Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Apriasna Bhia
"Tesis ini menganalisis tentang implementasi kebijakan ketahanan pangan di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan tersebut dengan menggunakan teori model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn (1974). Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis dengan metode pengumpulan data kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan studi lapangan serta studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman anggota kelompok terhadap teknik pembudidayaan tanaman maupun ternak, dan penataan administrasi kelompok masih menjadi kendala. Selain itu belum adanya Peraturan Daerah yang mendukung kebijakan ketahanan pangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah karakteristik badan pelaksana dan sikap pelaksana yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3) Kabupaten Ende yang sangat menentukan berjalannya program ini. Ukuran dan tujuan kebijakan, sumber-sumber kebijakan yang terbatas sementara tugas pemberdayaan kelompok wanita menjadi tugas pemerintah daerah. Komunikasi antar organisasi belum intensif, dan adanya dampak sosial dan ekonomi. Agar implementasi berjalan baik, perlu ada peraturan daerah yang mendukung, sosialisasi dan pendampingan oleh penyuluh pendamping terus harus dilakukan demi peningkatan pemahaman dan keberlanjutan kegiatan kelompok.

This thesis analyzes the implementation of the food security policy in Ende Regency, Province of East Nusa Tenggara through Program of Acceleration of Food Consumption Diversification based on Local Resources and the factors that influence the policy by using a theoretical of policy implementation model Van Meter and Van Horn (1974). This study uses a post-positivist approach with qualitative data collection methods. The technique of the collecting data through indepth interviews, observation and field study and literature study. The results shows that the understanding of the group members about techniques of cultivation livestock and plants, and the arrangement of group administration still an obstacle. In addition to the absence of local regulations that supports food security policies.
There are several factors that influence the implementation are characteristic and the attitude of the executing agency namely the Agency of Food Security and Agricultural Extension of Ende Regency which is responsible of this program, the size and purpose of the policy, policy resources are limited while the task of group empowerment of women?s group is the duty of the local government, communication among the organization has not been intensive, and the program has been given the impact in social and economic sectors. In order to make the program implementation goes well, it needs local regulation to support the food security policy, and then socialization and mentoring by an agricultural extension continues to be done in order to improve the understanding and sustainability of group activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Danistyo
"Isu terkait ketahanan pangan masih menjadi isu yang strategis di Kabupaten Belu mengingat kabupaten ini masih memiliki kerentanan terhadap kerawanan pangan. Penelitian ini bertujuan menganilisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Belu, lalu merumuskan alternatif strategi yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Belu dengan menggunakan metode SWOT. Alternatif strategi tersebut adalah: (1) peningkatan kerjasama antara pemerintah dan LSM; (2) pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana pertanian; (3) penguatan sistem cadangan pangan; (4) optimalisasi pemanfaatan pangan lokal; (5) peningkatan koordinasi lintas sektor yang terkait ketahanan pangan; dan (6) revitalisasi peran penyuluh pertanian.

Food Security still become a strategic issue at Belu District since this area still have vulnerability to food insecurity. This thesis have purposes to analyze internal and external factors that affect food security at Belu District, and also to formulate alternative strategies could be used for developing food security level with SWOT methods. The alternative strategies are: (1) increasing cooperation between government and NGOs; (2) developing infrastructures and agriculture facilities; (3) strengthening food reserves system; (4) optimizing local food utilizations; (5) increasing coordination within government sectors that related to food security; dan (6) Revitalizing the role of agricultural instructors."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthinus Eri Sifyon Laure
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak Kebijakan Bantuan Keuangan Khusus di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Intervensi tersebut dilakukan melalui alokasi anggaran untuk rangsangan permodalan bagi usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh masyarakat miskin, dengan tujuan kebijakannya adalah berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Implementasi Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dilakukan sejak tahun 2019 – 2022 di Kabupaten Alor Provinsi NTT. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan alokasi bantuan keuangan khusus memberi dampak pada peningkatan usaha ekonomi produktif masyarakat miskin dan berpengaruh terhadap kemampuan untuk mengakses kebutuhan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. Studi ini juga menemukan bahwa kebijakan Bantuan Keuangan Khusus memberikan dampak positif terhadap perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat miskin, karena adanya kemudahan akses permodalan bagi masyarakat miskin sehingga dapat mengembangkan usaha dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, yang pada akhirnya memperbaiki kondisi ekonomi rumah tangganya, dan mampu mengakses layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik.

