Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halimatussa Diah
"[Salmonella sp adalah bakteri patogen yang sering menginfeksi manusia melalui makanan dan menyebabkan gastroenteritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan Salmonella sp dalam makanan jajanan dengan kejadian gastroenteritis pada anak-anak SD di Kelurahan Beji Timur Kota Depok. Merupakan studi cross sectional pada 120 anak SD, 21 orang penjamah makanan dan 46 jenis makanan. Uji chi-square menunjukkan Salmonella sp dalam makanan jajanan mempunyai hubungan yang signifikant (P=0,005) dan berisiko
menyebabkan gastroenteritis pada anak-anak SD dengan OR: 7,857 (95% CI: 2,067–29,862). Variabel personel higiene penjamah makanan dan fasilitas sumber air bersih merupakan variabel yang ikut berpengaruh. Disarankan untuk dilakukan peningkatan personel higiene anak-anak, penjamah makanan dan penyediaan fasilitas santasi yang memenuhi syarat;Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P = 0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR: 7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities;Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout
food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of
Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in
the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare
test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P =
0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR:
7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and
facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel
hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities, Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout
food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of
Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in
the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare
test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P =
0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR:
7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and
facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel
hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities]"
Universitas Indonesia, 2015
T44276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erani Soengkono
"Nama : Erani SoengkonoProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Evaluasi Implementasi Penerapan Clinical Pathway PadaPasien Anak Dengan Gastroenteritis Akut Di RS HusadaTahun 2015Gastroenteritis akut merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia karena faktormortalitas dan morbiditas yang tinggi terutama pada anak-anak. Proses pelayanan yangbaik dan terorginisir akan meningkatkan hasil keluaran outcome yang baik daripasien dengan gastroenteritis akut. Clinical Pathway dapat digunakan sebagai standardyang jelas untuk meningkatkan kualitas pelayanan, mengurangi lama hari perawatandi rumah sakit, biaya perawatan dan mengurangi variabilitas. Rumah Sakit Husadayang menerapkan clinical pathway gastroenteritis akut pada pasien anak sebagai alatkendali mutu harus benar-benar merencanakan, menyusun, menerapkan danmengevaluasi clinical pathway secara sistematis dan berkesinambungan.Penelitian inidilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan Tools PengembanganPra Clinical Pathway dan Evaluasi Clinical Pathway serta pendekatan kualitatif denganwawancara mendalam. Implementasi clinical pathway gastroenteritis akut pada pasienanak di RS Husada dapat dilihat dari faktor input sumber daya manusia, biaya / dana,kebijakan rumah sakit, ketersediaan obat dan alat kesehatan, sarana dan prasarana ,faktor proses mulai dari proses pra persiapan clinical pathway sampai tahapimplementasi dan faktor output berupa kesesuaian pelayanan kesehatan denganclinical pathway gastroenteritis akut lama hari rawat, visite DPJP, pemeriksaanpenunjang, tindakan keperawatan dan penggunaan obat dan alat kesehatan . Hasilpenelitian didapatkan dari faktor input sumber daya manusia menjadi faktorpenghambat penerapan clinical pathway gastroenteritis akut sehingga penerapannyatidak berjalan baik, sedangkan dari sisi proses langkah awal pembuatan clinicalpathway tidak dijalankan dengan benar sehingga menjadi awal hambatan pada prosesimplementasi selanjutnya, dan dari faktor output masih belum ada kesesuaianpelayanan dengan clinical pathway gastroenteritis seperti visite DPJP, penggunaanobat dan alkes yang polifarmasi dan tidak efisien, serta pemeriksaan penunjang yangtidak diperlukan.Kata Kunci: gastroenteritis akut, pasien anak, evaluasi, implementasi, ClinicalPathway.

