Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jufrika Gusni
"[ABSTRAK
Hemodialisis merupakan terapi modalitas yang digunakan pada pasien gagal ginjal terminal untuk memperpanjang kehidupan. Tolok ukur keberhasilan dalam memperpanjang kehidupan pasien melihat survival rate. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Survival rate pada pasien yang mendapatkan terapi hemodialisis dalam 5 tahun. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan retrospektif dan melibatkan 114 orang pasien yang memulai menjalani terapi hemodialisis dari tahun 2010 sampai bulan Juni tahun 2015 saat pengambilan data serta pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi melalui laporan harian ruangan hemodialisa. Sebanyak 86,8 % pasien mengalami event. Kepatuhan program hemodialisis dan dosis hemodialisis dapat mempengaruhi survival rate. Pasien yang tidak patuh menjalani program hemodialisis memiliki risiko 4,844 kali mengalami event dan pasien yang tidak sesuai dosis dalam menjalani terapi hemodialisis memiliki risiko 25,188 kali lebih mengalami event. Penelitian ini dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kuwalitas pelayanan keperawatan khususnya dalam menekan angka event pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis sehingga pasien akan survival dengan terapi hemodialisis dan diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian survival rate pada pasien hemodialisis dengan melihat variabel kepatuhan pembatasan cairan dan nutrisi pada pasien hemodialisis.

ABSTRACT
Hemodialysis is a modality treatment used in patients with terminal renal failure to prolong their lives. Benchmark of success in prolonging lives of patients is indicated by survival rate. This study aimed to identify the factors that influence survival rate in patients receiving hemodialysis therapy within 5 years. This study used analytical correlation with retrospective approach and involving 114 patients from 2010 to June 2015. Data collection was conducted by study documentation through daily reports of hemodialysis unit. Most of patients 86.8% experienced an event. Compliance in hemodialysis program and hemodialysis dose may affect survival rate. Non-adherent patients undergoing hemodialysis had 4.844 times higher risk of experiencing an event. Patients who did not fit in the dose of hemodialysis therapy has 25.188 times higher risk of experiencing an event. This research may have a positive impact in improving the quality of nursing care services, especially in suppressing the number of events in patients undergoing hemodialysis. It is expected that further research to assess variables such as compliance of fluids restriction and nutrition in hemodialysis patients., Hemodialysis is a modality treatment used in patients with terminal renal failure to prolong their lives. Benchmark of success in prolonging lives of patients is indicated by survival rate. This study aimed to identify the factors that influence survival rate in patients receiving hemodialysis therapy within 5 years. This study used analytical correlation with retrospective approach and involving 114 patients from 2010 to June 2015. Data collection was conducted by study documentation through daily reports of hemodialysis unit. Most of patients 86.8% experienced an event. Compliance in hemodialysis program and hemodialysis dose may affect survival rate. Non-adherent patients undergoing hemodialysis had 4.844 times higher risk of experiencing an event. Patients who did not fit in the dose of hemodialysis therapy has 25.188 times higher risk of experiencing an event. This research may have a positive impact in improving the quality of nursing care services, especially in suppressing the number of events in patients undergoing hemodialysis. It is expected that further research to assess variables such as compliance of fluids restriction and nutrition in hemodialysis patients.]"
2015
T43511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philipus, Vitta Margareth
"Latar belakang: Pruritus uremik merupakan salah satu keluhan paling sering pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani terapi hemodialisis. Pruritus uremik memiliki dampak bagi pasien yaitu dampak fisik, dampak ketidaknyamanan dan penurunan kualitas hidup. Kejadian pruritus uremik masih sering terjadi pada pasien yang sudah menjalani HD rutin. Sehingga perlu dilakukan analisis faktor yang mempengaruhi terjadinya pruritus uremik pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pruritus uremik pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Metode: penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 102 orang yang diteliti di RSAL Mintohardjo Jakarta dan RSUD Kabupaten Bekasi. Analisis data bivariat dengan menggunakan uji Spearmen dan Mann Whitney (⍺= 0,05) serta uji multivariat menggunakan regresi linear berganda.