This study aims to evaluate the impact of the Special Financial Assistance Policy in Alor Regency, East Nusa Tenggara Province. This intervention is carried out through budget allocations to stimulate capital for productive economic businesses carried out by poor communities, with the policy objective being to have an impact on improving people's living standards. The implementation of Special Financial Assistance (SFA) was carried out from 2019 – 2022 in Alor Regency, NTT Province. This study uses a descriptive qualitative method with data collection techniques through in-depth interviews, Focus Group Discussions and field observations. The results of the study show that the policy of allocation of special financial assistance has an impact on increasing the productive economic efforts of the poor and affects the ability to access better education and health needs. This study also found that the Special Financial Assistance policy has a positive impact on the development of productive economic enterprises of the poor, because of the ease of access to capital for the poor so that they can develop their businesses and improve people's living standards, which ultimately improves their household economic conditions, and is able to access better health and education services."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah yang paling mendasar dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai bentuk dan fungsi ritual dan kepercayaan masyarakat Ende, serta nilai-nilai yang terkandung dalam ritual dan kepercayaan masyarakat Ende?, dengan menggunakan landasan teori yaitu seperti teori klasik, teori integrasi, teori interaksi simbolik dan teori akulturasi. Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat terkait dengan permasalahan tersebut, digunakan metode kualitatif. Sumber data terdiri dari data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi, serta data sekunder diperoleh melalui perpustakaan. Analisis data bersifat kualitatif yang dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil analisis data disajikan dengan deskripsi. Sebagai sebuah penelitian yang bersifat Ilmiah Populer, maka penelitian ini bertujuan tidak semata-mata mengetahui, mengidentifikasikan, serta mendeskripsikan fokus bahasan, akan tetapi juga akan dapat memberikan gambaran atau informasi yang utuh kepada masyarakat pada umumnya tentang ritual dan kepercayaan masyarakat Ende, sehingga diharapkan dapat memunculkan sikap cinta terhadap budaya sendiri. Hasil penelitian menunjukkan : Pertama, beberapa bentuk kepercayaan yang dikenal dalam masyarakat Ende adalah :(1) Wujud Tertinggi Keilahian; (2) Bobo-Mamo Embu-Kajo; dan (3) Nitu Pa'i. Kedua, ritual adat yang masih hidup dan berkembang pada masyarakat Ende umumnya dan masyarakat Wolotopo Timur khususnya adalah sebagai berikut : (1) Upacara Adat Membuka Lahan Kebun Baru; (2) Upacara ka poo; (3) Upacara ka poka; (4) Upacara joka ju; (5) Upacara Mure atau upacara mohon curah hujan; dan (6) Upacara Mopo. Sedangkan fungsi ritual adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Lio-Ende yang berkaitan dengan tata berladang, pada intinya adalah: (1) Penghormatan terhadap Maha Pencipta/Dewa Tertinggi, serta roh Leluhur; (2) Memohon kesuburan dan kelimpahan panen; (3) Fungsi untuk menumbuhkembangkan sikap solidaritas; (4) Konservasi sumberdaya alam. Di dalam keseluruhan bentuk kepercayaan dan ritual masyarakat Ende di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur yaitu : (1) Nilai sangat menghargai dan mencintai alam; (2) Nilai kebajikan, berhati suci, sikap hidup saling tolong menolong, saling menghargai sesama, membentuk moral bangsa yang berakhlak mulia, bermartabat dan berkeadilan; dan (3) Nilai mencintai tanah airnya sendiri."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Arief Wicaksono
"Tulisan ini membahas tentang berkurangnya signifikansi ritual dan aktivitas pertanian yang terjadi di masyarakat Lio pada Desa Nggela, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Saya berpandangan bahwa dalam kurun waktu empat dekade terakhir, telah terjadi peruhahan dominasi mode produksi pada masyarakat Nggela seiring dengan munculnya sumber-sumber penghasilan baru di luar pertanian, mulai dari mode produksi perkebunan tanaman komoditas, tenunan, dan pariwisata. Perubahan dominasi mode produksi ini berimplikasi pada perubahan-perubahan sosial pada aturan dan implementasi adat, ritual, serta pola perkawinan dan kekerabatan yang cenderung mengarah pada kondisi semakin berkurangnya signifikansi ritual serta relevansinya dengan aktivitas pertanian. Selain berfokus pada aspek perubahan cara produksi dan hubungan produksi dalam kerangka mode produksi, saya juga menggunakan pendekatan produksi sosial, praktik, dan sejarah untuk melihat bagaimana peristiwa-peristiwa yang terjadi menimbulkan dinamika internal yang berimplikasi pada hubungan-hubungan antara manusia, alam, tenaga kerja, dan hubungan antarmanusia itu sendiri di Nggela. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: pertama, masyarakat Nggela masih terikat pada prinsip-prinsip kekerabatan dan di dalamnya terdapat lebih dari satu produksi. Kedua, kisah asal-usul masih menjadi dasar legitimasi otoritas pemimpin adat di Nggela. Ketiga, perubahan-perubahan yang terjadi pada pola perkawinan dan kekerabatan serta fenomena migrasi keluar, meskipun tidak secara langsung menyebabkan perubahan pada mode produksi pertanian, tetapi menciptakan kondisi yang mengarah pada perubahan tersebut. Keempat, perubahan mode produksi tidak hanya terjadi pada produksi material, tetapi juga perlu diproblematisasi perihal produksi sosialnya. Kelima, sejumlah peristiwa yang terjadi dalam empat dekade terakhir meniumbulkan dinamika internal yang menyebabkan stransformasi sosial-ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode etnografi dengan teknik pengamatan terlibat dan wawancara mendalam.

This paper discusses the less significance of rituals and agricultural activities among the Lio in Nggela Village, Ende, Flores, Eastern Nusa Tenggara. In my idea, in the last four decades, there has been a shift in the dominance of production modes in the Nggela people along with the emergence of new sources of income outside of agriculture, ranging from modes of production of commodity crop plantations, weaving, and tourism. This change in the dominance of mode of production has implications for social changes in the rules and implementation of customs, rituals, marriage and kinship patterns that tend to lead to conditions of diminishing ritual significance and relevance to agricultural activities. In addition to focusing on aspects of changing ways of production and production relations within the framework of modes of production, I also use social production, practice, and historical approaches to see how the events that occur give rise to internal dynamics that have implications for the relations between humans, nature, labor, and human relations themselves in Nggela. The results of the study are as follows: first, the Nggela people are still bound to the principles of kinship and in it there is more than one modes of production. Second, the origin story is still the basis for the legitimacy of the authority of indigenous leaders in Nggela. Third, the changes that occur in the patterns of marriage and kinship and the phenomenon of outward migration, although not directly causing changes in the mode of agricultural production, but creating conditions that lead to such changes. Fourth, changes in the mode of production do not only occur in material production, but also need to be problematized regarding social production. Fifth, a number of historical moment that have occurred in the last four decades have caused internal dynamics that have led to socio-economic transformation.This research was conducted using ethnographic methods with participant observation techniques and in-depth interviews. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy William
"Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan angka kekurangan nutrisi pada anak balita yang cukup tinggi. Kekurangan nutrisi merupakan penyebab mortalitas utama pada anak balita, yang dapat disebabkan oleh infeksi. Indonesia merupakan negara yang endemis terhadap soil transmitted helminth (STH) yang mencakup Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa infeksi STH dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh infeksi STH terhadap kekurangan nutrisi pada anak balita di kecamatan Nangapanda, NTT yang diukur dengan weight-for-age z-score (WAZ), height-for-age z-score (HAZ), dan weight-for-height z-score (WHZ).
Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 98 subjek anak balita di Kecamatan Nangapanda yang berasal dari random sampling. Status WAZ, HAZ, dan WHZ diperoleh dari pengukuran antropometri, sementara status infeksi STH ditentukan melalui metode Kato-Katz untuk menemukan telur cacing di tinja. Hubungan antara infeksi STH dan kekurangan nutrisi pada anak balita dianalisis dengan chi-square, dan dilakukan analisis regresi logistik untuk mencari pengaruh faktor lain seperti usia anak balita, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan ibu. Dari 98 anak balita, sebanyak 58 di antaranya terinfeksi STH.