ABSTRACTName Erani SoengkonoStudy Programe Study of Hospital AdministrationTitle Evaluation of Clinical Pathways Implementation inPedriatic Patiens With Acute Gastroenteritis in HusadaHospital, 2015.Acute gastroenteritis becomes health problem all over the world, because it is thecausal factor of high mortality and morbidity especially in children. Good and wellorganizedprocess of healthcare service will improve the outcome of the patients withacute gastroenteritis. Clinical pathway may be used as clear standard to improve thequality of health care, and also to reduce the length of hospital stay, hospital costs anddecrease the variability. Husada Hospital which implementing the clinical pathwayacute gastroenteritis in children as a quality control should really plan, organize,implement and evaluate clinical pathway systematically and continuously. Methodethat used for the research are quantitative approach with development of pre clinicalpathways and evaluation of clinical pathways tools, and also indepth interview. Theaim of this research are to find out the inhibiting factors for implementation of clinicalpathways acute gastroenteritis which seen from input factors human resources,funds, hospital policy, availability of drugs and medical equipments, also facilitiesand infrastructure process factors which start from pre preparation of clinicalpathways until the implementation phase the output factors to look at theappropriateness of health services acute gastroenteritis in children with clinicalpathways in Husada Hospital. The result showed that the inhibiting factors from inputfactors are human resources, then process factors are the beginning of deciding on anICP to develop, and the output which there are no appropriatness in service healthwith acute gastroenteritis clinical pathways e.g. visite doctors, using drugs andmedical equipments, laboratories, radiology that unnecessary Keywords acute gastroenteritis, children, evaluation, implementation, clinicalpathway.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziyah Dwi Utami
"Gastroenteritis akut merupakan peradangan pada saluran cerna yang dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri. Adanya infeksi bakteri ini harus ditangani dengan
penggunaan antibiotik spesifik terhadap bakteri penyebab secara tepat. Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh data penggunaan antibiotik pada pasien
gastroenteritis akut di Ruang Perawatan Anak RSAL Dr. Mintoharjdo pada Tahun
2014. Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik dinilai dari ketepatan pasien,
ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis dan tanpa interaksi obat.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data penggunaan antibiotik
empiris dari rekam medis, laporan harian dan buku resep pasien gastroenteritis
akut dengan metode pengambilan data retrospektif. Pengambilan data dilakukan
dengan teknik total sampling. Sejumlah 120 pasien diterima sebagai sampel. Pada
penelitian terdapat pasien yang menerima terapi antibiotik 100% tepat pasien;
2,50% tepat indikasi; 1,67% tepat obat; 70,83% tepat dosis dan 99,17% tanpa
interaksi obat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Infeksi saluran cerna oleh cacing dan protozoa memiliki prevalensi cukup tinggi dan masih menjadi masalah di Indonesia, terutama pada anak-anak. Dengan faktor sampah sebagai sumber penyebaran penyakit infeksi parasit usus, kawasan Bantar Gebang merupakan salah satu kawasan yang berisiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka prevalensi infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang, Bekasi dan hubungannya dengan jarak rumah terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Desain penelitian ialah Cross-Sectional. Penelitian dilakukan pada Februari 2012 sampai Juni 2014 di RT 01 RW 01, RT 01 RW 03 dan Sekolah Alam, Desa Ciketing, Kecamatan Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi dan terkumpul sebanyak 139 responden yang melakukan pemeriksaan feses dan mengisi kuesioner. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 72,7 % anak-anak di TPA Bantar Gebang terinfeksi parasit usus yang didominasi infeksi protozoa dengan infeksi Blastocystis hominis terbanyak (52,2 %). Data sebaran responden diketahui paling banyak (61,2 %) tinggal pada jarak dekat (kurang dari 10 meter) dengan TPA. Hasil uji Chi-Square, tidak terdapat hubungan bermakna antara infeksi parasit usus dengan jarak rumah terhadap TPA (p=0,766). Disimpulkan, Prevalensi infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang adalah 72,7 % dan tidak terdapat hubungan bermakna antara infeksi parasit usus dengan jarak rumah terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
, Gastrointestinal worms and protozoa infections have high prevalence and are still problems in Indonesia, especially in children. Waste factor is the source of intestinal parasites infectious disease spread, and Bantar Gebang is one of the high-risk area. This study aims to determine the prevalence of intestinal parasitic infections in children at Bantar Gebang landfill, Bekasi and its relationship with the distance of home to the landfill (TPA). The study design was cross-sectional. The study was done in February 2012 until June 2014 at RT 01 RW 01, RT 01 RW 03 and Sekolah Alam, Ciketing village, Sumur Batu sub-district , Bantar Gebang, Bekasi, and collected 139 respondents who have stool examination and filled the questionnaire. Results of the study found 72.7 % children at Bantar Gebang landfill infected with intestinal parasites witch is dominated by protozoa infection with the most one is Blastocystis hominis infection (52.2 %). Data distribution of the respondents known most (61.2 %) lived in short distance (<10 meters) with landfill. Results of Chi-Square test, there was no significant relationship between intestinal parasite infection with the distance of home to the landfill (p = 0.766). As the conclusion, prevalence of intestinal parasite infections in children at Bantar Gebang landfill is 72.7 % and there was no significant relationship between intestinal parasite infection with the distance of home to the landfill (TPA).
