Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120855 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Wisnawa Adiputra
"[ABSTRAK
Selama ini penanganan tindak kejahatan yang dilakukan oleh pihak polisi
menitikberatkan kepada penindakan represif. Tindakan ini ternyata dapat
menimbulkan trauma bagi masyarakat. Kompleks Permata sebagai salah satu
daerah yang memiliki intensitas sangat tinggi dalam peredaran narkoba. Daerah
ini membutuhkan perhatian besar yang melibatkan semua pihak untuk
memberantas peredaran tersebut. Penanganan yang diambil oleh Kepolisian Resor
Metro Jakarta Barat menggunakan metode community policing dan dengan
menggunakan teknik problem oriented policing (POP). Langkah ini diambil untuk
mengetahui akar permasalahan dan kemudian mengembangkan intervensi
program yang didasarkan pada teknik problem oriented policing. Penerapan POP
memiliki 4 langkah yaitu scanning, analyzing, response, assasment (SARA).
Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori pilihan rasional dan
teori aktivitas rutin.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah eksplanasi. Tehnik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan field research dan studi
literatur. Field research atau turun lapangan dilakukan dengan membuat angket
dan disebarkan di lokasi penelitian. Sedangkan studi literatur dilakukan dengan
mencari dan membaca sumber-sumber literatur lain yang masih terkait dengan
pokok pembahasan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang penerapan konsep
problem oriented policing di Komplek Permata berhasil menurunkan angka
kejahatan khususnya kejahatan terkait narkoba. Namun temuan data menunjukkan
terjadinya crime displacement atau pergeseran tempat terjadinya kejahatan. Saat
ini Komplek Permata telah bersih namun ternyata bergeser ke wilayah-wilayah di
sekitar Komplek Permata.

ABSTRACT
So far, the crime solution by Resort Police is primarily hande through
represive approach. This approach in fact tends to affect trauma for the people at
Permata area with a high intensity of drug trafficking. This Complex needs a great
attention from all related authorities.
This research was based on qualitative method by using questionnaire and
studi literatur. There are questionnaire was distributed in Permata area.
The result of this research show tha the handling with using problem
oriented policing is more effective to reduce criminality in Permata Complex
specially drugs related crime. The result of this research also showing that
implementation of problem oriented policing in Permata Complex causing
positive changes in community and crime displacement, So far, the crime solution by Resort Police is primarily hande through
represive approach. This approach in fact tends to affect trauma for the people at
Permata area with a high intensity of drug trafficking. This Complex needs a great
attention from all related authorities.
This research was based on qualitative method by using questionnaire and
studi literatur. There are questionnaire was distributed in Permata area.
The result of this research show tha the handling with using problem
oriented policing is more effective to reduce criminality in Permata Complex
specially drugs related crime. The result of this research also showing that
implementation of problem oriented policing in Permata Complex causing
positive changes in community and crime displacement]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Marito
"ABSTRAK
Problem oriented policing akan menjadi cara yang tepat dalam mencegah kejahatan. Namun hal ini mensyaratkan latar belakang dari anggota Bhabinkamtibmas, baik pendidikan umum dan pendidikan Polri, termasuk juga anggaran dan juga metode penyelesaian masalah.Konsep Strategi Pencegahan Kejahatan, Community Policing, Problem-Oriented Policing POP dan dibingkai dalam kerangka teori kemitraan, teori pencegahan kejahatan situasional dan pencegahan kejahatan berbasis komunitas.Pengumpulam data dilakukan dengan wawancara kepada Wadir Binmas Polda Metro Jaya, Kasie Bin Polmas Polda Metro Jaya, Kanit Binmas Polsek Sawah Besar, anggota Bhabinkamtibmas, dan tokoh masyarakat di wilayah Polsek Sawah Besar. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dengan prinsip-prinsip analisa data kualitatif yang meliputi memilah data, mendeskripsikan temuan data, melakukan interpretasi data, mengkaitkan interpretasi dengan kerangka teori, dan menjelaskan temuan berdasarkan kerangka teori yang dibangun.Analisa terhadap data menunjukkan bahwa terdapat terbatasnya sumber daya manusia Bhabinkamtibmas dari program satu polisi Bhabinkamtibmas satu kelurahan dan kompetensinya ditinjau dari aspek kemampuan/skill,pengetahuan/knowledge dan sikap/attitude.IdealnyaBhabinkamtibmas adalah security analyst yang memiliki kemampuan problem solver dan crime analyst dalam rangka melakukan security assessment.Problem solving sampai saat ini juga masih diterjemahkan sebatas sebagai penyelesaian melalui adat kebiasaan dan alternative dispute resolution ADR , sehingga tidak menyentuh pada memecahkan akar masalah terjadinya kejahatan. Kerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakatmasih tidakterstruktur, sistematis dan berkelanjutan. Partisipasi masyarakat dalam sistem pencegahan kejahatan melalui community policing berbasis problem oriented policingadalah salah satu prinsip utama keberhasilan. Keterlibatan langsung masyarakat dalam kegiatan pencegahan kejahatan harus sampai pada tahap pengambilan keputusan

ABSTRACT
Problem oriented policing would be the proper way in preventing crime. Requires a background of Bhabinkamtibmas members, both general education and police education, including the budget and also problem solving method. The concept of Crime Prevention Strategy, Community Policing, Problem Oriented Policing POP and is framed within the framework of the partnership theory, theory of situational crime prevention and community based crime prevention. The data collection is done by interviewing Community Development Vice Director of Polda Metro Jaya, Head of Polda Metro Jaya Community Policing Development, Police Chief Unit Community Development Sawah Besar, Bhabinkamtibmas members, and community leaders in the area of police Sawah Besar. The data collected is then analyzed with the principles of qualitative data analysis that includes data sorting, describing the findings of the data, perform data interpretation, interpretation linking the theoretical framework, and explain the findings based on the theoretical framework built. Analysis of the data showed that there are limited human resources Bhabinkamtibmas of a police program Bhabinkamtibmas of the villages and competence in terms of aspects of ability skill, knowledge knowledge and attitude attitude. Ideally Bhabinkamtibmas is a security analyst who has the ability to problem solver and a crime analyst in order to perform a security assessment. Problem solving until today still translates limited as customs and settlement through alternative dispute resolution ADR , so it does not touch the root of the problem solving crime. Cooperation with local governments and communities are still not structured, systematic and sustainable. Community participation in the system of crime prevention through community policing based on problem oriented policing is one of the main principles of success. The direct involvement of the community in crime prevention activities must come to the decision making stage."
2016
T47351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathalina
2004
T24996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsha
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S26027
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Zulpan E.
"Penelitian ini dilatarbelakangi karena kinerja pelayanan publik khususnya dalam birokrasi-birokrasi pemerintah sering terjadi tindakan exortion, yaitu menyalahgunakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Praktek exortion itulah yang paling mengganggu masyarakat karena dalam praktek tersebut petugas sering meminta imbalan. Sering tanpa malu atas tugas dan tanggung jawab si pejabat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang salah satunya termasuk dalam pemberian SIM. Kini masyarakat tidak suka dengan proses pelayanan yang berbelit-belit, memakan waktu, berisiko, apalagi minim atensi dan empati. Mereka menginginkan pelayanan yang instan tetapi memuaskan. Bahkan, mereka menghendaki semua keinginan dan kebutuhannya terpenuhi dalam waktu singkat, tanpa perlu merasa khawatir dan cemas. Salah satu instansi yang pelayanannya kerap mendapat sorotan dari masyarakat adalah Satpas Polda Metro Jaya yang memiliki tugas pelayanan atas surat izin mengemudi (SIM). Proses pengurusan SIM di Polda Metro Jaya sering dikeluhkan oleh masyarakat. Penyebabnya adalah pelayanan yang tidak standar, terutama yang menyangkut ujian teori maupun praktek, persyaratan yang kurang jelas, waktu penyelesaian, biaya yang tidak seragam, praktek percaloan, dan ternpat pelayanan yang tidak nyaman. Oleh karena itu tesis ini bertujuan untuk menganalisa kualitas kinerja pelayanan SIM pada SATPAS Polda Metro Jaya dengan menggunakan metode Servqual.
