Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rambe, Mhd. Arsyad Elfiqah
"[ABSTRAK
Fornas merupakan daftar obat acuan yang digunakan dalam program Jaminan
Kesehatan Nasional sehingga perlu diteliti penggunaanya dilapangan. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat proporsi penggunaan obat yang sesuai Fornas dan
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan obat yang sesuai
Fornas di Unit Rawat Jalan RSUD Kota Padangsidimpuan. Metodenya adalah
metode kuantitatif (deskriptif analitik dengan 380 data rekam medis) dan metode
kualitatif melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Proporsi
penggunaan obat Fornas hanya 83,2%. Pencapaian yang tidak mencapai 100% ini
dipengaruhi oleh tidak adanya prosedur internal penggunaan obat Fornas,
disfungsi Instalasi Farmasi, Tim Farmasi dan Terapi belum terbentuk, tidak
adanya evaluasi dari manajemen rumah sakit, metode pengarahan atau sosialisasi
hanya bersifat lisan serta terbatasnya dukungan dana dari APBD. Saran dari
penelitian ini adalah melakukan metode lain untuk sosialisasi, merevitalisasi
instalasi farmasi, membentuk Tim Farmasi dan Terapi, mempertimbangkan opsi
perubahan status menjadi BLUD, meninjau ulang kerjasama dengan Apotek KPN
dan menerapkan sistem satu pintu dalam pelayanan kefarmasian serta melakukan
advokasi kepada pemerintah Kota Padangsidimpuan untuk mengembangkan
RSUD Kota Padangsidimpuan.

ABSTRACT
The national formulary is list of reference medicines that used in national health
insurance program. Thus it is important to do research towards its use at the
hospital. This research aims to evaluate the proportion of the national formulary
medicines used in accordance with the national formulary and analyze the factors
that influence it at Kota Padangsidimpuan hospital. The method of this study is
mixed of quantitative (descriptive analytic by using data from 380 medical
records) and qualitative (by doing in-depth interview and documentary review).
Proportion of the national formulary medicines used in Kota Padangsidimpuan
hospital only reach 83,2%. This is influenced by several factors: no internal
procedur of the use of national formulary medicines, disfunction of pharmacy
department, no pharmacy and therapy team, no evaluation done by management.
no written dissemination method and limited support by local government budget
(APBD). This study suggestied to do written dissemination method, revitalize
pharmacy department, established pharmacy and therapy committee, consider to
change into BLUD status, application o a one-door system in pharmaceutical
services and advocate Padangsidimpuan local government to promote Kota
Padangsidimpuan hospital., The national formulary is list of reference medicines that used in national health
insurance program. Thus it is important to do research towards its use at the
hospital. This research aims to evaluate the proportion of the national formulary
medicines used in accordance with the national formulary and analyze the factors
that influence it at Kota Padangsidimpuan hospital. The method of this study is
mixed of quantitative (descriptive analytic by using data from 380 medical
records) and qualitative (by doing in-depth interview and documentary review).
Proportion of the national formulary medicines used in Kota Padangsidimpuan
hospital only reach 83,2%. This is influenced by several factors: no internal
procedur of the use of national formulary medicines, disfunction of pharmacy
department, no pharmacy and therapy team, no evaluation done by management.
no written dissemination method and limited support by local government budget
(APBD). This study suggestied to do written dissemination method, revitalize
pharmacy department, established pharmacy and therapy committee, consider to
change into BLUD status, application o a one-door system in pharmaceutical
services and advocate Padangsidimpuan local government to promote Kota
Padangsidimpuan hospital.]"
2015
T43494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trissel, Lawrence A.
Maryland: American Society of Health-System Pharmacists, Inc., 2007
R 615.6303 TRI h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Henry, John
"Buku yang berjudul "New guide to medicines & drugs" ini dipersembahkan oleh The British Medical Association. Buku ini berisikan panduan mengenai obat-obatan."
London: Dorling Kindersley, 1995
R 615.1 BRI n III
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Medicine : the self-help guide" ini membahas tentang kesehatan tubuh, dan pengobatan. Buku ini juga membahas tentang obat-obatan yang dapat kita konsumsi jika menderita penyakit tertentu."
London : Penguin Group, 1989
R 615.58 MED
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Woodham, Anne
London: Health Educatons Authority, 1994
R 615.5 WOO h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Cahya Dewi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kepatuhan dokter dalam penggunaan obat yang sesuai dengan formularium nasional di RSUP Fatmawati Tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini kepatuhan tinggi, informasi dan sosialisasi yang rendah, kepemimpinan yang kondusif, pengetahuan yang rendah, sikap yang baik, adanya peran KFT, pengaruh industri farmasi, serta lingkungan tempat kerja yang baik. Terdapat hubungan hubungan yang bermakna antara informasi dan sosialisasi serta pengetahuan dengan kepatuhan dokter dalam menggunakan obat sesuai formularium nasional.

