Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143993 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Mutiasari
"Komunikasi merupakan bagian penting dari perilaku caring perawat. Penelitian ini mengidentifikasi perilaku caring perawat pelaksana selama penerapan standarisasi komunikasi dalam timbang terima dengan metode SBAR. Desain penelitian ini quasi eksperimental pretest posttest with control group pada 62 responden yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan perilaku caring perawat pelaksana meningkat 5,13 poin lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,005). Penerapan standarisasi komunikasi dalam timbang terima dengan metode SBAR perlu diaplikasikan di seluruh unit rawat inap. Pengarahan kepala ruangan seperti supervisi dan pelatihan secara berkala perlu dilakukan untuk mempertahankan perilaku caring perawat pelaksana.

Communication is an essential part of nurses caring behavior. The focus of this study is to identify nurses caring behavior during the implementation of standardized communication in handover with SBAR method. This quasiexperimental research design with pretest posttest control group in 62 respondents divided into two groups which has 31 selected nurses in each group by purposive sampling. The results showed that nurses caring behavior increased 5.13 points higher in the intervention group than in the control group (p <0.005). The implementation of it is need to be applied across the inpatient unit. One of function management: Direction, need to be done regularly times to maintain nurses caring behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraini
"Timbang terima adalah salah satu bentuk komunikasi antar profesi dan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan perawat untuk menyampaikan informasi tentang kondisi pasien. Komunikasi dengan alur Situation, Background, Assessment, Recommendation (SBAR) adalah salah satu metode komunikasi efektif yang jelas, fokus, dan terstruktur.
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan kemampuan perawat setelah pelatihan, desain penelitian dengan pre-eksperiment dengan pre-post tanpa kelompok kontrol, sampel penelitian seluruh Perawat Primer dan Penanggung Jawab shift (n= 17), analisis data dengan uji t berpasangan dan uji Wilcoxon.
Ada perbedaan yang bermakna rerata pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan (p value < 0,001), ada perbedaan yang bermakna rerata kemampuan perawat sebelum dan sesudah pelatihan komunikasi SBAR dalam timbang terima pasien antar shift (p value < 0,001). Efektifitas pelaksanaan komunikasi SBAR perlu dukungan dari pihak manajerial dan komitment perawat, dengan adanya pedoman komunikasi efektif dengan metode SBAR, motivasi, mentoring, dan supervisi, serta pengembangan pendidikan yang berkelanjutan.

Handover is a form of communication among the professions as routine activities carried out by the nurses to give information about the patient's condition. Communication with the groove Situation, Background, Assessment, Recommendation (SBAR) is one of the effective clear, focused and structured communication method.
The objective of this research is to identify differences in the knowledge and ability of nurses after training, research design with preexperiment with pre-post without a control group, the study sample whole Nurses Primary and responsible shift (n = 17), data analysis with paired t test and Wilcoxon test.
There is a significant difference in the average nurse's knowledge before and after training (p value <0.001), and there is a significant difference means the ability of nurses before and after training SBAR communication in shifts handover (p value <0.001). Effective implementation of the SBAR communication needs of the managerial support and commitment of nurses, with the guidance effective methods SBAR communication, motivation, mentoring, and supervision, as well as the development of continuing education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T45303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmah
"Keselamatan pasien harus dipenuhi oleh semua Rumah Sakit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi SBAR dalam timbang terima terhadap penerapan keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana di RSU Bunda Jakarta dan RSU Bunda Margonda. Penelitian ini berupa quasi eksperimen pre & post test nonequivalent control group desain. Teknik sampel adalah purposive sampling dengan total sampel sebanyak 84 perawat pelaksana. Kelompok intervensi mendapatkan pelatihan komunikasi SBAR, pendampingan, dan observasi. Keselamatan pasien diukur dengan kuisioner valid. Data dianalisis menggunakan t dependen test. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan penerapan keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana pada RSU Bunda Jakarta sebesar 8% setelah diterapkan komunikasi SBAR dalam timbang terima (α= 0.05; CI 95% 156.27-163.44). RS perlu membuat kebijakan berupa standar komunikasi SBAR sebagai komunikasi dalam kegiatan timbang terima sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien.

