Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202066 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliati
"ABSTRAK
Program pelatihan mentoring identifikasi pasien dapat meningkatkan keterampilan perawat dalam melakukan mentoring identifikasi pasien di unit gawat darurat dan rawat jalan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pelatihan dengan penerapan program mentoring identifikasi pasien.
Desain penelitian penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen (pre-experimental designs) dengan bentuk one group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan pada 26 mentor. Intervensi pelatihan program mentoring dilakukan pada semua responden.
Hasil penelitian ada hubungan antara pelatihan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mentor sebelum dan sesudah pelatihan (p<α; p=0,001). Pengetahuan dipengaruhi jenis kelamin dan sikap perawat dipengaruhi oleh umur, pendikan, dan masa kerja(p<α; p=0,05).
Peneliti merekomendasikan perlunya pelatihan terstruktur tentang program mentoring dalam rangka meningkatkan penerapan sasaran keselamatan pasien di unit pelayanan terutama penerapan identifikasi pasien.

ABSTRACT
Mentoring training programs can improve the patient identification skills mentoring nurses in the identification of patients in inpatient and outpatient. This study aims at identifying the training relationship with the patient identification application of a mentoring program.
The study design This study uses a preexperimental study design (pre-experimental designs) to form one group pretestposttest design. The sample used in the 26 mentors. Primary data were collected through questionnaires in 26 nurses. Sampling technique is total sampling. Analysis using the Spearman correlation.
The result showed that there was a training relationship with the knowledge and attitude (p<α; p=0,001) as well as the skills of the mentor. Nurse characteristics (gender) have a relationship with knowledge. age, years of education and have a relationship with the attitude of nurses (p<α; p=0,001).
Researchers recommended the implementation of a mentoring training is followed for all the heads of the room in order to support the implementation of the process of implementing the patient identification and implementation of programs targeting patient safety.
"
Lengkap +
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahmawati
"Latar belakang: Syok septik merupakan kondisi klinis umum yang terkait dengan tingkat kematian yang tinggi diantara pasien sakit kritis. Pasien syok sangat memerlukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda klinis serta status hemodinamik dan status intravaskuler. Perawat intensif memiliki peran penting untuk pengenalan dini sepsis dan identifikasi perburukan, sehingga perawat intensif perlu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam penanganan syok septik. Tujuan penelitian: menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat intensif dalam penanganan pasien syok septik di Intensive Care Unit RS Grup X Jakarta. Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, analisis penelitian dengan uji Fisher Exact pada 110 responden perawat intensif dilakukan di 3 RS pada Grup X Jakarta. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kesimpulan: ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat intensif dalam penanganan pasien syok septik di RS Grup X Jakarta (p-value 0.044 < α= 0.05). Rekomendasi: Pengetahuan perawat dalam mengidentifikasi dan melakukan tatalaksana syok septik, serta skrining pencegahan syok septik (qSOFA dan SOFA) harus ditingkatkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan terstruktur.

Septic shock is common clinical condition associated with high mortality rate among critically ill patients. Septic shock patient should be closed monitoring of clinical signs and hemodynamic also intravascular status. Intensive nurses have an important role for early identify and prevent septic shock. So, critical nurses have to good knowledge and attitudes in management of septic shock. Aim: this study was to analyze the correlation knowledge level and nurse’s attitude of septic shock management in intensive care unit at Group X Hospital Jakarta. Study Design: descriptive analytic correlation with a cross-sectional using Fisher Exact test on 110 intensive nurse respondents at 3 Hospital of Group X Jakarta. Conclusion: there is a significant correlation between the level of knowledge and attitude intensive nurses in management of septic shock patients at Group X Hospital Jakarta (p < α = 0.05). Recommendation: Knowledge nurses to identify and management septic shock, screening to prevent septic shock (q-SOFA and SOFA) must be improved with knowledge structured improvement."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olyva Cessari Laras Seruni
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) termasuk penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi pada anak, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah terkait obat (MTO) pada pasien ISPA anak berdasarkan parameter MTO dari Cipolle, Strand, Morley, meliputi ketepatan pemilihan obat yaitu terapi obat tambahan dan terapi obat kurang, ketepatan indikasi, kesesuaian dosis terdiri dari dosis berlebih dan dosis kurang, serta kemungkinan reaksi yang tidak diinginkan (ROTD) berupa interaksi obat. Desain penelitian menggunakan metode cross-sectional bersifat deskriptif dengan pengambilan data retrospektif. Sampel pada penelitian ini meliputi resep pasienpasien di Poli MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) Puskesmas Kecamatan Tebet pada periode Juli – Desember 2018, dengan teknik pengambilan data total sampling. Sampel yang diperoleh sejumlah 179 lembar resep pasien dengan total 498 peresepan obat. Hasil penelitian MTO pada pasien ISPA anak untuk masing – masing parameter antara lain ketidaktepatan pemilihan obat (9,5%), ketidaktepatan indikasi (12,8%), ketidaksesuaian dosis (79,9%), dan potensi interaksi obat (0,6%). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingginya kejadian MTO pada pasien ISPA anak menyebabkan perlu dilakukan perbaikan peresepan obat dan pemantauan penggunaan obat untuk meminimalisasi kejadian MTO dan mengaplikasikan penggunaan obat yang rasional.

