Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharyono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan dalam menilai risiko yang ada di Floating Storage and Offloading Unit (FSO) X PT ABC dengan metode Bow-Tie Analysis yang bersumber dari data hasil analisis HAZOP, selanjutnya dilakukan analisis kajian terhadap metode HAZOP dan Bow-Tie sehingga diketahui keterbatasan dan keunggulan masing-masing metode.
Hasil yang diperoleh akan dijadikan rekomendasi dalam manajemen risiko di PT ABC. Penelitian dilakukan pada unit cargo oil loading system FSO X pada deviasi/top event yaitu no/less flow dan corrosion/erosion selama Januari?Juli 2015. Parameter yang digunakan adalah parameter yang ada pada metode HAZOP dan Metode Bow-Tie.
Hasil penilaian risiko pada cargo oil loading system disajikan dalam bentuk worksheet kerja HAZOP dan Bow-Tie diagram. Keunggulan HAZOP diantaranya adalah HAZOP memiliki kelebihan dalam penggunaan guide word untuk memandu evaluasi deviasi desain dan kecukupan safeguard; ruang lingkup spesifik dalam hal identifikasi risiko terkait desain proses dimana analisis dilakukan berdasarkan P&ID; tidak memerlukan software khusus dalam pengerjaanya.
Keterbatasan yang dimiliki HAZOP adalah penyajian data dalam bentuk worksheet sehingga membutuhkan pemahaman lanjutan; ketidakmampuan dalam menggambarkan skenario risiko maupun mitigasinya. Keunggulan bow-tie diantaranya kemudahan dalam memahami hasil analisis karena tergambarkan dalam visual diagram; kemampuan memprediksi tingkat preventive atas penyebab (proaktif) dan tingkat mitigasi dari konsekuensi risiko yang ditimbulkan (reaktif); kemampuan analisis hingga tingkat/level risiko; dan kemampuan dalam menggambarkan perkembangan dan mitigasi risiko.
Adapun keterbatasan bow-tie adalah tidak spesifik mengkaji hazard terkait operasional/desain proses; diperlukan software khusus yang relatif cukup mahal sehingga penggunaannya menjadi terbatas. Dalam hal pemilihan metode risk assessment, pemilihan metode risk assessment sebaiknya disesuaikan dengan tujuan utama dari fasilitas yang akan dinilai. Pada penelitian penilaian risiko di Floating Storage and Offloading Unit (FSO) X PT ABC dengan penggunaan metode HAZOP yang berfokus pada evaluasi kecukupan safety devices suatu instalasi, sehingga perlu dilengkapi dengaan Bow-Tie Analysis agar tingkat risiko dan mitigasi tergambarkan dan terprediksi.

The purpose of this study is to compare HAZOP and Bow-tie analysis method to determine the advantages and limitations of the method in assessing the risks that exist in the Floating Storage and Offloading unit (FSO) X PT ABC.
The results obtained will be recommended in risk management at PT ABC. The study was conducted on a unit of oil cargo loading system FSO X on deviation/top event no/less flow and corrosion/erosion during January to July 2015. The parameters used are the parameters that exist in the HAZOP and Bow-Tie method.
The results of the risk assessment on oil cargo loading system are presented in the form of HAZOP worksheet and Bow-Tie diagrams. The advantages of HAZOP including the use of guidance word; specific in terms of identification of risk associated design process based on P&ID; and it doesn?t require any special software.
The HAZOP limitations including the used of worksheet that requires an advanced understanding;and it can?t describing risk scenarios and mitigation. Bow-tie advantages including the results of the analysis as illustrated in the visual diagram so it?s easy to understand; the ability to predict the level of preventive action (proactive) and level of mitigation of the consequences (reactive); analytical skills up to the level of risk; and the ability to describe the development and mitigation of risk.
