Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136451 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hernita Wahyuni
"Penelitian ini berangkat dari banyaknya konflik yang terjadi pada pengelolaan taman nasional. Manfaat taman nasional dalam menjalankan fungsinya sebagai kawasan konservasi adalah dapat dinikmati oleh semua orang, sehingga termasuk dalam kriteria pemanfaatan public goods. Namun, pada sisi lain dalam areal taman nasional juga memiliki potensi sumber daya alam lain yang bersifat komersil, seperti tambang, sumber air, pariwisata, dll., sehingga menarik minat pihak lain untuk memanfaatkannya maka terjadilah kompetisi; barang dengan kriteria ini termasuk common pool resources. Jadi berdasarkan hal tersebut maka taman nasional memiliki kriteria pemanfaatan ganda. Kriteria semacam ini, memicu terjadinya konflik. Wilayah kajian untuk penelitian ini adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), yang merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang menuai konflik pengelolaan paling banyak. Hal ini karena TNGHS terletak pada wilayah strategis yang melintasi 2 propinsi (Jawa Barat dan Banten) serta 3 kabupaten (Bogor, Sukabumi dan Lebak), disamping itu banyaknya potensi sumber daya alam yang dimilikinya (emas, geothermal, sumber air, dan wisata alam). Masalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan interactive governance untuk menciptakan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di TNGHS; serta bagaimana pengelolaan yang berkelanjutan dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat pengelolaan di TNGHS.
Kerangka teori yang digunakan adalah teori interactive governance (Kooiman, 2008) yang diintegrasikan dengan konsep sustainability (Bossel, 1999) dalam pengelolaan sebuah taman nasional untuk mewujudkan pengelolaan berkelanjutan (sustainable governance) dalam bentuk 'governance of governance' (Pieters, G.B., et.al, 2012). Pendekatan penelitian ini dilakukan melalui aplikasi action research berbasis Soft System Methodology (Checkland dan Scholes, 1990) dengan model siklus ganda (McKay dan Marshal, 2001).
Hasil dari penelitian ini secara teoritis menyebutkan bahwa sistem dan struktur dari penerapan aktivitas interactive governance di area taman nasional mengarah pada governability, dimana stakeholder sebagai aktor strategis dengan kepentingan beragam mempunyai tujuan dalam mengurangi konflik dalam bentuk networks, partnership dan bentuk interaksi negosiasi lainnya. Aktivitas interactive governance-nya sendiri mengalir dalam siklus konsep sustainability sehingga menghasilkan pengelolaan berkelanjutan (sustainable governance) di TNGHS dengan beberapa persyaratan fundamentalis yaitu : sistem eko-governmetalis pada manajemen kawasan, struktur komunitas regulatoris pada manajemen kelembagaan, dan pengelolaan demokratis rasional pada manajemen sumber daya alam.
Sistem ini diturunkan dalam beberapa aktivitas operasional yang dalam implementasinya menuntut beberapa perubahan yang menyangkut mekanisme dan regulasi yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan, struktur kelembagaan, termasuk perubahan metode, strategi dan teknik partisipatif para pihak yang terkait. Perubahan ini akan memberikan suatu cara untuk memfasilitasi, mengatur dan secara langsung meningkatkan kemampuan self-regulasi dari pihak pengelola dengan para pihak lainnya Perubahan ini diikuti dengan dengan kerjasama para pihak yang dilakukan dalam konteks partnership berbentuk kolaborasi dan kemitraan, dan hubungannya dilakukan dalam konteks networks governance berupa koordinasi, adaptasi dan pengendalian.

