Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan kondisi paru yang memicu respon inflamasi sistemik dengan etiologi yang berbeda yang memiliki ciri-ciri klinis patologis khas. Penelitian ini menganalisis tentang pemberian posisi prone dan reverse trendelenburg 30 derajat sebagai terapi suportif untuk meningkatkan status oksigenasi pada pasien ARDS serta bagaimana dampaknya terhadap komplikasi edema wajah dan Gastric Residual Volume (GRV). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian posisi prone dan reverse trendelenburg 30 derajat terhadap parameter oksigenasi, edema wajah dan GRV. Desain penelitian dengan menggunakan quasi experiment design melalui pendekatan crossover trial design dengan 11 responden. Analisis data menggunakan uji independent t-test pada data terdistribusi normal dan Mann Whitney pada data terdistribusi tidak normal dan jenis data kategorik. Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada parameter oksigenasi; saturasi oksigen (p value 0,685), PaO2/FiO2 rasio (p value 0,358), SpO2/FiO2 rasio (p value 0,850), maupun EtCO2 (p value 0,409) dan edema wajah (p value 0,403) antar kelompok prone dengan kelompok prone dan reverse trendelenburg 30 derajat, namun terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada variabel GRV antara kelompok prone dengan kelompok prone dan reverse trendelenburg 30 derajat (p value 0,035). Kesimpulan: baik posisi prone maupun posisi prone dengan reverse trendelenburg 30 derajat sama-sama memberikan dampak yang positif pada parameter oksigenasi. Namun kedua posisi ini juga memberikan dampak yang patut diwaspadai terkait kejadian edema wajah dan peningkatan GRV, dengan angka kejadian yang lebih rendah pada pemberian posisi prone dengan reverse trendelenburg 30 derajat.
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) is a pulmonary condition that triggers a systemic inflammatory response with different etiologies that has typical pathological clinical characteristics. This study analyzes the provision of 30 degrees prone and reverse Trendelenburg positions as supportive therapy to improve oxygenation status in ARDS patients and its impact on complications of facial edema and Gastric Residual Volume Gastric Residual Volume (GRV). The aim of the research is to determine the effect of 30 degrees prone and reverse trendelenburg positions on oxygenation parameters, facial edema and GRV. The research design used a quasi experimental design using a crossover trial design approach with 11 respondents. Data analysis used the independent t test on normally distributed data and Mann Whitney on non-normally distributed data and categorical data types. There were no significant average differences in oxygenation parameters; oxygen saturation (p value 0.685), PaO2/FiO2 ratio (p value 0.358), SpO2/FiO2 ratio (p value 0.850), as well as EtCO2 (p value 0.409) and facial edema (p value 0.403) between the prone group and the prone group and reverse trendelenburg, there is a significant average difference in the GRV variable between the prone group and the prone and reverse trendelenburg 30 degrees groups (p value 0.035). Conclusion: the prone position and the prone position with reverse trendelenburg 30 degrees both have a positive impact on oxygenation parameters. However, these two positions also have an impact that is worth paying attention to regarding the incidence of facial edema and increased GRV, with a lower incidence rate in the prone position with reverse Trendelenburg 30 degrees.
"Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan penyakit yang umum terjadi pada bayi prematur akibat defisiensi surfaktan dan ketidakmatangan fungsional paru-paru sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan. Salah satu masalah muncul akibat hal tersebut adalah pola napas tidak efektif akibat imaturitas neorologis. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas side lying position pada neonatus dengan RDS yang mengalami pola napas tidak efektif. Pasien By. Ny. E perempuan berusia 1 hari mendapatkan bantuan ventilasi dengan NK CPAP FiO2 25% PEEP 6 tetapi masih menunjukkan adanya retraksi dinding dada dan saturasi oksigen 97 – 99%, HR: 138 x/menit, RR: 40 x/menit dengan jeda 1-2 detik setiap 4-5 napas. Pemberian side lying positon diberikan selama 3-4 jam setiap dinas dan hasil yang didapatkan setelah 7 hari perawatan, yaitu retraksi dada sudah tidak ada, saturasi oksigen stabil dalam rentang 98 – 100 % RA dan RR: 43 x/menit regular. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perawat untuk memberikan side lying position sebagai intervensi keperawatan non-farmakologi untuk mengatasi masalah pernapasan pada bayi prematur dengan RDS.