Hasil: Uji statistik didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara adekuasi hemodialisis dengan pruritus uremik (p = 0,000), kepatuhan dengan pruritus uremik (p = 0,002), inflamasi dengan pruritus uremik (0,000), jenis kelamin dengan pruritus uremik (p = 0,016), lama hemodialisis dengan pruritus uremik (p= 0,041) dan penggunaan pelembab kulit dengan pruritus uremik (p = 0,004). Pada uji multivariat didapatkan bahwa inflamasi paling berpengaruh terhadap pruritus uremik dibandingkan faktor lainnya yaitu sebesar 82% (coefficient β = 2,024, R = 0,820).
Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi terjadinya pruritus uremik adalah adekuasi hemodialisis, kepatuhan hemodialisis, inflamasi, jenis kelamin, lama hemodialisis dan pelembab kulit. Faktor yang paling besar pengaruhnya adalah inflamasi.

Background: Uremic pruritus is one of the most frequent complaints in patients with end stage renal disease undergoing hemodialysis therapy. Uremic pruritus has impacts on patients, namely physical impacts, discomfort and decreased quality of life. Uremic pruritus still often occurs in patients who have undergone routine HD. So it is necessary to analyze the factors that influence the occurrence of uremic pruritus in terminal renal failure patients undergoing hemodialysis.
Objective: The study has aimed to analyze the factors that influence the occurrence of uremic pruritus in patients with terminal renal failure undergoing hemodialysis.
Method: This research used a cross sectional design with a sample size of 102 people studied at RSAL Mintohardjo Jakarta and RSUD Bekasi Regency. Bivariate data analysis using Spearmen and Mann Whitney tests ( ⍺ = 0.05) and multivariate tests using multiple linear regression.
Results: Statistical tests showed a significant relationship between hemodialysis adequacy and uremic pruritus (p = 0.000), compliance with uremic pruritus (p = 0.002), inflammation and uremic pruritus (0.000), gender and uremic pruritus (p = 0.016), prolonged hemodialysis with uremic pruritus (p = 0.041) and use of skin moisturizer with uremic pruritus (p = 0.004). In the multivariate test, it was found that inflammation had the most influence on uremic pruritus compared to other factors, namely 82% ( coefficient β = 2.024, R2 = 0.820).
Conclusion: Factors that influence the occurrence of uremic pruritus are hemodialysis adequacy, hemodialysis compliance, inflammation, gender, long of hemodialysis and skin moisturizer. The factor that has the greatest influence is inflammation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Triyanto Rusli
"Diberlakukannya JKN di rumah sakit maka terjadi perubahan sistem pembayaran dari pembayaran secara retrospektif fee for service menjadi sistem pembayaran prospektif INA-CBG rsquo;s Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, RS RK Charitas mempunyai peranan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas namun tetap memperhatikan cost effective pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu inefisiensi layanan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RS RK Charitas sehingga bisa dijadikan pedoman pengendalian biaya dalam melayani pasien. Jenis penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan data primer pengamatan dan wawancara dan data sekunder berupa data dari RS RK Charitas tahun 2016. Analisis biaya menggunakan pendekatan Activity Based Costing ABC dengan metode 'Bottom Up'.
Metode ABC untuk mengalokasikan biaya dengan mengidentifikasi pemicu biaya cost driver penyebab terjadinya biaya layanan hemodialisis. Beban biaya operasional merupakan beban yang terbesar dalam penyelenggaraan layanan hemodialisis. Gaji pegawai merupakan salah satu biaya terbesar dalam biaya operasional. Analisis faktor-faktor penyebab inefisiensi dilakukan dengan perhitungan Value Stream Mapping VSM. Komposisi value added VA dibanding non value added NVA adalah 17.73 :82.27. Implementasi lean pada layanan hemodialisis dapat mengeliminasi pemborosan.

