Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfons M. Letelay
"Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang masih merupakan wilayah endemis malaria. Halmahera Utara merupakan Kabupaten dengan angka kejadian malaria tinggi. Kejadian malaria di daerah endemis yang dianggap kejadian biasa oleh sebagian besar penduduk, hal tersebut membuat program pemberantasan malaria sulit mencapai keberhasilan karena mata rantai penularan yang tetap ada. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan menggunakan kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria. Desain penelitian potong lintang digunakan pada 1.159 sampel yang dipilih dengan menggunakan kriteria Riskesdas 2013, sedangkan data dikumpulkan dengan metode wawancara menggunakan kuisioner. Hasil Berdasarkan hasil analisis, hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian malaria di Kabupaten Halmahera Utara setelah dikontrol oleh Jenis Kelamin , Pendidikan dan pekerjaan tanpa adanya interaksi didapatkan POR 1,05 (95% CI 0,48 – 2,27). Hal ini mengindikasikan program pendistribusian kelambu berinsektisida harus dievaluasi tingkat pemakaiannya sehingga program pemberantasan malaria bisa berjalan dengan baik.
North Maluku is one of the provinces in Indonesia which is still a malaria endemic area. North Halmahera is a district with a high incidence of malaria. The incidence of malaria in endemic areas is considered an ordinary event by most of the population, it makes it difficult to achieve malaria eradication program success because of the chain of transmission remains. This study aims to analyze the relationship between the behavior of using insecticidetreated nets to malaria incidence. A cross-sectional study design used in the 1159 sample was selected using criteria of Riskesdas 2013, while the data were collected by interview using a questionnaire. Results Based on the analysis, the association between the use of bed nets to malaria incidence in North Halmahera after controlled by Gender, Education and obtained a job without any interaction has POR 1.05 (95% CI 0.48 to 2.27). This indicates the distribution of insecticide-treated nets program should be evaluated for its use so that malaria eradication programs can be run properly.Malariae, North Maluku, North Halmahera, llin’s, bed nets."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo
"Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara termasuk Indonesia. Angka kesakitan malaria di Indonesia sejak empat tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan penyakit endemis di Propinsi Sulawesi Tengah. Kasus malaria dari tahun ke tahun belum menunjukkan adanya penurunan. Kecamatan Kulawi merupakan salah satu daerah endemis malaria di Kabupaten Donggala.
Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi malaria antara lain dengan pemberantasan vektor. Pada saat ini telah dikembangkan penggunaan kelambu poles insektisida sebagai suatu Cara dalam penanggulangan vektor malaria, selain berperan sebagai sawar, kelambu poles sekaligus dapat membunuh atau menghalau nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kelambu poles dengan kejadian malaria di Kecamatan Kulawi Kabupaten Donggala Tahun 2001.
Rancangan penelitian adalah kasus kontrol berpadanan. Kasus adalah pengunjung puskesrnas dan talon kontrol yang positif malaria berdasarkan pemeriksaan laboratorium Puskesmas. Sedangkan kontrol adalah tetangga kasus yang berobat Ice puskesmas antara Milan 3uli sampai dengan September 2001 dan negatif malaria berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 120 responden (perbandingan 1:1).
Variabel yang diteliti adalah penggunaan kelambu poles, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, kebiasaan di luar rumah pada malam hari, penggunnaan anti nyamuk, rumah terlindung Ban nyamuk, konstruksi rumah, tempat perindukan, adanya ternak dan bekerja di hutan.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kelambu poles mempunyai hubungan yang be ma na dengan kejadian malaria. Responden yang selanna tidur tidak menggunakan kelambu mempunyai risiko terkena malaria 2,91 kali dibandingkan dengan yang selama tidur menggunakan kelambu (p = 0,000, 95% Cl : 1,664;5,136). Sedangkan faktor lain yang berhubungan dengan kejadian malaria adalah kebiasaan di luar rumah pada malam hari dan rumah terlindung dari nyamuk. Faktor yang mernpengaruhi hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian malaria adalah rumah terlindung dari nyamuk dan kebiasaan di luar rumah pada malam hari.
