Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Sekhudin
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tindak tutur dan implikatur percakapan melalui analisis wacana kritis (AWK) dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV dengan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bentuk tuturan dan implikatur percakapan yang dikomunikasikan sehingga ditemukan strategi tutur yang digunakan. Hasil analisis wacana kritis (AWK) menunjukkan bahwa tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV lebih sering menggambarkan keadaan untuk menyampaikan pesan dan secara jelas menampilkan partisipannya. Strategi tutur yang sering digunakan adalah strategi tindak tutur tidak langsung (TTTL) dibandingkan strategi tindak tutur langsung (TTL). Hal ini terkait dengan penyampaian implikatur percakapan berupa pengungkapan citra Subjek, kritik, ajakan, meyakinkan, sindiran, ejekan, pengharapan, permintaan, saran, pengungkapan kesulitan, perintah, dan penegasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menyampaikan implikatur percakapan, partisipan dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV terlihat jelas menggunakan strategi persuasif. Baik dengan bentuk tuturan asertif, direktif, maupun komisif.

ABSTRACT
This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive, This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive]"
2015
T44701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivena Pradnya Sonia Fambrene
"Penelitian ini membahas hubungan antara praktik wacana, peristiwa dan teks, serta struktur sosial budaya dalam pidato yang disampaikan Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis teks pidato Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022 yang merepresentasikan hubungan antara Rusia dan Indonesia atas kedatangan Joko Widodo di Rusia dari sisi analisis wacana kritis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis isi bersifat kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisis teks pidato Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022. Hasil sementara penelitian ini adalah dalam pidato menunjukkan poin-poin penting pertemuan Joko Widodo dan Vladimir Vladimirovich Putin mengenai hubungan antarnegara dan memberikan komitmen kerja sama Rusia dengan Indonesia yang terepresentasikan dalam pidato dengan teori Norman Fairclough dengan tiga dimensi model yang memerlukan jenis analisis yang berbeda, yaitu analisis teks, praktik diskursif, dan praksis sosial. Sehingga, dalam unsur tersebut dapat dilihat bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan dan lainnya yang ditampilkan dalam teks pidato.

This study discusses the relationship between discourse practices, events, and texts, as well as socio-cultural structures, in a speech delivered by Vladimir Vladimirovich Putin on June 30, 2022. This study aims to analyze the text of Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022, which represents the relationship between Russia and Indonesia over Joko Widodo's arrival in Russia from a critical discourse analysis perspective. Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022, from the side of critical discourse analysis. The research method used in this study is a descriptive method with a qualitative content analysis approach to describe and analyze the text of Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022. The interim results of this research are in the speech showing the important points of the meeting of Joko Widodo and Vladimir Vladimirovich Putin regarding relations between countries and providing a commitment to cooperation between Russia and Indonesia which was represented in a speech using Norman Fairclough's theory with a three-dimensional model that requires different types of analysis, namely text analysis, discursive practice, and social praxis. So, in these elements, it can be seen how events, people, groups, situations, circumstances, and others are displayed in the speech text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dzatul Lulu
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gagasan pokok pidato Muhammad Mursi di Majelis Umum Ke-67 PBB dan menjelaskan strategi kebahasaan yang digunakan dalam membangun relasi kuasa terhadap para pendengar. Pidato tersebut disampaikan dengan menggunakan bahasa Arab. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan ancangan Analisis Wacana Kritis AWK yang dikembangkan oleh Fairclough 2010 . Ancangan tersebut digunakan sebagai teori utama dan melibatkan teori lainnya, seperti kaidah makro van Dijk 1980 , gramatika fungsional sistemik Halliday 2014 , komponen makna Nida 1979 , praanggapan Yule 2010 , dan relasi kuasa Foucault 2008 serta Fairclough 2015 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua gagasan pokok, yaitu identitas Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir pascarevolusi dan perjuangan visi Mesir baru untuk Mesir dan dunia. Selanjutnya, penggunaan diksi berdaya kuat, penggunaan modalitas epistemik dan partikel interjeksi yang berfungsi imperatif, penggunaan partikel dan nomina emfatik, pernyataan identitas orator, penggunaan pengetahuan, dan pelesapan beberapa partisipan merupakan strategi kebahasaan yang digunakan orator dalam membangun relasi kuasa.

