Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Coates, Nigel
Chichester, West Sussex: John Wiley & Sons, 2012
724 COA n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Psara, Sophia
New York: Routledge, 2009
720.1 PSA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tafia Sabila Khairunnisa
"Dalam keseharian, pengguna berperan aktif dalam mengadaptasikan arsitektur dalam ruang dan waktu, yang mana arsitektur dikatakan baik jika dapat beradaptasi dalam ruang dan waktu.. Makna yang tercermin dari arsitektur keseharian mengindikasikan bahwa pengguna membaca dan memaknai arsitektur dengan cara berbeda. Narasi menawarkan cara membaca yang penting karena dapat membaca dan memproduksi makna dari hasil pembacaannya. Skripsi ini membahas lebih lanjut bagaimana narasi menunjukkan makna di arsitektur keseharian. Pembacaan dilakukan berdasarkan parameter conceived- perceived ruang, temporalitas waktu, dan operasi ruang. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna ditunjukkan secara parsial-keseluruhan dari hubungan sebab akibat antara ruang, waktu, dan operasi ruang. Dengan menjadikan narasi sebagai alat membaca, disimpulkan bahwa suatu praktik keseharian tidak bisa dilihat secara terpisah, melainkan harus dilihat keterhubungannya dengan berbagai sistem dalam ruang dan waktu karena ada banyak hal yang terkesan tidak bermakna ternyata sangat penting terhadap keseluruhan proses bagaimana arsitektur beradaptasi dalam ruang dan waktu.

In everyday, users have active role to adjust architecture in space and time as good architecture is defined by its capability in adapting with space and time. The meaning expressed in everyday architecture indicates that users have their own way of reading and interpreting. Narrative offers an important means of reading that is used both to read and produce meaning. This thesis discuss further how narrative produce meaning in everyday architecture. The reading is based on spatial operation and components of space and time. The result shows that meaning is presented from causality happened through spatial operation in a part whole way. Using narrative as means of reading gives an understanding that everyday practice shouldn rsquo t be seen separately, yet read by its relation to various aspects in space and time because many things that are ignored turns out important to the whole process of how architecture adapt with space and time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
James Paul Arthur Awuy
"Kajian ini mengangkat eksplorasi sistem operasi narasi atmosfer mimpi sebagai basis dalam perancangan arsitektur. Melalui eksplorasi sistem operasi ruang mimpi yang diposisikan sebagai ruang mimesis dan ruang realitas, ruang menjadi tidak terbatas hanya pada ruang nyata yang kita alami saat ini, tetapi juga ruang yang hadir dalam bentuk lain seperti ruang mimpi. Dengan adanya kehadiran ruang mimpi yang bersinggungan dengan ruang realita, kajian ini bertujuan untuk melihat kembali posisi arsitektur sebagai ruang mimesis, sebuah penciptaan terhadap kehadiran sesungguhnya. Dalam perancangan ini, penelusuran dilakukan terhadap berbagai kemungkinan berbagai karakteristik fragmen, sistem operasi, serta anatomi ruang mimpi dan ruang realita. Eksplorasi tersebut menunjukkan bahwa arsitektur dapat hadir sebagai sebuah pemrograman eksploratif yang menghasilkan konstelasi atmosfer. Flutterblink, Nigphira, Stagruel dan Luno, dan Reveclop menjadi konstelasi atmosfer yang memperlihatkan hasil koreografi kehadiran dan ketidakhadiran dari berbagai fragmen elemen maupun cara kerja yang mempunyai sifat meniru. Fragmen digunakan untuk menggambarkan secara sengaja karakteristik koeksistensi antara ruang mimpi dengan ruang realita. Demiourgos hadir sebagai arsitektur secara integral sebagai medium dari sistem operasi yang ada dan berkontribusi terhadap penjelajahan naratif. mencerminkan sebuah relasi keterhubungan melalui operasi eksploratif sistem ruang untuk mewujudkan atmosfer.

This study explores the narrative operating system of dream-like atmospheres as a basis for architectural design. By exploring the operating system of dream spaces positioned as mimetic spaces and real spaces, the concept of space expands beyond the physical spaces we currently experience, encompassing spaces that exist in other forms, such as dream spaces. By incorporating the presence of dream spaces that intersect with reality, this study aims to reexamine the position of architecture as mimetic spaces, creations of true presence. In this design process, various characteristics of fragments, operating systems, and the anatomy of dream spaces and real spaces are explored. This exploration reveals that architecture can function as an exploratory programming that generates a constellation of atmospheres. Flutterblink, Nigphira, Stagruel and Luno, and Reveclop form constellations of atmospheres that demonstrate the choreography of the presence and absence of various fragmented elements and imitative processes. Fragments are intentionally used to depict the coexistence characteristics between dream spaces and real spaces. Demiourgos is presented as an integral architectural medium, serving as the platform for the existing operating system and contributing to the narrative exploration. It reflects an interconnected relationship through the exploratory operations of the spatial system to create atmospheres."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Putu Nadya Kartika
"Kajian perancangan ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi arsitektur naratif dengan metode perancangan berbasis potongan-potongan memori. Dalam prosesnya, batas-batas dan kualitas keruangan arsitektur dibentuk melalui identifikasi potongan-potongan memori dalam suatu perjalanan. Diskursus arsitektur telah lama mengeksplorasi pendekatan narasi. Namun, pada era kemajuan teknologi yang pesat saat ini, di mana pembangunan telah mencapai ranah virtualitas dan gravitasi sudah tidak lagi relevan, arsitektur dirasa telah dapat meninggalkan batasan-batasan fisik yang selama ini ada untuk kemudian mengoptimalkan kemampuannya dalam menyampaikan suatu narasi dalam bahasa keruangan yang terbentuk. Melalui kajian ini, dengan dilandaskan gagasan memory palace, saya mencoba untuk menggunakan arsitektur sebagai medium dalam mengomunikasikan perjalanan memori hidup saya, yang kemudian memungkinkan pembaca untuk turut mengalami perjalanan memori tersebut. Metode penyusunan memory palace ini menjadi sistem operasi pembentukan ruang arsitektur, di mana fragmen-fragmen memori dikonstruksikan kembali berdasarkan sebuah alur perjalanan pengalaman memori. Pada akhirnya, studi yang dilakukan dalam perancangan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam ilmu perancangan arsitektur berlandaskan narasi. Arsitektur naratif berbasis fragmen memori ini berkontribusi pada metode perancangan yang dapat menghidupkan memori terhadap ruang dan waktu, serta hadir secara personal dan menembus batasan fisik konvensional yang ada.