The limitations of bow-tie is not specifically assess the hazard related to operational/design process; and it required special software, so the use of the method is limited. When we want to conduct the risk assessment, it should be adjusted with the primary purpose of the facility is to be assessed. In the risk assessment study on the Floating Storage and Offloading unit (FSO) X PT ABC, the use of HAZOP method only focuses on the evaluation of the adequacy the installation of safety devices, to get more comprehensive result that can predict the risk level and risk mitigation we also need another method such as Bow-Tie Analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Rahadiono
"Penelitian ini membahas tentang Health Risk Assessment yang diperoleh pada proses kegiatan kerja di Floating Storage and Offloading (FSO) PT.X tahun 2012. Penilaian risiko kesehatan dilakukan dengan menganalisis nilai Potensial Risk (PR), Intrinsic Gravity Rate (G), Frequency Rate of Exposure (F), Duration of the exposure or the repeat rate of exposed task (D), Residual Risk (RR), dan Prevention Means (PM) dari setiap wilayah kerja yang kemudian dibandingkan dengan tabel standar ACGIH TLV's 2011 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Kepmenaker No. 13/Men/X/2011) untuk mengetahui level risiko kesehatan yang ada pada setiap kegiatan kerja tersebut.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan melakukan observasi, pengukuran dan pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan level risiko kesehatan yang sangat tinggi (very critical) pada wilayah Main Deck (Bising, Asbestos, Paederus littoralis), Main Floor, Lower Engine Flat, Upper Engine Flat (Bising dan Asbestos) di PT.X tersebut.

This Health Risk Assessment (HRA) research that was held at Floating Storage and Offloading (FSO) PT.X in 2012, is based on process working area. Health Risk Assessment was conducted by analyzing Potensial Risk (PR), Intrinsic Gravity Rate (G), Frequency Rate of Exposure (F), Duration of the exposure or the repeat rate of exposed task (D), Residual Risk (RR), and Prevention Means (PM) value that came from every job activity. The result will be compared with ACGIH TLV's 2011 and Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Kepmenaker No. 13/Men/X/2011).
The design of this study is cross sectional by conducting observation, measurment, and data gathering. The result of this study showed that heath risk level are very high (very critical) on Main Deck (Noise, Asbestos, Paederus littoralis), Main Floor, Lower Engine Flat, Upper Engine Flat (Noise and Asbestos) in the PT.X work area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Suryadi
"Fasilitas-fasilitas yang ada di industri minyak dan gas bumi tergolong berisiko tinggi dikarenakan bahan yang dikelola adalah minyak dan gas mudah terbakar dan mudah meledak baik secara intern maupun dengan proses luar. PT X adalah sebuah perusahan minyak dan gas bumi yang beroperasi di lepas pantai (offshore) sebagai pengguna FSO dengan kapasitas 660.000 barrel oil. FSO tersebut sudah mulai dioperasikan pada bulan Agustus 2012 tetapi belum memiliki hasil analisis risiko yang cukup untuk aktifitas yang ada dalam FSO tersebut. Kondisi ini sangat berbahaya karena FSO adalah suatu instalasi dengan risiko sangat tinggi terhadap ledakan/kebakaran, kecelakaan fatal dan saat ini perusahaan tidak mempunyai informasi yang cukup apakah peralatan atau sistem pencegahan bahaya sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak. Tujuan penelitian secara umum untuk mengetahui jenis risiko dan tingkat risiko keselamatan kerja yang potensial terjadi pada aktifitas di ruang pompa dan pengendaliannya dan tujuan penelitian secara khusus untuk mengetahui jenis-jenis aktifitas apa saja yang dilakukan di ruang pompa FSO PT X, mengetahui jenis-jenis bahaya/ risiko yang ada di ruang pompa, mengetahui tingkat risiko yang ada dari setiap aktifitas yang ada di ruang pompa dan mengetahui pengendalian apa saja yang sudah ada dan yang masih diperlukan untuk meminimalkan risiko yang ada di setiap aktifitas di ruang pompa. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis risiko keselamatan kerja pada proses yang dilakukan di ruang pompa di FSO PT X. Penelitian dilakukan dengan observasi lapangan, diskusi dengan pekerja FSO dan PT. X, juga analisa data yang dimiliki oleh PT X. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan April 2013. Penelitian merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dimana dilakukan penilaian terhadap risiko yang dimiliki oleh pekerja dengan mengkombinasikan inspeksi dilapangan dengan teknik penilaian risiko. Penilaian risiko dilakukan dengan tahapan manajemen risiko sesuai dengan Risk Management AS/ NZS 4360:1999/2004. Hasil Penelitian Aktifitas yang ada di ruang pompa adalah turun naik tangga, pengoperasian pompa kargo, perawatan pompa kargo, pembersihan bilge ruang pompa, memasuki ruang pompa, pengecatan di ruang pompa, pekerjaan pada ketinggian, dan kondisi peralatan di ruang pompa. Risiko tertinggi dari semua aktifitas adalah pada aktifitas pengoperasian pompa kargo dimana risiko setelah kontrol masih ditingkat risiko Tinggi hal ini terjadi karena karena pekerjaan dilakukan dengan mengaktifkan pompa sehingga timbul panas, bising, asap yang sangat mengganggu aktifitas dan konsentrasi pekerja. Risiko terendah dari semua aktifitas adalah aktifitas pengecatan di ruang pompa dengan tingkat risiko satu Sedang dan dua Rendah. Pengendalian risiko yang telah dilakukan adalah penerapan prosedur melalui instruksi kerja, Permit to work, pembuatan kemiringan tangga yang tidak lebih dari 60 derajat, penerangan yang cukup, penggunaan alat pelindung diri seperti coverall, masker, safety shoes, handglove, safety glasses, ear plug, ventilasi udara, pemberlakukan jadwal kerja yang bergantian, pemasangan peredam panas pada bagian-bagian panas tinggi, pembuatan jalur pekerja, pengecekan kandungan gas yang ada di ruang pompa, pekerja yang mengetahui tata letak peralatan di ruang pompa dan memastikan pekerja yang bekerja adalah sehat, pemeriksaan rutin peralatan angkat secara rutin seperti body harness, chain block, wire sling, konstruksi penyangga chain block.
Existing facilities in the oil and gas industries was generally classified as high risk due to substance oil and gas is flammable and explosive with both internal and external processes. PT. X is an oil and gas company operating in the offshore as an FSO users with capacity 660,000 barrels of oil. The FSO was started in August 2012 but has not had sufficient risk analysis for existing activities in the FSO. This condition is very dangerous because the FSO is a plant with a very high risk for explosions / fires, fatal accidents and the company currently does not have sufficient information whether equipment or hazard prevention systems are in accordance with the requirements or not. General research purposes to determine the type and level of risk potential safety risks occur in activities in the pump room and its control and objective study specifically to determine what types of activities are carried out in a pump room FSO PT X, knowing the types of hazards / risks that exist in the pump room, knowing that there is the risk level of any activity that is in control of the pump room and find out what is already there and are still required to minimize the risks involved in each activity in the pump room. This study was conducted to analyze safety risks on the process undertaken in the pump room at the FSO PT X.. Research carried out by field observations, discussions with workers FSO and PT. X, as well as analysis of data owned by PT X. The study was conducted in January to April 2013. Research is a qualitative descriptive, which made an assessment of the risk to workers by combining field inspection with risk assessment techniques. Risk assessment carried out by stages in accordance with the Risk Management AS / NZS 4360:1999 / 2004. The activities are there in the pump room is down and up stairs, the operation of cargo pumps, cargo pump maintenance, cleaning bilge pump room, inspection to pump chamber, the painting in the pump room, work at height, and condition of the equipment in the pump room. Highest risk of all activities is the operation of cargo pump activity which after controls the level of risk still High this happens because as the work is done by activating the pump so that the resulting heat, noise, smoke highly disrupt the activity and concentration of workers. The lowest risk of all activity is the activity of painting in the pump room with a Medium risk level and two Low. Control risk is the application procedure has been carried out through the work instructions, permit to work, making the slope of the stairs which no more than 60 degrees, adequate lighting, the use of personal protective equipment such as coveralls, masks, safety shoes, handglove, safety glasses, ear plugs, air vents, the sift work schedule, installation of heat shock on high heat parts, installs line workers, checking the gas content in the pump room, workers who know the location of equipment in the pump room and ensure workers are healthy, regular test lifting equipment such as body harness, chain block, wire slings, chain block buffer construction."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Anggia
"Signifikansi kualitas produk farmasi dan lingkungan regulasi yang ketat telah mendorong industri farmasi untuk menggunakan pendekatan manajemen risiko kualitas dalam upaya meningkatkan jaminan kualitas secara proaktif. Penilaian risiko merupakan tahap penting dalam menjalankan manajemen risiko yang efektif, sehingga penelitian ini ditujukan pada fokus pengembangan model penilaian risiko kualitas, dengan mencakupkan sistematika penilaian yang lebih komprehensif.