]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makiani
"Pada tahun 2004, Pemerintah mengesahkan sistem jaminan atau yang lebih dikenal dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang merupakan suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. Salah satu penyakit dijamin yaitu GEAD atau Gastroentritis Acute Disease. Dari data diketahui bahwa diagnosa penyakit tertinggi diruang inap rawat kelas I dan II adalah GEAD (Gastroentritis Acute Disease), dan di ruang rawat inap kelas III pasien GEAD (Gastroentritis Acute Disease) termasuk dalam 4 penyakit terbesar. Akan tetapi terdapat perbedaan Average Length of Stay (LOS) pasien yang terkena GEAD di ruang rawat inap kelas I, II dan III. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan lama hari rawat inap pasien GEAD di ruang rawat inap kelas I, II, dan III RSUD Palembang BARI. Pengumpulan data primer dan sekunder didapat melalui wawancara mendalam dan data rekam medis. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori quality of care yaitu keunggulan teknis dan interpersonal. Evaluasi ini dilakukan dengan menganalisa 10 variabel yaitu pilihan antibiotik, jenis antibiotik, frekuensi visite, pemeriksaan lab, umur, gender, pekerjaan, faktor komplikasi penyakit, cara pembayaran dan kelas perawatan. Penelitian menemukan bahwa determinan yang berkorelasi dengan lama hari rawat inap adalah umur pasien, pekerjaan pasien, cara pembayaran yang dilakukan pasien dan kelas perawatan. Dokter berperilaku sama terhadap pasien yang membayar biaya pengobatannya sendiri dengan yang gratis.

In 2004, the government passed security system or better known as the National Social Security System (SJSN) which is a procedure for the implementation of social security programs by several agencies of social security. One disease that is guaranteed GEAD or gastroenteritis Acute Disease. From the data found that the highest disease diagnosis inpatient diruang class I and II is GEAD (gastroenteritis Acute Disease), and at inpatient unit GEAD class III patients (gastroenteritis Acute Disease) include the 4 largest disease. But there are differences in Average Length of Stay (LOS) at patients affected GEAD inpatient class I, II and III. This study aims to determine the determinants of long days of hospitalization patients at inpatient unit GEAD class I, II, and III District Hospital  Palembang BARI. Primary and secondary data collection obtained through in-depth interviews and medical records. The basic theory used in this study is  theory of the quality of care and interpersonal technical excellence. It does this by analyzing 10 variables: choice of antibiotics, antibiotic type, frequency visite, lab tests, age, gender, employment, disease complicating factors, mode of payment and care classes. The study found that the determinants that correlate with long days of hospitalization were patient age, patients work, how the payments made and the patients care classes. Doctor behaves similarly to patients who pay for their own treatment with the free."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Praptiwi
"Kontaminasi Escherichia coli pada makanan jajanan anak sekolah dapat meningkatkan risiko anak terkena diare. Depok merupakan salah satu kota dengan kasus diare yang tinggi dan berdasarkan penelitian yang dilakukan Sofiana (2012), sebanyak 33% makanan jajanan anak sekolah dasar di salah satu kecamatan di Depok dilaporkan terkontaminasi oleh Escherichia coli. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara Escherichia coli dalam makanan jajanan dengan kejadian diare akut pada anak sekolah dasar di Kelurahan Pancoran Mas Depok Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan analisis bivariat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keberadaan Escherichia coli dalam makanan jajanan dengan diare akut (p=0,021 OR=3,323). Jenis makanan jajanan juga berhubungan signifikan dengan diare akut (p=0,000 OR=7,031). Sedangkan frekuensi jajan, kebiasaan cuci tangan, dan sarana pembuangan sampah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare akut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keberadaan Escherichia coli dalam makanan jajanan berhubungan signifikan dengan kejadian diare akut pada anak sekolah dasar di Kelurahan Pancoran Mas Depok.