Dari hasil penelitian ini dsarankan 1) Meningkatkan penggunaan kelambu poles di daerah endemis yang sulit terjangkau oleh program penyemprotan rumah dan meningkatkan keteraturan pemakaian kelambu poles selama tidur untuk mencegah kontak antara penduduk dengan nyamuk malaria 2) Mengurangi kebiasaan masyarakat berada di luar rumah pada malam hari atau menggunakan penutup tubuh (baju lengan panjang, celana panjang atau sarung) untuk mencegah terjadinya kontak dengan nyamuk 3) Meningkatkan penggunaan kawat kasa baik pada ventilasi maupun jendela rumah dan membiasakan menutup rumah waktu sore hari.

The Association between the Use of Impregnated Bed Nets and Incidence, in Sub-District of Kulawi, Regency of DonggalaMalaria is still an important public health problem in various countries, including Indonesia. Malaria incidence in Indonesia has been increasing since last four years. Up to now, to disease has become endemic in the province of Central Sulawesi Year-by-year, the malaria cases have not decrease yet The sub-district {kecamatan) Kulawi is part of endemic areas in the regency of (kabupaten) Donggala.
Various efforts had been done to control the disease including vector control. A bed nets impregnated with insecticide has currently been developed as means to control the vector. In addition to barrier, this impregnated net might function as killer or remover of mosquito. The aim of this matched case-control study was to know association between the use of impregnated bed-nets and malaria incidence in sub-district Kulawi, regency of Donggala, in year 2001.
A case was defined as a person visiting a community health center (Puskesmas) and positively diagnosed as a malaria patient through Puskesmas laboratory examination. A control was a neighbor of the case who also visited Puskesmas (between July and September 2001) and did not have malaria. The number of cases as well as control was 120 (ratio cases to control 1:1)
Independent variables investigated were use of impregnated bed-nets, ages, gender, education, occupation, knowledge, attitude, the habit of staying outside at night, the use anti mosquito substance, having a protected house (from mosquito), house construction, breeding places, cattle grazing, and working in the forest. Our study result showed that the use of impregnated bed-nets was significantly associated with the incidence of malaria.
Respondents sleeping without the impregnated bed nets were 2,91 times more likely to develop malaria, as compared to tole sleeping with the nets (p x,000, 95% CI : 1,66-5,14). Other factors statistically associated with malaria incidence were the habits oh staying outside at night and having a protected house from mosquito. These two factors confounded the association beetwen the use of the nets and malaria incidence.
Based on our findings, we firstly recomanded to increase the use impregnated bed-nets in endemic areas uncovered by fogging program and improve the regularity of using nets. Secondly, it is suggested to minimize the habit of being outside at night or to use covering clothes (to avoid being bitten by mosquito). Finally, it is recommended to use a wire net for windows ang air ventilation, and to close the doors and windows at night.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Chaerani
"ABSTRAK
Upaya yang efektif dalam mencegah malaria pada ibu hamil dengan menggunakan kelambu berinsektisida. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis perilaku ibu hamil dalam penggunaan kelambu berinsektisida dan faktor-faktor yang berhubungannya di Kabupaten Bangka Selatan. Disain penelitian potong lintang digunakan pada 256 sampel yang dipilih dengan metode klaster dua tahap dan PPS, sedangkan data dikumpulkan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan perilaku responden yang menggunakan kelambu berinsektisida sebesar 79,3%. Dukungan suami merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku
penggunaan kelambu, responden yang cukup didukung suami
berpeluang menggunakan kelambu berinsektisida 8 kali dibandingkan responden yang kurang didukung suami setelah dikontrol oleh pengetahuan, sikap dan keterpaparan penyuluhan (OR 8,34 95% CI 3,61 – 19,23).

