Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bella Marcellina Sandiata
"Partisipasi tenaga kerja perempuan atau buruh perempuan dalam perkembangannya terus meningkat setiap tahunnya seiring meningkatnya kebutuhan tenaga kerja. Masuknya tenaga kerja perempuan ke dalam ranah ketenagakerjaan yang bersifat formal nyatanya memiliki banyak permasalahan yang harus dihadapi oleh tenaga kerja perempuan. Diskriminasi di tempat kerja terhadap pekerja perempuan hingga saat ini masih kerap terjadi dan dialami oleh tenaga kerja perempuan. Salah satu bentuk diskriminasi yang dialami oleh pekerja perempuan adalah permasalahan perbedaan upah berdasarkan gender. Di mana terdapat perbedaan dari penghasilan yang dibawa pulang oleh pekerja (take home pay) laki-laki dengan pekerja perempuan. Adapun penyebab dari perbedaan tersebut dikarenakan komponen tunjangan yang sering merugikan bagi pekerja perempuan, yakni tunjangan keluarga. Hal ini tentu merugikan bagi pekerja perempuan yang berkeluarga namun karena status lajang yang melekat pada pekerja perempuan maka mereka tidak dapat mendapatkan tunjangan keluarga. Status tersebut muncul karena Undang-Undang No.1/Tahun 1974 tentang Perkawinan yang menetapkan bahwa laki-laki adalah kepala keluarga dan perempuan adalah ibu rumah tangga. Hal tersebut tentu bertentangan dengan larangan diskriminasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 13/Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagai payung hukum utama ranah ketenagakerjaan di Indonesia. Tesis ini akan meneliti peraturan perburuhan di Indonesia terkait aturan perbedaan upah berdasarkan gender untuk melihat apakah peraturan perburuhan di Indonesia memiliki semangat keadilan dan kesetaraan gender, mengingat angka perempuan yang bekerja di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Maka pemerintah perlu menjamin perlindungan melalui peraturan perburuhan bagi pekerja perempuan dari segala bentuk diskriminasi terutama perbedaan upah berdasarkan gender.

In the last few years, the labor force participation of women in Indonesia keeps increasing due to the increased demand for labor itself. In the other hand, as women get into the workplace, they are facing many unequal treaties. Discriminations towards women at the workplace are still happening issues nowadays. One example of the discrimination treaties that experienced by women at the workplace is the gender pay gap, which women get less paid than men. It often happens because women usually get different components of allowance rather than men, which inevitably inflict a financial loss to women, especially those whose marital status is married. There is allowance components that can only received by men. For example, the family allowance is only given to men according to Law No. 1/1974 because it is stated there that men are the head of the family. The implication of the regulation has made women cannot get the family allowance although they have same situation just like men, which is married and have a family to support as well. This is indeed adverse to the prohibition of discrimination that is stipulated in Law No.13/2003, as the main legal regulation of labor security in Indonesia. This thesis will examine labor regulations in Indonesia related to the arrangement of gender pay gap, to see whether the labor regulations in Indonesia still has a spirit of justice and gender equality. As the numbers of working women in Indonesia continue to increase every year, so the government should guarantee the working women to be secured from any discrimination treaties especially in terms of wage difference by gender."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Twinta Dellanov
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Upah Rata-Rata Per Jam Pekerja (URPJP), Rasio Gender Pada Angka Harapan Hidup (RAHH), Rasio Gender Pada Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS), Rasio Gender Pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (RTPAK), Rasio Gender Pada Pengeluaran Per Kapita (RPP), dan Teknologi (T) terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Y) di Indonesia. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh di 34 provinsi Indonesia selama tahun 2018-2021 sehingga total sampel sebanyak 136 data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini menggunakan analisis data panel dengan mengganbungkan data time series dan data cross section. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel URPJP, RAHH, dan T berhubungan signifikan positif terhadap produktivitas tenaga kerja, sedangkan RRLS dan RPP berkorelasi positif namun tidak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Selain itu, RTPAK berhubungan signifikan negatif terhadap produktivitas tenaga kerja. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa URPJP, RAHH, RRLS, RTPAK, RPP dan T berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.

