Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiwin Istiarko
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator analisis teknikal (Moving Average, MACD, Relative Strength Index, Stochastic Oscilator, atau Parabolic SAR) yang memberikan imbal hasil optimum ketika berinvestasi di pasar modal untuk saham-saham yang tergabung dalam kelompok BISNIS-27 di pasar modal Indonesia. Sampel saham yang terpilih kemudian dilakukan uji simulasi untuk kurun waktu tahun 2004 sampai dengan tahun 2011.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dengan menggunakan indikator analisis teknikal memberikan imbal basil yang lebib baik daripada strategi "buy and hold". Pada saat krisis keuangan yang terjadi pada tahun 2008, indikator teknikal analisis cukup membantu dan masih memberikan imbal basil yang positif. Pengujian secara t­ statistik babwa rata-rata imbal hasil dengan menggunakan indikator analisis teknikal lebih besar dibandingkan dengan strategi "buy and hold".

The test of technical analysis indicators (Moving Averages, MACD, Relative Strength Index, Stochastic Oscillator, or Parabolic SAR) determine and to provide optimum return when investing in stocks me1nbers of the BISNIS-27 in Indonesia's capital markets. Simulation test of stocks selected sample (long position) for the period 2004 to 2011.
The result showed the use of technical analysis indicators give a return greater than the "buy and hold" strategy . At the time of financial crisis in 2008, technical analysis indicator is quite helpful with positive results. T-test of mean return by using technical analysis indicators are greater than 1nean return of the "buy and hold" strategy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T44123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Annida
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh kinerja perusahaan terhadap imbal hasil saham di pasar modal Indonesia. Sampel yang digunakan yaitu saham ? saham LQ 45 (45 saham yang termasuk 60 saham berkapitalisasi pasar dan memiliki nilai dan frekuensi transaksi terbesar, memiliki kinerja keuangan dan prospek pertumbuhan yang bagus, yang dirilis oleh divisi riset dan engembangan bursa efek Indonesia) yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2007 dalam terminologi imbal hasil saham tahunan. Dengan menggunakan beberapa ukuran sebagai proxy untuk kinerja perusahaan, regresi sederhana dan berganda digunakan untuk menentukan, pada tingkat perusahaan, analisis pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap imbal hasil saham. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa beberapa ukuran kinerja perusahaan memiliki sebagian kemampuan untuk menjelaskan imbal hasil saham selama periode pengujian. Disamping imbal hasil saham tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor selain kinerja nya.

This study attempts to analyze relationship between firms performance with stocks return in the Indonesia stock market. Sample that used is LQ 45 stocks (top 45 stocks that include top 60 biggest market capitalization and highest transaction value and frequency, have a good financial performance and growth prospect that released by research and development division of Indonesia stock exchange) listed in the Indonesia Stock Exchange from 2005 to 2007 in terms of annual stock returns. Using several measures to proxy for the firms performance. Simple and multiple regressions are performed to determine, at the firm level, analysis of relationship these variables with stock return. The results indicate that some firm performance measures had some explanatory power of the stock return during our testing period. Instead, they were driven by several non-performance factors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6582
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Indroyono
"Untuk mengukur perekonomian suatu negara, salah satu tolok ukurnya adalah tingkat investasinya dimana makin banyak investasi yang dilakukan di negara tersebut makin tinggi pula tingkat perekonomiannya. Berbicara mengenai investasi, banyak cara yang dapat dilakukan untuk melkkukan investasi di pasar modal. Seperti deposito, saham, obligasi, kurs, dan banyak instrumen lainnya yang menawarkan keuntungan bagi para investor. Yang menjadi subyek penelitian pada penelitian ini adalah investasi pada saham khususnya saham pads sektor rokok.
Dari data-data harga saham sektor rokok pada Bursa Efek Jakarta, dapat dilakukan perhitungan regresi sehingga dapat dilihat perbandingannya terhadap Indeks Harga Saharn Gabungan (IHSG) untuk mengukur tingkat expected return dan risk dari suatu sekuritas. Salah satu caranya dengan menggunakan metode yang sudah cukup popular seperti CAPM. Metode CAPM dapat membantu menentukan tingkat return dan risk dan suatu saham. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) adalah suatu model keseimbangan yang menentukan hubungan antara risiko dan tingkat return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agul Bayumashudi
"Kondisi perekonomian yang mulai membaik menghasilkan keuntungan yang berarti bagi sebagian orang. Mereka dapat menginvestasikan kelebihan uang mereka dalam berbagai bentuk investasi. Perkembangan bursa efek di Indonesia juga semakin baik ditandai dengan meningkatnya index pasar modal. Saham dapat dijadikan salah satu bentuk investasi yang, jika dikelola dengan baik, akan memberikan keuntungan bagi investor.