Enactment of JKN in hospital changes the payment system from retrospective payment fee for service into prospective payment INA CBG 39 s . As a healthcare facility, RK Charitas Hospital has a role to provide not only quality but also consider cost effective of services. This study aimed to analyze costs and identify the determinants of the inefficiency of hemodialysis services in patients with chronic renal failure at RK Charitas Hospital so that it can be used as guidelines for cost control in serving patients. This is a descriptive analysis research using primary data observations and interviews and secondary data from RK Charitas Hospital in 2016. Approach of cost analysis is Activity Based Costing ABC with Bottom Up method.
ABC method is used to allocate costs by identifying cost drivers of hemodialysis services. Operational cost is the biggest expense in the hemodialysis services. Salary of employees is one of the biggest expenses in operational costs. Analysis of the inefficiencie factors uses thecalculation of Value Stream Mapping VSM. The composition of value added VA compared to non value added NVA is 17.73 82.27. Lean implementation on hemodialysis services could eliminate waste.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Ary Antari
"Pasien gagal ginjal terminal dengan hemodialisis seringkali melaporkan mengalami pemanjangan waktu pemulihan pascahemodialisis yang berdampak pada rendahnya kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu pemulihan pascahemodialisis. Rancangan yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian yaitu 185 pasien hemodialisis di RSUP Sanglah Denpasar yang dipilih dengan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu pemulihan pascahemodialisis adalah 578,41 402,27 menit. Jadwal hemodialisis p=0,029 , penyakit penyerta p = 0,046 , jumlah komplikasi akut p = 0,0001 dan depresi p = 0,004 ditemukan berhubungan signifikan dengan waktu pemulihan pascahemodialisis. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa jumlah komplikasi akut selama hemodialisis merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan waktu pemulihan pascahemodialisis =0,747.
Kesimpulannya adalah jenis kelamin, lingkar lengan atas, jadwal hemodialisis, kadar sodium dialisat, intradialytic weight loss, penyakit penyerta dan jumlah komplikasi akut secara bersama-sama memiliki hubungan bermakna dengan waktu pemulihan pascahemodialisis.

End stage renal disease undergoing hemodialysis patient often reported a prolonged post hemodialysis recovery time which related to the patient rsquo s low quality of life. This study aimed to identify the factors related to post hemodialysis recovery time. This study used descriptive correlation design with cross sectional method. The samples of the study were 185 hemodialysis patients at Sanglah Central Hospital, Denpasar, recruited by consecutive sampling technique.
The result of the study showed that the mean of recovery time was 578.41 402.27 minute. Hemodialysis schedule p 0.029 , comorbid diseases p 0.046, the number of acute complication p 0.0001 and depression p 0.004 were significantly related to post hemodialysis recovery time. The result of multivariate analysis showed that the number of acute complication during hemodialysis was the most dominant factor related to recovery time 0.747.
As the conclusion, gender, upper arm circumference, hemodialysis schedule, sodium dialysate concentration, intradialytic weight loss, comorbid diseases, and the number of acute complication altogether shared significant correlation with post hemodialysis recovery time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Suryarinilsih
"ABSTRAK
Penambahan berat badan antara dua waktu dialisis yang berlebihan akan meningkatkan angka kesakitan dan berdampak pada kemampuan pasien melaksanakan fungsi kehidupan sehari-hari sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Tujuan penelitian adalah untuk melihat hubungan antara penambahan berat badan antara dua waktu dialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis.
Penelitian dilakukan di RS Dr. M. Djamil Padang, dengan pendekatan cross sectional. Sampel dipilih dengan teknik total sampel, jumlah 68 responden.