ABSTRACT
This study discusses the compliance of doctors in the use of drugs in accordance with the national formulary in RSUP Fatmawati Year 2017. This research is a quantitative research with cross sectional approach using primary data and secondary data. In this study, high compliance, low information and socialization, conducive leadership, low knowledge, good attitude, the role of KFT, the influence of the pharmaceutical industry, and a good workplace environment. There is a significant relationship between information and socialization and knowledge with doctors 39 compliance in using drugs according to national formulary."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian (Permenkes RI, 2016). High-alert medication adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Kelompok obat yang termasuk high-alert diantaranya adalah obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA). Dispensing obat-obatan high alert perlu dilakukan pengecekan ulang dan verifikasi oleh staff farmasi lainnya untuk meminimalisir risiko kesalahan pemberian obat ke pasien. Faktor risiko yang mungkin terjadi saat melakukan dispensing obat-obatan high alert diantaranya adalah rute administrasi, kesalahan dalam preparasi, kesalahan dalam memahami pesanan, kesalahan dosis yang diberikan, kesalahan obat yang diberikan, dan penandaan yang ambigu (Ministry of Health Malaysia, 2020). Berdasarkan observasi pengelolaan obat-obatan high alert di depo rawat inap dan rawat jalan RSUI dapat disimpulkan bahwa penyimpanan dan penyiapan obat-obatan high alert sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pharmacy Installation is a functional implementing unit that organizes all pharmaceutical service activities in the Hospital. Pharmaceutical Service Standards are benchmarks used as guidelines for pharmaceutical personnel in administering pharmaceutical services (Permenkes RI, 2016). High-alert medications are drugs that must be watched out for because they often cause serious mistakes/errors (sentinel events) and drugs that have a high risk of causing unwanted drug reactions (ROTD). The drug group that includes high-alert includes drugs that look alike and sound similar (NORUM, or Look Alike Sound Alike/LASA). Dispensing of high alert medicines needs to be double-checked and verified by other pharmacy staff to minimize the risk of drug administration errors to patients. Risk factors that may occur when dispensing high alert drugs include routes of administration, errors in preparation, errors in understanding orders, dosage errors given, medication errors administered, and ambiguous labeling (Ministry of Health Malaysia, 2020). Based on observations of the management of high alert medicines at the RSUI inpatient and outpatient depots, it can be concluded that the storage and preparation of high alert medicines are in accordance with applicable regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Kinasih
"Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pada tanggal 19 Oktober 2022, Kemenkes RI mengeluarkan pengumuman yang menyatakan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menjual obat dalam bentuk sirup atau sediaan cair baik obat anak maupun obat dewasa. Hal tersebut disebabkan oleh kasus Gagal Ginjal Akut Atipikal yang menjangkit anak-anak diduga dipicu oleh cemaran pada obat sirup, yaitu etilen glikol. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terkait perubahan persentase penggunaan obat sediaan cair di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dan perlu dilakukan pengkajian mengenai dosis obat untuk pasien anak. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data jumlah pemakaian obat sediaan cair pada bulan Januari hingga Oktober 2022 di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dan Puskesmas Kelurahan yang termasuk ke dalam Kecamatan Duren Sawit. Setelah itu dilakukan perhitungan persentase pemakaian obat sediaan cair pada bulan Januari hingga Oktober 2022. Kemudian data persentase tersebut dibuat dalam bentuk grafik dan dianalisis. Setelah itu, dilakukan studi literatur untuk pencarian dosis obat untuk anak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penurunan jumlah penggunaan obat sediaan cair pada bulan Oktober 2022 disebabkan oleh temuan dugaan cemaran etilen glikol pada obat sediaan cair yang mengakibatkan timbulnya penyakit gagal ginjal misterius pada anak, sehingga seluruh obat sediaan cair harus dikarantina sementara.

