Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumarno
"Pneumonia merupakan pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Riskesdas 2013, menyebutkan insiden pneumonia di provinsi DKI Jakarta adalah 2,4%, prevalensi pneumonia sebesar 5,9%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola menyusui terhadap kejadian pneumonia pada balita 6-24 bulan setelah dikontrol kovariat (umur, jenis kelamin, Berat badan lahir, pertambahan berat badan hamil, pendidikan ibu, pemberian vitamin A dan adanya anggota keluarga perokok). Penelitian dilakukan dari bulan Mei-Juni di Jakarta Pusat.
Desain dalam penelitian ini kasus kontrol. Kasus adalah balita usia 6-24 bulan yang menderita pneumonia. kontrol adalah balita tetangga terdekat 6-24 bulan yang tidak menderita pneumonia. Sampel sebanyak 118 (kasus 59 dan kontrol 59). Analisis regresi logistik. Hasil penelitian OR = 3,528 (95%CI: 1,540-8,078). Balita yang tidak diberi ASI eksklusif berisiko 3,528 kali untuk menderita pneumonia dibandingkan balita yang mendapatkan ASI eksklusif saat 6 bulan pertama, setelah dikontrol adanya anggota keluarga perokok.

Pneumonia is a major killer in the world's children, more than other diseases such as AIDS, malaria and measles. Riskesdas 2013, the incidence of pneumonia in the province said Jakarta was 2.4%, the prevalence of pneumonia by 5.9%. The purpose of this study was to determine the relationship patterns of breastfeeding on the incidence of pneumonia in infants 6-24 months after the controlled covariates (age, gender, birth weight, weight gain pregnancy, maternal education, provision of vitamin A and their family members of smokers). The study was conducted of the month from May to June in Central Jakarta.
Design in this case-control study. Cases were children aged 6-24 months who suffered from pneumonia. Control is the nearest neighbor toddlers 6-24 months of age who do not suffer from pneumonia. A sample of 118 (59 cases and 59 controls). Logistic regression analysis. Results of the study OR = 3.528 (95% CI: 1.540 to 8.078). Infants who are not breastfed exclusively 3.528 times the risk of developing pneumonia compared to infants who were exclusively breastfed when the first 6 months, after controlling for family members of smokers.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Budi Santoso
"Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak di seluruh dunia. Setiap tahunnya diestimasikan sekitar 18% kematian anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia disebabkan oleh pneumonia. Faktor risiko pasti yang berkontribusi diantaranya yaitu balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.
Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian pneumonia balita usia 12 -23 bulan setelah dikontrol terhadap confounder. Studi kasus kontrol ini dilakukan di tiga wilayah puskesmas Kota Cimahi berdasarkan angka insidens kasus pneumonia balita yang tertinggi di tahun 2012. Kasus adalah balita usia 12 - 23 bulan yang berkunjung ke sarana puskesmas penelitian periode Januari - Desember 2012 dan didiagnosa sebagai kasus pneumonia. Kontrol merupakan tetangga dari kasus, dengan perbandingan jumlah kasus dan kontrol yaitu 1:1. Besar sampel minimal sebanyak 133 untuk masing - masing kelompok. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik. Besar asosiasi balita yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki OR untuk terjadinya pneumonia sebesar 3,58 kali (95% CI: 2,08 - 6,19) dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol terhadap confounder.
Penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu yang membuktikan kekuatan hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian pneumonia pada balita. Berfokus pada daerah dengan angka insiden kasus penumonia yang tinggi, pihak dinas kesehatan dan puskesmas dapat lebih meningkatkan upaya promosi dan fasilitasi ASI eksklusif, menciptakan kawasan tanpa asap rokok di tingkat rumah tangga, pengurangan adanya paparan asap pembakaran di dalam rumah, peningkatan pengetahuan ibu berkaitan faktor risiko pneumonia.

Pneumonia is the biggest cause of death in children worldwide. Each year approximately 18% of estimated deaths of children under five worldwide are caused by pneumonia. Definite risk factors that contribute to them are children under five who are not exclusively breastfed.
The purpose of this study to determine the relationship of exclusive breastfeeding on the incidence of pneumonia children under five age 12 -23 months after controlling for confounders.Case-control study was conducted in three areas of public health centers Cimahi City based incidence rates were highest children under five cases of pneumonia in 2012. Cases were children aged 12-23 months who visited the research public health centers means the period of January to December 2012 and was diagnosed as a case of pneumonia. Control is a neighbor of the case, the ratio of the number of cases and controls is 1:1. Minimum sample size for each of as many as 133 - each group. Multivariate analysis using logistic regression. Major association children under five who are not exclusively breastfed for the occurrence of pneumonia had an OR of 3.58 (95% CI: 2.08 to 6.19) than those who are breastfed exclusively after controlling for confounders.