Pengembangan model dilakukan dengan mengintegrasikan prinsip dan sistematika metode fuzzy bow tie analysis untuk menganalisis faktor dan dampak risiko, untuk mengevaluasi tingkat risiko, serta untuk merumuskan tindakan kontrol risko melalui pengembangan barier pada analisis diagram bow tie. Validasi model pada lingkup aspek change control pada proses manufaktur di industri farmasi formulasi dan packaging, menunjukkan bahwa model telah berhasil dikembangkan dan dapat mendukung pengambilan keputusan pengelolaan risiko serta dapat mendukung perumusan rencana tindakan mitigasi.

Quality significances for pharmaceutical products within highly regulated environment has led pharmaceutical industries to utilize quality risk management approach in order to proactively improve their quality assurance. Risk assessment is a valuable stage in conducting effective risk management process, hence this research is focused to develop quality risk assessment model in which incorporates more comprehensive assessment process. Model is developed by integrating fuzzy bow tie analysis method principles and systematic steps, to analyze risk factors and risk impacts, to evaluate risk events level, as well as to formulate risk controls through barrier improvement in bow tie diagram analysis. Model validation within change control aspect in pharmaceutical formulation and packaging manufacturing process, has shown that model has been successfully developed and the model was
able to foster decision making and mitigation action planning toward quality risks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T46579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Lambang Purwoko
"ABSTRAK
Kegiatan penambangan sumber daya alam minyak dan gas bumi (migas) nasional adalah upaya besar untuk menghasilkan sumber energi penggerak kehidupan masyarakat. Berbagai upaya pun dilakukan, salah satunya melalui kegiatan eksplorasi guna pencarian cadangan baru. Jika berhasil menemukan cadangan yang ekonomis, kegiatan akan dilanjutkan ke tahap produksi yakni proses mengangkat migas ke permukaan bumi. Produk tersebut kemudian dialirkan ke separator dan selanjutnya ke tangki pengumpul atau, untuk gas, ke fasilitas yang akan memanfaatkannya. Tanker yang digunakan sebagai penampungan produksi minyak mentah untuk perusahaan minyak yang beroperasi dilepas pantai (offshore) disebut juga floating production storage and offloading vessel (FPSO). FPSO merupakan adalah sebuah bangunan fasilitas terapung berbentuk kapal untuk kegiatan pengeboran dan penyimpanan minyak lepas pantai yang bersifat portable yang mempunyai kemampuan khusus yaitu kemampuan untuk menyimpan dan mendistribusikan minyak ke kapal pengangkut minyak (shuttle tanker) serta kemampuan untuk memproduksi minyak. Masalah yang memicu kontroversi adalah tidak adanya kepastian mengenai penetapan besaran tarif pajak atas penyewaan FPSO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji, meneliti, mengkritisi dan menganalisis implikasi pengenaan pajak penghasilan atas penyewaan tanker FPSO/FSO dalam industri migas di Indonesia.