Sementara itu, ditemukan bahwa 27,6% anak balita memiliki WAZ <-2, 40,9% memiliki HAZ <-2, dan 10,2% memiliki WHZ <-2. Meskipun begitu, hasil analisis menunjukkan bahwa status infeksi STH tidak berhubungan secara bermakna dengan status gizi buruk pada anak balita, baik menurut WAZ (p = 0,997), HAZ (p = 0,244), maupun WHZ (p = 1,000). Analisis multivariat juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan faktor lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa infeksi STH tidak mempengaruhi kekurangan nutrisi pada anak balita di NTT, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

East Nusa Tenggara Province had one of the highest rate of undernutrition in under-five children in Indonesia. Undernutrition contributes to a high proportion of mortality in under-five children, which can be caused by infection. Indonesia is endemic for soil-transmitted helminth (STH) infection, which can be caused by Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura¸ and hookworm. Several studies have shown that STH infections can cause malnutrition in under-five children. Therefore, this research aims to investigate the association between STH infection and undernutrition in under-five children measured by weight-for-age z-score (WAZ), height-for-age z-score (HAZ), and weight-for-height z-score (WHZ).
This is a cross-sectional study involving 98 under-five children which is recruited using random sampling from Nangapanda Sub-District, East Nusa Tenggara. WAZ, HAZ, and WHZ status is determined from anthropometry, while STH infections are determined by Kato-Katz method to find the helminth eggs. Chi-square analysis is performed to find the association between STH infection and nutritional status in under-five children, and logistic regression is also performed to find other potential factors such as age, gender, and mother?s education. Of the 98 children recruited, 58 had STH infections.
This study also found that 27,6% of the children had WAZ <-2, 40,9% had HAZ <-2, and 10,2% had WHZ <-2. However, chi-square analysis showed that there are no significant association between STH infection and undernutrition in under-five children of Nangapanda measured by WAZ (p = 0,997), HAZ (p = 0,244),and WHZ (p = 1,000). Multivariate analysis also showed that other factors in this study are not significant. Therefore, this research showed that STH infection are not the main cause of undernutrition in children of East Nusa Tenggara, and further research are warranted to determine other factors which may cause the problem.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leope Pinnega Herritesta Handika
"ABSTRAK
Kesadaran akan pentingnya pemanfaatan sistem inovasi untuk mendukung
pembangunan, dipicu terjadinya proses transisi perekonomian dunia yang semula
berbasis pada sumber daya menjadi perekonomian berbasis pengetahuan atau
KBE. Tesis ini memberikan kontribusi dalam memahami penguatan Sistem
inovasi dalam kebijakan pembangunan di provinsi NTT menggunakan metode
SSM dalam kerangka hirarki kebijakan Bromley (1989). Hasil analisis
menunjukkan bahwa belum adanya kebijakan lokal sebagai payung legitimasi
SIDa di daerah yaitu roadmap penguatan SIDa yang terintegrasi dengan RPJMD
menyebabkan penguatan SIDa dalam kebijakan pembangunan pemerintah
provinsi NTT tidak berjalan efektif pada tataran organisasi maupun tataran
operasional. Oleh karena itu, pengaturan kebijakan pada ketiga tataran
kelembagaan tersebut tidak bisa dilihat secara terpisah antara satu dengan yang
lain, karena saling berkaitan. Untuk itu pemerintah provinsi perlu melakukan
revisi peraturan daerah tentang RPJMD sebagai payung legitimasi SIDa di daerah.
Kemudian perlu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas BPPD provinsi, sehingga
semakin berkompeten mengkoordinasikan kegiatan penguatan SIDa. Terakhir
perlu merevitalisasi konsorsium menggunakan model triple helix I.untuk
menunjang peningkatan intensitas dan kualitas interaksi stakeholder inovasi
dalam dalam satu rantai kegiatan penguatan SIDa.

