Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The fisherman community of Arungkeke village, Arungkeke district, Jeneponto regence, can be devided in two gropus, traditional fisherman using traditional catching equipment and modern fishermen using modern catching equipment. Due to the decreasing fish resources has prompted traditional fishermen to work as mere labours in catching-fish boats. When many fishermen have to sell their boats or change the boat fuction as timber carrier in the years of 2000, many fishing laborers back to their prevous job as traditional fishermen even in Arungkeke water pool has been suffering from decreasing fish resources. Since they had lived in difficult condition their lives changed since 2006. Many fishermen have double occupation, as fishermen and seagrash cultivators. Patron and client (labors) then are dependable equally. The majority of fishermen feel they are able to exploit sea potential resources, especially since mutual cooperation working relation system had been applied. The research that based on qualitative-descriptive method finds that mutual cooperative working relation system have a strong effect on the ability of Arungkeke fishermen community to optimize see resources. It can be concluded that in the sea water zone of Arungkeke village the limit of sea resources can be resolved with mutual cooperative working system among fishermen. It is recommended that local government should prompt every fishermen community to apply mutual cooperative working system in optimizing limited sea fish resources to insure fishermen living continutity "
MIPKS 36:4 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Ester Nugraheny Natalia
"Salah satu permasalahan yang terdapat dalam pemenuhan energi adalah masih banyaknya daerah yang belum teraliri listrik. Padahal listrik adalah faktor penting untuk mengembangkan potensi ekonomi suatu daerah. Indonesia sebagai negara tropis memiliki banyak potensi energi terbarukan, salah satunya adalah tenaga surya. Dengan penggunaan PLTS sebagai sumber daya listrik, permukiman nelayan di Desa Arungkeke dapat menikmati energi listrik secara mandiri (off grid) tanpa memerlukan bahan bakar dan mesin pembangkit. Pemenuhan kebutuhan energi dipasok oleh PLTS dengan spesifikasi kapasitas 160 Wp sebanyak 46 unit dengan harga Rp 125.120.000,00, baterai tipe 1500 Ah dengan jumlah kebutuhan 2 buah baterai dengan total harga Rp 19.576.000,00, serta konverter seharga Rp 3.334.000,00. Sehingga total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 148.030.000,00.

One of the main problem in energy demand fulfillment is still no electricity in many regions. Whereas, electricity is the main factor for developing a city, or in this case is economy sector. Indonesia is a tropical country which has may potentional renewable energy, for example is solar power. By using solar power plant as power generation can make people in Arungkeke?s Village have access to electricity without fuel engine and off grid. The electricity will be provided by solar power plant with the specifications are: 46 units 160 Wp solar panel Rp 125.120.000,00, 2 batteries 1500 Ah Rp 19.576.000,00, and converter Rp 3.334.000,00. So the total amount is Rp 148.030.000,00."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Andhika Aly Hardijanto
"Banyak perusahaan memperluas operasinya ke negara lain seiring dengan pertumbuhan bisnisnya. Begitu pula di Rusia. Setelah pembubaran Uni Soviet, beberapa perusahaan Barat berusaha memanfaatkan berbagai prospek bisnis yang muncul di Rusia pada tahun 1990an. Namun, perbedaan budaya antara negara induk dan negara tuan rumah sering kali menghambat kinerja perusahaan dan ekspatriat. Banyak kasus ekspatriat yang kinerjanya buruk akibat kegagalan beradaptasi sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Memahami bahwa berdasarkan dimensi budaya Hofstede, Rusia memiliki nilai high-power distance yang tinggi, maka tulisan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam karakteristik Rusia sebagai negara emerging market dengan high power distance, bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja ekspatriat dan implikasinya, manajemen karir, dan bagaimana perusahaan multinasional dapat mengatasi masalah ini. Tulisan ini melakukan tinjauan literatur untuk menemukan hubungan dan dampak budaya kerja dengan jarak kekuasaan yang tinggi yang dimiliki Rusia terhadap ekspatriat. Secara umum, jarak kekuasaan yang tinggi mempunyai beberapa konsekuensi negatif. Diferensiasi status kelompok akan menghasilkan jumlah pertukaran gagasan yang tidak memadai karena anggota yang berstatus rendah lebih bersedia mengikuti gagasan anggota yang berstatus tinggi daripada menantang atau mempertanyakannya. Di sisi lain, Keputusan dibuat lebih cepat di perusahaan jarak jauh karena lebih sedikit penolakan dari personel tingkat bawah. Lebih lanjut, tulisan ini memberikan saran agar risiko dampak buruk dapat terjadi. Salah satunya dengan melakukan pelatihan lintas budaya yang efektif dan menempatkan pegawai berpangkat tinggi dari negara induk untuk menanamkan sedikit budaya negara induk sehingga ekspatriat dapat lebih mudah beradaptasi.