Penelitian terdiri dari pengukuran berat badan yaitu dengan melakukan pengukuran dua kali periode pre HD dan dan dua kali periode post HD, dan pengisian instrument kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penambahan berat badan antara dua waktu dialisis dengan nilai kualitas hidup pasien HD (p=0,000, α=0,05).
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk merencanakan intervensi keperawatan dalam meningkatkan kualitas hidup dengan mencegah dan menurunkan penambahan berat badan antara dua waktu dialisis yang berlebihan.

ABSTRACT
Interdyalysis weight gain (IDWG) is excessive time increases the morbidity and impact on the patient's ability perform the functions of everyday life and thus affects the quality of life.
The research objective was to examine the relationship IDWG with quality of life for hemodialysis patients. The study was conducted in Dr. M. Djamil Padang, with cross sectional approach. Samples were selected by using the total sample, the number of 68 respondents.
The study consisted of measurement of body weight is by doing measurements twice the pre period and twice the HD and post HD period, and the quality of life of the charging instrument.
The results showed a significant correlation between IDWG the value of quality of life of patients with HD (p = 0.000, α = 0.05). The results can be used as a basis for planning nursing interventions in improving quality of life by preventing and reducing interdyalisis weight gain between is exceeded.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28459
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Levy Wayiqrat
"Kepatuhan pembatasan cairan merupakan permasalahan yang akan terus dihadapi pasien GGK. Ketidakpatuhan pembatasan cairan dapat menyebabkan kegagalan terapi, menurunnya kualitas hidup pasien, bahkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen cairan dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pasien GGK dengan hemodialisis di RSAU dr. Esnawan Antariksa. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 101 responden dengan consecutive sampling.
Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner dan pengamatan IDWG Interdialytic Weight Gain . Analisis hasil penelitian menggunakan Chi-Square bivariat dengan ?=0,05, didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang manajemen cairan dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan p=0,88. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pemberian perhatian pada kondisi psikologis pasien GGK on HD untuk meningkatkan kepatuhannya.

Fluid resstriction adherence is a major change in patient with CKD. Nonadherence to fluid restriction can lead to treatment failure, reduce quality of life, and also increase morbidity and mortality number. This study aimed to identify the corelation between fluid management knowledge level with fluid restriction adherence in CKD patient undergoing haemodialysis at RSAU dr. Esnawan Antariksa Jakarta Timur.
The study design was Cross Sectional that involved 101 respondents. Data were collected through filling questionnaire and observating Interdialytic Weight Gain IDWG. Analysis data used Chi Square 0.05, resulted in that there was no significant association between fluid management knowledge level and fluid restriction adherence p 0.88. This study recommends the important of psychological issues to increase patients adherence level.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Imelda
"Pendahuluan. Berbagai panduan menganjurkan hemodialisis HD tiga kali seminggu. Di Indonesia pasien dengan hemodialisis dua kali seminggu lebih banyak ditemukan. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran klinis dan kualitas hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis dua kali seminggu dibandingkan tiga kali seminggu.
Metode. Merupakan studi potong lintang pada pasien yang menjalani HD dua dan tiga kali seminggu di RS Cipto Mangunkusumo dan beberapa RS swasta. Dilakukan pemeriksaan laboratorium dan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan Kidney Disease Quality of Life KDQOL-SF 36.
Hasil. Didapatkan 80 subjek dengan kelompok usia >50 tahun lebih banyak ditemukan. Secara bermakna lebih tinggi pada kelompok HD dua kali yaitu Interdialytic Weight Gain IDWG 4,91 SB 1,52 dan 3,82 SB 1,28 p=0,002. albumin 4,05 SB 0,26 dan 3,86 SB 0,48 p=0,027, saturasi transferin 25,5 12,0-274,0 dan 21,95 5,8-84,2 p=0,004, kadar fosfat 5,82 SB 1,68 dan 5,82 SB 1,68 p=0,026. Kadar TIBC 235,20 SB 55,72 dan 273,73 SB 58,29 p=0,004 pada kelompok tiga kali HD secara bermakna lebih tinggi. Pada kelompok HD dua kali seminggu 68 mencapai Kt/V>1,8, 93,3 yang HD tiga kali seminggu mencapai Kt/V>1,2. Kualitas hidup antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna baik pada Physical Componet Score PCS p=0,227, Mental Component Score MCS p=0,247 dan Kidney Disease Component Score KDCS p=0,889.