ABSTRACT
Awareness of importance the use innovation system to support development,
triggered by world economy transition which was originally based on a resource based
economy into a knowledge- based economy or KBE. This thesis contributes
to understanding strengthening of innovation systems in NTT province policy
development using SSM method within policy framework of hierarchy Bromley
(1989). The analysis showed that the absence of a local policy as an system
innovation legitimacy in the region, specifically roadmap SIDA which integrated
with RPJMD cause strengthening SIDA in the NTT provincial government's
development policy has not been effective at organizational level and operational
level. Therefore, setting institutional policy on the third level can’t be seen in
isolation from one another, due to inter-related. The provincial government needs
to revise local regulations that legitimacy SIDA in the region. Then the need to
increase the capacity and capability BPPD province, so the more competent
coordinate building activities SIDA. Last need to revitalize the consortium using
triple helix model I, to increase intensity and quality of stakeholder interaction in
the chain of innovation in building activities SIDA."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Meyanti Putri
"ABSTRAK
Pembangunan berprespektif gender merupakan upaya mengintegrasikan masalah gender dalam pembangunan melalui pemenuhan hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, kredit, pekerjaan, dan peningkatan peran serta perempuan dalam kehidupan pada sektor publik. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan dinilai dari kinerja Gender Development Index GDI atau Indeks Pembangunan Gender IPG ; Provinsi NTT adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki trend angka IPG yang terus meningkat, namun disisi lain capaian IPM nya masih rendah. Pada tahun 2014 dan 2015, angka IPG provinsi NTT berturut-turut sebesar 92,76 dan 92,91 dimana secara nasional berada diatas capaian IPG Indonesia. Akan tetapi angka IPM nya masih sangat rendah peringkat ke-4 dari belakang dibandingkan IPM rata-rata provinsi di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan pembangunan berprespektif gender pada kabupaten/kota di provinsi NTT serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut baik dari indikator ekonomi dan non ekonomi; Metode analisis secara deskriptif dan regresi linear berganda menggunakan data panel dengan program pengolahan EVIEWS.Hasil penelitian menunjukan bahwa kesetaraan gender pada kabupaten/kota di provinsi Nusa Tenggara Timur dipengaruhi oleh variabel-variabel porsi pengeluaran pemerintah kabupaten/kota di provinsi Nusa Tenggara Timur di bidang pendidikan dan kesehatan dalam APBD, besarnya pengeluaran pemerintah perkapita di bidang pendidikan dan kesehatan dalam APBD, proporsi belanja rumah tangga untuk pendidikan dan kesehatan, serta porsi angkatan kerja perempuan dalam angkatan kerja total. Dampak peningkatan seluruh variabel bebas tersebut terhadap kesetaraan gender sangat kecil terlihat dari nilai kooefisien regresinya yang sangat kecil. Variabel bebas yang menunjukan arah pengaruh yang positif, yaitu belanja pemerintah perkapita untuk pendidikan dan kesehatan serta proporsi angkatan kerja perempuan dalam angkatan kerja total.
ABSTRACT
Developing gender perspective is an effort to integrate gender issues into development through the fulfillment of basic rights such as education, health, credit, employment, and increasing the participation of women in public sector living. One of the indicators of development success is judged by the performance of the Gender Development Index GDI NTT Province is one of the provinces in Indonesia which has a trend of increasing GDI numbers, but one the other hand the achievement of HDI is still low. In 2014 and 2015, the GDI of the province of NTT is 92.76 and 92.91, respectively, which is nationally above the achievement of GDI Indonesia. However, the HDI is still very low ranked 4th from behind than the average HDI of the province in Indonesia. This study aims to analyze the success of developing gender perspective in districts of NTT province and to know the factors that influence the success both from economic and non economic indicators. Descriptive analysis method and multiple linear regression using panel data with EVIEWS processing program. The research results show that gender equality in districts of East Nusa Tenggara province is influenced by the variables of government expenditure portion in education and health on APBD, the amount of government expenditure per capita in education and health on APBD, the proportion of household expenditure on education and health, and the share of the female labor force in the total labor force. The impact of the increase of all independent variables on gender equality is very small from the very small regression coefficient. The independent variables indicate the direction of positive influence, ie per capita government expenditure on education and health and the proportion of female labor force in total labor force "
2017
T48658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Retta Catherina
"Latar Belakang: Malaria asimtomatik cukup banyak ditemukan pada daerah endemik, termasuk Nusa Tenggara Timur. Meskipun tidak menimbulkan gejala, individu yang terinfeksi sangat berperan dalam penularan malaria. Sama seperti malaria dengan gejala, pada malaria asimtomatik dapat terjadi perubahan hematologi termasuk trombosit.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi malaria asimtomatik di kecamatan Nangapanda, mengetahui kadar trombosit penduduk, dan mengidentifikasi hubungan antara kejadian malaria asimtomatik dengan jumlah trombosit.
Metode : Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang berdasarkan data penduduk Kecamatan Nangapanda dari penelitian besar sebelumnya pada tahun 2009.