Snack contaminated with Escherichia coli can increase the risk of children with diarrhea. Research performed in Depok district in 2012 showed 33% of snacks in elementary school was contaminated by Escherichia coli. This study aimed to test association of Eschericia coli in snacks with elementary school’s students acute diarrhea in Pancoran Mas Depok Sub-District. This study implemented cross sectional design with bivariate analyzis. The information collected by methods of interview, observation, and laboratory analyzis of snack samples.
Result of this study showed that Escherichia coli in snack (p=0,021 OR=3,323) and types of snacks (p=0,000 OR=7,031) had association with elementary school’s students acute diarrhea. Whereas, frequency snacking, hand washing behavior, and rubbish disposal have not association with elementary school’s students acute diarrhea. This study concluded that snack contaminated with Escherichia coli has an association with elementary high school’s student acute diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S59991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Riadi
"Jajanan anak sekolah adalah makanan dan minuman jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Anak Sekolah Dalam Memilih Jajanan di SDN Beji 8 Kecamatan Beji Kota Depok tahun 2016. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan daftar tilik. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 82 responden. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara ketersediaan jajanan dengan Perilaku Anak Sekolah Dalam Memilih Jajanan di SDN Beji 8 Depok 2016. Maka perlu dilakukan pemantauan ketersediaan jajanan dan membuat regulasi mengenai jenis makanan dan minuman yang boleh diperjual belikan di SDN Beji 8 Kecamatan Beji Kota Depok.

Snacks school children is food and beverage snacks sold in school environments . The purpose of this study is to describe and factors relating to the snacks consumption behavior of school children at SDN Beji 8 Sub-Districts Beji Depok of 2016. This study was a cross sectional study using instruments such as questionnaires and checklists. Total sample used in this study were 82 respondents. The results in this study is a correlation between availability of snacks with behavior of school children in choosing snack at SDN Beji, Depok 8 of 2016. So need to monitoring availability of snacks and making regulation about availability of snacks at SDN Beji 8 Sub-Districts Beji Depok of 2016.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuvia Manzilina Afrah
"Makanan jajanan berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi siswa sekolah, tetapi jika tidak terjaga keamanannya justru berpotensi membahayakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kontaminasi bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan di Sekolah Dasar Kecamatan Beji, Kota Depok. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Data yang digunakan merupakan data primer, yang terdiri dari hasil uji laboratorium pada 37 sampel makanan dan hasil wawancara dengan 37 penjamah makanan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan 29,7 sampel makanan yang diuji terkontaminasi Escherichia coli. Analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi bakteri Escherichia coli dengan pemilihan bahan makanan p=0,042 dan pengolahan makanan p=0,003. Sedangkan faktor pelatihan, pengetahuan, perilaku, higiene sanitasi peralatan, higiene sanitasi tempat penyajian makanan, penyimpanan bahan makanan, dan penyajian makanan tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Berdasarkan analisis multivariat dengan regresi logistik, faktor yang paling berpengaruh terhadap kontaminasi bakteri Escherichia coli yaitu faktor pengolahan makanan p=0,005 . Oleh karena itu, penjamah makanan di sekolah dasar Kecamatan Beji perlu diberikan pembinaan terkait personal hygiene dan higiene sanitasi makanan untuk mengurangi kontaminasi bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan.

School canteen food have an important role in completing the energy needs of primary school students, but if the food safety is not protected, the foods is potentially harmful to health. The objective of this research is to analyze factors affecting Escherichia coli bacteria contamination on the school canteen food at primary schools located in Beji Subdistrict. The design of this study is cross sectional. All the data collected in this research are primary data, which include the laboratory test results of 37 food samples and direct interview results with 37 food handlers using questionnaire.
The research shown that 29,7 of food samples is contaminated with Escherichia coli bacteria. Bivariate analysis using chi square shows that there are significant correlation between raw food materials selection p 0,042 and food procession p 0,003 with Escherichia coli bacteria contamination. However, other factors such as training, knowledge, behavior, hygiene and sanitation of cooking utensils, hygiene and sanitation of food serving place, raw food materials storage, and food serving have no significant correlation towards Escherichia coli bacteria contamination.
