Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Peter Kabo
Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2014
616.123 PET p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Wahyuni
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu bentuk gangguan pembuluh darah koroner yang termasuk dalam ketegori arterosklerosis. Ketidaksiapan pasien PJK pulang dari rumah sakit akan berdampak terhadap rawatan ulang sebagai akibat dari pelaksanaan program discharge planning yang belum efektif selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan non-equivalent post test only control group design. Jumlah sampel 32 orang yang terbagi atas 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi dan dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Bukittinggi. Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner yang terdiri dari status personal, pengetahuan, kemampuan koping, dan dukungan (p= 0,001; α= 0,05). Penelitian ini merekomendasikan discharge planning yang baik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Azis Hanafi
"ABSTRACT
As the center of national defense and security system, The Indonesian Armed Forces requires a certain complement of strong troops within a relatively slender organization, but effective and efficient, consisting of professionally well trained soldiers. With such a kind of requisite, it was necessary to focused on the system to examine the health condition and physical fitness of the men power resources in accordance to standardized soldier?s health test system, which should be easy and inexpensive, effective and efficient enough and could be applied in extensive mass health selection. Meanwhile there was a problem observed in Gatot Soebroto Hospital as the top referral hospital of The Armed Forces Health Service, indicated the increased CHD prevalence among the soldier's society within 10 years from January 1976 to December 1985 as the following reports :
1.The number of cardiac patients, both the ambulatory as well as the admitted patients, showed the tendency to increase from year to year.
2.In regards to the type of Cardiovascular Disease, CHD was found being the majority.
3.CHD was mostly found among active soldiers in the top of soldier's career in their productive ages beyond high positions in the armed services.
4.CHD showed high enough morbidity and mortality rates.
5.The clinical manifestations of CHD often appeared as unexpected episodes of AMI and often ended as unexpected cardiac deaths in their first attacks.
The underlying causes of high morbidity and mortality of CHD was hypothesized to be due to inadequate health examinations of candidates and soldiers during extensive mass health screening. In clinical observation it was seen that the health test system recently applied was still not effective enough, chiefly because it could not anticipate the tendency of CHD to appear during their active duty in the armed services."
1993
D59
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ida Yuniarti
"Proporsi PJK menurut SKRT 1995 adalah 26 %, tidak saja menempati urutan pertama pada penyakit Cardin vasculer disease tapi juga meningkat dari tahun ke tahun, hal ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh rasio total kolesterol/HDL, HDL, trigliserida terhadap timbulnya PJK. Manfaat aplikatif dari penelitian ini untuk dapat melakukan pencegahan terhadap timbulnya PJK terutama bagi orang orang yang mempunyai risiko tinggi.
Metode : Desain penelitian adalah kasus kontrol dengan populasi kasus penderita PJK di RSPP Januari ski Desember 1997 Jakarta Selatan sebanyak 60 kasus yang di diagnosis DSPD atau DSJP, untuk kontrol diambil dari bagian Bedah umum sebanyak 60 orang yang di nyatakan tidak menderita PJK oleh DSPD dan atau DSJP Dengan kekuatan 80 %, dan derajat kepercayaan 95 %. Penentuan cut off point memakai Cara ROC, serta data di analisis dengan analisis logistik regresi.
Hasil penelitian : Pada analisis bivariat rasio total kollesterol ? 4,19 mempakan faktor risiko untuk terkena PJK 1,23 kali 95 % CI ( 0,5023-3,0218 ) di bandingkan mereka dengan kadar rasio total kolesterolJHDL kurang dari 4,19 walaupun secara statistik tidak bermakna 1-IDL pada kadar >36 mg/dl meznpunyai risiko rendah untuk terkena PJK yaitu 0,40 kali 95% CI (0,1683-0,9505) secara statistik bermakna, demikian juga trigliserid pada kadar ≥ 106 mg/dl merupakan faktor risiko terkena PJK sebesar 2,63 kali 95% CI ( 1,0748-6,4159 ) secara statistik bermakna. Dari hasil analisis multivariat permodelan akhir rasio total kolesterol/HDL merupakan faktor risiko 1,53 kali untuk terjadinya PJK, 95% Cl ( 0,5407 - 4,3490 ), HDL tinggi merupakan faktor proteksi sehingga risiko untuk terkena PJK rendah yaitu 0,23 kali, 95% CI ( 0,0761- 0,8719 ), hipertrigliserid mempunyai risiko 2,85 kali untuk terkena PJK, 95% C1 ( 1,0352 -7,8240 ), umur mempunyai risiko 1,09 kali untuk terkena PJK, 95% Cl (1,7128-64,3385) body mass index tinggi mempunyai risiko 3,54 kali untuk terkena PJK.