This study reinforces previous research that proves the strength of association of exclusive breastfeeding on the incidence of pneumonia in infants. Focusing on areas with a number of high incidence of cases of pneumonia, the health department and public health center could further enhance the promotion and facilitation of exclusive breastfeeding, creating a smoke-free area at the household level, reduction in exposure to combustion fumes in the house, increasing maternal knowledge of risk factors associated pneumonia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda
"ABSTRAK
Kolostrum merupakan cairan ASI pertama yang kaya akan protein dan mengandung zat antibodi atau kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi. Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kemantian balita. Masih sedikitnya penelitian mengenai hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap kejadian pneumonia balita menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Penelitian yang melihat hubungan IMD terhadap kejadian pneumonia balita usia 2-23 bulan di Poli MTBS Puskesmas Kecamatan Kalideres tahun 2018 ini menggunakan desain kasus kontrol. Sampel penelitian adalah 62 kasus dan 62 kontrol. Dari hasil penelitian didapatkan hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap kejadian pneumonia balita usia 2-23 bulan di Poli MTBS Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2018 dengan OR 2,527 (95% CI 1,173 - 5,364). Artinya, balita usia 2-23 bulan yang tidak melakukan IMD memiliki risiko 2,527 kali lebih besar menjadi sakit pneumonia dibandingkan dengan balita usia 2-23 bulan yang melakukan IMD.

ABSTRACT
Colostrum is the first breast milk that rich in protein and contains antibodies or immune serving as bodies protection against infection. Pneumonia is one of main causes of death among infants. Fewer researchers on relation of early breastfeeding's initiation to pneumonia among infants was the reason for this study. This research sees relation of early breastfeeding's initiation to pneumonia among 2-23 months infants on MTBS at Kalideres public health center 2018 by using case control method. Samples of this research are 62 cases and 62 controls. Result of this research shows relation of early breastfeeding's initiation to pneumonia among 2-23 infants on MTBS at Kalideres public health centers 2018 (OR 2,527 ; 95% CI 1,173 - 5,364). It means infants among 2-23 months without early initiation of brestfeeding have 2,527 times greater risks of pneumonia than infants among 2-23 months with early initiation of brestfeeding."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resa Ana Dina
"Pneumonia merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare diantara balita. Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian balita di Indonesia. Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas neonatal antara lain promosi menyusui dini dan diikuti dengan pemberian ASI eksklusif. ASI merupakan minuman alami bagi bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupannya yang bermanfaat untuk kesehatannya. Namun sayang, cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah. tingginya angka pneumonia dan rendahnya cakupan ASI eksklusif ini perlu mendapatkan perhatian. Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol. Kasus adalah anak usia 1-5 tahun yang didiagnosa pneumonia oleh dokter/bidan/perawat yang berkunjung ke puskesmas terpilih. Kontrol adalah anak usia 1-5 tahun yang didiagnosa tidak pneumonia dan penyakit berat yang berkunjung ke puskesmas terpilih. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat, stratifikasi, dan multivariat dengan logistik regresi. Dan hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang diberi ASI tidak eksklusif memiliki Rasio Odds 6,699 kali (95% CI: 3.204-14.007) untuk mengalami kejadian pneumonia dibandingkan anak yang diberi ASI eksklusif setelah dikontrol dengan variabel adanya perokok, adanya asap pembakaran, pendidikan ibu, riwayat imunisasi DPT lengkap dan status gizi. Hasil penelitian ini membuktikan hipotesis penelitian yaitu pemberian ASI tidak eksklusif meningkatkan risiko kejadian Pneumonia dibandingkan yang diberi ASI eksklusif pada anak usia 1-5 tahun di Kabupaten Bogor. Intervensi melalui promosi ASI eksklusif selama enam bulan, program anti rokok, penggunaan bahan bakar untuk masak yang sempurna pembakarannya, pemberdayaan ibu rumah tangga, imunisasi DPT dan perbaikan gizi, perlu dilakukan secara terintegritas untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit Pneumonia.