ABSTRACT
National oil and gas mining activities is a huge effort to produce energy resources that will help the society to keep on moving. Numerous efforts were tried out, including exploration in order to find new resources to replace the old ones. If a new, economical replacement is found, the activity will be proceeded to the production phase, which is the phase when the oil and gas were raised to the earth?s surface. The product will be flowed to the separator and then proceeded to the collecting tank or, for gas, to the facility that will used it. The tanker that is used as a reservoir of crude oil production for oil company that operates offshore, which can be called as a floating production storage and offloading vessel (FPSO). FPSO is a floating vessel building for drilling and offshore oil storage, FPSO is portable and has the ability to keep and to distribute oil to the shuttle tanker, plus an ability to produce oil. The problem that ignites controversy is that there is no certainty about the fixation of the amount of tax on the rental of FPSO. The purpose of this research is to know, assess, examine, scrutinize and analyze the implications of the imposition of income tax on charter tanker FPSO / FSO in the oil and gas industry in Indonesia.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Dyah Retno Widhi Astuti
"Kapal FSO Floating Storage and Offloading merupakan jenis kapal yang digunakan pada industri hulu migas untuk menampung minyak bumi atau kondensat dari sumur di dasar laut dan selanjutnya mengalirkan melalui pipa maupun kapal tanker untuk dikomersialkan. FSO Kakap Natuna yang merupakan aset milik Pemerintah Indonesia yang dioperasikan di Laut Natuna menggunakan mesin diesel sebagai generator untuk memenuhi kebutuhan daya listriknya. Moda operasi kapal FSO tersebut cenderung konstan dengan rata-rata beban harian sebesar 11,18 MWh/hari. Pertimbangan atas instalasi panel surya photovoltaic / PV di kapal FSO tersebut antara lain: radiasi sinar matahari yang berlimpah di lokasi FSO Kakap Natuna beroperasi yakni pada kisaran 4,21 ndash; 5,00 kWh/m2/hari, area permukaan dek atas kapal yang luas dengan fasilitas / peralatan yang tidak banyak jumlahnya, adanya efisiensi biaya dan potensi pengurangan Cost Recovery dari industri migas. Perhitungan yang dilakukan dalam analisis ini mencakup : optimasi penggunaan luas area sebesar 6.903 m2 diatas dek kapal, dan 3.551 unit panel surya untuk membangkitkan energi listrik sebesar 5,6 MWh/hari. Studi kelayakan dari instalasi ini menghasilkan pengurangan biaya operasi sebesar USD 829.687 pertahun, sehingga dalam 4 tahun dapat diperoleh biaya pengembalian investasi dibandingkan dengan kondisi operasi eksisting saat ini. Nilai tambah ini dapat menjadi pertimbangan pengambilan kebijakan untuk menggunakan instalasi panel surya pada FSO aset lainnya atau yang dioperasikan jangka panjang.

FSO Floating Storage and Offloading vessel is a type of vessel used in upstream oil and gas industry to store petroleum or condensate from subsea well and deliver through pipelines or tankers to be commercialized. FSO Kakap Natuna owned by Government of Indonesia operated in Natuna Sea use diesel engine as a generator to fulfill its electric power needs. The mode of operation of the FSO vessel tends to be constant with an average daily load of 11.18 MWh day. The consideration of having solar panels photovoltaic PV installation in the FSO vessel are abundant sun radiation at FSO Kakap Natuna location with range of 4.21 5.00 kWh m2 day, wide deck surface area with less facilities, the cost efficiency and potential cost recovery reduction of the oil and gas industry. Calculations performed in this analysis include optimization of area usage of 6,903 m2 above ship deck, and 3,551 units of solar panel to generate electrical energy of 5.6 MWh day. The feasibility study of this installation resulted in a reduction in operating costs of USD 829,687 per annum, so that within 4 years investment returns can be obtained as compared to the existing operating conditions. This added value can be a consideration of policy making to use solar panel installations on other FSO or long term operated assets."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirsupi Usman
"Seiring dengan target pemerintah dalam peningkatan produksi minyak dan gas di lepas pantai, maka penggunaan bahan kimia dalam kegiatan produksi minyak dan gas semakin meningkat, hal ini memunculkan kekhawatiran akan potensi permasalahan kesehatan pekerja, oleh karenanya perlu dilakukan kajian risiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko (risk rating/RR) kesehatan terkait pajanan dari kesebelas bahan kimia utama yang digunakan pekerja, pada proses produksi minyak dan gas di kapal FPSO XYZ tahun 2022. Metode Chemical Risk Assessment (CRA) yang digunakan adalah Stoffenmanager® 8 version 5.0 yang merupakan tools untuk menilai risiko kesehatan jalur pajanan inhalasi dan dermal dari penanganan enam bahan kimia oleh production technician di area kerja topside deck dan lima bahan kimia oleh utility operator di area kerja machinery deck. Hasil CRA menunjukkan bahwa tingkat risiko (RR) jalur inhalasi dimana satu bahan kimia kategori risiko tinggi (1,highest) delapan bahan kimia kategori risiko sedang (2, medium), dan dua bahan kimia risiko rendah (3, lowest). Sedangkan berdasarkan risk characterization ratio (RCR) pajanan inhalasi, ada dua bahan kimia yang diketahui nilai RCR task ≥ 1, yang berarti perkiraan konsentrasi emisi yang dihasilkan saat beraktivitas (task concentration estimation/TCE) terhadap potensi bahaya terhirup oleh production technician dan utility operator saat beraktivitas pada jarak yang dekat dengan sumber emisi, dikategorikan berbahaya atau risiko tidak dapat di tolerir (Unacceptable risk). Untuk tingkat risiko dermal efek lokal (skin local), sembilan bahan kimia masuk kategori risiko tinggi dan dua bahan kimia masuk kategori risiko sedang. Sedangkan tingkat risiko dermal efek sistemik (skin uptake), empat bahan kimia kategori risiko sedang, dan tujuh bahan kimia kategori risiko rendah. Hasil risk rating (RR) menentukan pula prioritas tindakan (Action Priority/AP) pengendalian risiko kesehatan. Rekomendasi pengendalian adalah menurunkan tingkat bahaya (HR) dengan melakukan penggantian bahan kimia (subtitusi) dengan bahan kimia yang lebih rendah tingkat bahayanya bagi kesehatan, dan untuk pajanan dermal (ER), otomatisasi proses penanganan, modifikasi teknik pekerjaan dengan membuat sistem penambahan bahan kimia secara gravitasi, menurunkan jumlah dosis pemakaian namun tetap efektif efisien (workplace-related modifiers), mengurangi waktu dan frekuensi penggunaan bahan kimia tersebut (activity time), penambahan ventilasi lokal (LEV) selain ventilasi mekanik, serta menggunakan baju khusus tahan kimia beserta sarung tangannya atau Chemsuit (control measures modifiers).

Along with the government's target to increase offshore oil and gas production,  the use of chemicals in oil and gas production activities tends to increase, this raises concerns about potential health problems for workers, therefore it is necessary to conduct a chemical health risk assessment. This study aims to analyze the health risk rating (RR) related to exposure to the eleven main chemicals used by workers in the oil and gas production process on the FPSO XYZ ship in 2022. The Chemical Risk Assessment (CRA) method that is used is Stoffenmanager® 8 version 5.0 which is a tool to assess the health risks of inhalation and dermal exposure lines from the handling of six chemicals by production technicians on the topside deck work area and five chemicals by utility operators on the machinery deck work area. The results of the CRA show that the risk level (RR) for the inhalation route is one chemical in the high-risk category (1,highest), eight chemicals in the medium risk category (2, medium), and two chemicals in the low-risk category (3, lowest). Meanwhile, based on the risk characterization ratio (RCR) of inhalation exposure, there are two chemicals whose RCR task value is ≥ 1, which means the estimated concentration of emissions produced during the activities (task concentration estimation/TCE) against the potential inhalation hazard by production technicians and utility operators when activities at a close distance to the emission source, are categorized as a dangerous or unacceptable risk. For the level of dermal risk of local effects (skin local), nine chemicals are in the high-risk category and two chemicals are in the medium risk category. While the level of risk of dermal systemic effects (skin uptake), four chemicals were in the moderate risk category, and seven chemicals were in the low-risk category. The results of the risk rating (RR) also determine the priority of action (Action Priority/AP) for controlling health risks. Control recommendations are to reduce the level of hazard (HR) by replacing chemicals (substitutions) with lower chemicals levels of danger to health, and for dermal exposure (ER), automation of handling processes, modification of work techniques by making chemical addition systems automatically. gravity, reducing the number of doses used but still being effective and efficient (workplace-related modifiers), reducing the time and frequency of using these chemicals (activity time), adding local ventilation (LEV) in addition to mechanical ventilation, and using special chemical resistant clothing and gloves or Chemical suit (control measures modifiers)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roslinormansyah
"Semua kegiatan manajemen risiko selalu memfokuskan aktifitasnya untuk mengurangi atau meminimalkan risiko. Banyak metode analisis risiko yang dipergunakan pada saat menerapkan manajemen risiko dalam aktifitas yang berhubungan dengan kerja Analisis lapisan pelindung (Layer of Protection Analysis-LOPA) adalah salah satu metode analisis risiko semi-kuantitatif dalam manajemen risiko yang ditujukan untuk mengurangi atau mereduksi risiko dengan jalan menyusun lapisan pelindung yang akan dipergunakan untuk menurunkan tingkat risiko yang ada. LOPA sangat ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu : Penentuan Skenario, Pemilihan Initiating Event, dan Seleksi Independent Protection Layer. PT. X dan PT. Y merupakan salah satu industi proses kimia yang dipilih untuk diteliti hasil studi LOPA mereka. Latar belakang pemilihan PT. X dan PT. Y ini karena kedua perusahaan tersebut memiliki karakteristik yang mirip dengan terminal BBM yang terbakar dalam tragedi Buncefield.