Kesimpulan : Rasio total kolesterol/HDL yang tinggi merupakan faktor risiko untuk terkena PJK dengan di kontrol oleh variabel lain walaupun secara statistik tidak bermakna, pada kadar HDL rendah merupakan faktor risiko untuk terkena PJK baik( berdiri sendiri maupun di kontrol oleh variabel lain, demikian juga trigliserid tinggi merupakan faktor risiko untuk terkena PJK baik berdiri sendiri maupun setelah di kontrol oleh variabel lain.

Proportion of cardio vascular diseases according to SKRT 1995 is 26 %, this not only occupies the top of the list of cardio vascular diseases, but also has been increasing over the years, which is highly influenced by life style. Purpose of this research is to study the ratio effect of total cholesterol/NDL, HDL, triglyceride against emergence of cardio vascular disease. The applicative benefit of this research is in order to be able to carry out preventive measures against emergence of cardio vascular disease, particularly for persons with high risk.
Method : Design of research is case control with a population case of cardio vascular disease in Pertarnina hospital centre from January to December 1997 in South Jakarta, totalling 60 cases which were diagnozed by internist or cardiologist. Based on a strength of 80 % and 95 % confidence interval, determination of the cut point was done by using the ROC method, and data being furher analyzed by logistic regression analysis.
Research Result : In bivariate analysis, the cholesterol total ratio Z 4.19 constitutes a risk factor to be subjected to cardio vascular disease L23 times 95% Cl ( 0.5023 - 3.0218) compared with those with a total ratio content of chloresterolfHDL of less than 4.19, even though statistically it has no significance_ NDL at the content of z 36 mg/dl has a lower risk to be affected by radio vascular disease, notably 0.40 times 95% Cl ( 0.1683 -- 0.9505 ) by way of reliable statistics, the same goes for triglyceride at the content of z 106 mg/dl constitutes an risk factor 163 times to be affected by cardio vascular disease 95% CI ( 1.0748 - 6,4159 ) by reliable statistics. From results of multivariate analysis of latest total ratio models cholesterolll4DL constitutes a risk factors of 1.53 times to be affected by cardio vascular disease, 95% CI ( 0.5408 - 4.3490 ), high HDL constitutes a protective factor thus resulting the risk to be affected by cardio vascular disease is low, notably 0.23 times, 95% Cl ( 0.0761- 0,8719 ), hypertriglyceride has the risk of 2.85 times to be affected by cardio vascular disease 95% CI ( L0352 -- 7.8240 ), age has the risk factor of 1.09 times to be affected by cardio vascular disease 95% Cl ( 1.0356 --L1643 ), hyperglycemia has the risk of 10.49 times to be affected by cardio vascular disease 95% Cl ( L7128 - 64.3385 ), high body mass index the risk of 154 times to be affected by cardio vascular disease.
Conclusion : Total ratio of high CholesterolLHDL constitutes a risk factor to be affected by cardio vascular disease with the control of other variables, even though statistically this is not significant, while a low HDL content constitutes a risk factor to be affevted by cardio vascular disease, both individually as well as under control by other variables, the same is valid for high tiglyceride also constitues a risk factor to be affected by cardio vascular disease, both individually as well after being controlled by other variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Farida
"Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi karena ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan masukan oksigen yang diakibatkan karena sumbatan arteri koroner jantung. Latihan fisik yang teratur dapat mengurangi kejadian dan keparahan penyakit jantung dan pembuluh darah. Latihan fisik bagi penderita penyakit jantung koroner yang baru mengalami serangan jantung atau pasca bedah pintas koroner merupakan bagian dari rehabililasi. Latihan utama dari rehabilitasi penyakit jantung koroner adalah senam jantung sehat, yang dilakukan dengan taat dan teratur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan klien dengan penyakit jantung koroner untuk mengikuti senam jantung.