Many companies expand their operations to other countries as they grow their businesses. Likewise in Russia. After the dissolution of the Soviet Union, several Western companies attempted to take advantage of the numerous business prospects that emerged in Russia during the 1990s. However, cultural differences between the parent and host countries frequently impede both company and expatriate performance. There have been numerous cases of expatriate underperformance due to a failure to adapt, resulting in losses for the company. Understand that based on Hofstede's cultural dimension, Russia has a high high-power distance value then, this paper aims to delve deeper into Russia's characteristics as an emerging market country with a high power distance, how it affects expatriates performance and implications, career management, and how MNCs can address this issue. This paper carries out a literature review to find the relationship and impact of the high-power distance working culture that Russia has with expatriates. In general, high power-distance has some negative consequences. The group status differentiation will result in inadequate amounts of idea exchange and reduced levels of task conflict because low-status members are more willing to follow high-status members' ideas rather than challenge or question them. On the other hand, Decisions are made more quickly in a high-power distance company because there is less opposition from lower level personnel. Furthermore, this paper provides suggestions so that the risk of adverse impacts can occur. One of them is by carrying out effective cross-cultural training and placing high-ranking employees from the parent country to instill a bit of parent country culture so that expatriates can adapt more easily."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Dyson P.
"Dari hasil penelitian kami mengenai sistim gotong ro_yong tolong menolong di desa Juhan Asa, maka dapat kami ta_rik kesimpulan bahwa dari tujuh jenis tolong menolong yang ditemukan di Jawa oleh Koentjaraningrat (1961 : 29) hanya ada lima jenis saja tolong menolong yang berlaku di desa ,tersebut, yaitu : a. gotong royong tolong menolong dalam peristiwa }cematian dan bencana lain seperti sakit parah atau rumah terbakar, b. gotong royong tolong menolong yang ne1ibat semua penduduk desa untuk mengerjakan proyek yang tegunaanny a dirasakan oleh semua penduduk desa, c. gotong ,royong tolong menolong dalam upacara dan pesta, d. gotong 'royong tolong menolong dalam kegiatan sekitar rumah tang-!a, dan e. gotong royong tolong menolong dalam kegiatan pertanian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S12087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Susatyo Murti
"Media televisi biasanya mencari keuntungan dari tayangan-tayangan yang dipertontonkan kepada khalayak melalui iklan atau sponsor. Dari situlah media televisi dapat menghidupi karyawan yang berjurnlah ribuan, tentunya juga guna kelangsungan perusahaan media televisi tersebut.
Motif mencari keuntungan yang dilakukan media televisi seperti tersebut diatas bertolak belakang dengan realitas tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar. Indosiar belum mendapatkan keuntungan profit dari tayangan pagelaran wayang kulit purwa. Jangankan uang dari iklan atau sponsor, kenyataannya setiap episode tayangan pagelaran wayang kulit purwa yang biasa di tayangkan setiap Sabtu malam Minggu, Indosiar diperkirakan rugi ratusan juta rupiah.