This study aims to determine the effect of Average Hourly Wages (URPJP), Gender Ratio on Life Expectancy Rate (RAHH), Gender Ratio on Average Years of Schooling (RRLS), Gender Ratio on Labor Force Participation Rate (RTPAK), Gender Ratio in Expenditures Per Capita (RPP), and Technology (T) to Labor Productivity (Y) in Indonesia. Sampling in this study used a saturated sampling technique in 34 Indonesian provinces during 2018-2021 so a total sample of 136 data was obtained from the Central Statistics Agency (BPS). This study uses panel data analysis by combining time series data and cross-section data. The results of the study partially show that the variables URPJP, RAHH, and T have a significant positive relationship to labor productivity, while RRLS and RPP have a positive correlation but are not significant to labor productivity. In addition, RTPAK has a significant negative relationship to labor productivity. The results of the study simultaneously show that URPJP, RAHH, RRLS, RTPAK, RPP, and T have an effect on labor productivity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Noferiningrum
"Ketidaksetaraan gender merupakan masalah yang persisten, terutama di negara berkembang. Kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di pekerjaan formal, khususnya di sektor manufaktur akan memberikan beban terhadap produktivitas dan perkembangan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh komposisi gender terhadap produktivitas tenaga kerja manufaktur di Jawa Barat dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas. Fixed Effect digunakan untuk mengestimasi model dengan data panel survei industri besar-sedang tahun 1988-2012 dari BPS. Temuan penelitian menunjukkan tenaga kerja perempuan berdampak pada produktivitas tenaga kerja laki-laki dan stok kapital awalnya mempunyai pengaruh positif, namun setelah pada tingkat stok kapital tertentu menurunkan produktivitas tenaga kerja laki-laki.
Gender inequality is a persistent problem, particularly in developing countries. The gap between male and female participation in formal employment, especially in manufacturing sector will give burden on productivity and economic progress. This research aims to analyze the effect of gender composition on manufacture labor productivity in West Java based on Cobb-Douglas production function , using Fixed Effect to processing estimate model with panel data of large-medium industry survey over 1988-2012 from BPS. The findings research show that female labour in manufacture impact to male productivity and the capital stock initially had a positive effect, but at certain level of capital stock to decrease of male labour productivity."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Differences in the occupations in which men and women are employed - i.e. occupational segregation - have been idenfified as a major cause of the gender wage gap...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Leonardo Alexius
"Kesenjangan upah antar gender telah menjadi polemik di seluruh negara di dunia, terutama negara berkembang. Upah minimum hadir sebagai kebijakan tentang sistem pengupahan yang bertujuan untuk menjadi safety net bagi para pekerja. Meskipun kebijakan ini bukannlah kebijakan yang berorientasi pada gender, namun jika jumlah wanita dan jarak upah aktual terhadap upah minimum yang diterima oleh wanita lebih rendah dibandingkan pria, maka upah minimum dapat memperbaki gender wage gap.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari kenaikan upah minimum terhadap kesenjangan upah antar gender di seluruh provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode kontrafaktual pada distribusi upah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak upah minimum di Indonesia justru memperlebar gap upah antar gender terutama pada pekerja di distribusi upah rendah. Dampak upah minium di level regional bervariasi antar provinsi.

Wage gap disparities have become polemic in almost all countries in the world, especially in developing countries. Minimum wage is present as a policy on wage system that aims to be a safety net for workers. Although this policy is not a gender oriented policy, if the number of women and the actual wage distance of women 39 s minimum wage is lower than that of men, then the minimum wage may raise the wage gap.
