Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endar Purnawan
"Tesis ini membahas tentang pengembangan UMKM Olahan Pangan Lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa gerakan ODNR telah mendorong munculnya UMKM yang bergerak di bidang kuliner dan kemudian menyediakan menu pangan lokal non beras dan non terigu. Peran UMKM olahan pangan lokal dalam gerakan ODNR adalah memproduksi, menyuplai, mendistribusikan, memasarkan pangan lokal, melakukan inovasi, mensosialisasikan ODNR, memunculkan UMKM baru dan membuka lapangan kerja. Hal-hal yang mendukung perkembangan UMKM pangan lokal adalah tempat usaha, peralatan, modal, tenaga kerja, keterampilan, bahan baku, dan gerakan ODNR itu sendiri, sedangkan faktor penghambatnya adalah pergantian pegawai dan pengaturan waktu kerja, kurangnya kreatifitas, kurangnya pengetahuan dan kelangkaan bahan baku tertentu.

This thesis reveals the development of micro, small and medium local food entreprise. Furthermore, this descriptive research uses a qualitative approach. The result of this research show that ODNR action has encouraged the appearance of UMKM in a culinary sector and it also provided local food - non rice and non wheat. The roles of UMKM in a ODNR action is producing, supplying, distributing, marketing local food, conducting inovation, socializing ODNR action, creating new UMKM and job vacancies. Things supporting the development of UMKM are place, equipment, capital, human resources, skills, raw materials, and ODNR action itself. On the other hand, there are some factor that inhibit its development, such as the alteration of human resources and setting of working time, lack of creativity, lack of knowledge and scarcity of raw materials."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Ratna Rosmauli
"Program One Day No Rice yang merupakan sebuah himbauan untuk melaksanakan gerakan ?sehari tanpa nasi? yang dituangkan dalam Surat Edaran Walikota Depok Nomor 500/1688 tentang Ketahanan Pangan sudah berjalan sejak September 2011 lalu. Program yang menekankan terhadap Diversifikasi pangan atau yang biasa dikenal dengan istilah penganekaragaman pangan menghimbau secara khusus Aparatur PNS Kota Depok, secara umum masyarakat Kota Depok untuk ikut serta dalam implementasi program ODNR tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi Program ODNR di Kota Depok berdasarkan Surat Edaran Walikota Depok Nomor 500/1688 tentang Ketahanan Pangan. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dengan metode wawancara mendalam, dan studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari empat tepat (tepat kebijakan, tepat pelaksananya, tepat target, dan tepat lingkungan). Selain itu dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa implementasi yang dilakukan oleh Aparatur PNS Kota Depok sudah berjalan dan masih berjalan sampai saat ini dengan pemahaman yang berbeda-beda oleh masing-masing PNS, dalam mengimplementasikan program ODNR memberikan manfaat dari sisi kesehatan. Terdapat hambatan baik dari segi supply, produksi, distribusi dan strategi pemasaran.