Patient safety is a standard for hospitals in Indonesia. Majority of patient safety incidents are caused by communication. This study aimed to determine the effect of SBAR communication during handover on patient safety in Bunda Jakarta Hospital and Bunda Margonda Hospital. This research was a quasi experiment with pre and post-test nonequivalent control group design. Purposive sampling technique was used to reqruit 84 nurses. SBAR training communication, internship, and observation were provided to the intervention group. Patient safety was measured using a validated quistionare. Dependent t test was used to analyze the data collected. It was found that after SBAR communication applied in Bunda Jakarta Hospital, nurses perception about patient safety increased by 8% (p= 0.001; α< 0.05; CI 95% 156.27-163.44). Hospital needs to establish policies to standardize the SBAR communication to improve patient safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Koswara
"Caring adalah menjaga martabat dan memberi perlindungan terhadap klien dengan rasa tanggung jawab dan kemurahan hati. Caring diajarkan dan isosialisasikan di institusi pendidikan perawat. Melalui proses belajar caring di institusi pendidikan, diharapkan perawat dapat menerapkannya dilapallgan (rumah sakit). Sikap caring merupakan kecenderunga (predisposisi) perawat untuk berperilaku caring terhadap klien. Sedangkan perilaku caring adalah tindakan nyata (over behavior) perawat daiam menampilkan niiai-nilai caring. Tujuan penelitian adaiah unmk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang caring dengan sikap caring perawat peiaksana di ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya, tahun 2002. Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain crass sectional. Uji Chi-Square digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik pcrawat dengan sikap wing perawat pelaksann dan pengetahuan lentang caring dengan sikap caring perawat pelaksana. Analisis multivariat dengan regresi logistik ganda dilakukan untuk mengestimasi secara valid pcngaruh pengemahuan tentang caring (variabel utarna) terhadap sikap caring setelah diinteraksikan dengan karakteristilc perawat pelaksana (covarime). Populasi adalah perawat pelaksans di ruang rawat iuap (79 orang) dengan jumlah sampel sebanyak 57 orang. lntrumumen penelitian adalah Icuesioner yang terdiri dari : kuesioner pengetahuan caring (kuesioner A) dan kuesiouer siknp curing perawat pelaksana (kuesioner B). Hasii penelitian menunjukknn bahwa pengelahuan caring berhubimgan secam signiiilmn dengan sikap caring perawat pclaksana, Dari karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan lama kerja) hanyajenis kelamin yang berhubungan secara signiiikan dengan sikap caring. Penelitian ini hanya melihat hubungan antara pengetahuan temang caring dengan ?siknp" caring. Peneliti lain diharapkan dapat melihamya ke tingkat perilaku caring yaitu perilaku yang dapat diobservasi langsung berdasarkan nilai-nilai caring,