Indosiar tidak pernah merasa rugi dengan ditayangkannya pagelaran wayang kulit purwa. Bagaimana mungkin stasiun televisi mau merugi dalam produksi tayangannya? Bukankah keuntungan profit menjadi tujuan stasiun televisi didirikan? Jawabnya adalah, tentu ada sesuatu yang menguntungkan yang disembunyikan Indosiar dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa ini.
Untuk itulah maka penulis menetapkan tujuan penelitian tesis ini untuk menjelaskan komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar dan mengungkap motif komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa di televisi Indosiar. Selain itu juga mengungkap ideologi atau kekuatan tersembunyi yang berrnain dalam komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan paradigma kritis yang pada dasarnya adalah sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap "the real structures" dibalik kenyataan yang nampak. Pendekatan yang penulis gunakan adalah kualitatif. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah analisis wacana Fairclough, yang menyatakan bahwa lahirnya sebuah teks adalah melalui sebuah rangkain, mulai rencana hingga teks terwujud dengan tiga dimensi analisis yaitu; teks, discourse practice, dan sociocultural practice.
Sifat dalam penelitian ini ialah bersifat deskriptif, metode pegumpulan data dilakukan dengan dengan record, relics dan wawancara. Sumber data penulis dapatkan dan data primer berupa teks dan wawancara, sedangkan data sekunder berupa situs internet, buku kepustakaan yang mendukung data primer. Dalam analisis data penulis menggunakan tiga tahap analisis yang digunakan Norman Fairclough, yaitu dekripsi, interpretasi dan eksplanasi.
Dari seluruh proses penelitian yang dilakukan didapatkan hasil, bahwa dalam tataran teks yang diteliti menunjukkan terjadinya perubahan-perubahan yang signifikan terhadap tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar. Perubahan-¬perubahan tersebut mengarah kepada perubahan karakter pagelaran wayang panggung menjadi "karakter wayang tayangan televisi". Karakter wayang televisi memiliki kecenderungan bersifat padat, ringkas dan menghibur. Dalam tataran discorse practice ditemukan bahwa, meskipun Indosiar tidak mendapatkan keuntungan profit dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa, Indosiar mendapatkan keuntungan lain dalam bentuk kedekatan dengan pemirsanya. Indosiar menjadi diminati kalangan menengah kebawah yang sebelumnya sulit dijangkau, disukai karena tayangan wayangnya menghibur dan ditonton khalayak Jawa maupun luar Jawa. Dan memang itulah yang menjadi tujuan Indosiar dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa. Tayangan wayang yang padat, ringkas dan menghibur menjadi jalan bagi kepentingan Indosiar, Indosiar diminati semua orang "Indosiar Memang Untuk Anda".
Dalam tataran sociocultural terkait dengan perkembangan dunia pewayangan, Indosiar telah memberikan warna tersendiri. Wayang televisi menjadi fenomena baru dalam dunia pewayangan. Indikasi munculnya "pakem wayang gaya televisi" yang dimotori Indosiar semakin memperkaya "polemik" nilai guna wayang bagi masyarakat.
Implikasi terhadap hasil penelitian yang didapat, bahwa tayangan kebudayaan tradisional dalam hal ini tayangan pagelaran wayang kulit purwa tetap menjadi ancaman bagi para pemirsanya. Penonton disuguhi dengan tayangan wayang yang padat, ringkas dan menghibur sesuai dengan karakter televisi. Semua itu tentu memberikan makna tersendiri bagi isi kepada penonton. Bukankah dalam pagelaran wayang kulit purwa menurut Woro Aryandini salah satu tujuannya adalah penonton mendapatkan pelajaran kehidupan setelah selesai menontonnya, artinya penonton harus mencari dan mendapatkan makna/nilai sebagai pegangan kehidupan dalam tayangan wayang tersebut.