Untuk sampai pada tujuan tersebut digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 500 responden yang diambil dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang sebelumnya teiah teruji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas melibatkan 30 sampel. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.
Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa Kualitas pelayanan SATPAS SIM Polda Metro Jaya secara umum sudah baik dengan tingkat pemenuhan harapan pelayanan sebesar 89,3%. Meskipun semua harapan pemohon SIM belum dapat dipenuhi namun petugas sebenarnya sudah menunjukkan upaya maksimal dalam memberikan pelayanan kepada pemohon SIM.
Dimensi pelayanan yang pemenuhannya paling tinggi adalah empati, diikuti jaminan, daya tanggap, bukti fisik, dan keandalan. Dimensi pelayanan yang paling dianggap penting oleh pemohon SIM adalah dimensi keandalan, jaminan, bukti fisik, empati dan daya tanggap.
Ada ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan pemohon SIM terhadap dimensi pelayanan dengan kinerja yang diberikan. Pemohon SIM mengutamakan keandalan pelayanan namun kenyataannya dimensi keandalan justru menunjukkan gap yang paling besar."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Trafficking in persons, aspecially in women and children, is one of the transnational crime, which is now concerned by the international community. It has been stipulated in the Supplementing Protocol to the UN Convention Against Transnational Organized Crime, 2000. Trafficking has hereby a wider sense, including recruitment, transportation, transfer, harboring, or receipt ofpersons, by means of the threat or use of the force, or other forms of coercion, of abduction, of fraud, for the purpose of exploitation. This become one of the problems in the efforts of law enforcement, due to lack of regulations. Another problem is the different perspective of some countries looking at trafficking as a transnational crime, that need an international cooperation to combat it."
340 JHPJ 24:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Melinda
"ABSTRAK
Penulisan ini disusun dalam upaya menjelaskan bagaimana framing media dalam pemolisian suatu kejahatan pembunuhan. Pemberitaan media terus-menerus padasuatu kejahatan pembunuhan mengindikasikan adanya keinginan untukpenanganan dan penuntasan kasus oleh pihak kepolisian sehingga terbentukframing pemolisian. Melalui pemberitaannya, media dapat menjadikan suatukejahatan pembunuhan diketahui publik, dianggap penting, dan menjadi wacanapublik. Framing media dijelaskan dengan menggunakan teori framing dari ErvingGoffman, wacana sebagai praktik sosial dari Norman Fairclough dan kriminologikonstitutif dari Stuart Henry Dragan Milovanovic.

ABSTRACT
This study is arranged in order to explain how the media framing in policing acrime of murder. Continuously media reporting on a murder crime indicates adesire for the handling and completion of case by the police thus forming aframing policing. Through reporting, the media can make a murder crime isknown public, considered important, and into public discourse. Media framing isexplained by using framing theory of Erving Goffman, discourse as a socialpractice of Norman Fairclough and criminology constitutive of Stuart Henry andDragan Milovanovic."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jose Soares
"ABSTRAK
Pemolisian masyarakat (Community policing) mulai diperkenalkan di Polsek Cristo
Rei pada September 2008 oleh Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Model perdana
Community policing di Timor-Leste. Ketika itu kekuasaan pengendalian keamanan masih
dalam tanggungjawab PBB hingga Desember 2012. Namun setelah munculnya Peraturan
Pemerintah nomor 9 tahun 2009 maka memberikan ruang bagi PNTL untuk
mengedepankan pendekatan Community policing dalam pelaksanaan tugasnya dan
didukung dengan struktur organisasi dari tingkat markas besar hingga pos polisi di desa.
Community policing di Polsek Cristo Rei mulai efektif pada 2013 setelah PNTL
menerima kewenangan keamanan kembali dari Polisi PBB di akhir 2012. Didukung
dengan kebijakan Mabes untuk menerapkan Community policing di Timor-Leste dengan
model Vissiblity, Involvement dan Professionalism (VIP) serta kebijakan untuk
menempatkan petugas CP di sekolah dan di desa, pembentukan Keamanan Sukarela Desa,
Dewan Pemolisian Komunitas dan Dewan Keamanan Munisipiu/Kabupaten sebagai
wujud desentralisasi kewenangan dan tanggungjawab masyarakat dengan polisi atas
permasalahan yang terjadi sehingga keduanya secara proaktif untuk mengidentifikasi,
mencegah dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi demi tercipta keamanan dan
ketertiban bagi masyarakat sehingga kualitas hidup masyarakat dapat diperbaiki.
Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu melalui wawancara, pengamatan dan studi dokumen. Penulis telah
mewawancara 24 orang informan yakni beberapa kepala sekolah, beberapa siswa,
perwakilan veteran, Ketua Pemuda, Perwakilan Perempuan, Perwakilan Ketua Adat,
Penyelesai Masalah, Camat, LSM, petugas OPS, OPE, Kapolsek, Kepala subseksi
Community policing Polres Dili, Wakalpolres, Wadir dan Direktur Community policing
tingkat Nasional.
Dari temuan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa walaupun community
policing sedang berlangsung namun masyarakat belum merasa aman dan tentram karena
masih ada permasalahan-permasalah seperti kekerasan dalam rumah tangga,
persengketaan tanah, dan kejahatan lainnya yang terjadi di wilayah itu. Berdasarkan hasil
temuan di lapangan dapat disimpulkan bahwa perlu menambah anggota yang ditugaskan
di wilayah itu baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dengan memperbanyak rasio
anggota sehingga dapat mengimbangi dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah itu
karena sekarang rasionya 1:1.176 dan 1:1.351 pada aktivitas di siang hari. Pemberdayaan
masyarakat grass root level belum maksimal untuk menciptakan kondisi aman dan
tenteram bagi lingkungan, desa dan kecamatan. Anggaran dan sarana pendukung tugas
dan fungsi Community policing di wilayah itu masih minim karena CP belum memiliki
mata anggaran tetap tersendiri, kurangnya sarana transportasi sepeda motor, fasilitas
perumahan bagi anggota OPS serta sarana komunikasi dalam menunjang tugas di
lapangan

ABSTRACT
The Community policing was introduced in Cristo Rei Sub Station on September
2008 by United Nations Police as a first Model implementation community policing in
Timor-Leste. By the time the security control was under the United Nations responsibility
until December 2012. But after Decree Law No. 9/2009 inter into the force which provide
PNTL space for promote community policing approach in its task and function which
supported by organization structure from head quarter till police post in villages.
The Implementation of community policing in Cristo Rei Sub Station effective on
2013 after the handover police authority from United Nations Police to Polisia Nasional
Timor Leste (PNTL) in the end of December 2012. Supported by head quarter policies to
apply Community policing model Visibility, Involvement and Professionalism (VIP) as
well policy to assign School Liason Officer (SLO), Community policing Officer (CPO) to
each villages, the establishment of Suco Volunteer Security (SVS), the establishment
Community Policing Council (CPC) and Municipality Security Council (MSC) as part of
decentralization of authority and responsibility of community and police on problem occur
in their area so both proactively to identifies, prevent and find solution to the problem
occur which can be create security and order for those communities so quality of life can
be improve.
The research method used in this Academic paper is used qualitative approach
through interview, observation and document study. The writer have interviewed 24 key
sources such: few school master, some students, representatives of : Veteran, Youth,
Female, Traditional head, Problem solver, Head of sub district, NGO, Community
policing officer, School liaison officer, Sub station Commander, Head of community
policing in district level, Deputy district commander, Deputy and Director of Community
policing in the PNTL head quarter level.