Acute Respiratory Tract Infection (ARTI) were common to cause the highest death rate in children, especially in growing countries such as Indonesia. The aim of the research is to identify DRPs in ARTI paediatric based on DRPs classification by Cipolle, Strand, Morley, that were being categorized as unnecessary drug therapy, need additional therapy, ineffective drug, dosage adjustments such as too low or too high,  and adverse drug reaction which is drug interaction. The design of the study was cross-sectional with a retrospective method and descriptive study. The sample of the study was the overall prescription to URTI (Upper Respiratory Tract Infection) patient in Puskesmas Kecamatan Tebet Period July – December 2018 that fulfilled all the inclusion criteria, using total sampling method. Total sample that was analysed from 179 sheets of prescription with total prescription of 498 prescription. The result of the research based on each parameter: inaccurate drug selection (9.5%), inaccurate indication (12.8%), mismatched dose (79.9%), and drug interaction (0.6%). To conclude, DRPs in ARTI paediatric were in a high risk condition so the health facilities needed to improve their prescription, monitor and manage each therapy, also to do a routine prescription assessment to minimize the condition and to achieve a rational drug usage."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia Dewi Fatmawati
"Nurse turn over merupakan tantangan bagi manajer untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan perawat di rumah sakit. Perawat baru mengalami masa transisi sebelum menjadi perawat yang kompeten. Preceptorship menjembatani gap antara teori dengan praktik dan mengurangi risiko "reality shock" yang terjadi ketika preceptee memasuki tempat kerja pertama kali. Keberhasilannya sangat bergantung pada preceptor sebagai pemandu preceptee. Intervensi pada penelitian ini dengan pelatihan preceptorship, yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh implementasi model preceptorship terhadap pengetahuan, kemampuan, dan sikap preceptor. Desain penelitian quasi eksperiment Non Randomized Control Group Pretest Postest Design dengan sampel 35 orang preceptor pada kelompok intervensi dan 35 orang preceptor pada kelompok kontrol, menggunakan teknik consecutive sampling. Data dianalisis menggunakan Uji Chi-square dan Mc Nemar.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang bermakna pada pengetahuan dan ketrampilan (p< =0,05), sedangkan sikap preceptor tidak ada perbedaan yang bermakna setelah mendapatkan implementasi model preceptorship (p> =0,05). Implikasi penelitian ini dapat mengurangi turn over dan meningkatkan kinerja preceptor sehingga akan menunjang kualitas pelayanan keperawatan. Rumah sakit diharapkan menerapkan preceptorship dengan menunjuk preceptor yang telah lulus pelatihan preceptorship melalui penugasan tertulis dilengkapi panduan serta supervisi sebagai upaya meningkatkan kompetensinya dalam memberikan bimbingan klinik kepada preceptee.