Pneumonia is one of main cause after diarrhea among under-five year children. It was showed that Pneumonia had become a major public health problem which contributed toward the high of mortality among under-five year children. The intervention action we can do is breastfeeding initiation promotion and giving exclusive breastfeeding. Breastfeeding is a natural food for newborn particularly in the first month of life, that very important for their health in the future. Unfortunately, the practice of exclusive breastfeeding in Indonesia was not really good. The high prevalence of Pneumonia and the low of exclusive breastfeeding practice, so we should give more attention for this problem. The objective of study was to identify the role of exclusive breastfeeding practice with lower respiratory tract infection in under-five children in Bogor District. This study used case control design. Sample was selected by purposive (for cases) and random sampling (for control). Each group consist 107 cases and 107 controls. Case definition is children suffered Pneumonia whom diagnosed by doctor/midwives/nurse seeking for treatment at selected health center. Control definition is children without Pneumonia whom diagnosed by doctor/midwives/nurse seeking for treatment at selected health center. Data analysis used univariate, bivariate, stratification, and multivariate using logistic regression. And the result of study showed that children whom not given exclusive breastfeeding had the risk Rasio Odds 6,699 kali (95% CI: 3.204-14.007) greater to Pneumonia than children whom given exclusive breastfeeding in under-five year children after controlled by smoker at home, air pollution from cooking at home, level education of mother, immunization status and nutrition status. This result succeed to prove the hypothesis that not giving exclusive breastfeeding practice increasing the risk to Pneumonia than whom given exclusive breastfeeding in under-five year children. Intervention through exclusive breastfeeding promotion, anti-cigarette program, use of stove with perfect burst, mother empowerment, immunization, improving nutrition status should applied at each family for decreasing morbidity and mortality caused by lower respiratory tract infection in under-five year children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Zahra Lydia Cross
"ASI eksklusif terbukti menjadi makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada anaknya selama 6 bulan pertama. Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia perlu menjadi perhatian mengingat tingginya risiko kesehatan yang dapat mengancam pertumbuhan, kesehatan, hingga menyebabkan kematian bayi jika tidak ASI eksklusif. Berbagai faktor ditemukan menjadi penentu dalam praktik pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia. Desain yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder IFLS-5 tahun 2014-2015 yang memiliki sampel anak usia 6-23 bulan sebanyak 1550 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan prevalensi pemberian ASI eksklusif hingga usia minimal 5 bulan adalah sebesar 24,9%. Analisis bivariat menemukan beberapa faktor yang berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif, yaitu usia ibu, pendidikan ibu, berat badan lahir, tempat persalinan, penolong persalinan, dan kunjungan ANC. Faktor status pekerjaan, status perkawinan, paritas, pengetahuan terkait ASI eksklusif, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, dan kunjungan PNC ditemukan tidak berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif dalam penelitian ini. Hasil analisis multivariat menemukan usia ibu sebagai faktor dominan pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan anak usia 6-23 bulan di Indonesia dengan OR 2,13. Penelitian ini menunjukkan bahwa optimalisasi praktik menyusui pada usia reproduktif dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan hingga 2,1 kali lebih tinggi.

Exclusive breastfeeding (EBF) is proven to be the best food a mother can give to her child during the first 6 months. The low prevalence of EBF in Indonesia needs to be a concern given the many health risk of not breastfeeding exclusively, such as delayed growth, threatened health, and infant mortality. Various factors were found to be determinants in the practice of exclusive breastfeeding. This study was conducted to identify the dominant factor associated with 6-month EBF among children aged 6-23 months in Indonesia. The design used in this study is cross-sectional using IFLS-5 2014-2015 as a secondary data with a sample of 1550 children aged 6-23 months. Data were analyzed using chi square test dan multiple logistic regression test. The result found the prevalence of 5-month EBF was 24,9%. Bivariate analysis found several factors that were significantly related to EBF, which are maternal age, maternal education, birth weight, place of delivery, birth attendant, and ANC visits. The factors of employment status, marital status, parity, knowledge related to EBF, gender, area of residence, and PNC visits were not found to be significantly related to EBF practice in this study. The result of multivariate analysis showed maternal age as the dominant factor of EBF practice in mothers with children aged 6-23 months in Indonesia with an OR of 2,13. This study shows that optimizing breastfeeding practices at reproductive age can increase the success of 6-month EBF up to 2,1 times."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifan Fauzie
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, jumlah pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 jiwa, dengan komposisi 64,63% adalah pekerja laki-laki dan sebanyak 35,37% wanita yang bekerja. Permasalahan yang timbul adalah perlakuan yang sama dalam segi kesehatan bagi wanita yang bekerja sedangkan mereka memiliki perbedaan sesuai kodratnya. Diantaranya adalah wanita yang bekerja akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayinya. Kenyataan yang ada saat ini adanya suatu kontradiksi antara keadaan tersebut dengan program pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia seperti yang telah ditetapkan melalui Kepmenkes RI No. 450/MENKFS/IV/2004. Pihak wanita yang bekerja di Indonesia saat ini hanya mendapatkan cuti resmi berdasarkan peraturan pemerintah yaitu 6 rninggu sebelum melahirkan dan 6 minggu setelah melahirkan. Dengan masa cuti itu sulit untuk mencapai cakupan ASI eksklusif seperti yang telah ditargetkan.