One Day No Rice program that is a call to implement the movement "one day without rice" as outlined in Circular Letter depok mayor number 500/1688 about Food Security has been running since September 2011. Program that emphasizes the diversification of food or commonly known as food diversity specifically urged civil servants Apparatus Depok, in general people depok to partake in implementation program ODNR (One Day No Rice), Depok City community in general to participate in the implementation of the ODNR program. This study aimed to describe the ODNR (One Day No Rice) Program Implementation in Depok city (based on Circular Letter of Depok Mayor Number 500/1688 about Food Security). Researcher used qualitative method with in-depth interview and literature study for this research.
The results of this study can be seen from four right (right policies, the right executive, right targets, and the right environment). moreover the results of this study stated that the implementation is done by civil servants Apparatus Depok is already running and is still running until now with a different understanding by individual civil servants, in implementing ODNR program provides benefits in terms of health. There are barriers in terms of supply, production, distribution and marketing strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Aulia
"Tesis ini berisi evaluasi gerakan One Day No Rice (ODNR) di Kota Depok, dimana ODNR adalah sebuah gerakan dalam mendukung program diversifikasi pangan berbasis kearifan pangan lokal. Tujuan dari tesis ini adalah untuk menganalisis efektifitas strategi yang sudah dijalankan oleh Pemerintah Kota Depok dalam meningkatkan keberhasilan gerakan ODNR dan merumuskan strategi peningkatan keberhasilan gerakan ODNR dan juga menganalisis efektifitas kebijakan pemerintah Kota Depok dalam mendukung gerakan ODNR. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan analisis data menggunakan metode SWOT (Strenght Weakness Opportunities Threats). Efektifitas strategi gerakan ODNR dilihat dari dua indikator keberhasilan yaitu total konsumsi beras padi dan skor PPH Kota Depok.
Konsumsi beras padi Kota Depok pada tahun 2012 sebesar 252,62 gram/kapita/hari dan pada tahun 2013 menurun menjadi sebesar 207,85 gram/kapita/hari, terjadi penuruan sebesar 1,77% melebihi target nasional yaitu sebesar 1,5%. Skor PPH Kota Depok pada tahun 2011 sebesar 93,7 terus meningkat setiap tahunnya yaitu sebesar 94,7 pada tahun 2012 dan 95,6 pada tahun 2013. Dilihat dari sisi kedua indikator tersebut, maka gerakan ODNR dapat dikatakan efektif. Strategi yang tepat untuk peningkatan keberhasilan gerakan ODNR adalah Strategi WT (Weakness Threats), yaitu strategi untuk menekan/mengeliminir berbagai ancaman dan kelemahan yang ada. Hasil analisis SWOT tersebut memperlihatkan bahwa kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah Kota Depok sudah berjalan secara efektif.

This thesis contains the evaluation of the movement of One Day No Rice (ODNR) in Depok, where ODNR is a movement in support food diversification program based on local food wisdom. The purpose of this thesis is to analyze the effectiveness of government policies in support of the movement Depok ODNR and formulate strategies for improving the success of the movement of ODNR and also to analyze the effectiveness of the Depok policy in supporting ODNR movement. This study uses descriptive analysis to data analysis using the SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats). The strategy effectivity of the movement ODNR seen from two indicator of success, which is rice total consumption and PPH score of Depok City.
Rice consumption in Depok at 2012 is 252,62 gr/kapita/day and at 2013 is 207,85 gr/kapita/day. The decrease is 1,77 % over the national target at 1,5 %. According from both indicators, the movement ODNR is effective. Appropriate strategy for improvement of the success of the movement of ODNR is Strategy WT (Weakness Threats), which is a strategy to reduce / eliminate various threats and weaknesses. The results of the SWOT analysis shows that the policies implemented by the government of Depok has been running effectively.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Farida
"Label pangan memiliki peranan yang penting dalam memengaruhi keputusan konsumenuntuk membeli produk pangan. Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakansebagai upaya menjamin keamanan pangan melalui pencantuman informasi yang benardan jelas pada label pangan antara lain Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentangPangan, Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan,dan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2017tentang Pendaftaran Pangan Olahan. Namun, implementasi kebijakan tersebut belumberjalan optimal dan masih banyak ditemukan pelanggaran label khususnya produkyang dihasilkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM pangan. Penelitianini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi implementasi kebijakanlabel pangan pada UMKM pangan di Jakarta dan Semarang. Penelitan ini dilakukandengan pendekatan kualitatif untuk menggali pandangan stakeholder melaluiwawancara mendalam serta fokus grup diskusi FGD . Dilakukan content analysisuntuk menyimpulkan fenomena tematik yang dilengkapi dengan observasi terhadap 12produk UMKM di Jakarta dan 7 produk UMKM di Semarang sebagai bentuk triangulasiuntuk menjaga validitas data. Analisis diperdalam dengan framework implementasikebijakan Edward III meliputi empat variabel yang mempengaruhi implementasikebijakan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Hasilobservasi terhadap label UMKM pangan mendapatkan produk yang Tidak MemenuhiKetentuan TMK di Jakarta 91,6 dan Semarang 85,7 dengan pelanggarantertinggi adalah tidak tercantumnya keterangan kode produksi. Rendahnya penerapankebijakan label pangan antara lain disebabkan kurangnya dukungan pemerintahsehingga membatasi frekuensi sosialisasi, alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasijuga memengaruhi koordinasi lintas sektor yang menyebabkan rendahnya keberhasilanprogram pengawasan dan pembinaan UMKM pangan. Penerapan kebijakan labelpangan pada UMKM pangan di Jakarta dan Semarang belum berjalan optimal yangdibuktikan dengan masih tingginya pelanggaran terhadap pencantuman keterangan padalabel. Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat memperkuat frekuensi komunikasi,alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasi serta koordinasi lintas sektor agar prosesimplementasi kebijakan oleh UMKM pangan baik di Jakarta maupun Semarang dapatberjalan optimal.Kata kunci:Implementasi kebijakan, label pangan, UMKM pangan.