Karakter wayang televisi masih sangat terbuka untuk didiskusikan, namun sebaik-baiknya hasil diskusi yang dilakukan harus tetap mengedepankan kepentingan khalayak penonton. Salah satu tugas media menurut Mc Quail adalah sebagai jendela (a window on event and experience), "membuka cakrawala pemirsa tentang berbagai hal diluar dirinya". Dengan tayangan wayang, kita berharap televisi mampu memfasilitasi kepentingan penonton dan pemirsa untuk membuka cakrawala positif kehidupannya.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyfitha Dea Khairunnisa
"ABSTRAK
Sistem penanggalan tradisional Cina telah digunakan oleh masyarakat Cina selama berabad-abad. Sistem penanggalan ini menggunakan sistem kalender lunisolar yang menggabungkan penghitungan fase bulan dan matahari. Seiring dengan meningkatnya interaksi antara Indonesia dan Cina pada masa lampau, budaya Cina turut masuk bersama para pendatang. Salah satu peninggalan budaya Cina yang ada adalah nisan tradisional Cina yang terdapat di Masjid Pecinan Tinggi di Banten Lama. Makalah ini akan membahas tentang sistem penanggalan tradisional Cina yang terdapat pada nisan di Masjid Pecinan Tinggi Banten Lama dan informasi yang bisa didapatkan dari penanggalan tersebut.

ABSTRACT
Chinese traditional calendar has been used by Chinese for centuries. This dating system is using lunisolar calendar system which indicates both moon phase and solar year. As the interactions between Indonesia and China increasing in the past, the Chinese came with their traditional cultures and values. One of the existing Chinese relics in Indonesia is a traditional Chinese gravestone located in Masjid Pecinan Tinggi in Banten Lama. This paper will discuss about Chinese traditional dating system on the gravestone and the information that can be obtained from the inscription."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1984
398.9 UNG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1984
398.9 IND u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2004
299.56 IKE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fathan Mubina
"Budaya organisasi merupakan bagian penting dari organisasi atau perusahaan karena berisikan beragam nilai-nilai dan prinsip untuk menyediakan lingkungan kerja yang produktif bagi para pekerjanya. Budaya organisasi ini kemudian menjadi pedoman bagi pekerja magang dalam bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Makalah ini merupakan bentuk refleksi pribadi dari kegiatan magang saya pada Divisi Marketing dari produk rintisan bernama Netmonk dalam program Internship DDB Telkom selama enam bulan (Juli 2022 – Desember 2022). Penulisan makalah ini berfokus pada budaya kerja di Netmonk dalam mengorganisasikan Sumber Daya Manusia (SDM) magang pada Divisi Marketing. Metode pengumpulan data yang saya lakukan dalam mempelajari budaya kerja di Netmonk adalah dengan menggunakan autoethnography, perolehan data sekunder yang diizinkan oleh pihak manajemen, dan wawancara untuk verifikasi data bersama supervisor. Dalam membahas hal tersebut, saya berusaha mengaitkan hasil penelitian ini dengan konsep-konsep antropologi bisnis mengenai tiga tingkatan budaya organisasi, peran pemimpin dalam organisasi, dan enam buah primary embedding mechanisms. Riset ini menunjukkan bahwa Netmonk telah memiliki budaya organisasi yang dapat memberikan pekerja magang ruang untuk belajar dan berkembang yang baik, meskipun dengan keterbatasan dari bekerja dominan secara daring.

Organizational culture is an important part of the organization or company because it contains a variety of values and principles to provide a productive work environment for its workers. This organizational culture becomes a guideline for internship workers working in an organization or company by following applicable regulations. This paper is a form of personal reflection on my internship activities at the Marketing Division on a start-up product called Netmonk in the Internship DDB Telkom program for six months (July 2022 - December 2022). This paper focuses on the work culture in Netmonk in organizing intern human resources (HR) in the Marketing Division. The data collection method I use in studying work culture on Netmonk is autoethnography, acquiring secondary data allowed by the management, and interviewing for verifying data with a supervisor. In discussing this, I try to link the results of this study with business anthropological concepts regarding three levels of organizational culture, the role of leaders in the organization, and six primary embedding mechanisms. This research shows that Netmonk has an organizational culture that can provide internship workers with a space for learning and developing well, even with limitations from dominantly working online."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>