The background of this study is some conflicts that occur in the management of national park. Benefits of a national park and its function as one of conservation area that can be enjoyed by the society. This charachteristics of the national park, it can be called as public goods. However, a large about at natural resources that exists in the national park especially commercial natural resources, such as mining, water resources, tourism, etc., Many stakeholders attract to utilitize the resources in such a way that leads them into a competition. The later charachteristics sets the national parks as common pool resources. Based on these two features, the national park have a dual utilization charachteristics. Such atribute triggers some conflicts in its management. The object of this study is the Gunung Halimun Salak National Park (GHSNP), one of the national parks in Indonesia which has the most conflict in its management. It is because GHSNP located in a strategic area across two provinces (West Java and Banten) and three districts (Bogor, Sukabumi and Lebak). In addition, high amount of the potential of its natural resources (gold, geothermal, water resources and nature) is the other reason that drive conflicts in GHNSP. The principal issues raised in this research is how the interactive governance is to create sustainable resources in GHSNP; and how the sustainable management is applied by stakeholders in the management of GHSNP.
The theoretical framework used in this study is interactive governance theory (Kooiman, 2008) which is integrated with the concept of sustainability (Bossel, 1999) in the management of a national park to achieve sustainable governance in the form of "governance of governance" (Pieters, GB, et. al, 2012). The approach conducted in this research is action research applications based on the Soft System Methodology (Checkland and Scholes, 1990) with a dual imperatives model (McKay and Marshall, 2001).
The results of this research as theoretically that the implementation of the interactive governance activities at the national park area is the systems and structures of leads to governability. There are many stakeholders as strategic actors with diverse interests have a goal to reducing conflict by networks, partnerships and the other forms of interaction negotiation. The interactive governance activities flow in a cycle sustainable concept, so it's produces sustainability governance at TNGHS. There are some fundamentalist requirements : the ecogovernmetalis system on area management, community and regulatory structure in institutional management, and the rational democratic management in the natural resources management.
Interactive governance derived in several operational activities, in which its implementation requires some changes regarding to the mechanism and regulation that is formed in the regulation, institutional structure, including changes in methods, strategies and participatory techniques of stakeholders. This change will provide a way to facilitate, regulate and enhance the ability of self-regulation of the manager. This changes was followed by the cooperation of the stakeholders in the partnership context formed in collaboration and partnership, also the relation in the context of networks governance in the form of coordination, adaptability and control.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
D2070
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yuningsih
"Tesis ini membahas tentang peran Balai Taman Nasional Gunung Ciremai dan partisipasi masyarakat Desa Cisantana dalam pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai, serta persepsi masyarakat terhadap pengelolaan TNGC dikaitkan dengan ketahanan daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah BTNGC telah melaksanakan tugas dan program kegiatan yang melibatkan masyarakat Desa Cisantana dengan optimal. Sementara itu, masyarakat Desa Cisantana merasa belum dilibatkan sepenuhnya dalam pengelolaan TNGC sehingga belum merasakan manfaat dari keberadaan TNGC. Perbedaan persepsi antara masyarakat Desa Cisantana dan pemerintah/BTNGC, berpotensi menimbulkan konflik kepentingan sehingga akan menggangu ketahanan daerah. Karena itu pemerintah perlu mengambil kebijakan yang dapat menyatukan persepsi keberadaan TNGC dan mencari solusi pengelolaan partisipatif bagi masyarakat yang terkena dampak penetapan kawasan TNGC.

This thesis discusses the role of the National Park of Mount Ciremai and the participation of Cisantana community in the management of the Ciremai Mountain National Park, also the perception of community on TNGC management associated with regional resilience. This study used a qualitative approach. The result obtained from this study is BTNGC has undertaken an optimal task and program activities involving Cisantana community. Meanwhile, Cisantana community has not been fully involved in the TNGC management, so it has not felt any benefit from the presence of TNGC. The difference perception between Cisantana community and the government/BTNGC, has the potential to create conflict of interest that would interfere with regional resilience. Therefore, the government needs to adopt policies that can unify the perception of the existence of TNGC and look for participatory management solutions for communities affected by the determination of TNGC region
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Indrati Sedijoprapto
"Sumber Daya Alam (SDA) merupakan pendukung kelangsungan hidup kita masa kini dan yang akan datang. Salah satu SDA Hutan yang kini di kembangkan ialah Taman Nasional. Pada Taman Nasional terdapat fungsi lindung, sumber plasma nutfah, fungsi ilmiah, fungsi rekreasi, fungsi bina cinta alam dan ekosistem percontohan.