This study aims to explore the potential of architectural narrative driven by fragments of the memory. In the process, boundaries and spatial qualities of architecture are identified through fragments of memory. Architectural discourses have long explored the narrative approach. However, in the era of advanced technology we now live in, where construction has reached the virtual realm and gravity is no longer relevant, architecture is now able to transcend beyond the existing physical boundaries to optimise its capacity in conveying a narration. Through this study, based on the notion of memory palace, the author aims to utilise architecture as a medium to communicate the journey of the author's life memories and invite the reader to experience the journey as well. In this study, the memory palace method serves as the operation system of spatial construction, where memory fragments are to be reconstructed based on a path of the memory journey. Finally, this exploration aims to contribute to the architecture design method driven by narrative. Narrative architecture driven by memory fragments allows architecture to bring to life our memory within the space and time, to become more personal, and also to transcend the conventional physical limitations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shakespeare, William, 1564-1616
New York: New American Library, 1968
821.3 SHA n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Archipelago Press, 1998
720 ARC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Archipelago Press, 1998
R 720.9 ARC
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fiditya Daisy Charisma Aulia
"Tesis desain ini menggunakan pendekatan kolase untuk mencapai arsitektur berbasis representasi. Ide dari tesis ini berangkat dari melihat bagaimana sebuah gambar kolase hadir sebagai suatu kesatuan representasi yang utuh dengan menggabungkan bagian-bagian kecil untuk membentuk narasi dan menghilangkan makna asli dari setiap bagian sebelum dilakukan penggabungan gambar. Untuk melihat bagaimana kolase dapat membentuk narasi, dilakukan proses analisis pembongkaran kolase untuk melihat detail yang ada didalamnya, proses ini kemudian digunakan sebagai metode untuk membongkar narasi yang terdapat dibalik sebuah representasi. Dari hasil analisis tersebut ditemukan bahwa terdapat empat tahap utama dalam melakukan teknik kolase yaitu, menentukan part, menentukan skala dari masing-masing bagian, melakukan proses layering, dan menentukan fokus pada image akhir. Temuan metode ini digunakan untuk membaca fasad bangunan untuk melihat narasi dari bagian bangunan tersebut, dan kemudian mekanisme ini dijadikan metode perancangan untuk dapat membentuk sebuah representasi narasi arsitektur.

This thesis design uses collage methods as an approach to achieve representation-based architecture. The idea of this thesis comes from seeing how a collage image presents itself as a whole representation by combining small parts to form a narrative and removing the original meaning of each part before it is combined to each other. To see how a collage can form a narrative, a process of analyzing the collage's dismantle is to be carried out to see the details that exist in it. This process is then used as a method to break down the narrative that exists behind a representation. From the results of the analysis, it was found that there are four main stages in performing the collage technique: determining parts, determining the scale of each part, performing the layering process, and determining the focus of the final image. The findings of this method are used to read the building facade to see the narrative of the building, and then this mechanism is used as a design method to be able to form a representation of the architectural narration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Bramantya Wijaya
"

Sebuah bangunan maupun sekadar reruntuhan memiliki sebuah memori yang terkandung di dalamnya, dimana ia menjadi saksi bisu dalam peristiwa – peristiwa yang pernah terjadi di dalam maupun di sekitarnya. Kandungan memori tersebut dapat disebut juga dengan embodiment of memory. Dalam tugas akhir ini, saya mencoba untuk memanfaatkan embodiment of memory  tersebut untuk menjadi basis dalam menghadirkan narasi sesuai dengan sejarah bangunan yang terkait. Dalam antisipasi melestarikan sejarah colonial Belanda di Indonesia, Pulau Onrust dapat dijadikan sebagai alternative dalam pembelajaran sejarah tersebut. Melalui banyak bangunan dan reruntuhan bersejarah di pulau tersebut, banyak sekali memori yang dapat dimanifestasikan menjadi sebuah narasi. Narasi tersebut pada akhirnya mengakomodasi pengunjung dalam merasakan memori secara lebih imersif dan menambah value bersejarah bangunan/reruntuhan terkait.

 


A building or even ruins contains memories that are embedded, where the building itself become a silent witness of events occurring inside or around it. Those embedded memories can also be called as embodiments of memory. In this final project, I try to utilize the embodiments of memory as a basis for creating spatial narrative according to its corresponding building. In anticipation of preserving the Dutch colonial history on Indonesia, Onrust Island can be made as an alternative on studying the history. Through its buildings and ruins on the island, there are many memories that can be manifested into a spatial narrative. These narratives can accommodate visitors on witnessing immersive memories and enhance the building’s or ruin’s historical value.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>