Caring are giving esteem and safe guarding to the client with responsible and pleasure. The Caring was tought and socialized in the nursing education. lt?s expected, the learning process in educational system will be applied in the field. The Caring attitude tend (predispotition) to present caring behaviors by the muse. The caring behavior is an overt behavior to promote caring values. The purpose of this research was to obtain the information about the correlation between caring knowledge with caring attitudes on nurse staff in the ward (hospital). Descriptive analytic and cross sectional design was used in this study. Chi-square test was used to correlate between nurse?s staff characteristics and caring knowledge with caring attitudes. Multivariate analysis was used to estimate the correlation between caring knowledge as a main variabel with caring attitudes, while nurse?s staff characteristics was controlled. The population were nurses staff in the ward, with 57 unit samples. There were two kinds of questionnaires. The caring knowledge questionnaire (questionnaire A) and the caring attitudes (questionnaire B) were used to obtain the information. Results of the research was found that caring knowledge is correlate to caring attitudes and there was significant correlation too, between gender with caring attitudes. This research just proved correlation between caring knowledge with caring attitudes. Another researcher was recommended to view of caring behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T3711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Kurniawati
"Tenaga kesehatan yang bertugas di IGD memiliki tugas siaga selama 24 jam untuk menangani pasien yang jumlah dan tingkat keparahannya tidak dapat diprediksi. Dalam interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien di IGD harus ada kesepakatan setiap langkah tata laksana penyakit. Kesepakatan tersebut dibangun dari saling berkomunikasi. Melalui komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien dengan berbagai latar belakang, maka diperlukan keterampilan komunikasi yang baik untuk mengatasi salah tafsir. IGD terdapat tiga kategori derajat keparahan penyakit pasien,  yaitu triase merah, triase kuning, dan triase hijau. Tekanan kepada tenaga kesehatan paling banyak berasal dari kategori triase merah, disusul dengan triase kuning dan kemudian triase hijau. Penilaian pasien dilakukan dengan cepat dan segera untuk mengetahui tingkat kegawatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan menggunakan Model Komunikasi Antarpribadi Joseph A DeVito. Informan pada penelitian ini ada 11 informan, pengambilan data dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara dan observasi non partisipatif. Penentuan informan mengacu pada prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adequacy) yang kemudian dilakukan analisis data dengan analisis konten. Hasil yang didapatkan yaitu tidak ada perbedaan pola komunikasi pada triase merah setiap shift. Terdapat perbedaan pola komunikasi triase kuning shift pagi dengan shift sore. Kemudian, tidak terdapat perbedaan pola komunikasi pada triase hijau shift pagi dengan shift malam. Informan mengakui bahwa derajat keparahan penyakit membuat adanya perbedaan dalam berkomunikasi. Peneliti menemukan bahwa perbedaan pola komunikasi selain dari tingkat keparahan penyakit juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pasien.

Health workers on duty at the emergency room have a 24-hour standby duty to treat patients whose number and severity cannot be predicted. In the interaction of health workers and patients in the emergency room, there must be agreement on every step of disease management. The agreement was built from communicating with each other. Through communication between health workers and patients with various backgrounds, good communication skills are needed to overcome misinterpretation. In the Emergency Room, there are three categories of patient severity, namely red triage, yellow triage, and green triage. Most of the pressure on health workers comes from the red triage category, followed by the yellow triage and then the green triage. Patient assessment is carried out quickly and immediately to determine the level of emergency. This research is a qualitative research with a case study approach and uses Joseph A DeVito's Interpersonal Communication Model. Informants in this study there were 11 informants, data collection by in-depth interviews using interview guidelines and non-participatory observation. The determination of informants refers to the principles of appropriateness and adequacy, which are then analyzed by means of content analysis. The results obtained are, there is no difference in communication patterns in the red triage for each shift. There are differences in the yellow triage communication pattern for the morning shift and the afternoon shift. Then, there are no differences in communication patterns in the green triage of the morning shift and the night shift. Informants acknowledged that the degree of severity of the disease made a difference in communicating. Researchers found that differences in communication patterns apart from the severity of the disease were also influenced by the patient's education level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellawani
"ABSTRAK
Pelaksanaan bedside handover oleh perawat di rumah sakit belum sesuai SOP, kurang efektif dan dan belum konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan perilaku caring perawat dengan pelaksanan bedside handover antar shift. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada 153 perawat pelaksana yang bekerja di rumah sakit dengan menggunakan kuesioner Handover Evaluaton Scale HES dan Measuring of Nurse Caring Behavior MNCB . Data dianalisis dengan uji korelasi pearson. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan perilaku caring perawat dengan pelaksanan bedside handover p < 0,001 dengan r = 0,537. Melalui bedside handover interaksi perawat dengan pasien meningkat, pasien dan keluarga berpeluang untuk terlibat dalam proses perawatan pasien. Interaksi yang dilakukan perawat dalam serah terima merupakan salah satu bentuk perilaku caring perawat terhadap pasien. Manajer keperawatan diharapkan dapat meningkatkan perilaku caring perawat dan pelaksanaa bedside handover dengan menyediakan SPO yang komprehensif, membuat program khusus untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan perawat pelaksana, melakukan sosialisasi dan pelatihan, melakukan bimbingan dan evaluasi, serta pemberian sanksi atau reward yang dapat memfasilitasi pelaksanan bedside handover dan caring.