Keberhasilan menyusui secara eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) relatif lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja di luar rumah. Meskipun pada beberapa tahun terakhir didapatkan adanya kecenderungan peningkatan angka caku pan wanita yang menyusui bavinva segera setelah melahirkan, namun angka cakupan ASI eksklusif itu sendiri masih rendah. Faktor cuti melahirkan, dukungan dari pihak keluarga maupun tempat kerja, tingkat pemahaman tentang keunggulan ASI, dan persepsi yang salah tentang menyusui dapat merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya angka cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja. Faktor lain adalah pengaruh media rnassa dan lama waktu meninggalkan rumah.
Hingga saat ini belum didapatkan data-data yang pasti mengenai pola menyusui dan cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) di Indonesia serta faktor-faktor yang cenderung dapat mempengaruhinya sehingga diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa masalah pada pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja, yaitu :
1. Berapa besar proporsi ibu pekerja di beberapa tempat di Jakarta yang menyusui sendiri bayinya ?
2. Faktor-faktor apa yang memiliki kecenderungan untuk dapat mempengaruhi pemberian AS1 eksklusif pada ibu bekerja di Jakarta?
3. Bagaimana pengetahuan ibu pekerja mengenai fisiologi laktasi ?"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hutagalung, Frisky Valentina
"Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat sampai dengan usia 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2016 adalah 43,5. Kondisi ini belum mencapai target nasional sebesar 80. Penelitian ini mengukur proporsi pemberian ASI eksklusif dan mempelajari faktor yang berhubungan pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi dengan desain cross sectional. Penelitian menemukan bahwa proporsi pemberian ASI eksklusif untuk tahun 2017 sebesar 56,8 95 CI: 54 -66, hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi. Temuan lain adalah ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan sangatlah penting terhadap keberhasilan dalam ASI eksklusif. Bidan dan kader perlu berperan lebih besar dalam pemantauan pemberian ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding is breastfeeding alone without any fluids or solids except vitamins, minerals or medicines up to 6 months of age. The exclusive breastfeeding coverage at Health Center of Setiabudi Subdistrict in 2016 was 43.5. This condition has not reached the national target of 80. This study among measured the proportion of exclusive breastfeeding and studied factors related to breastfeeding infants aged 0 6 months in Health Center of Setiabudi Subdistrict with cross sectional design. The study found that the proportion of exclusive breastfeeding for 2017 was 56.8 95 CI 54 66, indicating improvement in exclusive breastfeeding conditions in Health Center of Setiabudi Subdistrict. Another finding is that there is a relation between support of health workers and exclusive breastfeeding behaviors. This suggests that the role of health workers is crucial to success in exclusive breastfeeding, especially midwives and cadre roles in exclusive breastfeeding monitoring."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Fahlevi
"Salah satu penyebab tingginya tingkal kematian bayi dan banyaknya balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia adalah terkait dengan praktek pemberian ASI yang dilakukan. Scpcrti bclum adanya kesadaran akan pentingnya pemberian ASI secara eksklusifl pemberian kolostrum, pemberian MP-ASI yang tidak tepat, kualitas gizi dari ASI itu sendiri, dan lain-lain.
Untuk mengamati permasalahan tersebut, maka tesis ini khusus akan mempelajari tentang risiko penghentian pemberian ASI pada balita berdasarkan faktor-faktor sosial, ekonomi dan demograii pada tiga walayah pengamatan, yaitu Indonesia, DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang pengaruh masing-masing karakteristik pengamatan tcrhadap risiko pcnghcntian pemberian ASI pada balita. Metode yang digunakan adalah dengan tabulasi silang untuk analisis desk1iptiiĀ§ dan Regresi Cox untuk analisis inferensialnya.
Hasilnya secara umum menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka pengaruhnya semakin besar tcrhadap risiko penghentian pemberian ASI, begitu juga dengan status ekonomi rumahtangga. Sedangkan umur ibu saat melahirkan menunjukkan pola bahwa semakin muda ibu saat melahirkan maka kecenderungan untuk mengalami risiko penghentian pemberian ASI juga semakin besar. Dilihat dari status bekezja ibu, maka ibu yang mempunyai kecenderungan lebih besar untuk mengalami risiko penghcntian pernberian ASI adalah ibu yang bekeqja di luar rumah, teruzama jika dibandingkan dengan ibu yang tidak bekenja. Sedangkan untuk urutan anak, maka bayi yang merupakan anak ttmggal cenderung lebih cepat mengalami penghentian pemberian ASI. Kernudian dari vaxiabel keberadaan famili lain dalam rllmahiangga, temyata ada atau tidak adanya famili Iain dalam rumahtangga tidak rnenunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap risiko penghentian pemberian ASI pada balita.