ABSTRAK
Using the insecticide nets is the most effective method to prevent malaria for pregnant women. This study is aimed at analyzing pregnant women’s behavior in using the Insecticide Treated Nets (ITNs) and its determinants. Applying cross sectional design, 256 respondents taken as sample in South Bangka Regency, Indonesia. Sample were selected through 2 stages cluster and probability proportionate to size (PPS). Data collected by interviewing using pretested questionnaire, were then analyzed to meet the study objectives. This study founded 79,3% of the respondents used ITNs. Further analysing by using multiple logistic regression, pregnant women’s husband support is proven the most dominant variable toward the use of ITNs among pregnant women, respondents who had enough husband’s support has a chance to use ITNs 8 times than the respondents who less support, after controlled by knowledge, attitudes and exposure to midwive’s counseling"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Aisyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria pada anak usia 0-4 tahun diwilayah Puskesmas Galang Kecamatan Galang Kota Batam tahun 2013. Desain penelitian adalah cross-sectional pada 132 responden. Hasil penelitian membuktikan bahwapada tingkat signifikansi 5% terdapat hubungan bermakna antara jenis kelambu (OR=4,6), lama pemakaian kelambu (OR=2,9), cara pencucian kelambu (OR=3,6), cara menjemur kelambu (OR=2,8), dan pencelupan ulang kelambu (OR=3,6) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria. Begitu juga pendidikan (OR=2,9), pekerjaan (OR=2,8), dan lama bermukim (OR=3,1) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria. Analisis regresi logistik menemukan bahwa odds ratio tertinggi dan terendah berturut- turut adalah jenis kelambu yang tidak berinsektisida, lama bermukim ≤ 2 tahun dan cara mencuci dengan dikucek, disikat dan direndam.

This research aimed to know the relation of the use of Insecticide Treated Nets (ITNs) with incidence of malaria in children aged 0-4 years in Primary Helath Care Galang Galang Sub District Batam City 2013. Design research was a crosssectional in 132 respondents. The research has proves that there were meaningful relationship between types of nets (OR = 4.6), while the use of Insecticide Treated Nets (OR = 2.9), the way in washing nets (OR = 3.6), job (OR = 2.8), and retreated insecticide (OR = 3.6) have a meaningful relationship with incidence of malaria. So are education (OR = 2.9), employment (OR = 2.8), and leugth of stay (OR = 3.1) had a significant association with the incidence of malaria. Logistic regression analysis found that the odds ratio is the highest and the lowest row is not the type of insecticide-treated bed nets, long settled ≤ 2 years and by washing with dikucek, brushed and soaked."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Acmad Farcanny
"ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kepatuhan masyarakat menggunakan kelambu berinsektisida (LLIN?S), melalui pendekatan potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data sekunder hasil Survei Dasar Cakupan Penggunaan Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Febuari 2009. Hasil penelitian didapatkan, kejadian malaria dalam 3 bulan terakhir mencapai 72,4%, persentase kepatuhan menggunakan kelambu sebesar 40% dan responden yang tidak patuh menggunakan kelambu berisiko mengalami malaria sebesar 6,16 kali (95% Cl: 2,l49 - l7,656) dibandingkan yang
patuh menggunakan kelambu setelah dikontrol oleh pendidikan, sikap dan interaksi
antara pendidikan dengan penggunaan kelambu. Disarankan agar pengelola program malaria Kementerian Kesehatan mengupayakan promosi kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat menggunakan kelambu, kerjasama lintas sektor dan mendorong pemerintah daerah meningkatkan alokasi anggaran untuk menjamin ketersediaan kelambu. Dinas Kesehatan perlu melakukan penyuluhan sebelum distribusi kelambu dan monitoring serta evaluasi penggunaan kelambu di masyarakat.

ABSTRACT
This study aimed to determine compliance to bed nets LLl`N?s relation to
malariaincidence. This study analized data of Baseline Survey bed nets with
insecticide in Sikka district of East Nusa Tenggara Province in February 2009. The
results of this study showed the incidence of malaria in the last three months was
72.4%, and the compliance to bednet use was 40%. Respondents who did not
comply of using bed net had risk 6,2 times than responden who comply of using bed
net after adjusted by education, attitude and interaction between education and the compliance to bed nets use. It is recommended to the malaria control program Ministry of Health, to do hcalth promotion to increase compliance to bed nets use.
collaborate to other sectors and encourage local govemments to increase budget allocations to ensure the availability of bed nets. Distriet Health Office needs to conduct education before distribute bed nets and do monitoring and evaluation ofthe compliance to bed nets use."
2010
T29376
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farchanny Achmad Tri Adryanto
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kepatuhan masyarakat menggunakan kelambu berinsektisida (LLIN?s), melalui pendekatan potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data sekunder hasil Survei Dasar Cakupan Penggunaan Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Febuari 2009.