ABSTRACT
The implementation of bedside handover by nurses in hospital has not been in accordance with SOP, is less effective and is not yet consistent. This study aims to identify the relationship between nurses rsquo caring behavior and the implementation of Inter shifts bedside handover. This study used a cross sectional design on 153 nurses who worked in hospitals using Handover Evaluation Scale HES and Measuring of Nurse Caring Behavior MNCB questionnaires. Data were analyzed by pearson correlation test. The result of the research shows that the caring behavior of nurse and the implementation of bedside handover p "
2018
T51463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyta Dwinarta
"Caring merupakan hal esensial dalam dunia keperawatan. Sebagai calon perawat, mahasiswa keperawatan perlu dibekali dengan konsep caring yang cukup. Mahasiswa FIK UI terdiri dari program reguler dan ekstensi yang memiliki perbedaan latar belakang pengalaman. Adanya perbedaan latar belakang pengalaman ini dapat menimbulkan perbedaan perilaku caring. Penelitian yang menggunakan desain cross sectional dengan teknik stratified random samplingini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan perilaku caring mahasiswa keperawatan reguler tingkat akhir dan mahasiswa ekstensi FIK UI. Sebanyak 122 mahasiswa yang terdiri dari 86 program reguler tingkat 4 dan 36 ekstensi tingkat 2 dilibatkan dalam penelitian. Perilaku caring diukur dengan instrumen Caring Behaviour Inventory ? cronbach= 0,947.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan perilaku caringmahasiswa keperawatan reguler tingkat akhir dan mahasiswa ekstensi FIK UI p value = 0,080. Selain itu dilihat secara klinis,terdapat perbedaan karena mayoritas mahasiswa reguler tingkat 4 memiliki perilaku caring yang kurang baik 53,5, sedangkan mahasiswa ekstensi tingkat 2 mayoritas memiliki perilaku caring yang baik 63,9. Penelitian ini merekomendasikan agar perilaku caring responden ditingkatkan dengan cara penyegaran kembali mengenai konsep caring sebelum profesi dan meningkatkan bobot penilaian mengenai caring terhadap pasien.

Caring is esenssial in the world of nursing. As a prospective nurse, nursing students need to be equipped with the concept of caring enough. FIK UI students consist of regular programs and extensions programs that have different background experiences. Any background difference in this experience can lead to differences in caring behavior. The research using cross sectional design with stratified random sampling technique to know whether or not there are differences in caring behavior of the senior regular undergraduate students and extension nursing students FIK UI. Total participantis 122 students consisting of 86 regular courses of level 4 and 36 level 2 extensions were included in the study. Caring behaviour measured by Caring Behavior Inventory instrument cronbach 0,947.
The results showed no difference in caring behavior of senior undergraduate students and extension nursing studentsFIK UI p value 0,080. In addition, clinical result show the difference because the majority 53,5 of the senior regular undergraduate students have poor caring behaviour, while the senior extensions students have good caring behaviours 63,9. This study recommends that caring behavior is enhanced by refreshing the concept of caring before the students begin the proffesional stage and increasing the presentase assessment of caring for the patient in the proffesional stage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Nursing practices contain ethical assumptions and concepts embedded in the assumptions and principles of the theory that guide nurses'thinking and actions...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Verina Clearesta
"Penelitian mengenai sikap caring pengajar keperawatan belum banyak dilakukan di Indonesia. Caring dinilai sebagai inti dan esensi dari profesi keperawatan. Pengajar berperan penting sebagai role model untuk memberikan pembelajaran sikap caring kepada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa keperawatan Indonesia tentang sikap caring pengajar. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 242 mahasiswa keperawatan dan didapatkan melalui metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan adalah Nursing Students’ Perception of Instructor Caring (NSPIC) yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan telah teruji valid dan reliabel untuk digunakan (α 0,869; p-value < 0,05).
Hasil penelitian dengan analisis univariat menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa keperawatan Indonesia cukup positif terhadap sikap caring pengajar (123,59) dengan persepsi sikap caring tertinggi adalah appreciation of life’s meaning (mean = 4,67), sementara persepsi sikap caring yang paling rendah adalah control versus flexibility (mean = 3,13). Saran dari penelitian ini adalah diperlukannya laporan evaluasi diri dari pengajar dan mahasiswa yang memasukan item caring pada evaluasi tersebut untuk membantu pengajar dalam meningkatkan sikap caring dan menyadari perannya sebagai role model dalam berperilaku caring.