Hasil daripenelitian-penelitian maupun survei tentang Taman Nasional merupakan hal yang perlu sekali. Hasil penelitian tadi dapat merupakan masukan untuk pembinaan SDA kita demi kehidupan umat manusia. Laporan-laporan hasil survei dan penelitian Taman Nasional ini perlu ditata sehingga merupakan informasi yang diketahui, dijangkau, dimanfaatkan pada saatnya yang tepat dan disebarluaskan untuk keperluan selanjutnya. Masalahnya saat ini penyajian informasi tadi belum memadai.
Tulisan ini mempunyai hipotesis sebagai berikut:
a. bahwa banyak informasi dari hasil penelitian belum tersedia dan terjangkau oleh para peneliti.
b. bahwa informasi itu diperlukan.
Dari hasil penelitian yang diadakan:
Informasi yang tersedia di Taman Nasional-Taman Nasional rata-rata sebesar 25,6% dari seluruh penelitian yang pernah diadakan, sedang 74,4% lainnya tidak diketahui tempatnya.
Diketahui bahwa hasil survei dan penelitian tentang Taman Nasional-Taman Nasional sangat diperlukan oleh para peneliti untuk keperluan penelitian lebih lanjut. Maka perlu diadakan penataan dalam penyajian informasi tersebut, sehingga Informasi Taman Nasional tadi dapat diketahui keberadaannya, dapat dijangkau dan dapat dimanfaatkan tepat pada waktunya dibutuhkan.
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah memperoleh laporan hasil survei dan penelitian tentang Taman Nasional-Taman Nasional. Untuk memperolehnya dapat dilakukan dengan cara-cara:
Pertama : Menghubungi setiap Taman Nasional untuk mengetahui nama dan alamat peneliti yang meneliti di Taman Nasional tersebut.
Kedua : Menghubungi instansi yang memberi tugas penelitian untuk meminta laporan hasil penelitian tersebut.
Ketiga : Mengadakan kerja sama dengan instansi-instansi atau lembaga-lembaga pendidikan yang mengevaluasi penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Instansi atau lembaga pendidikan dapat menyerahkan satu copy laporan kepada "pusat informasi".
Keempat : Setelah laporan diperoleh, laporan diolah.
Langkah berikutnya ialah pengolahan yaitu: dengan menginventarisasinya, mengkatalogisasi, mengabastrak, membuat "review"nya dan akhirnya menerbitkan. Dengan adanya penerbitan, hasil olahan ini kemudian dapat disebarluaskan hingga informasi Taman Nasianal ini dapat diketahui dengan cepat.

Natural Resources are formed to support our present and future existence continuously. National Park is one of the forest natural resources which has been developed. It has numerous functions such as protection, germplasm resources, recreation, nature care and model for ecosystem.
Both survey and research results on National Parks are urgently needed. They become consumption of the development of Natural Resources for the sake of mankind.
These National Park survey and research reports have to be organized so that the information is accessible, useable and subsequently disseminated for future purposes.
At this very moment the problem is that the information is not adequately available. This thesis has the following hypotheses:
a) That information resulting from research activities are not available nor accessible to the researchers.
b) That these information are needed.
Based on this investigation it is concluded that:
· Only 25,6% of the information submitted is available, the remaining 74.4% can not be located.
· It is understood the survey and research reports on National Park are urgently needed for further activities. There for, it is necessary to organize the information, to be able to make them available whenever they are needed.
The first thing to be done is obtaining the survey and research reports on National Park. In order to obtain them:
First : Contact each National Park, to get the names and actresses of the scientists who made the investigation.
Second : Contact the agency in charge of the research project, to get the research reports.
Third : Set up cooperation with agencies or educational institutions which have assessed the performed research.
Forth : Process the reports received.