Guna dari peneIitian ini adalah memberikan masukan atau umpan balik pada keluarga dan tenaga keperawatan sehingga dapat meningkatkan ketaatan klien dalam mengikuti senam jantung. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Jantung RSUP. Fatmawati pada tanggal 1, 3, 6, 8, 10 Agustus 2001. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif sederhana dengan jumlah responden 30 orang.
Dari hasil analisa data didapatkan kesimpulan bahwa ketaatan klien untuk mengikuti senam jantung dipengaruhi oleh berbagai faktor : usia, pendidikan, pengetahuan ekonomi, motivasi dan support sistem. Dari faktor-faktor ini yang sangat mempengaruhi ketaatan adalah faktor motivasi intrinsik, faktor yang mempengaruhi adalah motivasi ekstrinsik dan pengetahuan, faktor support sistem dan ekonomi cukup mempengaruhi ketaatan klien untuk mengikuti senam jantung. Sedangkan untuk faktor usia dan pendidikan didapatkan dalam Persentase. Karena itu diharapkan adanya penelitan lanjut untuk menilai seberapa jauh faktor usia dan pendidikan dan mempengaruhi ketaatan klien untuk mengikuti senam jantung dengan metode korelasi dan sampel yang Iebih representatif baik jumlah maupun karakteristiknya."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5057
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Prakoso
"Latar Belakang: Gangguan fungsi saraf otonom memberikan kontribusi yang bermakna terhadap terjadinya aritmia ventikular dan kejadian mati mendadak pada penderita peyakit jantung koroner (PJK). Namun usaha untuk meneliti hal tersebut masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan hubungan sensitivitas barorefleks dengan parameter turbulensi lajujantung pada penderita PJK.
Metoda: Penderita PJK yang sedang menjalani tindakan kateterisasi di ruang kateterisasi PJNHK dengan hasil stenosis koroner 2: 50%, diberikan induksi ventricle extra systole (VES) melalui temporary pacemaker (TPM) yang dihubungkan dengan Programmable Stimulator Medtronic sebanyak 3 kali dan dihitung onset turbulensi dan kemiringan turbulensinya. Kemudian diberikan nitrogliserin 300 mikrogram intra aorta melalui kateter, yang selanjutnya dihitung sensitivitas barorefleksnya.
Hasil: Karakteristik subjek yaitu terdiri atas 22 orang laki-Iaki (84,6%) dan 4 orang wanita (15,4%), usia berkisar 56.81±9.04 tahun. Sebagian besar subjek memiliki faktor risiko dislipidemia (57,7%) kemudian diikuti faktor risiko lainnya seperti merokok (46,2%), hipertensi (42,3%), dan hanya 3 subjek (11,5%) yang memiliki faktor risiko diabetes melitus. Jumlah subjek penelitian yang pemah mengalami infark miokard sebanyak 11 orang (42,5%) hampir setara dengan jumlah subjek yang belum pemah mengalami infark miokard. Dari semua subjek penelitian, obat-obatan yang dipakai paling banyak antara lain clopidogrel sebanyak 25 orang (96,2%), aspirin sebanyak 22 orang (84,6%), sedangkan penyekat beta dan nitrat juga banyak dipakai (14 orang, 53 ,8% dan 15 orang, 57,7%). Tidak terdapat hubungan antara nilai onset turbulensi dan sensitivitas barorefleks (koefisien korelasi r=0,15 dan p=O,456). Korelasi antara kemiringan turbulensi dan sensitivitas barorefleks menunjukkan koefisien korelasi yang tidak bermakna (r=0,361, p=0,07), namun masih terdapat kecenderungan hubungan nilai KT dan sensitivitas barorefleks.
Simpulan: Pada pasien PJK terdapat nilai sensitivitas barorefleks menunjukkan kecenderungan sebanding dengan kemiringan turbulensi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T59023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Mertha
"Tesis ini membahas pengaruh latihan aktifitas rehabilitasi jantung fase I terhadap efikasi diri dan kecemasan pasien PJK di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian dilakukan berdasarkan kenyataan PJK sebagai penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah dengan angka kematian yang terus meningkat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksprimen tanpa kelompok kontrol. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner efikasi diri dengan 17 item pertanyaan dan kuesioner kecemasan dengan 18 item pertanyaan.Hasil uji validitas dan realibilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil baik.