There has not been much study regarding nursing instructor’s caring in Indonesia. Caring is considered the core and essence of the nursing profession. Nursing instructor play an important part as role models in providing caring learning to students. This study aims to identify Indonesian nursing students' perceptions of instructor's caring behaviors. A quantitative descriptive design was used in this study. The sample in this study consisted of 242 nursing students and was obtained using total sampling method. The instrument used was Nursing Students' Perception of Instructor Caring (NSPIC) which has been translated into Indonesian and has tested valid and reliable for use (α 0,869; p-value < 0.05).
The findings in this study using univariate analysis show that the perception of Indonesian nursing students is quite positive towards the caring attitude of nursing instructor (123,59) with the highest perception of caring being appreciation of life's meaning (mean = 4.67), while the lowest perception of caring is control versus flexibility (mean = 3.13). The suggestion from this study is a self-evaluation reports from nursing instructor and students that include caring items in the evaluation is needed to help nursing instructor improve their caring attitude and increase their awareness as role model in caring behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salvico Reinir Daada
"Perawat diharuskan untuk melaksanakan komunikasi efektif adalam melaksanakan asuhan keperawatan. Situasi, Latar Belakang, Analisis, dan Perencanaan (SBAR) Komunikasi merupakan metode yang memudahkan perawat ataupun tenaga kesehatan yang lain dalam penyampaian informasi perkembangan kesehatan pasien dalam proses timbang terima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan komunikasi SBAR saat timbang terima.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitis dengan desain cross sectional terhadap 55 perawat yang diambil dengan teknik total sampling dari 3 ruangan rawat inap kelas 1, 2 dan 3 (ruangan anggrek, melati dan cempaka) RSUD Pasar Rebo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan SBAR komunikasi (nilai p=0,113). Akan tetapi secara deskriptif didapatkan hubungan positif antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam penerapan SBAR komunikasi (r=0,332) sehingga menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahuan perawat maka semakin baik juga sikap penerapan SBAR komunikasi.
Direkomendasikan untuk pihak RSUD Pasar Rebo agar dapat mengembangkan standar komunikasi SBAR ke seluruh ruangan di RSUD Pasar Rebo sehingga komunikasi yang efektif dapat menjadi budaya di antara tenaga kesehatan di rumah sakit.

Nurses are required to carry out effective communication in nursing care. Situation, Background, Analysis, and Recommendation (SBAR) Communication is a method that facilitates nurses or other health personnel in exchanging the information of patient?s development during handover. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitude of nurses in the SBAR communication application during handover.
This research is analytical research with cross-sectional design of 55 nurses taken from 3 inpatient rooms (indoor orchid, jasmine and frangipani) Pasar Rebo.
The results showed no significant correlation between knowledge and attitude of nurses in implementing SBAR communication (p value = 0.113). However, there was positive relationship between knowledge and attitude of nurses in implementing SBAR communication (r = 0.332), showing that the higher a nurse's knowledge, the better the attitude in performing SBAR communication.
Pasar Rebo Hospital should develop and enhance the SBAR communication standard to all inpatient rooms so that a better effective communication can become a culture among health care professionals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>