The Community Health Center (Puskesmas) is a First Level Health Facility that organizes community health efforts and individual health efforts by prioritizing promotive and preventive efforts aimed at achieving the highest degree of public health. On October 19, 2022, the Indonesian Ministry of Health issued an announcement stating that all health care facilities are prohibited from selling drugs in the form of syrup or liquid preparations, both children's and adult medicines. This is caused by cases of atypical acute kidney failure which infect children allegedly triggered by contamination of the drug syrup, namely ethylene glycol. Therefore, it is necessary to carry out an analysis related to changes in the percentage of liquid drug use at the Duren Sawit District Health Center and to conduct an assessment regarding drug dosages for pediatric patients. The research method used was to collect data on the amount of liquid drug use from January to October 2022 at the Duren Sawit District Health Center and Village Health Center which are included in the Duren Sawit District. After that, a calculation of the percentage of liquid drug use was carried out from January to October 2022. Then the percentage data was made in graphical form and analyzed. After that, a literature study was conducted to search for drug doses for children. Based on research that has been done, the decrease in the number of liquid drug use in October 2022 was due to the finding of suspected ethylene glycol contamination in liquid dosage forms which resulted in mysterious kidney failure in children, so all liquid dosage forms had to be temporarily quarantined."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafni Pamela Sari
"lnstalasi farmasi di Rumah sakit pcrlu mendapatkan pengelolaan yang baik, karena instalasi ini bcrperan penting dalam menenlukan baik tidaknya pclayanan Rumah Sakit dan juga pengeluaran Rumah Sakit unluk lnstalasi ini cukup besar. Di Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi pengeluaran unmk Instalasi Faxmasi Tahun 2008 sebesar 36,24 % dari total pengeluaran Rumah Sakil, dan dari jumlah tersebut 46,19 % adalah untuk obat, sedangkan jumlah item obat adalah 11733. Dcngan jumlah investasi yang sangat besar tersebut (Rp. 8.000.000.000,-) dengan jumlah item obat yang cukup banyak memerlukan suatu sistem perencanaan yang akurat. Pengawasan obat dengan jumlah item yang banyak akan lebih mudah dilakukan apabila dibuat pengelompokkan obat tcrsebut menurut tingkat pemakaian, tingkat invcstasi dan tingkat kckritisannya. Sedangkan perencanaan dapat dilakukan dengan melakukan forecasiing menggunakan data tahun yang lalu.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bckasi dan merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan operation research. Melalui pendekatan kualitatif diharapkan diperoleh informasi tentang Manajemen Farmasi, khususnya perencanaan. Sedangkan dengan operation research didapatkan bahwa dengan suatujumlah persedian yang optimal akan mengcluarkan biaya yang lebih rendah dan sekaligus dapat mengoptimalkan pelayanan. Objek yang akan cliteliti adalah obat golongan antibiotik, karena obat golongan ini banyak dipakai 30,55 % dari total pemakaian obat dan investasi umuk obat ini cukup besar yaitu 24,05 % dari total investasi obat selama tahun 2008. Dilakukan Analisis ABC indeks kritis untuk obat golongan ini dan dihitung prakiraanjumlah kebutuhan bulan januari, Februari dan Maret 2009 untuk antibiotik kelompok A dalam analisis ABC indeks kritis dengan metodc Sinynle Exponenfial Smoothing dengan dengan 0. = 0,3 dan patokan perhitungan adalah MAD. Selanjutnya dibandingkan dengan perencanaan yang dilakukan Rumah Sakit dengan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Untuk antibiotik kelompok Ajuga dilakukan perhitunganjumlah pemesanan optimal.
Hasil yang dipcrolch dari pcnclitian ini dikctahui bahwa lnstalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi. Dalam melakukan perencanaan memakai metode Moving Average dan pemesanan dengan Order Cyrcle Sysrem namun tidak diperolch alasan yang jelas mcngcnai pcmilihan metode ini. Dari analisis ABC indeks kritis diperoleh I2 item antibiotik yang termasuk kelompok A, 50 kelompok B dan 222 kelompok C. Ke-I2 item antibiotik yang termasuk kelompok A tersebut merupakan 51,99 % dari total pemakaian dan 20,73 % dari total invcstasi. Hasil jzrecastmg terhadap kelompok A setelah dibandingkan dengan perencanaan yang dibuat Rumah Sakit ternyata tidak ada perbedaan yang bermakna.
Mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melakukan pengelompokan antibiotik menurut analisis ABC indeks kritis dapat mcmpcmwdah pcngawasan karena dapat ditentukannya prioritas pengawasan, untuk itu disarankan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi untuk membuat pengelompokkan semua obat menurut analisis ABC indeks kritis untuk mcmudahkan pcngawasan. Dari hasil _/brecasiing yang dilakukan dan setelah diuji ternyala tidak ada pcrbedaan yang bermakna dengan yang telah dilakukan Rumah Sakit, artinya metode perencanaan yang dilakukan Rumah Sakit telah cukup baik, disarankan untuk dipcrtahankan.