Hasil penelitian didapatkan bahwa reduksi risiko kedua perusahaan berbeda, meski skenario dan Independent Layer Protection (IPL) yang terlibat identik. Perbedaan ini karena kedua perusahaan memiliki aturan program perawatan IPL yang berbeda. PT. X memiliki aturan program perawatan yang lebih ketat dibandingkan PT. Y. Semua program yang ditujukan untuk menjaga kehandanlan akan menaikkan nilai reduksi risiko dengan faktor 10. Validasi dan ITPM (Inspection, Testing dan Preventive Maintenance) merupakan salah satu langkah yang bisa dipergunakan untuk memperbesar Reduksi Risiko yang terjadi pada hasil studi LOPA.

All risk management activities always focus on activities to reduce or minimize risks. Many risk analysis methods are used when applying risk management in work-related activities Layer of Protection Analysis (LOPA) analysis is one of the semi-quantitative risk analysis methods in risk management aimed at reducing or reducing risk by formulating a protective layer that will be used to reduce the risk level. LOPA is determined by three main factors, namely: Scenario Determination, Initiating Event Selection, and Independent Protection Layer Selection. PT. X and PT. Y are one of the chemical process industries selected for their LOPA study. The background of the election of PT. X and PT. Y is because both companies have similar characteristics to the burning fuel terminal in Buncefield tragedy.
The results showed that the risk reduction of both companies was different, although the scenario and the Independent Layer Protection (IPL) involved were identical. This difference is because both companies have different rules of IPL treatment program. PT. X has a more stringent treatment program regulation than PT. Y. All programs aimed at maintaining customs will increase the risk reduction value by a factor of 10. Validation and ITPM (Inspection, Testing and Preventive Maintenance) is one of the steps that can be used to enlarge the Risk Reduction of LOPA study results.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glifanny Ramadani
"Metode Bow-Tie Analysis merupakan metode analisa resiko yang memiliki keunggulan analisa yang lebih detail karena merupakan gabungan Fault Tree Analysis dan Event Tree Analyis, dan juga dalam hal penjabaran informasi lebih sederhana dan mudah untuk dimengerti. Namun, analisa Bow-Tie masih bersifat kualitatif dan guna meningkatkan keakuratan analisa Bow-Tie dapat dilakukan kuantifikasi LOPA (Layer of Protection Analysis), yang berdasarkan pada nilai Probability Failure Of Demand (PFD) dari setiap alat proses. Hasil kajian ini berupa evaluasi fasilitas proses sebuah NGL Extraction Plant, dengan output berupa rekomendasi bagi beberapa node yang tidak memenuhi kriteria ALARP (As Low As Reasonably Practiceable) dan batas nilai TMEL (Target Mitigated Event Likelihood) sebesar 10-5. Rekomendasi tersebut melingkupi penambahan IPL aktif dan IPL pasif hingga mencapai batas TMEL dan kriteria ALARP yang ingin dicapai.