The following steps are: recording, cataloguing, abstracting, reviewing and finally publishing. As a result the publication can be disseminated to make people aware of the existence of the information on National Park.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jatna Supriatna
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014
363.68 JAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jatna Supriatna
Jakara: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014
363.68 JAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Gelgel Darma Putra Wirawan
"Walaupun usaha pelestarian alam telah meluas, namun masih terdapat perdebatan panjang apakah keberadaan kawasan konservasi, seperti Taman Nasional, berpengaruh terhadap pola penghidupan masyarakat pedesaan? Thesis ini bertujuan untuk menanggapi pertanyaan ini dengan melakukan pendugaan pengaruh penetapan Taman Nasional (TN) terhadap aktifitas perekonomian masyarakat pedesaan di Indonesia. Dua TN yaitu TN Gunung Ciremai (TNGC) dan TN Gunung Merapi (TNGM) terpilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki kesamaan karakteristik. Kedua TN tersebut berlokasi di Pulau Jawa dan ditetapkan pada tahun 2004.
Perkiraan terhadap dampak TN mengadopsi metode analisis pra-paska perlakuan-kontrol. Metode analisis ini menggunakan dua periode data crosssection, pendataan pertama pada tahun 2000 (empat tahun sebelum TN ditetapkan) dan pendataan kedua dilakukan pada tahun 2007 (tiga tahun setelah TN ditetapkan). Dua periode pendataan dilakukan terhadap group kontrol dan group yang mendapat perlakuan. Thesis ini membandingkan hasil pendugaan yang menggunakan metode OLS dan propensity-score-matching, dan menggunakan pendekatan common-support dalam pengitungan hasil regresi.
Hasil regresi akan menampilkan perkiraan dampak penetapan TN terhadap perekonomian rumah tangga pedesaan di sekitar TN. Kombinasi dari metode analisis Difference-in-Difference dan matching estimator menunjukkan bahwa penetapan TN tidak secara signifikan mempengaruhi pola perekonomian masyarakat lokal, termasuk pengeluaran untuk pangan dan non-pangan. TN juga tidak secara signifikan mempengaruhi kegiatan pertanian masyarakat. Menurunnya pengeluaran rumah tangga setelah penetapan TN kemungkinan disebabkan oleh pengaruh faktor lain, seperti tingginya pembelian input pertanian yang disebabkan oleh inflasi. Menurunnya pengeluaran rumah tangga akibat kehilangan akses ke sumberdaya alam yang terdapat dalam TN berhubungan terbalik dengan peningkatan income rumah tangga dari sektor non-pertanian dan pengembangan sumberdaya manusia. Pengembangan sumber daya manusia menggunakan indikator rata-rata jam kehadiran di sekolah dan sebuah binary variable apakah anak-anak belajar ataukah bekerja pada jam sekolah?
Pada akhirnya kami menyimpulkan bahwa aktivitas perekonomian masyarakat di sekitar kawasan konservasi tidak secara signifikan dipengaruhi oleh perubahan status kawasan menjadi kawasan konservasi. Walaupun penetapan kawasan konservasi pada umumnya memperkenalkan pembatasan akses masyarakat pada sumberdaya alam yang ada di dalamnya, pada kenyataannya pemangku kawasan tidak memiliki sumberdaya yang cukup untuk menerapkan aturan secara efektif. Selanjutnya, TN tetap memainkan peranan yang penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan bentang alam yang menguntungkan untuk kegiatan ecotourism, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dari sektor non-pertanian. Thesis ini juga merekomendasikan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis efek jangka panjang dan efek yang lebih luas dari penetapan kawasan konservasi, khususnya TN.

Notwithstanding the widespread effort to conserve the nature, there is still a long debate as to whether conservation areas, such as National Parks, have an impact on rural livelihood. This paper aims to fill this gap by estimating the impact of National Park (NP) establishment on economic activities of rural households in Indonesia. Two NPs which are Gunung Ciremai NP (GCNP) and Gunung Merapi NP (GMNP) have been selected since both shared comparable characteristics. Those two NPs are located in Java Island and are established in 2004.