Pharmacy unit should have good management in relation to its role in detemmining the quality of service in the hospital and the cost of this unit is quite high indeed. In Bekasi Public Hospital City 2008, the cost of this unit is about 36,24 % of total cost ofthe hospital from such amount 46,19 % is paid for |.733 items of medicine. Referring a large amount of such invest beside a large number of medicine (Rp. 8.000.000.000,-), the accurate planning is required. Managing of large number of medicine could be simplified by grouping the medicine according to level of use, level of invest and level of critical point. Therefore, the planning could be done by forecasting using the last data.
This reseach was conducted in pharmacy unit of Bekasi Public Hospital City by qualitative and quantitative approach with operation research. By quantitative approach, we expect the information about pharmaceutical management especially planning. More over, operation research could be define that optimal amount of stock would cost less even optimize the sen/ice. Object the research are antibiobics, because the using of this kind of medicine is 30.55 % of total number of all kind of medicine and the invest of antibiotics is quite large number, namely 24.05 % of total invest all kind of medicine a long 2008. Critical index ABC analysis is carried out. Requirement in January, February and March 2009 have been estimated for A group of antibiotics by this analysis using Simple Exponential Smoothing method with U. = 0.3 and calculation point is MAD. Futhennore, the value were compared with the data of planning which done by the hospital by wilcoxon signed ranks test.
The result showed that phamiaceutical instalation in Bekasi Public Hospital City, planning was carried out by Moving Average Method, meanwhile ordering was carried out by Order Cycle System, unfortunately there are no definitive reason in choosing these methods. Critical index ABC analyses found that I2 items of antibiotics were belonging A groups, 50 were belonging B groups and 222 were belonging C groups. All of I2 items of antibiotics belonging A groups were 35.90 % of total using and 28.46 % of total invest. The result of forecasting to A groups compared with planning carried out by hospital showed no significant difference.
The data showed that grouping the antibiotics according to critical index ABC analyses could simply the controlling because the priority of controlling could be determined. Therefore, it could be adviced to the Bekasi Public Hospital City to grouping all the medicine according to the critical index ABC analyses. The result of foreecasting and test showed no significant difference with those carried out by the hospital. It meaned that planning method carried out by hospital is good enough and could be continue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34258
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hastuti Hadiningsih
"[ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah tingginya tagihan biaya obat rawat jalan
jika dibandingkan dengan biaya yang ditanggung oleh BPJS dengan menganut sistem
tariff INA CBG?s. Sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi besaran biaya kesehatan tersebut. Penelitian ini
menggunakan studi crosssectional dengan metode kuantitatif, dengan melihat faktor
usia, jenis kelamin, peresepan obat, status dokter dan jaminan kesehatan sesuai
dengan data sekunder yang didapat melalui data rekam medis dan tagihan biaya obat
layanan rawat jalan. Dan berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mempengaruhi
biaya obat adalah usia, jaminan kesehatan, jumlah item obat (R/), penggunaan
antibiotika dan penggunaan obat generik. Sehingga guna menyikapi permasalahan ini
perlu adanya clinical previllage untuk kasus rawat jalan dan kebijakan yang mengatur
tentang peresepan yang rasional.

ABSTRACT
The background of this study is the high bill outpatient drug costs when compared
with the costs borne by BPJS by embracing INA CBG's tariff system. So, we need a
more in-depth analysis of the factors that affect the amount of health care costs. This
study uses a cross-sectional study with quantitative methods, by looking at factors of
age, sex, prescription drugs, doctors and health insurance status in accordance with
the secondary data obtained through medical records and bills medicine outpatient
services. And based on the results of the study, factors that affect the cost of
medication is the age, health insurance, the number of drug items (R /), the use of
antibiotics and the use of generic drugs. So as to address these issues need for clinical
previllage for outpatient cases and policies that govern rational prescribing, The background of this study is the high bill outpatient drug costs when compared
with the costs borne by BPJS by embracing INA CBG's tariff system. So, we need a
more in-depth analysis of the factors that affect the amount of health care costs. This
study uses a cross-sectional study with quantitative methods, by looking at factors of
age, sex, prescription drugs, doctors and health insurance status in accordance with
the secondary data obtained through medical records and bills medicine outpatient
services. And based on the results of the study, factors that affect the cost of
medication is the age, health insurance, the number of drug items (R /), the use of
antibiotics and the use of generic drugs. So as to address these issues need for clinical
previllage for outpatient cases and policies that govern rational prescribing]"
2015
T43633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>