Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8704 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budziszewski, J.
"An unparalleled commentary on Thomas Aquinas' Treatise on Law, providing a go-to text for one of the foundations of laws, ethics, and morality."
Cambrigde : Cambrigde University Press , 2014
340.1 BUD c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budziszewski, J.
"This monumental, line-by-line commentary makes Thomas Aquinas's classic Treatise on Happiness and Ultimate Purpose accessible to all readers. Budziszewski illuminates arguments that even specialists find challenging: What is happiness? Is it something that we have, feel, or do? Does it lie in such things as wealth, power, fame, having friends, or knowing God? Can it actually be attained? This book's luminous prose makes Aquinas's treatise transparent, bringing to light profound underlying issues concerning knowledge, meaning, human psychology, and even the nature of reality."
Cambridge: Cambridge University Press, 2020
e20518452
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Alfredo Rimper
"Kita terlalu banyak berbicara tentang Tuhan akhir-akhir ini dan apa yang kita katakan sering kali dangkal. Dalam masyarakat kita yang demokratis, kita berpikir bahwa konsep Tuhan haruslah mudah dan agama harus dibuat mudah dimengerti oleh siapa saja. Tentu semua orang tahu bahwa Tuhan adalah: Wujud Tertinggi, Kepribadian Ilahi, yang menciptakan dunia dan segala sesuatu di dalamnya. Orang lain tampak kebingungan jika kita mengemukakan bahwa menyebut Tuhan sebagai Wujud Tertinggi itu tidak akurat karena Tuhan sama sekali bukanlah sebuah wujud, dan bahwa kita benar-benar tidak tahu apa yang kita maksud ketika kitamengatakan bahwa Dia ?baik?, ?bijaksana?, atau ?cerdas?. Orang-orang beriman tahu bahwa secara teoretis bahwa Allah sama sekali di luar jangkauan, transenden, tetapi kadang-kadang mereka sepertinya berasumsi bahwa mereka tahu persis tentang siapa ?Dia? dan apa yang Dia pikirkan, cintai, harapkan. Kita cenderung menjinakkan dan memelihara ?keberbedaan Tuhan?. Kita tak henti-hentinya meminta Tuhan untuk memberkati bangsa kita, menyelamatkan pemimpin kita, menyembuhkan penyakit kita, atau memberikan kepada kita hari yang cerah untuk beraktivitas. Kita mengingatkan Tuhan bahwa Dia telah menciptakan dunia dan bahwa kita adalah pendosa yang sengsara, seolah-olah hal ini barangkali tergelincir dari pikiran-Nya.
Ada juga kecenderungan untuk menganggap bahwa, walaupun sekarang kita hidup di dalam dunia yang telah berubah total dan memiliki pandangan dunia yang sepenuhnya berbeda, manusia sejak dahulu senantiasa berpikir tentang Tuhan dalam cara yang persis sama seperti yang kita lakukan hari ini. Tetapi terlepas dari kecemerlangan dan teknologi kita, pemikiran keagamaan kita terkadang sungguh-sungguh belum berkembang, bahkan primitif. Dalam beberapa cara, Tuhan zaman modern mirip dengan Tuhan Tinggi dari zaman dahulu kala, sebuah teologi yang dimana-mana sudah dicampakkan atau sudah ditafsir ulang secara radikal karena dirasa tidak lagi layak. Banyak orang di dunia pramodern tahu bahwa berbicara tentang Tuhan memang sangat sulit.
Thomas Aquinas berusaha menempatkan kedudukan akal dan wahyu secara proporsional sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pandangan Thomas Aquinas tentang kedudukan akal dan wahyu sangat penting untuk dipahami, karena akan menghantar kita kepada pemahaman filsafat ketuhanan dari Thomas Aquinas. Thomas Aquinas menggunakan argumentasi-argumentasi rasional dan filosofis bagi eksistensi Allah dengan tetap menaruh perhatian yang besar terhadap kebenaran wahyu sebagai argument tekstual yang bersifat adikodrati.
Tulisan dan filsafat Thomas Aquinas masih terus dan perlu diteliti dan bahkan masih tetap relevan sampai saat ini, walaupun Thomas Aquinas hidup pada abad pertengahan tetapi ajarannya hingga kini masih tetap dipakan dan dilestarikan serta terus di kaji."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T28646
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Treating the doctrine of analogy in a theological sense leads us to a dilemma: on the one hand, we actually know God limited to the basis of sensible creatures. The knowledge of creatures is not enable us to see the essence of God through His effects, thus ruling out any univocal knowledge of God. On the other hand, a purely equivocal knowledge is not knowledge. Aquinas offers a way out of such a dilemma that is called the analogical way of predication. Insofar as God is the cause of creatures or material things there are some similarities between them like cause and effect that enable us not to know about what God is but at least whether God exists or not. However, inasmuch as there is an infinite inequality between God and creatures, we can predicate God from creatures only, particularly after removing the finite characteristics from the created things that properly belong to them."
230 LIMEN 8:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Declareuil, J.
London: Kegan Paul, 1927
349.7 DEC r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheim, L.
New York: Longmas, Green, 1952
341 OPP i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Springfield, Illinois: Charles C. Thomas, 1973
345.023 5 TRE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheim, L.
London: Longmans, Green, 1969
341 OPP i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheim, L.
London: Longmas, Green , 1955
341 OPP i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheim, L.
New York: Longmas, Green , 1960
341 OPP i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>