Tujuan investor dalam melakukan investasi di pasar keuangan, khususnya saham, adalah selain deviden juga return dari capital gain. Capital gain merupakan keuntungan selisih harga jual dan harga beli saham. Bagi investor yang mengharapkan return dari capital gain perlu cermat dalarn memilih saham yang akan dibeli. Keputusan pemilihan saham yang tepat akan memberikan return sesuai harapan. Sebaliknya, kesalahan dalarn pernilihan saham yang dibeli akan memberikan kerugian yang tidak diharapkan.
Dalam memutuskan membeli suatu saham, kita tidak dapat mengabaikan faktor-faktor yang mungkin dapat memperngaruhi harga saham tersebut di masa datang. Baik yang terkait dengan kondisi perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti faktor ekonomi secara umum.
Selain itu, dalam melakukan investasi, perlu dipahami prinsip yang telah dikenal luas di kalangan investor yaitu "jangan menaruh telur dalam satu keranjang". Dengan kata lain, dalam melakukan investasi, kita jangan menempatkan uang yang akan kita investasikan ke dalam satu aset investasi saja tapi Iebih dari satu. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko. Istilah untuk melakukan investasi pada banyak aset adalah diversifikasi. Dalam melakukan diversifikasi, kita memerlukan panduan yang baik bagaimana memilih aset-aset investasi yang akan kita miliki sehingga memperoleh trade-off antara risiko dan return yang paling baik.
Karya Akhir ini akan mengimplementasikan dan menganalisis salah satu metode diversifikasi yang dikenalkan oleh Harry M. Markowitz, pada tahun 1952. Metode ini membantu investor dalam memilih aset investasi dan menghitung porsi masing-masing aset tersebut secara ilmiah untuk membentuk suatu portofolio yang paling optimum.
Hasil pengolahan data yang dilakukan dalam Karya Akhir ini telah menghasilkan portofolio optimal dengan expected return per bulan sebesar 3,99% dan standar deviasi sebesar 11,36%. Hasil pengukuran kinerja portofolio menunjukkan bahwa portofolio tersebut memperoleh nilai kinerja yang baik. Ukuran kinerja portofolio Treynor memberikan nilai 2,09; Sharpe sebesar 0,26; Jensen alpha sebesar 1,57 dan Information Ratio sebesar 0,83. Kinerja portofolio dalam investasi virtual selama tiga bulan pertama 2006 menunjukan kinerja yang sangat baik dengan menghasilkan return sebesar 20,95% dibandingkan dengan pasar sebesar 12,85%.
Karya Akhir ini diharapkan dapat membantu para investor dalam mengambil keputusan investasi pada aset yang akan dibeli, dalam hal ini adalah saham, terutama dalam proses pembentukan portofolio investasi.
Karya Akhir ini menggunakan sampel data bulanan saham LQ-45 dalam periode 2001 s.d. 2005 (60 bulan). Saham LQ-45 tersebut diseleksi lagi sehingga terpilih lima belas saham yang dipakai dalam peneiitian ini.

The better economic condition in Indonesia recently has resulted excess incomes for some people. They can invest their excess of money or their idle money in many investment forms. Capital market has growth high recently indicated by the highest market indices since it established. Stock market could be selected as an investment form that would give profit for the investor while managed properly.
Investment objectives in financial market, especially in stocks are dividends and return from capital gain. Capital gain is return from difference between selling and buying of stocks. If investor willing to have returns from the capital gain he has to choose the company listed stocks in order to purchase selectively. The right decision in selecting the stock will result a good return as expected. Otherwise, it could result unexpected loss.
In selecting stock, we cannot ignore the other factors that will effect to the stock price in the future. It came either from corporate conditions or from economic factors.
In investing, we should understand the principle of investing: "don't put the eggs in one b askel". In o ther w ords, w hen we invest, invest t hem in many investment forms. The purpose is to reduce investment risk by diversification. Indeed, we need some guidance to diversify our investment forms in order to have the best trade-off between risk and return.