Food labels have an important role in affecting consumer decisions when purchasing aproduct. The government has set various policies in an effort to ensure food safetythrough correct and clear labelling, including Law No. 18 of 2012 on Food, GovernmentRegulation No. 69 of 1999 on Food Labelling and Advertisement, and Head of NationalAgency for Drug and Food Control Regulation No. 27 of 2017 on Food ProductRegistration. However, implementation of these policies is not optimal and manyviolations occur especially in Micro, Small, and Medium Food Enterprises MSME .This research is aimed analyzing the factors that affect the implementation of foodlabelling policies in food MSME in Jakarta and Semarang. This is a qualitative studyaimed at identifying stakeholder views through in depth interviews and Focused GroupDiscussions FGD . Content analysis was performed to determine the thematicphenomena, completed with observation of 12 MSME products in Jakarta and 7products in Semarang as a form of triangulation to maintain data validity. Analysis wasdetailed by framework implementation of Edward III policy which includes fourvariables that affect the implementation of a policy ndash communication, resources,disposition, and bureaucracy structure. Observations of MSME food labels revealedmajor violations in Jakarta 91.6 and Semarang 85.7 as production codes werenot printed on the labels. This low rate of policy implementation was caused by the lackof government support which limited socialization frequency, resource allocation,monitoring and evaluation that also affected coordination across sectors that caused alow success rate of the monitoring and maintenance program for food MSME.Implementation of food labeling policies in food MSME in Jakarta and Semarang is notoptimal as proven by the high rate of violations towards items to be posted on foodlabels. Therefore, the government should enhance the frequency of communication,resource allocation, monitoring and evaluation, as well as coordination across sectors toensure optimum implementation of the policy in Jakarta and SemarangKey words Implementation of policies, food labelling, food MSME"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Permatasari
"ABSTRAK
Makanan terfortifikasi yang merupakan salah satu pendekatan berdasar makanan dapat dijadikan salah satu intervenesi untuk mengurangi angka kejadian pendek sedang pada anak dibawah lima tahun. Pada studi ini, level fortifikasi dihitung berdasarkan kesenjangan antara kebutuhan nutrisi dan pengoptimalan makanan pendamping yang dikembangkan berdasarkan pendekatan linear programming. Studi ini dibagi menjadi tiga fase; 1) pengembangan rekomendasi makanan pendamping menggunakan perangkat lunak OPTIFOOD , 2) pengembangan biskuit terfortifikasi, dan 3) uji penerimaan biskuit dengan desain tiga lengan silang acak. Lima puluh satu anak ikut serta pada uji penerimaan. Tepung jagung, tepung kacang kedelai, dan bubuk daun kelor digunakan sebagai bahan baku utama biskuit. Sembilan zat gizi ditambahkan sebagai fortifikan yang ditambahkan pada high nutrient dense fortified biscuit (zatbesi, seng, kalsium, B1, B3,B6 asam folat, B12, dan vitamin A) dan delapan zat gizi (kecuali vitamin A) ditambahkan pada standard nutrient dense fortified biscuit. Anak-anak dapat mengonsumsi 80%, 75%, dan 70% biskuit tidak terfortifikasi, standard nutrient dense fortified biscuit, and high nutrient dense fortified biscuit. Kebanyak pengasuh menyukai aroma dan warna dari biskuit tetapi kurang menyukai teksturnya (dengan nilai uji pengindaraan berurutan 2.08 dan 2.20). tidak ada perbedaan yang nyata pada ketiga jenis biskuit tersebut.