Analisis data didapatkan bahwa terdapat pengaruh bermakna latihan aktifitas terhadap peningkatan efikasi diri (p=0,001), dan terhadap penurunan kecemasan responden (p=0,001) setelah dilakukan intervensi latihan aktifitas. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa pengambil kebijakan di RSUP Sanglah Denpasar menyusun dan menetapkan protap program rehabilitasi jantung fase I bagi pasien PJK selama dirawat.

This study investigated the effect of Phase-1 heart rehabilitation activity exercise on self-efficacy and anxiety of patients with coronary heart disease (CHD) at Sanglah General Central Hospital. The study was undergone based on the fact that mortality rate due to CHD the increased progressively. This study was a quantitative research using a quasi experimental design without control group. A number of 30 samples were involved and approached using consecutive sampling. A validated questionnaire including 17 questions to explore self-efficacy and 18 questions to measure anxiety, were used.
Statistical analysis indicated that there was a significant effect of the exercise on increased self-efficacy (p=0.001) and patients? activity (p=0.001). It was recommended that the hospital?s decision maker need to develop and to authorize a standardized operational procedure containing Phase-1 heart rehabilitation for hospitalized CHD patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28435
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Robert Edward
"Latar Belakang. Gangguan fungsi saraf otonom memberikan kontribusi yang bennakna terhadap terjadinya aritmia ventikular dan kejadian mati mendadak pada penderita penyakit jantung koroner (PlK). Namun usaha untuk meneliti hal tersebut masih belurn banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sensitifitas barorefleks dan faktor-faktor yang mempengaruhi sensitifitas barorefleks (SBR) pada penderita PIK Metoda. Pasien-pasien PlK yang sedang menjalani tindakan kateterisasi di ruang kateterisasi PJNHK dengan basil stenosis koroner ~ 50%, diberikan nitrogliserin 300mcg intra aorta melalui kateter. Selanjutnya perubahan tekanan darah sistolik dan interval RR dicatat selama lebih kurang 30 denyut setelah pemberian nitrogliserin. Garis regresi linear antara penurunan tekanan darah dan perubahan interval RR dicatat sebagai basil pengukuran sensitivitas barorefleks dengan satuan milidetiklmrnHg. Basil. Jwnlah subjek yang disertakan dalam penelitian ini sebanyak 136 pasien. Usia rata - rata sample penelitian 56.43 ± 7.78 tahun. Seratus dua puluh (120) pasien adalah laki - laki (88.2%) sedangkan enam belas adalah wanita (11.8%). Faktor risiko yang paling banyak ditemukan adalah hipertensi ( 63,2%), dislipidemia (61.80%), diabetes melitus (38.2%), merokok (26.5%) dan riwayat keluarga PlK. (25.7%). Diperoleh nilai rerata SBR 1.5 ± 1.7 milidetiklmmHg. Pada analisis multivariat faktor yang mempengaruhi SBR adalah diabetes melitus dan seeara statistik berrnakna dengan OR 4.2 (95% 0: 1.96-9.1 1; p=O.OOl). Faktor yang cenderung mempengaruhi nilai SBR pada pasien P1K adalah fungsi ventrikel kiri yang rendah OR 1.5 (0.7-3.2) dan merokok.O.5 (0.2-1.0). Kesimpulan. Rerata hasil SBR pada pasien PlK adalah 1.5 ± 1.7 milidetiklmmHg. Ada tidaknya diabetes melitus mempengaruhi nilai SBR"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T58821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Firmansyah
"Latar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) sebagai masalah kesehatan di Indonesia. Terdapat peningkatan kejadian PJK dihubungkan dengan peningkatan sindrom metabolik. Sampai saat ini belum ada data prevalensi sindrom metabolik pada subyek dengan PIK di RSCM.
Tujuan: Untuk melihat proporsi sindrom metabolik pads populasi penderita PAC, serta profil komponen sindrom metabolik.
Metode Penelitian bersifat deskriptif, dilakukan pada bulan Maret-Nopember 2005 di Poli Kardiologi, Divisi Kardiologi Departemen Penyakit Dalam RSCM.. Subyek adalah penderita PIK di RSCM dengan jumlah responden 92 subyek.