Hasil penelitian didapatkan, kejadian malaria dalam 3 bulan terakhir mencapai 72,4%, persentase kepatuhan menggunakan kelambu sebesar 40% dan responden yang tidak patuh menggunakan kelambu berisiko mengalami malaria sebesar 6,16 kali (95% CI: 2,149 - 17,656) dibandingkan yang patuh menggunakan kelambu setelah dikontrol oleh pendidikan, sikap dan interaksi antara pendidikan dengan penggunaan kelambu.
Disarankan agar pengelola program malaria Kementerian Kesehatan mengupayakan promosi kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat menggunakan kelambu, kerjasama lintas sektor dan mendorong pemerintah daerah meningkatkan alokasi anggaran untuk menjamin ketersediaan kelambu. Dinas Kesehatan perlu melakukan penyuluhan sebelum distribusi kelambu dan monitoring serta evaluasi penggunaan kelambu di masyarakat.

This study aimed to determine compliance to bed nets LLIN?s relation to malariaincidence. This study analized data of Baseline Survey bed nets with insecticide in Sikka district of East Nusa Tenggara Province in February 2009.
The results of this study showed the incidence of malaria in the last three months was 72.4%, and the compliance to bednet use was 40%. Respondents who did not comply of using bed net had risk 6,2 times than responden who comply of using bed net after adjusted by education, attitude and interaction between education and the compliance to bed nets use.
It is recommended to the malaria control program Ministry of Health, to do health promotion to increase compliance to bed nets use, collaborate to other sectors and encourage local governments to increase budget allocations to ensure the availability of bed nets. District Health Office needs to conduct education before distribute bed nets and do monitoring and evaluation of the compliance to bed nets use.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31110
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Sambodo
"Faktor manusia (host) yang pcnling dalam pcnccgahan malaria adalah Faklor perilaku, seperti perilaku pencegahan dan pencarian pengobatan. Salah satu Faktor pencegahan malaria berkaitan dengan pcngcmbangan program kelambunisasi adalah keteraturan masyarakat untuk tidur mcnggunakan kelambu sepanjang malam.
Penelitian ini bertujuan umuk mengetahui hubungan menggunakan kclambu dengan kejadian malaria, clengan mempertimbangkan faktor-faktor: umur, jenis keiamin, pendidikan, waktu bekerja, pengetahuan tentang malaria, penyuluhan lcelambu, kecukupan kelambu, lama tinggal, pemilikan temak besar, obat anti nyamuk, kassa, dan alat pellndung diri keluar mlam. Penelitian ini dilalcsanakan di Kabupaten Lampung Selatan, dengan pertimbangan prevalensi klinis malaria di Kabupaten Lampung Selatan sangat fluktuatifl yaitu ll,5%0 tahun 2000, cenderung meningkat menjadi l3,65%¢ pada tahun 2003 dan menurun kembali menjadi ll,3%¢ di tahun 2004, scdangkan pada tahun 2005 kcmbali turun mcnjadi 9,67_ disamping, itu program kelambunisasi baru bcrjaan, lokasi pcnelitian adalah salah salu puskesmas lercndcmis di Kabupatcn Lampung Selalan, yaitu Puskcsmas Hanura.
Berdasarkan pcnelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara menggunakan kelambu dengan kejadian malaria, dimana respondcn yang tidak mcnggunakan kelambu berisiko 4,82 kali terkena malaria dibandingkan dengan responden yang leralur tidur menggunakan kclambu. Faktor resiko yang berpotensi menjadi konfounder sehubungan dengan keteraturan tidur mcnggunakan kelambu dengan kejadian malaria adalah pengetahuan responden tentang cara pencegahan malaria dan status penyuluhan tentang kelambu yang dilerima oleh responden. Respondcn yang tidak tahu cara pencegahan malaria berisiko 6,64 kali dibanding responder; yang tahu tentang cara pencegahan malaria. Variabcl umur responden kelompok muda < 15 tahun beresiko terkena malaria pemah menerima pcnyuluhan kelambu akan terlindungi dari malaria 2,37 kali dibandingkan dengan responden yang beumur > 15 tahun.