ABSTRACT
Fortified food as one of food based approach can be used as intervention to reduce prevalence of moderate stunting. In this study, fortificant level was calculated based on the gap between requirement nutrient intakes (RNI) and optimized complementary feeding developed using linear programming approach. This study was divided into three phases; 1) developing optimized complementary feeding recommendation using OPTIFOOD software, 2) developing the fortified biscuits, 3) biscuit acceptability trial with three arms randomized cross over design. Fifty one children participated in acceptability trial. Corn flour, soy flour, moringa leaves powder were used as the main ingredients of biscuits. Nine nutrients (iron, zinc, calcium, B1, B3,B6, folate, B12, Vit A) were added as fortificants in high nutrient dense fortified biscuit and eight nutrients (except Vit A) were added in standard nutrient dense fortified biscuit. The children could consume 80%, 75% and 70% of unfortified, standard nutrient dense fortified biscuit, and high nutrient dense fortified biscuit respectively. The majority of caregiver liked the aroma and color of biscuits but less of texture for standard and high nutrient dense fortified biscuit (with organoleptic score 2.08 and 2.20, respectively). There was no significant difference among the three types of biscuits."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Panni Genti Romauli
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran harga, pendapatan, dan selera terhadap konsumsi pangan lokal di Provinsi Papua. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2019 dari Badan Pusat Statistik. Metode yang digunakan adalah Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dengan estimator Iterated Linear Least Square (ILLS). Hasilnya adalah peningkatan pendapatan sangat berdampak pada peningkatan konsumsi pangan lokal di daerah kota dan pendapatan tinggi dibandingkan di daerah desa dan pendapatan rendah. Peran harga pangan lokal sangat penting karena bersifat elastis yaitu ketika harga pangan lokal meningkat akan mengurangi proporsi konsumsi pangan lokal meskipun di kompensasi oleh pendapatan.

The objective of this study is to determine the role of price, income, and tastes on local food consumption in Papua Province. This study used the 2019 National Socio-Economic Survey (SUSENAS). The method used is Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) with Iterated Linear Least Square (ILLS) estimator. The results are the increase in income affects the local food consumption in urban areas with high incomes as opposed to rural areas with low incomes. The role of local food prices is very important because consumption local food will reduce if the price increase even though it is compensated by income."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirina Imami
"ABSTRAK
Pengawasan adalah salah satu fungsi dari manajemen. Pengawasan penting dilakukan oleh suatu organisasi agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai, terutama di bidang industri makanan dan minuman. Pengawasan di bidang industri makanan dan minuman penting untuk menjaga mutu dan keamanan dari pangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengawasan dari Kementerian Perindustrian, yaitu di Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan Kementerian Perindustrian mengenai pelaksanaan Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) makanan dan minuman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan yang dilakukan dalam penerapan CPPOB terdiri atas empat tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengawasan, tahap pengolahan data, dan tahap tindak lanjut dan belum maksimal karena dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu PT. Sucofindo (Persero) dan tindak lanjut yang diberikan,yaitu pembinaan dan sanksi kurang ditegakkan dalam penerapan CPPOB ini.

ABSTRACT
Monitoring is one of the management function. Monitoring has to be done by an organization so that it is goals can be reached as well, especially on food and drink section. Monitoring is very important keep and maintain the quality and safety of the food. The main purpose of this reasearch is to analyze the implementation monitoring process of the Good Manufacturing Practices Guidelines by Ministry Of Industry on the Small And Medium Industry in the food and beverage sector. Qualitative approach was used in this reasearch and data was collected from in-depth interview.
The research result shown that monitoring in the GMP processes can be divided in four stages. The first stage is preparation, then controlling or monitoring stage, data processin stage, and no further stage and monitoring is not maximal to do because it is done by the third party, which is PT. Sucofindo (Persero), and the development all the way sanctions have not been enforced well still to this GMP application.
"
2016
S63870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utariny Nurin Nasywa
"Pengaruh globalisasi dan urbanisasi menyebabkan penyebaran informasi dan budaya yang sangat cepat. Pola makan menjadi salah satu aspek yang turut terdampak akibat tersebarnya budaya barat ke seluruh dunia secara cepat. Saat ini makanan siap saji menjadi salah satu jenis makanan yang digemari banyak orang, termasuk anak-anak. Hal ini menimbulkan masalah baru karena kandungan makanan siap saji yang tinggi akan kalori, sodium, serta rendah serat dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Kelebihan kalori dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan simpanan lemak tubuh yang apabila terjadi dalam waktu lama akan menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan. Penelitian menggunakan data sekunder sub-sampel dari penelitian South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 dengan jenis studi potong lintang dengan total sampel sebanyak 95 anak, terdiri atas 39 anak laki-laki dan 56 anak perempuan. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji dinilai menggunakan kuesioner Child Food Habit Questionairre (CFH), sedangkan persentase lemak tubuh diukur menggunakan Body Composition Analyzer. Karakteristik subjek penelitian merupakan anak usia 7—12 tahun yang berasal dari wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Konsumsi makanan siap saji sebanyak 1 bulan sekali menjadi konsumsi terbanyak pada populasi dengan persentase 15,8% serta nilai persentase lemak tubuh dengan median 14,2%. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, didapatkan korelasi yang signifikan antara Kebiasaan konsumsi makanan siap saji (p=0,001), usia (p=0,047), IMT (p=0,001), aktivitas fisik (p=0,001), dan pendidikan ayah (p=0,010) dengan persentase lemak tubuh. Selain itu, berdasarkan uji regresi linear berganda diketahui bahwa IMT (p=0,001) dan aktivitas fisik (p=0,001) memiliki pengaruh yang signifikan terhdap persentase lemak tubuh. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji berhubungan dengan persentase lemak tubuh pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Faktor yang memengaruhi persentase lemak tubuh adalah IMT dan aktivitas fisik.