This Final Assignment will implement and analyze one of diversification methods introduced by Harry M. Markowitz in 1952. This method will help investors to select the investment assets and the nght proportion of the assets in the portfolio scientifically that expected to have an optimum portfolio.
This Final Assignment has made an optimal portfolio with expected return of 3.99% and standard deviation of 11.36%_ The portfolio performance measurements resulted good performance rating for this portfolio. Treynor's portfolio measure gave score of 2.49, Shame's measure of 0.26, Jensen alpha of 1.57, and Information Ratio of 0.83. The portfolio performance in virtual investing for first three months of 2006 shows that the portfolio has result better return of 20.95% compared to capital market return of 12.85%.
This Final Assignment could help investors to make their investment decisions in order to select the investment assets for their portfolio especially in stocks.
This Final Assignment use monthly data of LQ-45 stocks prices in period of 2001 to 2005. Those LQ-45 stocks were selected for sample and only fifteen stocks selected as sample.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Octavia
"Menurut Kenneth Lahn dan Anil K. Makhija dalam tulisannya yang berjudul ?EVA & MVA as Performance Measures and Signals For Strategic Change?, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku pada laporan keuangan seperti Return on Equity (ROE), tidak dapat mengukur penciptaan nilai perusahaan. Dengan kata lain, ROE tidak dapat menggambarkan penciptaan value bagi shareholders secara eksplisit. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan dalam mengambil kebijakan yang dapat memuaskan manajer maupun shareholders. Di satu sisi, manajer merasa tidak mendapat insentif yang sesuai dengan kinerjanya sehingga timbul kekecewaan yang dapat memicu moral hazard. Sedangkan di sisi lain, penilaian atau persepsi yang keliru dari shareholders terhadap kinerja perusahaan dapat mengakibatkan terganggunya laju kenaikan nilai saham perusahaan.
Pengukuran kinerja yang dipercaya mampu mengatasi hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA). EVA dianggap mampu karena EVA dapat mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan shareholders. Manajer akan dihargai sesuai dengan kemampuannya dalam menambah penciptaan value bagi shareholders sehingga memacu manajer dalam bertindak seolah-olah sebagai shareholders untuk selalu berusaha menambah penciptaan value perusahaan. Hal ini menguntungkan shareholders dengan memperoleh return yang terus meningkat.
Hal tersebut juga didukung adanya penelitian yang dilakukan Kenneth Lehn dan Anil K. Makhija (1996) bahwa EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham dengan korelasi yang lebih tinggi dibanding ROA (Return on Asset), ROE, dan ROS (Return on Sales) yang digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
Pada tesis ini dipilih industri perbankan karena perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perbankan harus sehat agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai bank seperti menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, serta tabungan); memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang; membeli; menjual atau menjamin surat-surat berharga, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah, bank tersebut sehat atau tidak, maka bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi. Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi merupakan cerminan dari kinerja bank pada periode waktu yang tertera dalam laporan tersebut sedangkan bagaimana pengukuran penciptaan value bagi shareholders masih merupakan masalah karena bank masih menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional. Oleh karena itu, EVA diyakini mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dalam thesis ini ingin menguji tiga hal. Pertama, apakah EVA perbankan yang telah go public berkorelasi dengan return sahamnya. Kedua, apakah terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Ketiga, apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Penelitian mengambil sampel pada perbankan yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode yaitu dari 1999 sampai dengan 2003. Data sekunder lainnya selain laporan keuangan yang telah diaudit adalah harga penutupan harian harga saham masing-masing perbankan dengan periode tahun yang sarna, Indeks Harga Saham Gabungan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan country risk premium.
Berkenaan dengan hal pertama, pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dengan menggunakan analisis korelasi antara EVA dengan return sahamnya. Sedangkan pengujian untuk hal kedua dan ketiga adalah dengan menggunakan Multiple Linier Regression dan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Setelah melakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut guna menjawab permasalahan dalam penelitian:
1. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya. 3/5-nya membuktikan bahwa korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya adalah negatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya, dimana korelasi tersebut adalah negatif.
2. Sebanyak 3/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan sisanya, yaitu 2/5 membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya.
3. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian menunjukan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan masing-masing sisanya, yaitu 1/5-nya menunjukan bahwa EVA dan ROE tidak signifikan terhadap return sahamnya, ROE lebih signifikan dibanding EVA terhadap return sahamnya, dan EVA dan ROE sama-lama signifikan terhadap return sahamnya Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya.