Hasil : Dari total 217 subjek penelitian, prevalensi malaria asimtomatik di Kecamatan Nangapanda didapatkan sebesar 14,29 . Nilai tengah jumlah trombosit pada subjek penelitian didapatkan sebesar 110 x 103/ L, dengan nilai minimal 14 x103/ L dan nilai maksimal 511x103/ L. Dari 31 individu yang terinfeksi, didapatkan prevalensi trombositopenia sebesar 74,2 , sedangkan dari 126 individu yang tidak terinfeksi didapatkan prevalensi sebesar 67,7. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kejadian infeksi malaria asimtomatik dengan jumlah trombosit atau status trombositopenia.
Kesimpulan : Tidak ditemukan hubungan bermakna antara malaria asimtomatik dengan jumlah trombosit pada penduduk Kecamatan Nangapanda.

Introduction: Asymptomatic malaria is prevalent in endemic area, including East Nusa Tenggara. Although it usually cause no symptoms, the infected individual plays a significant role in malaria transmission. Like symptomatic malaria, hematological changes such as in platelet count might occur in asymptomatic malaria.
Objective: This study aims to obtain the prevalence of asymptomatic malaria in a population living in Nangapanda district, to describe the platelet count of the population, as well as to investigate the relationship between asymptomatic malaria and platelet count.
Method: This study used cross sectional method based on the data from a previous study that was conducted in Nangapanda district back in 2009.
Result: From a total of 217 subjects, the prevalence of asymptomatic malaria found in Nangapanda district was 14.29. The median of platelet count of the subject population was 110 x 103 L, ranging from 14 x103 L to 511x103 L. Out of 31 infected individuals, the prevalence of thrombocytopenia was 74.2, meanwhile from 126 not infected individuals the prevalence of thrombocytopenia was 67.7. No significant relationship was found between asymptomatic malaria and platelet count or the status of thrombocytopenia.
Conclusion: Asymptomatic malaria was not associated with the low platelet count in this population of Nangapanda district.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Roswenda
"Infeksi Necator amerikanus adalah salah satu infeksi yang paling prevalen di daerah tropis seperti Indonesia. Kota Ende di Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki prevalen 20 -49.9%. infeksi cacing tambang sering di asosiasikan dengan malnutrisi dan gangguan pertumbuhan pada anak serta anemia defisiensi besi dan hipoalbuminemia. Riset mengenai status nutrisi dan hubungannya dengan infeksi N. americanus masih minimal, terlebih di Indonesia. Sebuah studi oleh Sumanto et al. membahas tentang factor resiko dari infeksi N. americanus. Tujuan dari studi ini adalah untuk menggali lebih dalam tentang korelasi infeksi N. americanus dan status nutrisi. Infeksi ditentukan dengan real-time PCR dari sampel sebesar 185 anak-anak Ende, Nusa Tenggara Timur. Status nutrisi partisipan ditentukan oleh indeks massa tubuh (IMT).
Data yang didapatakan dianalisa menggunakan SPSS 22 untuh mencari korelasi usia dan seks dengan infeksi serta infekse dengan IMT. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistic dan chi-square. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa korelasi sex dan infeksi tidak signifikan, serta infeksi dan IMT juga tidak signifikan. Namun, hasil signifikan didapatkan pada korelasi usia (dibagi menjadi 2 kategori: dibawah dan diatas 10 tahun) dengan infeksi N. americanus dengan infeksi yang lebih prevalen di subjek yang berusia diatas 10 tahun. Karena riset ini merupakan cross-sectional, hubungan sebab-akibat langsung dari infeksi N. americanus dan IMT tidak dapat ditentukan dan harus dilakukan riset lebih lanjut.

Necator americanus infection is one of the most prevalent hookworm infection affecting tropical regions such as Indonesia. East Nusa tenggara including Ende, has a prevalence of 20 to 49.9%. Hookworm infection is closely linked to malnutrition and impaired growth as well as iron deficiency anemia and hypoalbuminemia. The aim of this study is to explore the relationship between N. americanus infection and nutritional status. Infection was determined using real-time PCR from stool samples of 185 children in Ende, Nusa Tenggara Timur. Nutritional status was determined based on body mass index of participants.
The data were analyzed using SPSS 22 to find the relationship between age or sex and N.americanus infection and between infection and BMI. Logistic regressions and chi-square tests were used. The result showed there were no signnificant relationship between sex and infection, and between infection and BMI. However, children aged above 10 years old had significantly higher prevalence of N. americanus infection compared to younger children. Due to being a cross-sectional research, the direct cause and affect relationship of N.americanus infection and BMI cannot be determined and further research should be done.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>