Nurse turn over is a callenge for the nurse manager to fulfill nurse in the hospital. new nurses as well as transition period before becoming experienced nurse. Preceptorship has bridged the gap between theory and practice as well as reduced the risk of ? reality shock? which always occur when preceptee first starting to work at the workplace. The success depends on how the preceptor acts as preceptee guide. The intervention of this research is preceptorship training to identify the effect of the implementation preceptorship model on the improvement of preceptor knowledge, skill, and attitude in hospital. Research design quasi experiment Non Randomized Control Group Pretest Postest Design with 35 samples of preceptor in intervention group and 35 samples in control group using sampling concecutive technique. Data analyze with Chi-square Test and Mc Nemar Test.
Research result shows there has been significant increase on preceptor knowledge and skill obtained after implementing preceptorship model (p<0,05) but not for attitude (p> =0,05). This research implication could reducing preceptor turn over and the improvement work performance so will be support quality of nursing services. Regarding that, the hospital applies preceptorship by designate preceptor was graduated preceptorship training that written assignment along with guidance and supervision as the efforts to enhanse their competency in providing clinical guidance to the preceptee.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Purwanto
"Promosi kesehatan di RS mulai dikampanyekan oteh WHO sejak tabun 1997. Harapannya agar RS tidak menfokuskan pada individunya tetapi juga mengarah pada sikap untuk mecegah , mengurangi kesakitan dan meningkatkan derajat kesehatan. Sehingga RS memiliki paradigma baru yaitu rnenjadi tempat untuk menciptakan kesehatan, promotif dan preventif bukan hanya melayani orang saldt saja. Kerja sama yang baik perlu diciptakan antara petugas di ruang perawatan di RSt karena informasi yang kurang dan tidak baik tentang interaksi obat dan makanan yang diminum pasien dalam terapinya, dapat memperpanjang kesembuhan dan masa perawatan serta menimbulkan kejadian keracunan, aler,gi atau internksi obat, kurang gizi, hingga menimbulkan kematian pasien. Ini terlihat dari masih tingginya angka kejadian interaksi obat dan alergi (30,39 %) pada pasien di RRl BPD RSCM.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam memberikan infonnasi cara minum obat (ICMO) kepada pasien di ruang rawat inap Bagian Pcnyakit Dalam (RRI BPD) RSCM Jakarta tahun 2007. Dari teori model Gibson dan diperkuat dengan teori Gillies, Hasibuan dan Siagian. maka peneliti membuat sebuah kerangka konsep peneiitian. Kerangka konsep ini akan diuji lmbungan antara variabel yang mempengaruhi perilaku perawat. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam memberikan ICMO kepada pasien di RRI BPD P.SC:>-1 Jakarta lahun 2007.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populaslnya adalah pcnmrat yang tedibat langsung dalam pemberian IC?-.10 pada pasien di RRI BPD. Sampel adalah perawat yang bekerja d1 RRl BPD d!pilih secara acak mewakili petugas di RRI BPD. Penentuan jumlah responden ditetapkan secara acak atau sample random sampling. Karena 2 proporsi petugas yang memberikan dan yang tidak memberikan infonnasi minum obat maka jumlah seluruh sampel adalah sebanyak I 16 perawat.
Dari analisis multivariat regresi logistik ganda di dapatkan model terakhir pada penelitian ini adalah : variabel Pengetahuan (p value 0~558; 95 % CI 0~536- 3,171, OR: 1,304), Sikap (p value 0,137; 95% Cl 0,194- 1,253, OR: 0,493) dengan dikontrol variabel konfonding : Pendidikan (p value 0,005; 95 % CI 0,113 -0,683,0R: 0,277) dan Sanksi (pvalue0,003; 95 %CI1,617- 9,770, OR : 3,974). Artinya bahwa responden yang memiliki sanksi yang ketat dl RR1 BPD RSCM mempunyai peluang 4 kali untuk memberikan ICMO kepada pasien dibandingkan dengan responden yang memiliki sanksi longgar.
Kesimpulan adalah : Perawat yang memberikan lCMO sebanyak 32,8 %, tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan periiaku perawat dalam pemberian ICMO. Tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku perawat dalam pemberian ICMO, Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap, Hasil analisa uji multivariat regresi logistik ganda menunjukkan bahwa model terakhir dari penelitian ini adalah pengetahaun dan sikap perawat dikontrol dengan variabel pendidikan dan sanksi dapat mempengaruhi pemberian ICMO. Artinya pengetahuan dan sikap perawat yang dikontrol dengan sanksi yang ketat di RRl BPD RSCM mempunyai peluang 4 kali untuk memberikan ICMO kepada pasien dibandingkan dengan responden yang memiliki sanksi longgar.