Hasil penelitian tersebut bukanlah sesuatu yang absolut, mengingat penelitian ini hanya menggunakan 11 bank sebagai sampel. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 11 bank yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten berkelanjutan di BEJ selama 5 periode dari 1999-2003 sesuai dengan jangka waktu pengamatan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pihakpihak yang berkompeten.
Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri perbankan saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah EVA akan berkorelasi positif dengan return saham dan masing-masing perusahaan yang telah go public yang berada dalam industri yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aimulia Rahmansari
"Krisis keuangan di Amerika Serikat yang dikenal dengan Subprime Mortgages telah memicu tsunami global, yang kembali mengkoreksi perekonomian dunia. Bagi Indonesia, sebenarnya dampak langsung dari krisis Subprime Mortgage tidak terlalu besar karena dinamika pasar modal di Indonesia sangat didorong oleh emiten (perusahaan) yang berbasis pada komoditas pertambangan dan perkebunan. Artinya, dinamika pasar modal yang disokong oleh pergerakan drastis beberapa perusahaan saja, telah menopang dinamika ekonomi secara umum. Seperti bursa-bursa dunia Iainnya yang terkena lmbas krisis finansial Arnerika, Bursa Efek Indonesia memberlakukan kebijakan auto rejection guna menjaga stabilitas harga-harga di bursa, Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaroh implementasi kebijakan auto rejection terhadap saham-saham pertambangan dan perbankan dalam kelompok indeks BISNIS-27. Hasil penelitian menunjukkan:
(1) Secara individual dengan menggunakan sampel dari saham pertambangan dan saham perbankan yang tergabung dalam Kelompok Indeks BISNIS-27 terdapat perubahan harga saham pada saat penerapan kebijakan auto rejection;
(2) Secara individual dengan menggunakan sampel dari saham pertambangan dan saham perbankan yang tergabung dalam Kelompok lndeks BISNIS-27 terdapat perubahan volatilitas harga saham pada saat penerapan kebijakan auto rejection;
(3) Secara agregat dengan menggunakan sampel dari saham pertambangan dan saham perbankan yang tergabung dalam Kelompok Indeks BISNJS-27 terdapat perubahan pertumbuhan (growth) harga saham pada saat penerapan kebijakkan auto rejection.

The financial crisis in the United States, known as Subprime Mortgages, has triggered a global tsunami, which again corrected the world economy. For Indonesia, in fact the direct impact of the Subprime Mortgage crisis was not too big because the dynamics of the capital market in Indonesia was strongly driven by issuers (companies) based on mining and plantation commodities. This means that the dynamics of the capital market, supported by the drastic movements of a few companies, have underpinned the dynamics of the economy in general. Like other world exchanges that were affected by the international financial crisis, the Indonesia Stock Exchange implemented an auto rejection policy to maintain the stability of prices on the exchange. -27. The research results show:
(1) Individually using a sample of mining stocks and banking stocks that are members of the BISNIS-27 Index Group, there is a change in stock prices when the auto rejection policy is implemented;
(2) Individually by using a sample of mining stocks and banking stocks that are members of the BISNIS-27 Index Group, there is a change in stock price volatility when the auto rejection policy is implemented;
(3) In aggregate using a sample of mining stocks and banking stocks that are members of the BISNIS-27 Index Group, there is a change in share price growth when the auto rejection policy is implemented.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27279
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Metty Fauziah Wardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengelahui kandungan informasi relatif dan inkremental dari Cash Flow Return on Jnvestmeni (CFROI) sebagai alat pengukuran yang mengukur penciptaan nilai perusahaan dalam menjelaskan imbal balik saham, kemudian membandingkarmya dengan kandungan informasi relatif dan inkremental menilai yang terdapat pada Economic Value Added (EVA) - sebagai sarana alat pengukuran penciptaan nilai - dan laba bersih dan ants kas dari kegiatan operasional sebagai representatif dari alat pengukuran tradisional.. Penelitian dilakukan meaggunakan regresi liniear dengan metode OLS atas data panel dart 27 perusahaan rnanufall:tur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan periode pengamatan 1999-2002.