Research finding on the ground that even though the implementation of community
policing ongoing but community felt slightly unsafe and tranquillity yet because there
were problems still exist such domestic violence, land dispute and other crimes occur in
the that area. Based on the research on the ground can draw a conclusion that there is
need to increase police members in the area weather in quantity or quality. Through
increase of police members can be balance the sum total of citizen in that area because
currently the ratio is 1:1.176 and 1:1.351 in the daytime. There was lack of grass root level
of community policing empowerment to create peace and tranquillity in its neighbour,
villages and sub district level. Budget and police task and function supported equipment
were lacking because community policing have no its own constant budget, lack of
transport like motorbike, house facilities for community police officers as well
communication equipment which can support police work on the ground."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandi Arisca
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efektifitas implementasi program pemolisian masyarakat melalui pembentukan Kampung Tangguh Jaya dalam pencegahan kejahatan narkotika di wilayah Kampung Ambon Cengkareng Jakarta Barat. Hal yang melatarbelakangi dilakukan penelitian ini adalah masih masih adanya kejahatan narkotika di Kampung Ambon, meskipun program yang diselenggarakan oleh Ditresnarkoba Polda Metro Jaya ini telah berjalan sejak Mei 2021. Program pemolisian masyarakat ini cukup berhasil menurunkan intensitas kejahatan narkotika di Kampung Ambon, namun kejahatan narkotika masih kerap terjadi dan belum dapat dicegah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang berfokus pada studi kasus pembentukan Kampung Tangguh Jaya di Kampung Ambon. Penelitian ini berfokus pada fenomena karakteristik kejahatan narkotika dan efektivitas implementasi program pemolisian masyarakat dalam pencegahan kejahatan narkotika di wilayah Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat. Fenomena tersebut dianalisis menggunakan Teori Implementasi Kebijakan Publik, Teori Pencegahan Kejahatan (Situational Crime Prevention dan Crime Prevention Through Environmental Design), Konsep Pemolisian Masyarakat, dan Teori Faktor Kajahatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kejahatan narkotika di Kampung Ambon didominasi dengan kejahatan narkotika jenis sabu dan ganja yang dilatarbelakangi faktor rendahnya ekonomi warga yang tinggal di Kampung Ambon. Sedangkan dalam implementasi program pemolisian masyarakat yang dilaksanakan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, belum menunjukkan adanya upaya collaborative policing dan community engagement dalam pencegahan narkotika di Kampung Ambon. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian, yaitu diperlukan adanya kegiatan collaborative policing dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait, serta perlu adanya kegiatan community engagement dalam rangka pencegahan kejahatan nerkotika di Kampung Ambon.

This research was conducted to examine the effectiveness of the implementation of the community policing program through the establishment of Kampung Tangguh Jaya in preventing drug-related crimes in the Kampung Ambon area, Cengkareng, West Jakarta. The background to this research is that there are still drug-related crimes in Kampung Ambon, even though the program organized by the Directorate of Narcotics of Polda Metro Jaya has been running since May 2021. In Kampung Ambon, this community policing program has been very effective at reducing the number of drug-related crimes. However, these crimes continue to happen frequently and cannot be stopped. The research method adopted is a qualitative strategy that focuses on the study of family formation in Kampung Tangguh Jaya in Kampung Ambon. In the Kampung Ambon area of Cengkareng, West Jakarta, this study focuses on the characteristic phenomenon of drug crimes and the efficiency of implementing community policing programs in preventing drug crimes. This phenomenon is analyzed using Public Policy Implementation Theory, Crime Prevention Theory (Situational Crime Prevention dan Crime Prevention Through Environmental Design), Community Policing Concept, and Crime Factor Theory. Based on the results of this research, methamphetamine and cannabis are the most common drugs used in crimes in Kampung Ambon due to the residents of Kampung Ambon’s low socioeconomic status. Meanwhile, the Directorate of Drug Investigation of the Polda Metro Jaya’s implementation of the community policing program has not demonstrated any cooperative policing and community engagement efforts to prevent drugs in Kampung Ambon. According to the results of this research, community engagement programs and collaborative policing activities with the local government and related stakeholders are required if drug- related crimes in Kampung Ambon are to be prevented."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini tentang community policing (pemolisian komuniti), yang
ingin ditunjukkan adalah gaya pemolisian sebagai suatu tindakan atau ak-tivitas
kepolisian dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam
masyarakat yang berkaitan dengan pencegahan terjadinya tindak kejahatan
dan upaya menciptakan keamanan dan ketertiban.
"
Jurnal Polisi Indonesia, Vol. 4 (2003) Mei : 6-25 , 2003
JPI-4-Mei2003-6
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>