Saran : sebaiknya pengetahuan perawat tentang penyebab, tanda-tanda bahaya yang ditimbulkan dan cara pencegahan keracunan atau aJergi obat perlu ditingkatkan, agar kejadian keracunan atau alergi oba.t di RR1 BPD dapat dihindari atau dapat diminimalisasi. Peningkatan pengetahuan ini bisa disampaikan pada saat pergantian shift kerja, saat ronde dengan dokter~pertemuan mingguan dengan kepala ruangan dan manajer atau menyelenggarakan workshop. Sebaiknya perawat diberikan kesempatan untuk melihat atau mengunjungi RS lain yang telab memiliki program promosi kesehatan khususnya tentang ICMO. Sebaiknya pibak manajemen RSCM memasang spanduk atau poster di ruang praktek dokter, apotek, ruang tunggu pasien, loket pendaftaran, RRl dan di lingkungan RS yang mudah lihat pasien dan keluarganya. Sebaiknya petugas medis dan keperawatan yang tidak sempat memberikan ICMO kepada pasien dan keluarganya dapat memberikan selebaran atau flyer. Akan baik lagi kalau manajemen RSCM menyediakan ruang khusus untuk mendapatkan ICMO atau konsultasi ten tang obat di setiap RRI RSCM.

Health promotion in hospitals has been campaigned for by the WHO since 1997. Its intention is so that hospitals are not focusing on individuals hut also directing their focus onto attitude to prevent, decrease morbidities and increase the degree of health. As such, hospitals have a new paradigm which is to be a place to create health- involved in promotion and prevention- not only caring for the sick. Good cooperation needs to be built among staff in the hospital in-patlem unit. Lack or bad information regarding drug interaction and food consumed by patients during their therapy, could prolong their recovery and duration of treatment as well as Inducing toxicity, allergy or drug interaction, malnutrition, causing mortality in patients. This can be seen from the high occurrence of drug interaction and allergy (30.39%) in patients in the internal medicine in-patient unit inRSCM.
The main objective of this study is to determine the association between knowledge and attitude with nurses~ behavior in providing information on methods of drug administration to patients in the internal medicine in~ patient unit in RSCM Jahrta in the year of2007. From the theoretical model of Gibson and strengthened by theory from Gillies, Hasibuan and Siagian, the researcher made a frame of concept for this research. Tnis frame of concept will test the association between a variabel that influences nurses' behavior.
This study makes use of cross-sectional method. The study population {;consist of nurses who are directly involved in providing information regarding methods of drug administration in the internal medicine in-patient unit in RSCM Jakarta in the year of 2007. Study samples are nurses who work in the internal medicine in-patient unit and are randomly selected to repre...<::ent the staff in rhe internal medicine in-patient unit. The required numbers of respondents are assigned randomly or by simple random sampling. Because there are 2 proportions of staff) those who provide and those who do not provide information on methods of drug administration, therefOre the total numbers of samples are 116 nurses.
From multivariate analysis of matched logistic regression, a final model for this research is obtained as follow: knowledge variable (p-value 0.558~ 95% Cl 0.536-3.171, OR: 1.304), attitude (p-value 0.137; 95% Cl 0.194-1.253, OR: 0.493) controlled for confounding variables: education (p-value 0.005; 95% CJ 0.113-0.683, OR: 0.277) and punishment (p-value 0.003; 95% CI 1.6!7-9.770, OR: 3.974). This means that respondents with tighter/stricter punisment in the internal medicine in-patient unit RSCM have 4 times more chances of providing information on methods of drug administration to patients compared to those with more lenient punishment
The conclusion as such is: there are 32.8% nurses who provide information on methods of drug administration; there is no association between knowledge and nurses' behavior in providing information on methods of drug administration; there is no association between attitude and nurses? behavior in providing information on methods of drug administration; there is no association between knowledge and attitude.