This study aims to examine the impact of minimum wage increases on wage gap across all provinces in Indonesia by using counterfactual methods on wage distribution. The results of this study indicate that the impact of minimum wages in Indonesia actually widen the wage gap between the gender especially on workers in the distribution of low wages. The impact of regional minium wages varies across provinces.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Aisyah
"[Tesis ini membahas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kebijakan perusahan Kurabo Group di Jepang, khususnya kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan dan kesetaraan gender dalam perusahaan dan perubahan pandangan karyawan dan karyawati perusahaan Kurabo Group terhadap perubahan pembagian tugas secara gender di Jepang. Dengan metodologi wawancara, angket dan kajian pustaka, penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perusahaan di Jepang tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pengambilan keputusan kebijakan dalam perusahaan. Karena itu, perusahaan masih memiliki pengaruh yang kuat dalam mengubah masyarakat. Para pekerja pun beradaptasi sedemikian rupa dengan perubahan yang ada sehingga pandangan mereka terhadap pembagian tugas berdasarkan gender yang lebih egaliter pun terlihat posit if meskipun sebagian besar masih tidak bisa lepas dari konsep-konsep pembagian tugas berdasarkan gender yang mengikat.;This study examine the influence government's laws and regulations to Kurabo Group's labor force and gender equality related policy, as well as the change of worker's attitude toward the changes of gender division of labor in Japan. This study found that government's laws and regulations do not have a significant impact to a company's policy makers' decision. Hence, companies in Japan still have stronger influence to change the society. In the other hand, workers have adapted to the existing socio-demographic changes and showed a positive attitude toward the change of gender labor division to the more egalitarian one. Although most of them still cannot be free from traditional concept of gender labor division., This study examine the influence government's laws and regulations to Kurabo Group's labor
force and gender equality related policy, as well as the change of worker's attitude toward the
changes of gender division of labor in Japan. This study found that government's laws and
regulations do not have a significant impact to a company's policy makers' decision. Hence,
companies in Japan still have stronger influence to change the society. In the other hand,
workers have adapted to the existing socio-demographic changes and showed a positive
attitude toward the change of gender labor division to the more egalitarian one. Although
most of them still cannot be free from traditional concept of gender labor division.]"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T43529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen M. Yasak
"Negara memiliki kewajiban untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan laki-laki di semua bidang kehidupan. Gender steretiping berbahaya ketika membatasi kapasitas perempuan dan laki-laki untuk mengembangkan kemampuan pribadi mereka, dalam mengejar karier profesional dan menyangkut pilihan hidup. "
Jakarta: Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 45 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Marhaeni Pudji Astuti
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2008
305.3 TRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Damayanti
"Transformasi digital yang terjadi sejak Revolusi Industri 4.0 menjadi salah satu faktor pendorong munculnya “gig economy” pada pasar tenaga kerja di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Istilah gig economy mengacu pada pengaturan kerja jangka pendek, berbasis proyek dan hasil (output). Pekerjaan pada gig economy memberikan peluang bagi perempuan untuk memilih pekerjaan, otonomi, dan fleksibilitas dalam mengatur jadwal mereka sehingga perempuan dapat menyeimbangkan antara kehidupan rumah tangga dan pekerjaannya. Dengan demikian, kesenjangan penghasilan antar gender dan berbagai bentuk diskriminasi pada perempuan yang telah lama terjadi pada pasar tenaga kerja tradisional diharapkan dapat berkurang pada gig economy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan penghasilan antar gender pada gig workers, baik secara rata- rata maupun dalam distribusi penghasilan secara keseluruhan. Sumber data penelitian ini adalah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2021. Metode dekomposisi Oaxaca-Blinder dan regresi kuantil digunakan untuk menganalisis kesenjangan penghasilan secara rata-rata maupun dalam distribusi penghasilan secara keseluruhan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa kesenjangan penghasilan antar gender pada gig workers sebesar 45,95 persen poin. Hasil dekomposisi menunjukkan bahwa kontribusi komponen unexplained/faktor diskriminasi jauh lebih besar dalam menjelaskan kesenjangan penghasilan antar gender pada gig workers. Kesenjangan dalam distribusi penghasilan secara keseluruhan menunjukkan pola sticky floor effect, yaitu kesenjangan penghasilan yang melebar di bagian bawah distribusi penghasilan.