Hasil: Dari 92 responden didapatkan hasil yang mengalami sindrom metabolik pada PJK sebesar 45 (48,9%) lebih besar dibandingkan populasi umum (16,5%-31,1%), dengan komposisi laki-laki 30 (66,7%) clan perempuan 15 (33,3%). Rerata usia 59 tahun (1K 95% 55-63), rerata tekanan darah sistolik 133,9 mmHg (IK 95% 129,7-138,1), rerata tekanan darah diastolik 83,2 mmHg (IK 95% 80,8-85,6), rerata indeks massa tubuh 25 kg/m2 (IK 95% 24,3-25,7), rerata lingkar perut 86,5 cm (IK 84,6-88,4), rerata HDL 42,9 mg/dL (IK 95% 41,04,8), rerata LDL 133,7 mg/dL (IK 95% 126,3-141,1), rerata trigliserida 149,9 mgldL (1K 95% 131,6-168,2), rerata glukosa darah puasa 110,4 mg/dL (1K 95% 101,9-118,9).
Simpulan Sindrom metabolik ditemukan pada sebagian besar populasi penderita PJK.
Kata Kunci : PJK, sindrom metabolik, proporsi.

Background: Coronary heart disease (CHD) has become one of health problems in Indonesia. The increment in CHD incidence is associated with increment in metabolic syndrome. Currently, there is no data about metabolic syndrome in patient with CHD at Dr. Cipto Mangunkusumo hospital.
Purpose_ (1) To find out the proportion of metabolic syndrome among CHD patients. (2) To find out the profiles of the components of metabolic syndrome.
Methods: We conducted a descriptive study during March - November 2005 in Cardiology outpatient unit, Dr. Cipto Mangunkusumo hospital. The subjects for this study were CHD patients who came to the outpatient unit. The numbers of subjects included were 92 people.
Results: From 92 subjects who participated in this study, we found 45 subjects (48.9%) had metabolic syndrome more than general population 16.5%-31.1%). Thirty six subjects (66.7%) were male. Mean age was 59 years old (95% CI = 55 - 63 years old)_ Mean systolic pressure was 133.9 mmHg (95% CI = 1293 - 138.1 mmHg). Mean diastolic pressure was 83,2 mmHg (95% CI = 80.8 --- 85.6 mmHg). Mean Body Mass Index was 25 kglm2 (95% CI = 24.3 - 25.7 kglm2). Mean waist circumference was 86.5 cm (95% CI = 84.6 - 88.4 cm). Mean HDL level was 42.9 mg/dL (95% CI = 41,0 - 44.8 mg/dL). Mean LDL level was 133.7 mg/dL (95% CI = 126.3 - 141.1). Mean triglyceride level 149.9 mg/dL (95% CI = 131.6 - 168.2 mg/dL). Mean fasting blood glucose level was 110.4 mg/dL (95% CI = 101.9 -118.9).
Conclusion. Metabolic syndrome was found in the majority of CHD patients.
Keywords : coronary heart disease, metabolic syndrome.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniati
"Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) penyebab kematian terbanyak di Indonesia yaitu PJK yang semakin meningkat dari urutan ke-11 (1972), menjadi urutan ke-3 (1986) dan menjadi penyebab kematian utama pada tahun 1992, 1995 dan 2001. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa penyakit kardiovaskular
merupakan penyebab kematian utama pada 58,3% pekerja di perusahaan minyak di Jawa Tengah tahun 2005 dan 40% pekerja di sebuah pabrik semen di Jawa Barat tahun 2006 & 2007 Kurniawidjaja, 2007).