Hasil regresi menunjukkan kandungan informasi relatif CFROI tidak mengungguli EVA dalam menjelaskan imbal balik saham. Kandungan informasi relatif yang terdapat paaa CFROI juga Lebih renduh daripada arts kas dart kegiatan operasioaal, namun Lebih tinggi dibandingkan kandungan informasi relatif laba bersih. Dalam hal perbandingan kandungan informasi inkremental, EVA lebih baik dari CFROI. Tapi bila dibanndingkan dengan laba bersih da-a arts kas dart kegiatan operasional. kand'ingan informasi inkreniental CFROI dal ani menjelaskan imbal balik saham masih lebih baik.
Di samping itu, dalam penelitian ini diselidik pula ada tidaknya perbedaan kandungan informasi inkrementa; antara komponen-komponen dalam perhinengan CFROI, dalain lull ini diwakili oleh komponen Gram. Cash Flaw (GCF) dan Gross Cash Investment (CC). Hasil pengujian inenun;ekkan terdapamya perbedaan loand igan informasi inkremental antera kedua komponen CFROI tersebut.

This research is conducted to study the -relative and incremental information content of Cash Flow Return on Investment (CFROI) as a representative of value-based financial measures, in explaining stock returns. CFROI's relative and incremental information content ate then compared with the relative and incremental information content of Economic Value Added (EVA) - as another representative of value-based financial measures - and net income and cash flow from operating activities - as representatives of traditional income measures. CLS linear regression is applied as the research method, over a pallet data which consists of 27 manufacturing companies listed on Jakarta Stock Exchange dining observation.periods of 1999-2002.
The regression shows that CFROI's relative information content does not outperform EVA's in explaining stock return. CFROI's relative information content is also lower than that of cash flow from operating activities, yet higher than that of net income. In terms of comparison of incremental information content, EVA shows a better result than CFROL But when compared with net income and cash flow from operating activities, CFROI has a higher incremental information content.
This research also examines whether there is a difference of incremental information content among components of CFROI, which in this case are represented by Gross Cash Flow (GCF) dan Gross Cash Investment (GC). The test result shows that difference of incremental information content between the two CFROI components does exist.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Denny Jandiar
"Tesis ini dibuat untuk memastikan apakah metode dollar-weighted-return (DWR) sesuai untuk mengukur imbal hasil investor yang sebenarnya pada sahamsaham JII (Jakarta Islamic Index). Time-weighted-return (TWR) yang lebih umum digunakan pada dasarnya adalah imbal hasil buy-and-hold. Padahal, imbal hasil investor saham juga tergantung pada arus modal dari dan ke investor sepanjang periode investasi. Maka, TWR tidak sesuai untuk mengukur imbal hasil investor saham yang melakukan active trading sepanjang periode investasi. Sementara, DWR dihitung sebagai internal rate of return (IRR) dari sebuah proyek investasi dengan memperhitungkan arus modal di setiap periode. Karena itu, DWR lebih sesuai untuk mengukur kinerja investasi dari sisi pandang investor.
Hasil empiris menunjukkan bahwa TWR dari saham-saham JII lebih besar daripada DWR. Selisihnya (tahunan) adalah 2%. Hasil penelitian ini juga menemukan korelasi antara arus modal investor dengan imbal hasil sebelum dan sesudah, yang menunjukkan bahwa investor saham-saham JII cenderung melakukan active trading secara reaktif, yaitu menambah modal setelah imbal hasil yang tinggi dan sebelum imbal hasil yang rendah. Maka, temuan dari tesis ini memastikan bahwa DWR sesuai untuk mengukur imbal hasil investor saham-saham JII.

This thesis is developed to test whether dollar-weighted-return (DWR) method is suitable for measuring actual investor?s returns on JII (Jakarta Islamic Index) stocks. The time-weighted-return (TWR), that is more commonly used is basically buy-and-hold return. However, the returns of stock investor also depend on the capital flow from and to investors during the investment period. Thus, TWR is not suitable to measure return of the stocks for investors who perform active trading during the investment period. On the other hand, DWR is computed as internal rate of return (IRR) from an investment project by taking into account the capital flow in every period. Therefore, DWR is suitable for measuring investment performance from the investor?s point of view.
The empirical result shows that TWR of JII stocks is higher than its DWR. The annual difference is 2%. The result of this study also find correlation between investors? capital flow with past and future return, which shows investors of JII stocks tend to perform active trading reactively, i.e., add capital after high return and before low return. Thus, the finding of this thesis ensures that DWR is suitable to measure actual investor?s returns on JII stocks."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25341
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>