ABSTRACT
This study aims to reveal the main ideas of Muhammad Mursi rsquo s speech at the 67th United Nations General Assembly and to explain the language strategies which are used to establish power relations to the hearers. That speech was delivered in Modern Standard Arabic. The method used in this research is qualitative method. This study employs Faiclough rsquo s 2010 Critical Discourse Analysis CDA as the core theory. CDA used as the core theory involves the other theories, for instance, van Dijk rsquo s 1980 macro rules, Halliday rsquo s 2014 functional grammar, Nida rsquo s 1979 components of meaning, Yule rsquo s 2010 presupposition, and the theory of power relations by Foucault 2008 and Fairclough 2015 . The result shows that there are two main ideas, namely Muhammad Mursi rsquo s identity as President of Egypt after revolution and the struggle of the new Egypt visions for Egypt and the world. Furthermore, using powerful diction, using epistemic modalities and interjectional particles functioning imperatives, using emphatic particles and nouns, stating the identity of the orator, using knowledge, and deletion of several participants were the language strategies used to build power relations."
2016
T47048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Ibrahim Ramadhan
"Le Monde, sebagai kanal berita Prancis yang bereputasi sebagai surat kabar acuan, beradaptasi di lingkungan digital dengan membuat kanal YouTube. Salah satu rubrik Le Monde di YouTube adalah Mappemonde, yang membahas isu-isu geopolitik kontemporer. Tiga video rubrik ini di antaranya adalah « Que fait la Chine en Afrique ? », « Que veut la Russie de Poutine ? », dan « Les États-Unis sont-ils toujours le gendarme du monde ? », yang masing-masing membahas Republik Rakyat Cina, Federasi Rusia, dan Amerika Serika, yang dilatarbelakangi adanya tatanan dunia baru dengan ketiga negara ini sebagai kutub-kutubnya. Penelitian ini menggunakan Analisis Wacana Kritis dengan Pendekatan Dialektis-Relasional Fairclough (2013) dan teori bingkai media D’Angelo (2017) untuk mendeteksi bingkai-bingkai yang digunakan Le Monde dalam rubrik Mappemonde. Ditemukan bahwa dua bingkai yang dominan digunakan adalah bingkai konflik dan bingkai konsekuensi ekonomi, yang menunjukkan bahwa penulis Mappemonde menggunakan paham realis dalam melihat hubungan internasional. Selain itu, ditemukan bahwa penulis Mappemonde memiliki sikap sinofobik, terutama dengan menekankan potensi RRC untuk mengubah status quo tatanan dunia.