One of the causes of high infant mortality rate and high malnutrition rate in Indonesia is breastfeeding (Air Susu lbu) activity. The causes are such as no awareness of the importance of breastfeeding exclusively, colostrums giving activity, inappropriate MP-ASI, the nutrition's quality of breastfeeding, and others.
To observe the problems, this thesis will describe and learn risk of termination on breastfeeding. The case is based on social factor, economic factor and demographic factor on three regions; there are Indonesia, DKI Jakarta and West Nusa Tenggara. The aim of this research is to give description about the influence of each characteristic into the risk of termination on breastfeeding. The research's methods are cross-tabulation for descriptive analysis and Cox regression for inference analysis.
The research's result is about education level. The higher mother's education and household economic status influences higher risk of breastfeeding termination. Based on the mother's age of birth, the yotmger mother influences higher risk of termination on breastfeeding. Based on mother's working status, compared by housewife, the mother works outside of home affects the higher risk of termination on breastfeeding. Based on order of child, single baby is tendency to higher risk of termination on breastfeeding. Based on relative families in the household variable, there is no significant correlation on the risk of breastfeeding.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34250
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Citra Dewi Gunawan
"Masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia dikarenakan rendahnya pengetahuan dan perilaku ibu serta kurangnya dukungan dari suami dan keluarga. Pendidikan kesehatan dengan pendampingan suami pada ibu hamil diharapkan akan lebih dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku pemberian ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kelas edukasi dengan pendampingan suami terhadap pengetahuan dan praktek pemberian ASI yang diadakan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Pusat di DKI Jakarta. Penelitian menggunakan quasy experimental dengan rancangan non-randomized control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan terhadap ibu hamil yang mengikuti kelas edukasi, terbagi menjadi 33 ibu dengan pendampingan suami sebagai perlakuan dan 33 ibu tanpa pendampingan suami sebagai kontrol. Pengetahuan diukur dengan pretest dan segera setelah kelas edukasi (post test 1) sedangkan praktek diukur satu tahun setelah kelas edukasi (post test 2). Untuk mengetahui hubungan kelas edukasi dengan pengetahuan digunakan Uji McNemar. Untuk melihat hubungan kelas edukasi dengan praktek digunakan uji Chi-square. Analisis Multivariat menggunakan regresi logistik. Kelas edukasi berhubungan secara bermakna dengan pengetahuan baik pada kelompok perlakuan(p=0,006) maupun kontrol(p=0,045) Hubungan juga bermakna pada kelas edukasi dengan praktek pemberian ASI(p=0,000). Hasil dari analisis multivariat menunjukkan bahwa kelas edukasi dengan pendampingan suami merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap praktek pemberian ASI(p=0,000) dengan OR 3,8. Kelas Edukasi dengan pendampingan suami lebih meningkatkan pengetahuan dan praktek pemberian ASI dibandingkan kelas edukasi tanpa pendampingan suami.

The main problem lack of breastfeeding in Indonesia due to lack of knowledge and behavior of the mother as well as a lack of support from her husband and family. Health education, accompanied by husband in pregnant women are expected to be able to increase the knowledge and behavior of breastfeeding. The objective of this study is to determine the effect of education class accompanied by husband on knowledge and practice of breastfeeding in pregnant women organized by AIMI in DKI Jakarta. This study was a quasi experimental research using non-randomized control group pretest-posttest design. Research conducted on pregnant women who take class education, divided into 33 mothers with accompanied by husband as treatments and 33 mothers with no accompanied by husband as a control. Knowledge is measured by pretest and immediately after class education (post-test 1) while practices were measured one year after (post-test 2). To determine the relationship of education class with knowledge used McNemar test. Chi-square test was used to determine relationship betwen education class with practice. Multivariate analysis using logistic regression. Education class was significantly associated with better knowledge of the treatment group (p = 0.006) and controls (p = 0.045) were also significant in relationship education class with breastfeeding practices (p = 0.000). Results of multivariate analysis showed that education class accompanied by husband is the most influential ones on breastfeeding practices (p = 0.000) with OR 3.8. Education class with accompanied by husband further enhance the knowledge and practice of breastfeeding compared with no husband accompanied."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>