Berdasarkan penclitian ini diketahui menggunakan kelambu sangal mcmpengamhi keberhasilan program pengendalian malaria jika dilaksanakan dcngan mempertimbangkan upaya pcningkatan pcngetahuan masyarakat temang pencegahan malaria Serta manfaat penggunaan kelambu. Oleh karcna itu kiranya perlu dilakukan penyuluhan ulang temang manfaal penggunaan kclambu dalam pcnccgahan tcrjadinya pcnularan malaria, karcna berdasarkan penclilian ini hal tersebut dapat mcningkalkan cakupun pcnggunaan kelambu di masyarakul.

An important human factor in malaria prevention activities is behavioral factor, such as prevention behavior and care seeking. One of prevention factor of malaria which is related with bednets program is the using of bednets by the community during night-rest time.
This research aims to determine correlation between the using ot' bednets by the community with malaria incidence in Hanura Health Centre, South Lampung District. The correlation will be considered to variables, which are age groups, gender, educational level, working hours, the community knowledge regarding malaria prevention, health education, length stay, ownership of cattle, mosquito coils, kassa, the using of self protection clothes during night time. The prevalence of clinical malaria in South Lampung District is fluctuated, from ll.5%o in 2000 to l3.65%o in 2003 and decreases to ll.3%a in 2004 and 9.67%o in 2005. The location of this study is Hanura Health Centre due to thc most endemic malaria condition of this health center in South Lampung District.
This research finds that there is statistical significant relationship between the using of bednets by the community with malaria incidence. Non using bednets group risks 4.67 times to have malaria infection compare to using bednets group. Confounder risk factors are knowledge of the community regarding malaria prevention efforts and health education to use bednets. Lack knowledge of malaria prevention respondents risk 6.64 times compares to good knowledge of malaria prcvcntion respondents. Responden age group is risk factor for malaria incidence. Age group responden < I5 years more risk 2,32 times compare to age group 2 IS years.
In conclusion, successful bednets distribution program in malaria control activities should be followed with increasing the knowledge of malaria prevention among the community and increasing health education to use bednets. Therefore, malaria control program in South Lampung District should continue malaria health education program on regular basis for the community in Hanura Health Centre. The message could consist of malaria prevention activities and the using ofbednets.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T29205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frengklin Pasik
"Propinsi papua secara khusus kota Jayapura masih bermasalah dan malaria dikota jayapura sekitar 19.504 kasus. Distribusi kelambu secara rutin setiap tahun dilakukan, di tahun 2018 kota jayapura mendapat 163.161 unit. Peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa efektif jalannya program tersebut dari berbagai sisi di wilayah dinas kesehatan kota Jayapura untuk eveluasi program Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan telaah dokumen, wawancara dan untuk memperjelas capaian program kelambu dilakukan survey atau pengukuran (Spot chek) pada 130 orang terpilih. Hasil penelitian ditemukan efektivitas kelambu untuk distrbusi 100%, kememilikan kelambu 66,15%, penggunaan kelambu 60,8%, kelambu tersisa di 6 puskesmas, sedangkan hubungan dengan kejadian malaria di kota meningkat 11,05% dengan yang tertinggi pada puskesmas koya barat 45%, sedangkan puskesmas kotaraja sukses menurunkan hingga 18 %. Faktor penyebab malaria adalah sering keluar dengan tidak menggunakan baju dan atau berbaju lengan pendek di malam hari. Faktor lain yang mempengaruhi efektivitas seperti sumber daya manusia cukup , dana terbatas, dukungan kurang, keterlambatan waktu dan aksebilitas terpenuhi. Diharapkan pemerintah daerah dapat lebih berkontrbusi agar distribusi dan monitoring evaluasi dapat teratasi terutama untuk masalah pendanaan, ketepatan waktu program dan dukungan lintas sektor.