Le Monde, as a French news channel with a reputation of being a point of reference, has adapted to a digital environment by creating a YouTube channel. One of Le Monde’s playlists on YouTube is Mappemonde, which discusses contemporary geopolitical issues. Among the videos in the playlist, three of them are « Que fait la Chine en Afrique ? », « Que veut la Russie de Poutine ? », and « Les États-Unis sont-ils toujours le gendarme gu monde ? ». These videos respectively discuss the People's Republic of China, the Russian Federation, and the United States, in the context of an emerging world order with the three countries as its poles. This study uses a critical discourse analysis with Fairclough’s Dialectical-Relational approach (2013) and D’Angelo’s theory of media frames to detect the frames used by Le Monde in the Mappemonde playlist. The two dominant frames in the playlisr are “conflict” and “economic consequences”, which show that the writer of Mappemonde subscribes to a realist understanding of international relations. Additionally, the writer of Mappemonde shows a sinophobic attitude, especially by emphasizing the potential of the PRC to disrupt the status quo of the world order."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Athifa Naziha
"Pemberdayaan perempuan adalah sebuah proses dimana perempuan mendapatkan kekuatan dan kendali atas kehidupan mereka dan memperoleh kemampuan untuk membuat pilihan strategis. Meskipun kemajuan besar dalam pemberdayaan perempuan terlihat secara bertahap, perempuan terus menghadapi diskriminasi di setiap belahan dunia. Hingga saat ini, perempuan masih memperjuangkan haknya dengan menyuarakan pemberdayaan perempuan melalui berbagai media, termasuk musik. Kajian ini menganalisis Five Women’s Empowerment Components (European Institute for Gender Equality, 2016) dalam Run the World (Girls) karya Beyoncé dengan melakukan Critical Discourse Analysis, khususnya dengan menganalisisnya dengan Halliday’s Metafunctions of Language (1994) yang terdapat pada liriknya. Setelah melihat pengalaman perempuan, sikap penyanyi, dan keseluruhan tema dan lirik lagu yang dianalisis dengan metafungsi bahasa, penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui lagu Run the World (Girls), Beyoncé mencakup kelima aspek pemberdayaan perempuan, yaitu: (1) perolehan harga diri perempuan; (2) hak perempuan untuk memiliki dan menentukan pilihan; (3) hak perempuan untuk memiliki akses terhadap peluang dan sumber daya; (4) hak perempuan untuk memiliki kekuasaan dan kendali atas kehidupan domestik dan publik mereka; dan (5) meningkatnya kemampuan perempuan untuk melakukan perubahan sosial, baik secara nasional maupun internasional. Studi ini berkontribusi pada pembahasan wacana pemberdayaan perempuan.

Women’s empowerment is a process by which women gain power and control over their lives and acquire the ability to make strategic choices. Although a great deal of progress in women’s empowerment is gradually seen, women continue to face discrimination in every part of the world. Up to this day, women still fight for their rights by voicing out women’s empowerment through various media, including music. This study analyzed Five Women’s Empowerment Components (European Institute for Gender Equality, 2016) in Beyoncé’s Run the World (Girls) by doing a Critical Discourse Analysis, specifically by analyzing it with Halliday’s Metafunctions of Language (1994) that are present in the lyrics. After looking at women’s experiences, the singer’s attitude, and the overall theme and lyrics of the song analyzed by the metafunctions of language, this study concludes that through the song Run the World (Girls), Beyoncé is covering all five aspects of women’s empowerment, which are: (1) women’s gain of self-worth; (2) women’s right to have and to determine choices; (3) women’s right to have access to opportunities and resources; (4) women’s right to have power and control over their domestic and public lives; and (5) women’s gain of ability to make social change, both nationally and internationally. This study contributes to the discussion of women’s empowerment discourses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Dwihany Childazita
"Penelitian ini bertujuan memberikan pandangan bagaimana salah satu media daring Korea Selatan, Hankyoreh 21, mengkritisi pemerintah dalam salah satu artikel beritanya tentang tragedi Itaewon pada 29 Oktober 2022. Tragedi yang merenggut banyak nyawa ini terjadi sehari sebelum perayaan Halloween. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang menganalisis artikel berjudul “‘죽게 만든’ 권력에 통치의 정당성은 없다”.  Metode analisis wacana kritis Norman Fairclough dipilih dan analisisnya dilakukan dengan kerangka dua dimensi: analisis teks dan praktik diskursif. Analisis wacana kritis pada berita memungkinkan terlihatnya ideologi yang ada pada suatu media. Hasil penelitian menunjukkan ideologi dan cara Hankyoreh merepresentasikan tragedi Itaewon. Nampak jelas keberpihakan Hankyoreh pada masyarakat yang sedang mengkritisi pemerintah soal lambannya penanganan situasi darurat hingga menyebabkan tragedi yang tidak diinginkan. Hal ini mencerminkan peran media sebagai penyeimbang kekuasaan dengan memberikan suara kepada masyarakat yang menginginkan akuntabilitas dan mendukung nilai-nilai etika dalam tata kelola politik.