The digital transformation that has occurred since the Industrial Revolution 4.0 has become one of the driving factors for the rise of a "gig economy" in the labor market around the world, including Indonesia. The term gig economy refers to short-term, project-based and output-based work arrangements. Jobs in the gig economy provide opportunities for women to choose jobs, autonomy, and flexibility in managing their schedules so that women can balance between paid and unpaid work. Thus, it is expected that the gender earnings gap and various forms of discrimination against women that have long occurred in the traditional labor market will be narrowed in the gig economy. This study aims to analyze the gender earnings gap in gig workers, both on average and in the overall earnings distribution. This study uses data form National Labor Force Survey (Sakernas) August 2021. Oaxaca-Blinder decomposition and quantile regression are used to analyze gender earnings gap, both on average and in the overall earnings distribution. In this study it was found that the gender earnings gap in gig workers was 45.95 percentage points. The results of the decomposition show that the contribution of unexplained component/discrimination factor is higher in explaining gender earnings gap in gig workers. The gap in the overall earnings distribution shows a sticky floor effect, gender earnings gap is wider at the bottom of the earnings distribution."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hennigusnia
"ABSTRAK
Tesis ini melihat kesenjangan upah menurut jender di Indonesia tahun
2008-2012. Selain melihat kesenjangan upah pada tingkat rata-rata, penelitian ini juga akan melihat kesenjangan upah di kuantil yang berbeda dari distribusi upah, sehingga dapat diketahui apakah kesenjangan upah melebar di bagian atas distribusi upah “glass ceiling” atau melebar di bagian bawah distribusi upah “sticky floor”. Tesis ini menggunakan data Sakernas 2008-2012, untuk mengestimasi persamaan upah laki-laki dan perempuan menggunakan OLS standar. Kemudian, metode dekomposisi Oaxaca-Blinder (1973) digunakan untuk menentukan besarnya kesenjangan upah menurut jender yang disebabkan oleh faktor karakteristik (explained effect)dan faktor diskriminasi (efek unexplained).
Sedangkan untuk menentukan kesenjangan upah menurut jender di kuantil yang berbeda dari distribusi upah menggunakan regresi kuantil dan menerapkan dekomposisi Machado - Mata (2005). Tesis ini menemukan bahwa kesenjangan upah menurut jender masih didominasi oleh faktor yang tidak dapat dijelaskan
(Unexplained) dan diindikasikan sebagai diskriminasi, baik pada tingkat rata-rata maupun di setiap kuantil dalam distribusi upah. Tesis ini juga menemukan adanya bukti lantai lengket (sticky floor) di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis looked the gender wage gap in Indonesia from 2008-2012. In
addition to looking at the wage gap average level, the study alsolooked at the
wage gap at different quantile of the wage distribution, so it can be known
whether the wage gap widened at the top of the wagedistribution "glass ceiling" or
widened at the bottom of the wagedistribution "sticky floor". This thesis used data
Sakernas 2008-2012, to estimate the wage equation of men and women using
OLSstandard. Then, the Oaxaca-Blinder decomposition method (1973) wasused
to determine the magnitude of the gender wage gap based on gender that caused
by the characteristics factors (explained effect) and the discrimination factor
(unexplained effects). As for determining thegenderwage gap in different quantile
of the wage distributifusing quantile regression and applying Machado
decomposition – Mata (2005). This thesis found that the genderwage gap was
stilldominated by factors that can not be explained (Unexplained) and
wasindicated as discrimination, both at the average level and in each quintile of
the wage distribution. This thesis also found evidence ofsticky floor in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>