Papua Province specifically, Jayapura city still has problems and malaria in the city of Jayapura, around 19,504 cases. Routine distribution of mosquito nets every year is carried out, in 2018 the city of Jayapura gets 163,161 units. The researcher was interested to find out how effective the program was from various sides in the Jayapura city health service area for program evaluation in 2018. This study used a qualitative approach by reviewing documents, interviews and clarifying the achievements of the survey program (Spot check) on 130 chosen person. The results of the study found the effectiveness of bed nets for distribution of 100%, mosquito net ownership of 66.15%, use of mosquito nets 60.8%, mosquito nets remaining in 6 health centers, while the relationship with malaria incidence in the city increased 11.05% with the highest in west koya 45 health centers %, while the Kotaraja health center has successfully reduced it to 18%. The causative factor of malaria is often going out without wearing clothes and or wearing short-sleeved clothes at night. Other factors that affect effectiveness such as sufficient human resources, limited funds, lack of support, delay in time and accessibility are fulfilled. It is expected that the regional government can contribute more so that the distribution and monitoring of evaluations can be overcome especially for funding issues, program timeliness and cross-sector support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keanekaeragaman sukubangsa dan bahasa di Indonesia sering me-rupakan cumber kebanggaan orang karena dua alasan yang sedi-kit-banyak berlawanan satu dengan yang lain. Pada satu pihak keaneka-ragaman itu sendiri menunjukkan betapa kayanya warisan kebudayaan kita; pada lain pihak perbedaan yang tersimpul di dalam keaneka-ragaman itu menunjukkan betapa kita berhasil mengataainya sehingga persatuan tetap terpelihara.l Pada hake_katnya keaneka-ragaman itu bare merupakan masalah untuk diata_ai jikalau terdapat komunikasi antara sukubangsa yang berbeda itu. Jikalau tidak, maka keaneka-ragaman itu hanyalah suatu tahap dari proses diferensiasi yang makin mendalam sebagaimana nyata terlihat di dalam perkembangan hietoria bahasa-bahasa di dunia Jai."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Program Studi, 1976
D1826
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisren
"RSUD Weda mengalami masalah rendahnya pemanfaatan tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) yang berdampak rendahnya cost recovery rate sebesar 48,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang memengaruhi rendahnya BOR di RSUD Weda. Penelitian non eksperimental dengan data kualitatif. Penelitian dilakukan di RSUD Weda, Kabupaten Halmahera Tengah. Waktu pelaksanaan pengumpulan data yaitu pada bulan Juni 2022. Data dikumpulkan secara wawancara mendalam, telaah dokumen, serta observasi. Faktor yang berperan terhadap rendahnya tingkat hunian di RSUD Weda yaitu faktor mutu pelayanan meliputi masalah diskontinuitas dokter spesialis, ketersediaan obat yang tidak sesuai kebutuhan, dan kebersihan rumah sakit yang kurang; faktor eksternal meliputi faktor kendala geografis, moda transportasi, dan jarak menuju RSUD Weda yang mempengaruhi tingginya biaya operasional, faktor karakteristik masyarakat meliputi rendahnya tingkat pendidikan dan pekerjaan. Masih banyak ditemukan masyarakat di Kabupaten Halmahera Tengah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir dibawah SMA, dan hal ini menunjukkan kualitas pengetahuan, dan pemahaman terhadap pentingnya kesehatan juga rendah. Pekerjaan berkaitan dengan pendapatan. Pendapatan berhubungan dengan cara pembayaran biaya operasional rujukan, dan cara membiayai hidup mereka di tempat rujukan. Dapat disimpulkan bahwa faktor rendahnya mutu pelayanan rumah sakit, karakteristik masyarakat, dan faktor eksternal dapat memengaruhi rendahnya tingkat hunian di RSUD Weda.

RSUD Weda is experiencing the problem of low bed utilization or Bed Occupancy Ratio (BOR) which has an impact on the low cost recovery rate of 48.2%. This study aims to determine the factors that influence the low BOR in RSUD Weda. Non-experimental research with qualitative data. The research was conducted at Weda Hospital, Central Halmahera Regency. The implementation time of data collection is in June 2022. Data were collected through in-depth interviews, document review, and observation. Factors that contribute to the low occupancy ratio in Weda Hospital are service quality factors including discontinuity of specialist doctors, availability of drugs that are not as needed, and poor hospital hygiene; external factors include geographical constraints, modes of transportation, and distance to RSUD Weda which affect the high operational costs, community characteristics include low levels of education and employment. There are still many people in Central Halmahera Regency who have the latest education level below high school, and this shows that the quality of knowledge and understanding of the importance of health is also low. Work is related to income. Income relates to how the referral's operational costs are paid, and how to make a living at the referral site. It can be concluded that the factors of low quality of hospital services, community characteristics, and external factors can affect the low occupancy ratio in RSUD Weda.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>