Advice: It's better to enhance the nurses· knowledge about causes~threatening signs that can be induced and methods of prevention of drug toxicity or allergy, so that drug toxicity and allergy occurrences in the internal medicine inpatient unit can be avoided or minimized. This knowledge enhancement can be conveyed during the change of shift hour, during rounds with doctors! weekly meetings with the head and manager of the unit ·or by holding a workshop, It's preferred that the nurses are given the chance to see or visit other hospitals which already have health promotion program especially about information on methods of drug administration, It's best that RSCM management put up banners or posters which are easily visible to the: patients and their families in the doctors examination rooms, pharmacies, patients' waiting rooms, registration booths, inpatient units and the hospital's surroundings. It'd be favorable if medical staff and nurses, are able to give out leaflets or flyers. It's even more desirable if RSCM management can allocate a special room whereby patients can obtain information on methods of drug administration and have a consultation regarding drugs in all."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T32504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Mediati Firdausya
"Stroke non hemoragik (SNH) atau stroke iskemik disebabkan oleh adanya sumbatan pada aliran darah menuju otak dan merupakan jenis patologi yang paling umum. Penanganan stroke dengan faktor risikonya dapat menyebabkan DRP dikarenakan kompleksitas regimen dan termasuk jenis obat dengan risiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis DRP dan terapi obat berdasarkan SOAP, serta melakukan rencana tindak lanjut berdasarkan analisis risiko yang terjadi dan/atau potensial terjadi. Metode yang digunakan dalam pemantauan terapi obat pasien SNH yaitu studi kasus menggunakan rekam medis pasien. Kriteria inklusi yang digunakan adalah pasien stroke, tidak memperoleh monoterapi, dan waktu MRS lebih dari 24 jam. Kriteria eksklusi yaitu pasien stroke dengan status akan pulang atau discharge kurang dari 24 jam. Analisis data menggunakan metode SOAP dan PCNE untuk DRP. Data dianalisis dan ditinjau kesesuaian penggunaan obat berdasarkan AHA Guidelines dan JNC 8. Hasil pemantauan menunjukkan terdapat enam masalah terkait obat yang potensial terjadi, yaitu: satu masalah terkait gejala atau indikasi yang tidak diobati, dua masalah terkait kejadian efek samping obat yang mungkin terjadi, dan 3 masalah terkait efek terapi obat tidak optimal. Tindak lanjut mengenai masalah terkait gejala atau indikasi yang tidak diobati dengan meresepkan obat, masalah terkait kejadian efek samping obat dengan perubahan waktu penggunaan obat atau penundaan penggunaan obat, masalah terkait efek terapi obat tidak optimal dengan meningkatkan dosis; mengubah waktu penggunaan obat; menurunkan dosis obat.

Stroke non hemorrhagic (SNH) or ischemic stroke is caused by a blockage in the blood flow to the brain and is the most common type of pathology. Treatment of stroke with its risk factors can cause DRP due to the regimen complexity and it is a high risk type of drugs. This study aims to analyze DRP and drug therapy based on SOAP, as well as carry out a follow up plan based on an analysis of the risks that have occurred and/or have the potential to occur. The method used in monitoring drug therapy for SNH patients is a case studi using patient’s medical record. The inclusion criteria were stroke patients, not receiving monotherapy, and hospitalized time of more than 24 hours. Exclusion criteria were stroke patients with discharge status less than 24 hours. Data were analyzed using SOAP and PCNE methods for DRP. Data were reviewed for suitability for drug use based on the AHA Guidelines and JNC 8. The monitoring showed that there were six potential drug related problems, which one problem related to untreated symptoms or indication, two problems related to possible drug side effect, and three problems related to suboptimal drug therapy effects. Follow up regarding problems related to untreated symptoms or indications by prescribing drugs, problems related to occurrence of drug side effects with changes in the time of drug use, problems related to suboptimal drug therapy effects by increasing the dose; change the time of drug use; lowering the drug dose."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
B. Antonelda Marled Wawo
"Pasien dengan masalah fisik disertai dengan gejala psikososial dapat teridentifikasi melalui pengkajian keperawatan. Perawat hanya berorientasi pada kebutuhan biologis, sehingga rencana asuhan keperawatan tidak komprehensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pelatihan pengkajian berfokus pada aspek psikososial terhadap kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) perawat dalam melakukan pengkajian komprehensif. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen pre-post test dengan kelompok kontrol. Sampel perawat Unit Rawat Inap dua RSUD untuk kelompok intervensi dan kontrol adalah 70 orang. Kuesioner pengetahuan, lembar observasi sikap dan keterampilan digunakan untuk pengumpulan data. Kolmogorov-smirnov, t Independen dan chi square dipakai untuk menganalisis data. Temuan penelitian adalah karakteristik dan kompetensi homogen, ada perubahan berupa peningkatan kompetensi, ada perbedaan kompetensi, ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan perawat setelah mendapatkan pelatihan. Rekomendasi. Pelatihan diaplikasikan dalam praktik dan dimasukkan sebagai pengembangan staf.