This research aims to provide an insight into how one of the South Korean online media, Hankyoreh 21, criticized the government in one of its news articles about the Itaewon tragedy on October 29, 2022. This tragedy, which claimed many lives, occurred the day before Halloween celebrations. This research uses a descriptive qualitative method that analyzes the article entitled "'죽게 만든' 권력에 통치의 정당성은 없다". Norman Fairclough's critical discourse analysis method was chosen, and the analysis was carried out using a two-dimensional framework: text analysis and discursive practice. Critical discourse analysis in the news makes it possible to see the ideology that exists in the media. The research results show the ideology and way Hankyoreh represents the Itaewon tragedy. It is clear that Hankyoreh is siding with the people who are criticizing the government for its slow handling of emergency situations, which has led to unwanted tragedies. This reflects the role of the media as a balance of power by giving voice to the public, desiring accountability, and supporting ethical values in political governance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Khairani
"Penelitian ini menggunakan Muted Group Theory untuk membahas mengenai praktik wacana pembungkaman perempuan yang terjadi di media. Pemberitaan mengenai pelanggaran Syariat Islam yang melibatkan perempuan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh kelompok dominan (laki-laki) untuk membisukan perempuan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana kritis milik Norman Fairclough. Dalam menganalisis dimensi mikro (teks), kerangka analisis Theo Van Leeuwen dipinjam untuk membantu mendeteksi representasi perempuan ditampilkan pada teks. Sedangkan dimensi meso (discourse practice) dan makro (sosiocultural practice) dilakukan melalui teknik wawancara dan kajian literatur.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pembungkaman perempuan dilakukan dengan meniadakan suara dan pendapat perempuan, dengan tidak menjadikannya sebagai narasumber. Perempuan hanya diposisikan sebagai objek pemberitaan dan suaranya diwakilkan dan direpresentasikan dengan bahasa dan perspektif laki-laki.

This research was done by used of Muted Group Theory to assessed the practice of muteness on women in the media. The reported shari?a violation that involved women were one of the tool used by the dominant group (men) to muted the women.
This research is a qualitative study with Norman Fairclough's critical discourse analysis (cda). We used Theo Van Leeuwen's analysis framework to analized the micro dimensional aspects (texts), and to further assisted in detecting women representation that occured in those texts. Meanwhile, the meso (discourse practice) and macro (sociocultural practice) dimensions were assessed by interview and literature review.
According to the results, were found that the muteness of women were done by silencing the voice and the opinion of women, thus hindered women to act as a informant. Women were positioned as object of report only and their voice were represented through the language and perspective of men."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T42930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Puspitasari
"Skripsi ini membahas representasi Islam pada suatu media, dalam hal ini, pada dua artikel berita pada Situs Jurnal Perempuan dengan analisis wacana kritis (AWK). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dan metode AWK Norman Fairclough yang menitikberatkan analisis pada teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggambaran yang negatif dan tidak benar (misrepresentasi) terhadap Islam, yakni terdapat distorsi dalam pemberitaan tentang Islam oleh media tersebut. Dengan demikian, disarankan bahwa dalam memberi pemberitaan, media seharusnya jujur, seimbang, netral, serta memihak kepada kebenaran.