Simpulan. Didapatkan secara bermakna lebih tinggi pada kelompok HD dua kali seminggu pada pemeriksaan IDWG, albumin, saturasi transferin, fosfat, sedangkan TIBC lebih tinggi pada kelompok HD tiga kali seminggu. Kualitas hidup kedua kelompok tidak berbeda bermakna.

Introduction. Many guidelines recommend hemodialysis HD three times a week. In Indonesia there are more patients undergoing hemodialysis twice a week. It is necessary to investigate the clinical features and the quality of life in patients undergoing hemodialysis twice a week.
Method. A cross sectional study in patients undergoing HD two and three times weekly at Cipto Mangunkusumo Hospital and some private hospitals. Laboratory examination and assessment of quality of life by using Kidney Disease Quality of Life KDQOL SF 36.
Results. There were 80 subjects with age group 50 years is more common. Significantly higher in group HD twice a week were Interdialytic Weight Gain IDWG 4.91 SB 1.52 and 3.82 SB 1.28 p 0.002. 4,05 albumin SB 0.26 and 3.86 SB 0.48 p 0.027, transferrin saturation 25.5 12.0 to 274.0 and 21.95 5.8 to 84.2 p 0.004, the phosphate level 5.82 SB 1.68 and 5.82 SB 1.68 p 0.026. The TIBC level 235.20 55.72 SB and 273.73 58.29 SB p 0.004 was significantly higher in group HD thrice a week. In twice a week HD group 68 reached Kt V 1.8, 93.3 of HD thrice a week achieved Kt V 1.2. Quality of life between the two groups was not significant either on Physical Componet Score PCS p 0.227, Mental Component Score MCS p 0.247 and Kidney Disease Component Score KDCS p 0.889.
Conclusion. There were significantly higher in group HD twice a week on examination IDWG, albumin, transferrin saturation and phosphate levels, whereas the TIBC was higher in group HD three times a week. Quality of life of the two groups was not significant difference.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amrul Mukminin
"ABSTRAK
Latar belakang Pseudoaneurisma merupakan salah satu komplikasi dari prosedur akses pembuluh darah Direct puncture sebagai akses vaskular pada hemodialisis berisiko menimbulkan pseudoaneurisma yang memerlukan tindakan pembedahan Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan lama penggunaan direct puncture sebagai akses vaskular pada hemodialisis dengan pembedahan Metode Penelitian ini adalah penelitian cross sectional menggunakan data rekam medis RSCM Data dianalisis secara bivariat Data mengenai lama direct puncture ditransformasi menjadi kurang atau sama dengan dan lebih dari 6 bulan Hasil penelitian Dengan uji chi square didapatkan bahwa lama pemakaian direct puncture mempunyai hubungan bermakna dengan tipe pembedahan p
ABSTRACT
Background Pseudoaneurysm is one of vascular access procedure rsquo s complica tions Direct puncture as a vascular access procedure in haemodialysis has a risk for femoralis pseudoaneursym which need a surgery procedure This study aims to know the association between the duration of direct puncture usage and surgery Methods This study was cross sectional study using medical record in RSCM Data were analyzed using bivariate Data on long direct puncture categorized into less than and more than 6 months Result The chi square test showed that the duration of use of direct puncture had a significant relationship with the type of surgery p "
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ailinda Theodora Tedja
"Kesesuaian antara reticulocyte hemoglobin equivalent (RET-He) dan reticulocyte hemoglobin content (CHr) untuk menilai status besi pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis (PGK-HD) belum diketahui. Penelitian ini bertujuan mendapat kesesuaian antara RET-He dan CHr, serta nilai cut off RET-He sebagai target terapi besi pasien PGK-HD.