Kasus kematian karena PJK (serangan jantung) juga terjadi di PT ITP Citeurep- Bogor. Pada tahun 1984-2005 sebanyak 28% kasus kematian karena PJK (serangan jantung) terjadi pada karyawan yang masih aktif di PT ITP. Sedangkan pada tahun 2007, kasus karyawan aktif yang meninggal oleh karena PJK di PT ITP yaitu sebanyak 4 kasus dari 10 kasus (40%). Pada tahun 2005-2007 tercatat 62 kasus PJK pada karyawan PT ITP. Dan 39 kasus diantaranya sudah mengalami tindakan pemasangan balon/ring dan operasi by pass jantung. Dari hasil pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan
setiap tahun oleh PT ITP, pada tahun 2006 dan 2007 didapatkan adanya peningkatan faktor risiko PJK seperti kolesterol total, Body Mass Index, dan glukosa terganggu pada karyawan. Karyawan dengan kolesterol total tinggi (>200mg/dL) dari 46,9% meningkat
menjadi 64,1%. Karyawan dengan BMI ¡Ý25 kg/m2 dari 13,8% meningkat menjadi 42,3%. Karyawan dengan glukosa tergangu pada tahun 2006 dari 11,4% meningkat menjadi 13,8%. Data lain mengenai faktor risiko PJK pada karyawan PT ITP tahun 2007 yaitu sebanyak 7,3% karyawan memiliki hipertensi (tekanan darah ¡Ý140/90 mmHg) dan 43,2% karyawan merokok (Health Dept, PT ITP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat risiko PJK berdasarkan faktor risiko kumulatif (Framingham), gambaran faktor risiko PJK berdasarkan usia, kolesterol total, LDL, HDL, tekanan darah sistolik dan diastolik, diabetes melitus, merokok, IMT, dan hubungan antara usia, kolesterol total, LDL, HDL, tekanan sistolik dan diastolik, diabetes melitus, merokok, IMT, jabatan dengan tingkat risiko PJK serta besar peluang untuk memiliki risiko tinggi PJK. Desain studi potong lintang digunakan dalam penelitian 232 karyawan PT ITP tahun 2007. Berdasarkan kalkulasi skor risiko PJK Framingham, didapatkan prediksi bahwa dalam kurun waktu 10 tahun mendatang, 8,2% karyawan PT ITP memiliki peluang yang besar untuk sakit jantung koroner. Dan 57,7% karyawan PT ITP memiliki peluang yang cukup besar untuk sakit jantung koroner. Diketahui pula 34,1% karyawan PT ITP memiliki peluang yang kecil untuk sakit jantung koroner. Proporsi risiko tinggi PJK lebih banyak pada karyawan yang berusia ¡Ý 50 tahun, pada karyawan dengan kolesterol total ¡Ý 200 mg/dL, pada karyawan dengan kadar LDL ¡Ý130 mg/dL, pada karyawan dengan kadar HDL <40mg/dL, pada karyawan dengan
tekanan darah ¡Ý120/80 mmHg, pada karyawan yang diabetes, pada karyawan yang merokok, pada karyawan dengan IMT ¡Ý25kg/m2, dan pada karyawan yang jabatannya rendah. Ada hubungan antara usia, kolesterol total, LDL, tekanan sistolik dan diastolik, diabetes melitus, dan merokok dengan tingkat risiko PJK pada karyawan PT ITP Tahun
2007. Tidak ada hubungan antara HDL, IMT, dan jabatan dengan tingkat risiko PJK pada karyawan PT ITP Tahun 2007. Karyawan dengan kolesterol total ¡Ý200 mg/dL mempunyai peluang 2,07 kali
untuk berisiko tinggi PJK. Karyawan dengan kadar LDL ¡Ý130 mg/dL mempunyai peluang 2,53 kali untuk berisiko tinggi PJK. Karyawan dengan tekanan darah ¡Ý120/80mmHg mempunyai peluang 2,21 kali untuk berisiko tinggi PJK. Karyawan yang diabetes mempunyai peluang 6,41 kali untuk berisiko tinggi PJK. Karyawan yang
merokok mempunyai peluang 7 kali untuk berisiko tinggi PJK.
Saran yang dianjurkan sebagai upaya pengendalian risiko PJK yaitu Program olahraga yang sudah ada dan sudah dilaksanakan secara teratur, hendaknya juga terukur. Perlunya mewajibkan seluruh karyawan untuk mengikuti kegiatan olahraga dan penyuluhan umum mengenai gerakan hidup sehat sebagai usaha untuk meningkatkan
kesadaran karyawan dalam mengendalikan kadar kolesterol, kadar gula darah, dan tekanan darah yang merupakan faktor risiko PJK. Perlunya pencantuman laporan aktifitas fisik karyawan pada MCU. Perlunya upaya yang dapat mendorong pekerja untuk stop merokok karena peluang karyawan yang merokok untuk sakit jantung koroner lebih besar dari pada karyawan yang tidak merokok. Upaya tersebut dapat berupa pemberian penghargaan (reward) pada pekerja yang berhenti merokok. Perlunya mewajibkan karyawan yang menderita hipertensi atau diabetes untuk mengikuti penyuluhan hipertensi atau diabetes. Hendaknya pemeriksaan kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan kadar gula puasa sudah dilakukan pada karyawan yang berusia ¡Ý30 tahun."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>