Patient with physical problems accompanied by psychosocial impact could be identified through nursing assessment. Nurses have been only oriented to biological needs of patients, consequently a comprehensive nursing care plan has not been implemented. The purpose of this research was to identify the effect of training on psychosocial focused assessment towards the nurses? competences (knowledge, attitude and skill) in conducting comprehensive assessment. Quasi experiment pre-post test with control group design was used. The samples of 70 nurses working in two local government hospitals were used. Kolmogorov-smirnov, t Independent and chi square were utilized to analyze collected data. The findings were no differences of characteristics among nurses working in two hospitals, there were improvement of competences after the training for both group of nurses, as well as between group of nurses that trained nurses were more competence as compared to untrained nurses on the comprehensive assessment. It is recommended that this training with the prepared module, assessment form and guideline can be applied for practice and integrated in staff development plan of the hospital."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Juliandi
"ABSTRAK
Stroke iskemik berdampak negatif berupa cacat tetap. Cacat ini dapat dihindari dengan trombolisis cepat dengan aktivator plasminogen tipe rekombinan (rtPA). Pasien yang datang dengan onset > 6 jam dinyatakan mengalami pre-hospital delay. Keluarga sebagai orang terdekat dengan pasien berperan penting dalam membantu pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga dengan keterlambatan pra-rumah sakit pada pasien stroke iskemik. Penelitian dengan desain cross sectional ini melibatkan 154 keluarga pasien stroke iskemik yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan keterlambatan pra-rumah sakit pada pasien stroke iskemik (p = 0,000; <0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa keluarga pasien yang memiliki tingkat pengetahuan baik memiliki peluang 14,6 kali untuk tidak mengalami keterlambatan pra-rumah sakit dibandingkan dengan keluarga yang memiliki pengetahuan kurang baik. Penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan keluarga merupakan faktor penting dalam membantu pengambilan keputusan pasien stroke iskemik untuk dibawa ke IGD.
ABSTRACT
Ischemic stroke has a negative impact in the form of permanent disability. This defect can be avoided by rapid thrombolysis with recombinant type plasminogen activator (rtPA). Patients who came with onset > 6 hours were stated to have pre-hospital delay. The family as the closest person to the patient plays an important role in helping decision making. This study aims to determine the relationship between family knowledge and prehospital delay in ischemic stroke patients. This study with a cross sectional design involved 154 families of ischemic stroke patients obtained through purposive sampling technique. The results of this study found that there was a significant relationship between family knowledge and prehospital delay in ischemic stroke patients (p = 0.000; <0.05). Further analysis showed that the patient's family who had a good level of knowledge had a 14.6 times chance of not experiencing pre-hospital delays compared to families who had poor knowledge. This study proves that family knowledge is an important factor in helping ischemic stroke patients make decisions to be brought to the ER."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Noviana Purnama
"Tesis ini membahas identifikasi kebutuhan pelatihan dalam upaya untuk mcningkatkan kinerja bidan di ruang rawal inap kebidanan RSPAD Gatot Socbroto lahun 2009 dcngan menggunakan teori penilaian kebutuhan pelatihan/Training Need Assessment (T NA) pada liga tingkat analisis yaitu (I) analisis organisasi, (2) analisis operasional, dan (3) analisis personalia. Penelitian ini adalah penelimian deskriptif dcngan pendekatan kualitatiff Hasil penelitian menyarankan bahwa dengan adanya rencana slrategis pengembangan SDM mengarah kcpada sistem remunerasi, maka disarankan pihak RSPAD untuk melakukan kcgiatan pengumpulan informasi jabatan bidan yang meliputi tanggung jawab, tugas dan fungsi pokok, hubungan kegia, persyaratan jabatan, idenlilas jabatan, tuntulan tisik, Iingkungan kerja. Berdasarkan hasil idcmiiikasi kebutuhan pelatihan maka gambaran program pelatihan yang dapat mcmcnuhi kebutuhan organisasi, operasional dan individu dalam rangka peningkatan kinerja bidan di ruang rawat inap kebidanan RSPAD gatot soebroto adalah pelatihan penerapan standar profesi bidan di rumah sakit.

