blood levels of IL-6. Mean age was 27,3±3,9 years. Intake of total energy showed that 95.7% of the subjects were less than recommended dietary allowances (RDA). Overweight was occured in 55,3% of the subjects. Mean of BMI was 23,8+3,7 kg/m2. Mean of serum IL-6 levels was 1,9±1,2 pg/ml. No significant correlation was found between serum IL-6 levels and body mass index in first trimester pregnancy (r=0,28, p=0,057)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[FKM UI, Universitas Indonesia],
PS-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sabi`ah Khairi
"Salah satu penyebab anemia adalah kekurangan nutrisi. Kondisi anemia dalam kehamilan merupakan kondisi yang berisiko dan menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan konsep tentang proses pengambilan keputusan pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil anemia. Metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory digunakan dengan 25 partisipan yang diperoleh melalui metode theoretical sampling di wilayah Kabupaten Lombok Timur, NTB. Melalui analisis data tematik diperoleh konsep kegagalan memutuskan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Pengambilan keputusan, baik oleh suami atau diri sendiri yang gagal memenuhi kebutuhan nutrisi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hasil penelitian ini menyarankan agar petugas kesehatan meningkatkan edukasi secara lebih intensif terkait nutrisi dan anemia dalam kehamilan, melibatkan partisipasi suami dan keluarga dalam edukasi dengan tetap memperhatikan aspek sosial budaya.
Failure in Deciding A Nutrition Requirement During Pregnancy: A Grounded Theory Study among Anemic Maternal Women. One of the causes of nutritional deficit is anemia. Anemia in pregnancy indirectly causes maternal mortality. This study aimed to develop a concept of decision-making in fulfilling the needs of nutrition in pregnant mothers with anemia. A grounded theory approach was applied involving 25 participants recruted through a theoretical method sampling in the East Lombok district. Through a thematic analys it was founded that there was a failure relating concept in decision making to meet nutrition requirement during pregnancy. There are several factors affect decisions made both by husbands and pregnant woman which were lead to failure. The finding recommends the care providers to improve health education regarding the importance of adequate nutrition for pregnant women and to involve husband and family during education proces while constantly respects social cultural aspects."
STIKes Yarsi Mataram ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniatillah
"ABSTRAK
Status gizi ibu hamil berperan penting dalam kondisi kehamilan dan bayi yang
akan dilahirkan. Masih tingginya kasus risiko KEK pada ibu hamil di Kota
Cilegon terutama di wilayah kerja Puskesmas Jombang memerlukan upaya-upaya
terobosan diantaranya melalui upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan gizi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan predisposing factor,
enabling factor, need factor terhadap perilaku Pemanfaatan Pelayanan Gizi oleh
ibu hamil dengan risiko KEK di Klinik Gizi Puskesmas Jombang.
Desain penelitian ini adalah non eksperimen dengan pengumpulan data secara
cross sectional pada data primer yang terdiri dari 178 responden. Penelitian
dilakukan pada bulan Maret-Juni 2014, menggunakan kuesioner yang diisi oleh
responden. Analisis data dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat
menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik
ganda model prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi perilaku Pemanfaatan Pelayanan Gizi yang
tidak baik lebih besar yaitu 62,4%. Faktor predisposing diantaranya paritas,
pengetahuan, sikap, faktor enabling diantaranya dukungan suami, pendapatan
keluarga, kepemilikan asuransi, dan faktor need berhubungan signifikan dengan
Pemanfaatan Pelayanan Gizi. Variabel pengetahuan merupakan faktor dominan
setelah dikontrol oleh pendapatan keluarga, kepemilikan asuransi, kebutuhan,
paritas, sikap, dan dukungan suami.

ABSTRACT
Nutritional status of pregnant women is important condition for pregnancy and
the baby born. The high risk CED cases of among pregnant women in Cilegon,
especially in Jombang health center area, required measured in improved
nutritional health services.
This study aims to determine the influence of predisposing factors, enabling
factors and need factors toward nutritional service utilization behavior by the
pregnant women with risk CED in clinical nutrition Jombang health center.
This study was non experimental design using cross sectional methode approach
in data collection primary data was taken from 178 respondents who were total
population. The study was conducted in March-June 2014, using questionnaires
completed by respondents. Data were analyzed througt univariate, bivariate
using chi square, and multivariate analysis using multiple logistic regression with
prediction model.
The Results showed that the poor utilization behavior is more than half of the
respondents (62,4%). Predisposing factors such as parity, knowledge, attitudes,
enabling factors such as support of her husband, family income, insurance
ownership, and need factors are associated with nutritional service utilization.
Knowledge is found as the must dominant variable measured of utilization in
clinical nutrition after controlled by family income, insurance ownership, need,
parity, attitudes, and support of her husband ."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meylina Puspitasari
"Angka kematian ibu (AKI) dan anak masing-masing di Indonesia masih cukup tinggi sesuai hasil SKRT 1995 yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup dan 60 per 1000 kelahiran hidup. Oleh karena itu perhatian terhadap kesehatan kehamilan sangat penting. Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang berkualitas mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi telah sejak lama diupayakan pemerintah. Ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang optimal dalam program pemerintah 4 sehat 5 sempurna sehingga pentingnya mengkonsumsi susu bagi ibu hamil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perhatian khalayak sasaran, factor personal khalayak sasaran dan faktor stimuli yang mempengaruhi persepsi khalayak sasaran di Puskesmas Bogor Timur terhadap iklan susu formula untuk ibu hamil di televisi tahun 2008. Desain penelitian ini merupakan studi kualitatif. Informan penelitian berjumlah lima orang informan yang terdiri dari dua kategori yaitu informan yang mengkonsumsi susu formula untuk ibu hamil dan informan yang tidak mengkonsumsi susu formula untuk ibu hamil. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam terstruktur.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tayangan iklan susu formula untuk ibu hamil di televisi menarik perhatian sebagian besar informan sehingga ingin mencobanya. Sebagian besar informan mengetahui susu formula untuk ibu hamil dan iklannya sejak mereka menikah dari media televisi dan berharap setelah melihat iklan tersebut bermanfaat, menambah pengetahuan. Dan sebagian besar informan menyukai penampilan iklan secara keseluruhan, mengetahui tujuan dari penayangan iklan, jenis iklan, mengerti mengenai pesan yang ingin disampaikan oleh iklan tersebut.
Saran yang diajukan peneliti adalah agar Puskesmas memperhatikan promosi kesehatan tentang asupan gizi bagi ibu hamil yang harus dipenuhi karena tidak semua ibu hamil mampu membeli susu formula untuk ibu hamil, kemudian penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan bahan kajian bagi peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas. Selanjutnya, agar pengiklan lebih memperhatikan unsur komunikasi pendidikan perilaku sehat melalui pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan dan pendidikan dari iklan tersebut. Selain itu, untuk peningkatan kualitas iklan susu formula untuk ibu hamil sebaiknya pengiklan melakukan peninjauan penelitian konsumen dalam membuktikan manfaat yang dapat diberikan kepada khalayak sasaran."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>