The estimation approach to examine the impact of NPs to rural economic activities adopted a pre-post treatment-control analysis design. This analysis utilized two periods cross-section data, the first was collected in 2000, four years prior to the NPs establishment, and the second was followed-up data collected in 2007, three years after the NP establishment, both for treatment and control groups. I compare the use of OLS regression and propensity score matching methods, and incorporate the role of 'common support.' These predictions provide an estimation of the impact of NPs establishment on rural economics.
A combination of Difference-in-Difference (DD) analysis and matching estimator shows that NPs establishment does not significantly affect expenditures of local households, both for food and non-food spending. Proximity to the NPs has insignificant impact on local farming activities. Lower total household?s expenditure in post-establishment period was probably caused by other factors such as higher spending on farming input through inflation, but still the changing was not considerably different. The risk for reduced households expenditures due to lose access to natural resources after the NPs establishment was inversely correlated with the household revenue from non-farm activities and human development. Human development was simply indicated by average hours of school attendance and a binary variable whether children are working during schooling period or not.
In general, we conclude that the current economic activities of local people at the edge of NPs are not significantly affected by NP establishment. Even though NPs establishment introduce strict rule to prohibit local people to enter and utilize resources in NPs, the NPs authorities do not have sufficient personnel and fund to implement the legislation. Furthermore, NPs play an important role to maintain biodiversity and landscape that are beneficial to ecotourism activities that in turn may improve the rural income from non-farming activities. This paper also suggests that further research is needed to examine the long term impact of NPs on adjacent household.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T39376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufik Wahab
"Studi ini berangkat dari penelitian empirik di Desa Cipeuteuy dimana teritorialisasi dalam bentuk perluasan kawasan taman nasional pada praktiknya mengalami kendala ketika harus berhadapan dengan realitas di lapangan. Penambahan luas kawasan taman nasional dengan merubah hutan produksi menjadi hutan konservasi membuat masyarakat yang tinggal di pinggir kawasan hutan menghadapi situasi transisi. Kajian ini membahas tentang program teritorialisasi yang dilakukan pemerintah dalam bentuk perluasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan bagaimana masyarakat merespon program tersebut, dengan tujuan untuk dapat memahami dinamika yang terjadi serta ketegangan yang ada di dalamnya. Dalam melakukan analisa, peneliti melihat bahwa kekuasaan tidak hanya dimiliki oleh taman nasional yang mendapat legitimasi secara formal. Kekuasaan juga dimiliki oleh penduduk desa dalam merespon praktik pemerintah yang berkaitan dengan normalisasi dan regulasi dimana kuasa dilihat memiliki ciri produktif dalam memproduksi realitas dan juga ritus-ritus kebenaran. Membangun kesadaran kolektif dilakukan penduduk Desa Cipeuteuy sebagai respon atas praktik pengelolaan taman nasional yang memiliki kekuasaan dan legitimasi secara formal terhadap kawasan hutan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan-pertemuan informal dan menggalang dukungan dari luar desa agar dapat merumuskan masalah bersama, melakukan transformasi nilai kebenaran dan menentukan posisi atas keberadaan taman nasional.
The study was established from empirical research in Cipeuteuy village, where territorialisation in the form of national park expansion has experienced the complexity when dealing with the realities on the ground. The expansion of national park area by changing the status of production forest into conservation forest has created a transition situation to the local community living in surrouding area. This study evaluated how the local community responses to the territorialisation program conducted by the government in the form of expansion of Halimun Salak National Park with the aim to understand the dynamics took place and the tension involved in it. In doing the analysis, the researcher found that the power is not only owned by the national park who formally has legitimation. The power is also owned by villagers in responding governmental practices related to normalisation and regulation. This power is seen as having productive characteristic to produce reality and rites of truth. Local community in Cipeuteuy Village established collective awareness to response the management practices conducted by national park, who own the power and formally has legitimation to the forest. This has been demonstrated by carrying out informal meetings and seeking supports from outside the village to enable them to identify common issues, tranform the value of truth and define their position to the existence of national park."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T26654
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tonny Soehartono
Jakarta: Nata Samastha Foundation, 2013
363.72 TON v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Departemen Kehutanan , 2008
333.72 ANA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>