This thesis discusses representation of Islam in a media, specifically in some news articles on website of Jurnal Perempuan with critical discourse analysis (CDA). This research uses qualitative research method with descriptive design and method of CDA by Norman Fairclough. There is misrepresentation of Islam in the result of the research. There is distortion in that news articles. So, there is advice: news on each media, need the honesty, the balance, the neutral, also the right."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S104
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afriliani
"ABSTRAK
Penelitian analisis wacana kritis media massa telah berkembang cepat dan meliputi beragam topik. Walaupun demikian masih sedikit analisis wacana kritis yang mempertimbangkan menggabungkan beberapa moda, yaitu multimodalitas. Tujuan dari tesis ini menganalisis multimodalitas pada teks berita daring kawasan Asia dalam rangka menemukan tampilan kuasa. Tampilan kuasa adalah bentuk reproduksi ideologi yang tercermin dari ragam gramatika, pilihan kata, dan tampilan gambar. Data merupakan teks berita topik sosial-budaya dan keamanan. Terdapat tiga tahap analisis yaitu analisis transitivitas Halliday, 1994, penilaian Martin dan White, 2005, dan visual Kress dan van Leeuwen, 2006; Caple 2013 . Hasil dari penelitian ini adalah terdapat kesamaan dari representasi analisis transitivitas yaitu mengedepankan representasi manusia dengan perbedaan jenis partisipan. Analisis penilaian menunjukkan evaluasi penghakiman dan nilai negatif yang mendominasi. Analisis visual memiliki perbedaan terhadap dua data. Teks A mengedepankan unsur pemandangan sedangkan teks B mengedepankan unsur manusia. Tidak seperti data verbal yang didominasi representasi negatif, jumlah nilai negatif gambar lebih kecil dikisaran sepertiga dari total data.

ABSTRACT
Research on critical discourse analysis of mass media have been developed rapidly and covers variety of topics. However there is still a few of critical discourse analysis which consider combining some modals which is called multimodality. The aim of this thesis is analysing multimodality of news item text of online media especially which is covering Asian region matter in order to find out the powerdisplay. Power-display is the form of ideology reproduction which is reflecting from the grammatical forms, the diction choices, and the pictures display. The data are news item text which topics are social-culture and security. There are three steps analysis which are transitivity (Halliday, 1994), appraisal (Martin and White, 2005), and visual (Kress and van Leeuwen, 2006; Caple 2013). The result of this research is some similarity on representation in transitivity analysis which is prioritizing the represent of human. Appraisal analysis shows the domination of judgement evaluation and negativity. Visual analysis shows the different result on two data. Text A proposes landscape features meanwhile text B proposes personalisation features. Unlike verbal which is dominated by negative representation, the numbers of negativity of images are less about a third part from all data."
2017
T48266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masad
"Konteks realitas di era reformasi, menghadapkan pemimpin daerah pada tantangan untuk melakukan komunikasi politik yang demokratis. Namun, mereka sering dihadapkan pada hambatan kompleks. Kompleksitas misalnya ini bisa ditemukan pada kasus gaya komunikasi politik Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, saat menghadapai penolakan penertiban PKL di Pasar Tanah Abang. Penelitian ini bertujuan mendikripsikan gaya komunikasi politik Ahok, dan klaim keshahihan dalam pernyataan-pernyataannya. Landasan konseptual yang digunakan adalah teori tindakan komunikatif dari Jurgen Habermas, terutama teori speech act yang komunikatif. Penelitian dilakukan dengan analisa wacana kritis, dengan model analisa wacana dari Teun Van Dijk. Hasil penenelitian menunnjukkan, gaya komunikasi politik Ahok adalah komunikasi low context. Pernyataan-pernyataan Ahok, memiliki tingkat keshahihan tinggi. Namun, gaya komunikasi politik Ahok gagal menciptakan proses komunikasi yang komunikatif, karena adanya sejumlah distorsi komunikasi.

Context of political reality in reform era, exposes local leaders on the challenges to practice the democratic political communication. However, they are often faced with complex obstacles. This complexity can be found in the case of political communication style of the Vice Governor of Jakarta, Tjahaja Basuki Purnama, or Ahok, while facing rejection regulating street vendors in Tanah Abang Market. This study aims to describe Ahok political communication style, and validity claims in his statements. Conceptual basis used is the theory of communicative action of Jürgen Habermas, particularly communicative speech act theory. The study was conducted with a critical discourse analysis, with models of discourse analysis Teun Van Dijk. The results of this study demonstrate that Ahok's communication style is low context communication. Ahok's statements have a high level of validity. Ahok's political communication style not managed to create a process of communicative communication, because of the amount of distortion of communication."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>