Bow-Tie Analysis is one of risk assessment method, which best at qualitative risk assessment based on its detail explanation combined from Fault Tree Analysis and Event Tree Analyis, and it also made as a simple explanation and easily understandable. But, Bow-Tie analysis still a qualitative method of analysis and in order to increase accurancy of this method, bow tie can be quatificated by LOPA method (Layer of Protection Analysis) which based on the value of Probability Failure Of Demand (PFD) from each process equipment. This review results an evaluation of NGL Extraction plant, with a recommendation as the output. The recommendation is the additional of IPL passive and active in oreder to achieve the parameter of ALARP (As Low As Reasonably Practiceable) and limitation of TMEL (Target Mitigated Event Likelihood) as 10-5."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juli Karyanto
"Proses pengolahan gas di Plant SBN adalah sebuah pabrik yang mempunyai bahaya cukup tinggi. Kandungan gas alam yang didalamnya terdapat gas atau matcri pengotor seperti H2O, C02, H28 dan pengotor lainnya akan menyebabkan peralatan cepat mengalami kerusakan (teijadi korosi, penipisan dan retak). I-Iasil dari prosess produksi berupa gas, kondensaie dan sisa air produksi mempunyai tingkat bahaya yang berbeda. Disamping itu apabila gas tersebut bocor atau keluar dan terpapar ierhadap pekerja atau lingkungan dapat berakibat fatal. Penelitian ini berupa penilaian resiko yang bersifat analitis deslcritif dengan melakukan analisa dan perhitungan kemungkinan kegagalan Qorobability offailure-POP) dan tingkat keparahan dari suatu kegagalan (consequence of failure-COD dari suatu kejadian terhadap 6 buah tangki timbnm di Plant SBN dengan mengunakan prinsip standar API 581 qualitative risk assessment berupa label checklist. Berdasarkan hasil perhitungan factor proability of failure (POP) dan consequence of failure (COF) disimpulkan bahwa tingkat rcsiko 6 buah tangki timbun yang ada di Plant SBN adalah sebagai berikut: tangki condensate 235-T-101A dan 235-T-101B mempunyai tingkat nesiko "tinggi"; tangki condensate 235-T-201 mempunyai tingkat resiko "medium-tinggi"; tangki diesel fuel 247-T-101, produce water 258-T-101 dan 258-T-201 mempunyai tingkat reslko "rendah". Damage Factor dan Inspection Factor mempakan falctor kontribusi dominan dalam perhimngan kemunglcinan kegagalan sedangkan Chemical Factor, Quantity Factor, Auto Ignition Factor, Pressure Factor, dan Credit Factor (S'cy@ty Protection) merupakan faktor kontribusi dominan dalam perhitungan konsekwensi kegagalan pada ke-6 buah tangki tezsebut selama proses peuilaian resiko.

Gas refinery process at SBN Plant is a plant which contains hazardous material/fluid during its process. Natural gas composition as hydrocarbon contains impurities such as HQO, CO2, H23 and other particles, which may cause equipment damage (including corrosion, thinning or cracking). A product from gas refinery is gas, condensate and produce water which they have difference hazards characteristic. However if there is gas or condensate leaking or exposed to employees or environment, it can lead a worst event. This research is to perform risk assessment using descriptive analysis approach by calculating and analyzing the probability of failure (POF) and consequence of failure (COF) at 6 (six) storage tanks at SBN Plant by using API 581 Standard as qualitative risk assessment approach with checklist table. Results suggested that probability of failure (POF) and consequence of failure (COF) factors are as follows: condensate tanks 235-T-101A and 235-T-101B have risk ranking "high"; condensate tank 235-T-201 has risk ranking "medium-high" (significant risk); diesel fuel tank 247-T-101, produce water tank 258-T-101 and 258-T-201 have risk ranking "low". Damage Factor and Inspection Factor are dominant contributing factors in probability of failure calculation and Chemical Factor, Quantity Factor, Auto Ignition Factor, Pressure Factor, Credit Factor (Safety Protection) are dominant contributing factors for consequences of failure calculation for 6 (six) storage tanks during risk assessment process."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T29150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>