Based on multivariate analysis using logistic regression, the most affecting factor of Escherichia coli bacteria contamination on the street food is food procession p 0,005 . Therefore, personal hygiene and food hygiene and sanitation training need to be conducted to the food handlers at Beji Subdistrict primary schools in order to minimize the Escherichia coli food contamination.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Dwi Putranto
"Bakteri Escherichia coli ditemukan mencemari jajanan anak sekolah dasar yang dapat meningkatkan risiko diare. Jajanan berisiko tinggi terkontaminasi bakteri E.coli karena diolah dan disajikan dalam kondisi yang tidak higienis. Kelurahan Sempur Kota Bogor merupakan wilayah dengan kejadian diare tertinggi pada tahun 2016 dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aqmarina (2014), 64,3% sampel makanan jajanan di salah satu Kelurahan Kota Bogor terkontaminasi bakteri E.coli. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan E.coli pada makanan jajanan dengan kejadian diare akut pada anak SD di Desa Sempur Kota Bogor Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan metode angket, observasi, dan sampling makanan jajanan. . bivariat. Proses pendataan dilakukan pada bulan Mei 2019 dengan 132 responden dan 30 sampel jajanan. Berdasarkan analisis statistik, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan bakteri E.coli pada jajanan dengan kejadian diare akut pada anak sekolah dasar (p = 0,016; OR = 2,522). Jenis makanan jajanan juga berhubungan nyata dengan kejadian diare akut (p=0,048; OR=2,124). Kebiasaan mencuci tangan juga berhubungan bermakna dengan kejadian diare akut (p=0,031; OR=2,304). Sedangkan frekuensi jajan dan tempat sampah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare akut.

Escherichia coli bacteria were found to contaminate elementary school childrens snacks which can increase the risk of diarrhea. Snacks are at high risk of being contaminated with E.coli bacteria because they are processed and served in unhygienic conditions. Sempur Village, Bogor City, was the area with the highest incidence of diarrhea in 2016 and based on research conducted by Aqmarina (2014), 64.3% of samples of snack food in one of the Bogor City Villages were contaminated with E.coli bacteria. This study was conducted to see the relationship between E.coli in street food and the incidence of acute diarrhea in elementary school children in Sempur Village, Bogor City in 2019. This study used a cross-sectional research design with questionnaire, observation, and snack food sampling methods. The data collection process was carried out in May 2019 with 132 respondents and 30 samples of snacks. Based on statistical analysis, the results of this study showed that there was a significant relationship between the presence of E.coli bacteria in snacks and the incidence of acute diarrhea in elementary school children (p = 0.016; OR = 2.522). The type of snack food was also significantly related to the incidence of acute diarrhea (p=0.048; OR=2.124). Hand washing habits were also significantly related to the incidence of acute diarrhea (p = 0.031; OR = 2.304). While the frequency of snacks and trash bins did not have a significant relationship with the incidence of acute diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheta Veda Nugraha
"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian obesitas balita usia 25-59 bulan di Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional.Uji statistik menggunakan ujichi-square untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik ganda untuk analisis multivariat.Besar sampel yang diteliti sejumlah 96 balita.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 10,4% balita usia 25-59 bulan mengalami obesitas. Variabel yang memiliki hubungan bermakna yaitu ASI eksklusif, waktu pemberian MPASI pertama, durasi pemberian ASI, asupan energi, dan obesitas orangtua. Variabel yang menjadi faktor dominan pada kejadian obesitas balita usia 25-59 bulan di Kelurahan Kukusan adalah obesitas orangtua.

The aim was to determine the most dominant factor on the incidence of childhood obesity aged 25-59 months in Kukusan, Beji,Depok. Cross-sectional design was used in this study. The statistical test used is chi-square for bivariate analysis and multiple logistic regressions for multivariate analysis. Total samples were 96 children.
Results showed that 10,4% children aged 25-59 months are obese. Variables that significantly related were exclusive breastfeeding, timing of the first complementary foods, breastfeeding duration, energy intake, and parental obesity. Variable which became the dominant factor in childhood obesity incidence aged 25-59 months in Kukusan was parental obesity."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>