Desain penelitian potong lintang. Subyek 106 pasien PGK-HD yang diperiksa RET-He menggunakan Sysmex XN-2000 dan CHr dengan Siemens ADVIA 2120i. Didapatkan korelasi sangat kuat (r=0,91; p<0,0001) dan kesesuaian yang baik antara RET-He dan CHr (perbedaan rerata 0,5 pg). Nilai cut off RET-He 29,2 pg sebagai target terapi besi pasien PGK-HD memiliki sensitivitas 95,5%, spesifisitas 94%.

The concordance between reticulocyte hemoglobin equivalent (RET-He) and reticulocyte hemoglobin content (CHr) to assess iron status in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis (CKD-HD) was unknown. The aim of this study was to evaluate the concordance between RET-He and CHr, and to obtain the cut off value of RET-He as iron supplementation target in CKD-HD patients.
A cross sectional study from 106 CKD-HD patients were analysed on both Sysmex XN-2000 and Siemens ADVIA 2120i. There was very strong correlation (r=0.91; p<0.0001) and good concordance between RET-He and CHr (mean bias 0.5 pg). The cut off value of RET-He 29.2 pg were obtained to assess iron supplementation target in CKD-HD patients with sensitivity and specificity were 95.5% and 94% respectively.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Doa secara umum dapat diartikan sebagai permohonan (harapan, pujian, permintaan) kepada Tuhan, baik dengan membaca atau mengucapkan, disertai dengan perilaku kebaikan. Dzikir mempakan peringkat doa yang paling tinggi, meliputi segala bacaan yang diucapkan secara lisan azaupun dalam hati, dilakukan dengan sholat atau perilaku kehaikan lainnya. Gagal ginjal kronik (GGK)
mempakan penyakit renal tahap akhlr yang tidak dapat sembuh, terapi hemodialisis yang dijalani hanya untuk memperlahankan kelangsungan hidup.
Pasien yang menjalani dialisis jangka panjang akan menimbulkan respon kecemasan alas kondisi sakimya yang tidak bisa diramalkau dan berefek pada gaya hidup. Penelitian ini bertujuan unmk mengidentifikasi ltubungan antara frekuensi dzikir dan doa dengan tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Data dianalisa dari jawaban kuesioner yang berisi data demografi pasien yang diorganisir dengan menggunakan tally. lnstrumen yang terdiri dari 17 pernyataan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan dan 10 pertanyaan untuk mengetahui frekuensi dzikir dan doa Hasil perhitungan dikelompokkan untuk meuilai tingkatannya berdasarkan skala penilaian yang sudah ditetapkan kemudian dianalisa dengan mengggunakan metoda statistik the pearson product moment correlation coeffision yang dilanjutkan dengan uji “t”. Penelitian diiaksanakan di ruang llemodialisa ntmah sakit angkatan laut dr.
Mintohardjo Jakarta Pusat dengan jumlah responden 30 pasien GGK yang menjalani hemodialisis, dipilih secara purposive sample.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hekuensi dzikir dan doa sangat baik 73,3%, baik 23,33%, cukup 3,33%, dan untuk yang kurang serta sangat kurang 0%. Hasil data dari tingkat kecemasan lingan 90%, sedang 10%, dan yang berat hingga panik serta tidak cemas 0%. Hasil uji statistik “r” adalah -0,24 dan uji “t” -1,308 yang berarti bahwa terdapat hubungan negatif linear sangat lemah yang tidak bermakna antara frekuensi dzikir dan doa dengan tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Oleh karena itu, penelitian ini perlu ditindaklanjuti lebih dalam tentang pengaruh frekuensi dzikir dan doa terhadap tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis supaya pasien dapat terpenuhi kebutuhan dasar spiritualnya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5199
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>