This tesis explained about training identification in order to increase midwife performance in the room of inpatient obstetrics by using Training Need Assessmenr (T NA) via analisis organization, operational and personnel. This research is descriptive observational with kualitatifs approaching. Result one that acquired and to the effect management RSPAD strategic planning matter in human resources development to remuncrasi's system, that management RSPAD have to collect job infommation for midwife that including job responsibility, job requirement, job kualification, job identity, tisical requirement and job environment. This study identified the training program that can meet the need organization, operational and personnel in order to increasing midwife performance in the room of inpatient obstetrics is the training in hospital aplication of midwife's professional standard. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34412
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alifatha Amartya Naufal
"Keberadaan apoteker memiliki peran yang penting dalam mencegah munculnya masalah terkait obat. Apoteker sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan memiliki peran penting dalam pemantauan terapi obat. Pengetahuan penunjang dalam melakukan PTO adalah patofisiologi penyakit, farmakoterapi, serta interpretasi hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnostik. Selain itu, diperlukan keterampilan berkomunikasi, kemampuan memvina hubungan interpersonal, dan menganalisis masalah. Proses PTO merupakan proses yang komprehensif dan harus dilakukan secara berkesinambungan agar mencapai tujuan terapi yang diinginkan. Pengamatan dilakukan di Ruang PICU RSUP Fatmawati dari pukul 08.00 – 16.00 dengan mengamati rekam medis, instruksi harian pasien, dan CPPT pada aplikasi SIMGORS RSUP Fatmawati. Terdapat drug related problem’s yang terjadi pada pasien dengan inisial AS dengan nomor RM 18418** yaitu Indikasi Tanpa Obat (Hiperglikemia), Dosis Subterapi (Kotrimoksazol, Ampisilin-Sulbaktam, Salbutamol, Amikasin), Overdosis (Zink), dan Interaksi Obat (Flukonazol dengan Kotrimoksazol). Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan konfirmasi ke Dokter Penanggung Jawab Pasien, kemudian melakukan penambahan terapi, peningkatan atau pengurangan dosis, dan monitoring tanda klinis pasien.

The existence of a pharmacist has an important role in preventing the emergence of drug-related problems. Pharmacists as part of the health care team have an important role in monitoring drug therapy. Supporting knowledge in performing PTO is disease pathophysiology, pharmacotherapy, and interpretation of physical, laboratory, and diagnostic examination results. In addition, it requires communication skills, the ability to develop interpersonal relationships and analyze problems. The PTO process is comprehensive and must be carried out continuously to achieve the desired therapeutic goals. Observations were made in the PICU Room at Fatmawati Hospital from 08.00 – 16.00 by observing medical records, patient daily instructions, and CPPT on the SIMGORS application at Fatmawati Hospital. There are drug-related problems that occur in patients with the initials AS with RM 18418**, namely Indications for No Drugs (Hyperglycemia), Subtherapy Doses (Co-trimoxazole, Ampicillin-Sulbactam, Salbutamol, Amikacin), Overdose (Zink), and Drug Interactions (Fluconazole with co-trimoxazole). This can be overcome by confirming with the doctor in charge of the patient, then adding therapy, increasing, or decreasing the dose, and monitoring the patient's clinical signs."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>