The influence of globalization and urbanization causes the spread of information and culture very quickly. Diet is one aspect that is also affected by the rapid spread of western culture throughout the world. Currently, fast food has become a type of food that is popular with many people, including children. This creates new problems because fast foods that are high in calories and sodium and low in fiber can cause health problems if consumed in excess. Excess calories in the body can cause increased body fat stores. If this occurs for a long time, it will cause various health problems. The research used secondary data from the South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 research with a cross-sectional study design. This study used subsample data from the SEANUTS study with a total sample of  95 children, consisting of  39 boys and 56 girls. Fast food consumption habits were assessed using the CFH questionnaire, while body fat percentage was measured using the Body Composition Analyzer. The characteristics of the research subjects were children aged 7-12 years who came from Jakarta Utara and Kepulauan Seribu. Consuming fast food once a month is the highest consumption in the population with a percentage of 15.8%, as well as the median value of body fat percentage was 14.2 percent. Based on the Kruskal-Wallis test, a significant correlation was found between fast food consumption habits (p=0.001), age (p=0.047), BMI (p=0.001), physical activity (p=0.001), and father's education (p= 0.010) with body fat percentage. Apart from that, based on the multiple linear regression test, it is known that BMI (p=0.001) and physical activity (p=0.001) have a significant influence on body fat percentage. The habit of consuming fast food is related to the percentage of body fat in school-aged children in DKI Jakarta Province. Factors that influence body fat percentage are BMI and physical activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Fatikhani
"Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ataupun kebiasaan seseorang. Salah satu pengetahuan yang perlu dimiliki oleh remaja ialah pengetahuan mengenai makanan cepat saji, guna pola makan remaja yang semakin membaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan arah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dengan pola makan pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 190 siswa yang terdiri dari kelas 7 dan 8 di SMPN 245 Jakarta dengan menggunakan teknik stratified random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 10 pertanyaan tentang tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dan 20 pernyataan mengenai pola makan. Melalui hasil analisis chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dengan pola makan pada remaja di SMPN 245 Jakarta p 0,543; 0,05 . Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perawat komunitas, para orang tua terutama yang memiliki anak remaja, serta masyarakat.

Knowledge is the one of affects a person's habit. One kind of knowledge that teenagers should have is knowledge about junk food. This knowledge is important in order to improve the adolescent 39 s dietary habit. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge about junk food and dietary habit in adolescents. This research is a descriptive correlative research using cross sectional design. The sample of the study was 190 students consisting of grades 7 and 8 in SMPN 245 Jakarta by using stratified random sampling technique.
The instrument used was a questionnaire containing 10 questions about adolescent's knowledge level about junk food and 20 statements about their dietary habit. The chi square analysis shows that there is no correlation between the knowledge level of junk food and the adolescent dietary habit at SMPN 245 Jakarta p 0,543 0,05 . This research is expected to provide information to community nurses, parents especially who have teenagers and also the community as well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
English, Ruth
Australia: ANZFA, 2000
613.2 ENG f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>